Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Sejalan dengan visi STIKes Kuningan (STIKKU) pada Tahun 2015Menjadi
Perguruan Tinggi Kesehatan yang Terdepan Dalam Mutu di Jawa Barat dan Berdaya
Saing Nasional yang Dilandasi Spirit Inovasi Religius, maka sejak tahun 2009 telah
disusun Rencana Strategis STIKKU 2009 2024 sebagai revisi atas Rencana Induk
Pengembangan (RIP) STIKKU 2006 2010. Penyusunan Renstra STIKKU telah
melibatkan seluruh sivitas akademika STIKKU bersama dengan para pemangku
kepentingan (stakeholder) lainnya. Dengan demikian sejak awal Tahun Akademik
2009/2010 kemaren, STIKKU telah memantapkan diri untuk melangkah lebih terarah dan
visioner menghadapi masa depan yang sarat dengan turbulensi perubahan. Sudah tentu,
seluruh sivitas akademika STIKKU harus memiliki kemampun adaptif dalam rangka
merespons berbagai dampak yang akan terjadi.
Sebagai institusi pendidikan tinggi yang bergerak di bidang kesehatan, sudah tentu
salah satu tujuan utama penyelenggaraan pendidikan di STIKKU adalah menghasilkan
SDM kesehatan yang kompeten, profesional, dan memiliki daya saing baik pada tingkat
nasional maupun global. Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi diyakini
akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) bertekad untuk menjadi salah satu
perguruan tinggi yang bertanggung jawab menghidupkan elanvital keilmuan yang didasari
oleh spirit inovasi dan entrepreneurshipdalam balutan budaya religius yang kokoh dan
kontributifuntuk berkarsa dan berkarya nyata dalam mendorong terwujudnya masyarakat
madani (civil society) dan masyarakat yang berbasis pengetahuan (knowledge-based
society).
Pada tataran pragmatis, lulusan STIKKU dirancang untuk mampu survive memasuki
lingkungan masyarakat masa kini dan masa depan. Lulusan STIKKU mau tidak mau,
suka tidak suka diharuskan memiliki wawasan dan spirit kebangsaan yang tinggi yang
berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Semua lulusan STIKKU harus melek
Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millenium sebagai
komitmen seluruh pemimpin dunia terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat
dunia, termasuk Indonesia. SDM Kesehatan yang dihasilkan STIKKU harus memiliki daya
saing yang berkontribusi nyata pada upaya penurunan kematian ibu dan bayi, perjuangan
kesetaraan gender, penanggulangan HIV-AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya,
serta pelestarian lingkungan hidup.
Selain itu, kondisi bangsa Indonesia yang kini memiliki Indeks Daya Saing
(Competitiveness Index) di ranking 5 dari 10 di antara negara ASEAN lainnya serta
peringkat ke-107 dari 170 negara di dunia dalam hal pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia (Human Development Index) seharusnya menjadi sumber motivasi bagi seluruh
elemen bangsa ini untuk melakukan berbagai langkah perbaikan. Institusi pendidikan
tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam pencapaian seluruh tujuan
pembangunan milenium yang pada gilirannya akan berkiontribusi pada peningkatan IPM
bangsa Indonesia.Tugas lembaga pendidikan tinggi mulai mengalami pergeseran dari
yang tadinya teaching university ke knowledge server bahkan menjadi mitra jasa dalam
bidang research andinnovation. Proses pembelajaran yang terjadi tidak lagi dipandang
sebagai learning as a preparation for living sebagaimana yang kini berlangsung, namun
harus didorong pada proses enable people to learn in the process of living atau
memampuan manusia untuk tetap bisa belajar dalam proses kehidupan (long life
learning). Jelas sudah apabila suatu institusi pendidikan tinggi ingin menjadi sebuah
lemabaga knowledge server, maka terlebih dahulu pendidikan tinggi harus mampu

mengelola serapan dan produk pengetahuannya (managing knowledge) yang dapat


dibantu dengan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (information and
communication technology).
Dalam upaya mewujudkan daya saing lulusan seperti digambarkan di atas, sudah
tentu eksistensi dosen sebagai tenaga pendidik di institusi pendidikan tinggi, khususnya di
STIKKU menjadi sangat penting dan strategis.Dosen merupakan kelompok yang paling
penting di perguruan tinggi, karena dosenlah yang melaksanakan fungsi utama perguruan
tinggi yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi kegiatan pendidikan, penelitian,
pengabdian pada masyarakat, dan manajemen. Pimpinan PT (rektor universitas/dekan
fakultas/ketua juruan/ketua program studi) dipilih dari kelompok dosen dan pimpinan unitunit kerja dalam bidang akademik seperti lembaga penelitian, lembaga pengabdian
masyarakat, ketua pusat studi, dan lain-lainnya. Demikian juga dalam hal jenjang
pendidikan dan kemampuan akademik, kelompok dosen lebih tinggi daripada kelompok
lainnya (mahasiswa, tenaga penunjang akademik, dan tenaga administrasi).
Kekuatan sebuah PT sangat ditentukan olehkekuatan dosen-dosennya.Tuntutan
masyarakat akan jumlah dan mutu output yang dihasilkan oleh PT makin besar, misalnya
lulusan. Meskipun jumlah lulusan yang dihasilkan PT jauh lebih banyak dari yang sudahsudah, tetapi untuk bidang-bidang tertentu dan lebih-lebih mutu-nya dirasakan masih
belum memenuhi harapan, termasuk dalam hal ini bidang ilmu kesehatan.
Makin maju peradaban, makin keras persaingan dalam berbagai bidang, termasuk
dalam bidang iptek, apalagi dengan adanya globalisasi.Perguruan tinggi menjadi tumpuan
masyarakat untuk menghasilkan SDM yang bermutu tinggi.Pemberdayaan dosen
merupakan suatu keharusan bagi PT, karena merupakan kunci keberhasilan PT itu
sendiri.Pemberdayaan dosen yang dimaksudakan dibatasi dalam hal berkaitan dengan
peningkatan kemampuan/kegiatan akademiknya, khususnya dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dalam merespon situasi tersebut, STIKes Kuningan (STIKKU) mewajibkan dirinya
untuk memperluas dan memeratakan akses pada pendidikan tinggi dan pelayanan
masyarakat yang menjadi bagian dari tanggung jawab sosial Perguruan Tinggi. Selain itu,
tuntutan dan harapan masyarakat pun semakin meningkat sehingga STIKes Kuningan
berkewajiban untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas makin tinggi dan mampu
berdiri setara dalam pergaulan masyarakat dunia, berperan aktif dalam menggerakkan
potensi masyarakat khususnya di bidang kesehatan, serta menghasilkan karya yang
mampu mendorong peningkatan keunggulan dan daya saing bangsa.
Agar dapat memanfaatkan keunggulan strategis secara lebih optimal, diperlukan
jaminan tatanan manajemen STIKKU menuju kemandirian dalam menentukan kebijakan
yang mencakup bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Tatanan baru
dengan asas kemandirian akan merupakan perangkat yang memperlancar pelaksanaan
peran-peran dan pemenuhan harapan-harapan. Kemandirian ini juga diperlukan untuk
mewujudkan institusi STIKKU yang efektif, berwawasan kualitas, dan efisien dalam
pengelolaannya serta sekaligus akuntabel pada masyarakat.Kemandirian sebagai
perguruan tinggi yang otonom harus diartikan sebagai peningkatan tanggung jawab dan
peran STIKKU dalam membangun bangsa melalui peningkatan sumberdaya manusia dan
intelektualitasnya, khususnya di bidang kesehatan.Sebagai perguruan tinggi yang
bergerak di bidang kesehatan, STIKKU harus dapat menempatkan diri pada posisi
terkemuka dalam pertumbuhan kualitas pendidikan tinggi. Oleh karena itu, dalam rangka
peran sertanya.untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing bangsa, STIKKU perlu
mengembangkan program dan kegiatan untuk menjadi institusi pendidikan kesehatan
yang diakui secara nasional bahkan internasional dengan selalu berorientasi pada
kualitas, kompetensi, dan profesional yang bertumpu pada 3 (tiga) spirit yaitu inovasi
entrepreneurship religius. Dengan kemandiriannya, STIKKU meningkatkan perannya

sebagai kekuatan penting dalam mengembangkan institusi pendidikan kesehatan yang


Terdepan Dalam Mutu di Jawa Barat khususnya, dan lebih jauhnya lagi di Indonesia.
Berdasarkan isu-isu strategis di atas dan tuntutan Undang-Undang RI No. 14
Tahun 2005 yang menyatakan bahwa seorang dosen minimal memiliki kualifikasi
akademik sekurang-kurangnya S2, maka STIKKU memandang penting disusunnya
sebuah perencanaan pengembangan dosen-dosen di STIKKU dalam 5 tahun ke depan.
Setiap dosen tetap di STIKKU mengemban misi institusi sehingga dosen harus mampu:
(1) menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara berkelanjutan dan
berorientasi pada peningkatan daya saing sivitas akademika; (2) melaksanakan program
akademik dan non-akademik yang inovatif dan mampu meningkatkan softskill yang
dibutuhkan oleh institusi pengguna lulusan serta memperkuat kecerdasasan emosionalspiritual sivitas akademika; (3) mengembangkan kerjasama kemitraan strategis dalam hal
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pendayagunaan lulusan baik di dalam
maupun di luar negeri; (4) mengembangkan dan memperkuat manajemen perguruan
tinggi yang mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (good university governance);
dan (5) meningkatkan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang berbasis
pengembangan budaya kualitas, wirausaha, dan profesionalitas.
Pelaksanaan atas kelima misi tersebut bukanlah merupakan proses yang mudah.
Sebagai institusi yang sedang bersemangat untuk mengimplementasikan Sistem
Penjamunan Mutu Internal (SPMI), maka para pimpinan STIKKU telah melakukan analisis
SWOT yang khusus berkaitan eksistensi dosen. SWOT ini dilakukan sebagai dasar bagi
perumusan rencana strategis ke depan untuk pengembangan dosen STIKKU. Berikut ini
digambarkan hasil analisis SWOT-nya:
Beberapa kekuatan (strength) yang dimiliki dosen tetap STIKKU saat ini adalah:
(1) usia rata-rata dosen tetap adalah 31 tahun sehingga usia muda ini diasumsikan masih
terbuka peluang pengembangan karir baik dalam lingkup profesinya sebagai tenaga
kesehatan maupun sebagai dosen; (2) rata-rata Indeks Kinerja Dosen tetap selama ini
sudah mencapai 3,11 (di atas standar yang ditetapkan SPM yaitu 3,00) yang meliputi
penilaian mahasiswa terhadap 4 (empat) kompetensi dosen yaitu kompetensi profesional,
pedagogis, kepribadian, dan sosial; (3) STIKKU telah memiliki sistem rekrutmen dosen
yang berbasis kompetensi melalui seleksi administratif, tes wawancara, tes MMPI, dan tes
microteaching; (4) ketersediaan dukungan Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan
yang besar terhadap pengembangan dan pemberdayaan dosen; (5) ketersediaan
lingkungan kerja dan suasana akademik yang kondusif di STIKKU, termasuk ketersediaan
Kode Etik Dosen; (6) ketersediaan sistem penjaminan mutu yang telah diimplementasikan
cukup baik di STIKKU, termasuk ketersediaan standar kinerja dosen dalam Tri Dharma
PT; (7) rasio dosen dan mahasiswa di masing-masing program studi sudah mencapai
standar minimal yaitu 1:20
Beberapa kelemahan (weakness) yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
(1) sebagian besar (87%) dosen tetap belum berkualifikasi akademik S2, namun jika
dihitung dari dosen yang sedang tugas belajar S2 saat ini maka yang belum S2
mencapai 73%; (2) sebagian besar (87%) dosen tetap juga belum memiliki jabatan
akademik karena terkendala persyaratan kualifikasi akademik yang minimal harus S2; (3)
hampir seluruh dosen tetap belum ada yang memiliki sertifikasi dosen karena persoalan
persyaratan jabatan akademik minimal Lektor; (4) pengalaman klinis (pengalaman bekerja
di pusat pelayanan kesehatan) sebagian besar dosen tetap masih rendah; (5)
produktivitas dosen dalam menghasilkan karya akademik masih rendah, (6) belum semua
dosen memiliki sertifikat AA dan Pekerti, (7) budaya meneliti dosen masih rendah, (8)
beban kerja dosen dalam seminggu relatif belum proporsional; (8) tingkat kesejahteraan
dosen tetap (gaji dan insentif lainnya) relatif belum memadai dibandingkan dengan
kebutuhan minimal dosen dalam pengembangan karirnya.

Selain kekuatan dan kelemahan di atas, terdapat juga beberapa peluang


(opportunity) yakni: (1) komitmen Yayasan dalam pengembangan dosen di STIKKU
sangat besar; (2) ketersediaan beasiswa bagi dosen yang disediakan pemerintah untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan S2, baik di dalam maupun di dalam negeri; (3)
ketersediaan program magang, recharging, dan lain-lainnya yang berkontribusi bagi
peningkatan kompetensi dan pengalaman dosen; (4) ketersediaan berbagai hibah yang
disediakan bagi dosen oleh pemerintah untuk penelitian dan pengabdian masyarakat; (5)
pengembangan sistem informasi berbasis jaringan lokal dan global di kampus; (6)
kebijakan pemerintah dalam pengembangan dosen, termasuk dalam hal sertifikasi dosen
Disamping peluang, terdapat pula ancaman (threat) yang mempengaruhi
eksistensi dosen-dosen tetap di STIKKU di antaranya: (1) budaya materialistis dan
pragmatisme akademik yang sudah mulai tumbuh subur di kalangan para akademisi; (2)
banyak institusi pendidikan tinggi sejenis yang menawarkan sistem kesejahteraan dosen
yang lebih kompetitif, (3) rekrutmen pegawai negeri untuk spesifikasi profesi yang sama
dengan yang selama ini digeluti dosen.
Berdasarkan analisis SWOT di atas, STIKKU telah menetapkan strategi
pengembangan dan pemberdayaan dosen yang mengarah pada upaya perwujudan tata
nilai yang berkembang di STIKKU selama ini. Sebagaimana tercantum dalam Rencana
Strategis STIKKU 2009 2014, beberapa nilai yang menjadi landasan filosofis bagi
pengembangan dosen di STIKKU antara lain adalah: (1) proaktifyang berarti bahwa
seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu melakukan tindakan proaktif dalam
mengambil keputusan apapun, dan dengan demikian tidak bertindak berdasarkan ikutikutan atau mengacu pada budaya kerumunan; (2) open-mind yang berarti bahwa
seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan dapat bersikap terbuka terhadap pikiran
orang lain serta responsif dan adaptif terhadap lingkungan yang berubah setiap saat dan
tidak menentu sehingga tetap bisa survive dalam turbulensi perubahan di era global; (3)
inovasi, bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan terus mengembangkan
spirit berinovasi dalam berkreasi baik dalam pelaksanaan tugas Tri Dharma Perguruan
Tinggi maupun dalam penyelenggaraan tata kelola perguruan tinggi menuju perguruan
tinggi yang otonom, bermutu, berakreditasi dan akuntabel; (4) sinergi dan harmoni yang
berarti bahwa seluruh sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki dan bersinergi menjadi simpul kekuatan STIKKU dalam
semangat harmoni serta mampu mengembangkan berbagai kerjasama kemitraan dengan
semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang didasarkan pada prinsip-prinsip
kerjasama yang mutualistis dan visioner; dan (5) religius yang berarti bahwa seluruh
sivitas akademika STIKKU diharapkan mampu menunjukkan diri sebagai individu-individu
yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu
menunjukkan syiarnya melalui pelaksanaan ajaran Islam dalam kehidupan akademis
dalam upaya menghasilkan generasi yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

BAB II
PROFIL PERGURUAN TINGGI
2.1 Profil Program Studi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) merupakan institusi yang
taat asas sehingga eligibilitasnya dapat dipertanggungjawabkan.Semenjak awal
didirkan pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI.No.
278/D/O/2006 tanggal 22 Desember 2006.Setelah memenuhi kewajiban melaporkan
EPSBED ke Ditjen Dikti melalui Kopertis Wilayah IV, maka Program Studi D3
Kebidanan STIKKU mendapatkan ijin perpanjangan pertama berdasarkan Surat
Keputusan Ditjen Dikti No. 4230/D/T/2008 dan pada bulan Pebruari 2009, PS Ilmu
Keperawatan juga mendapatkan SKperpanjangan ijin No. 1159/D/T/K-IV/2009.
Sejak diberlakukannya PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang kemudian diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun
2010, bahwa perguruan tinggi harus melakukan penjaminan mutu pendidikan sebagai
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.Sehubungan dengan hal
tersebut, STIKKU sudah melakukan penjaminan mutu internal maupun eksternal.
Pejaminan mutu internal yang dilakukan oleh STIKKU sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dengan membuat Satuan Unit Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
dan penjaminan mutu eksternal oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan TInggi
(BAN-PT). Program Studi yang sudah terkareditasi oleh BAN-PT yaitu Program Studi
D3 Kebidanan dengan kategori B BAN PT dengan SK BAN PT nomor 009/BANPT/Ak-IX/DPL-III/VI/2009 tanggal 26 Juni 2009, sedangkan untuk Program S1 Ilmu
Keperawatan masih dalam tahap pengsulan dan ditargetkan pada Oktober 2010
sudah terakreditasi.
Adapun distribusi jumlah program studi di STIKKU dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut ini :
Tabel. 2.1. Distribusi Jumlah Program Studi di STIKKU
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
Jumlah Program Studi

Rata2
pert. (%)
0

Pada awal Tahun Akademik 2010/2011, STIKKU berencanamengembangkan


program studi baru yang sampai dengan 29 Juni 2010 telah mendapatkan ijin
pertimbangan dari Ditjen Dikti yaitu Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat.Alasan
pembukaan Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat adalah sejalan dengan hasil
analisis SWOT yang dilakukan bahwa Program Studi bidang ilmu kesehatan yang
memiliki banyak konsentrasi/peminatan adalah Kesehatan Masyarakat yaitu
Administrasi Kebijakan Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Gizi Kesehatan
Masyarakat, Epidemiologi, Sistem Informasi Kesehatan, Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku, Kesehatan Reproduksi, dan sekarang di UI dibuka lagi khusus Kebidanan
Komunitas.
Berdasarkan analisis kebutuhan tenaga kesehatan yang dipublikasikan
Pusdiknakes BPPSDM Kementerian Kesehatan Tahun 2009, saat ini Kementerian
Kesehatan membutuhkan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam
melaksanakan upaya promosi dan pendidikan kesehatan yang efektif, tenaga
kesehatan lingkungan dan pengenali wabah penyakit yang handal, serta tenaga

bidan yang memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang efektif dalam
mengelola program KIA. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Program Studi S1
Ilmu Kesehatan Masyarakat yang dikembangkan di STIKKU akan difokuskan pada 3
(tiga) konsentrasi yaitu: Promosi Kesehatan, Kebidanan Komunitas, dan Kesehatan
Reproduksi. Hal ini sejalan dengan rencana pengembangan Lembaga Penelitian
STIKKU yang pada tahun 2011 mulai akan membentuk Pusat Studi Olahraga dan
Promosi Kesehatan dan Pusat Studi Kesehatan Reproduksi Remaja sebagai pusat
keunggulan (center of excellence) di STIKKU.
Untuk peminatan Kebidanan Komunitas input-nya hanya difokuskan pada
program transfer yaitu lulusan D-III Kebidanan dan telah memiliki pengalaman kerja
minimal 2 tahun sebagai bidan di desa. Sedangkan untuk dua konsentrasi lainnya,
bisa dibuka program reguler non-transfer dan juga transfer dari D-III Ilmu Kesehatan
lainnya. Sedangkan pada awal Tahun 2011 akan diusulkan satu lagi program studi
baru yaitu D-III Farmasi. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Tim
Pengembangan STIKKU bahwa pada kedua Program Studi tesebut masih
berpeluang untuk menghasilkan output tenaga kesehatan dapat diterima oleh
masyarakat khususnya stakeholder.

2.2. Profil Mahasiswa


Penerimaan mahasiswa di STIKKU mengacau pada Peraturan Pemerintah No.
60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi yang kini sudah disempurnakan menjadi
Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaran
Pendidikan Tinggi dan Renstra STIKKU 2009-2014. Persyaratan untuk menjadi
mahasiswa STIKKU diatur dengan SK Ketua STIKKU. Dalam perkembanganya
jumlah mahasiswa baru di STIKKU sampai dengan tahun keempatoperasional
terusmengalami peningkatan. Dalam setiap PMB, STIKKU melakukan seleksi
dengan keketatan 1:1,5 1:3 orang.Adapun distribusi jumlah mahasiswa dapat dilihat
pada tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel. 2.2. Distribusi Jumlah Mahasiswa STIKKU
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Mahasiswa
Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan
Jumlah Mahasiswa
Program Studi D 3
Kebidanan

58

Rata2 pert.
(%)

25

32

35

60

0,2 %

97

83

136

120

0,28 %

Berdasaran tabel diatas rata-rata pertumbuhan jumlah mahasiswa Program


Studi S1 Ilmu Keperawatan selama 4 tahun terakhir ini adalah 0,2% setiap tahunnya
dan untuk Program Studi D3 Kebidanan 0,28% setiap tahunnya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut adalah meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap STIKKU dan adanya kecenderungan meningkatnya kebutuhan
tenaga keperawatan profesional dan masih terbukanya lahan bagi pengembangan
profesi bidan untuk 3 5 tahun mendatang. Sebagai bentuk tanggung jawab STIKKU
terhadap kepercayaan masyarakat, maka STIKKU dan Yayasan terus berkomitmen
untuk menningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan,melalui pemenuhan 8
standar nasional pendidikan.
Upaya yang dilakukan antara lain pembangunan Kampus Baru dengan total
investasi Rp 7,5 Milyar pada tahap pertama dan pada awal TA 2010/2011 ini akan
dilanjutkan dengan investasi tahap kedua sebesar Rp 2,1 Milyar. Upaya itu dilakukan
dengan pembangunan prasarana dan pemenuhan berbagai sarana dan fasilitas
penunjang pembelajaran, fasilitas kemahasiswaan yang mendukung peningkatan
hardskill maupun softskill para calon lulusan STIKKU. STIKKU juga telah
berkerjasama dengan perusahan penyalur tenaga kesehatan ke luar negeri, sehingga
lulusan STIKKU dapat bekerja di luar negeri. Dengan upaya strategis STIKKU yang
dilakukan, diharapkan berdampak pada peningkatan kuantitas dan kualitas
mahasiswa STIKKU di masa-masa yang akan datang.

2.3. Profil Dosen


Salah satu unsur terpenting untuk menjamin sustainabilitas penyelenggaraan
pendidikan di STIKKU adalah SDM dosen. Dosen merupakan kelompok yang paling
penting di STIKKU khususnya di Program Studi, karena dosenlah yang
melaksanakan fungsi utama Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan,
penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan manajemen. Dosen harus menguasai
bidang ilmu serta mengikuti perkembangannya agar dapat menyampaikannya
dengan baik, benar dan mutakhir kepada mahasiswa, jadi diperlukan: (1)
peningkatan pengetahuan dosen dalam bidang ilmunya dan bidang ilmu terkait
secara terus menerus dan (2) dosen selalu mengikuti kemajuan bidang ilmunya.
Berikut ini digambarkan keadaan dosen di STIKKU dari Desember 2006 s.d.
Juli 2010:
Tabel 2.3 Distribusi keadaan dosen di STIKKU
Tahun

2005

2006

2007

2008

2009

Rata2 pert.
(%)

Jml dosen

12

14

18

24

0,33

Jml dosen berhenti

Jml dosen belajar S2

Jml dosen lulus S2

Jml dosen belajar S3

Jml dosen lulus S3

Jml dosen direkrut

0,60

Pada tahap awal pendirian STIKKU dengan 2 (dua) program studi yang
diselenggarakannya, maka jumlah dosen tetap yang ada adalah 12 orang yang
tersebar masing-masing 6 orang pada 2 program studi yang ada. Jumlah 6 orang ini
mengacu pada SK Mendiknas No. 234/U/2000 tentang Pendirian Perguruan Tinggi,
dimana untuk masing-masing program studi baru sekurang-kurangnya terdapat 6
orang dosen dengan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV. Karena itu, sampai
dengan TA 2007/2008, STIKKU tidak menambah jumlah dosen karena pada kedua
PS yang ada rasio dosen tetap dengan jumlah mahasiswa masih kurang dari 1 : 20.
Namun sejalan pertambahan jumlah mahasiswa pada tahun ke-3 sejak pendirian,
STIKKU mulai merekrut dosen baru dengan maksud tetap mempertahankan agar
rasio dosen tetap dan mahasiswa tidak melebihi 1 : 20 sesuai ketentuan. Sampai

dengan Tahun 2008 akhir, terdapat 4 orang dosen yang berhenti dengan alasan lulus
tes CPNS.
Sehubungan dengan tuntutan UU No. 14 Tahun 2005, PP No. 19 Tahun 2005,
dan tuntutan profesionalisme, maka mulai Tahun 2009 Yayasan mulai memberikan
kesempatan untuk melanjutkan ke jenjuang S2 dengan biaya penuh dari Yayasan.
Setiap tahunnya Pada tahun 2009, yayasan baru mampu menyekolahkan 2 orang
dosen tetap ke jenjang S2 dalam bidang ilmu yang relevan yaitu (S2 Keperawatan +
Spesialisasi dan S2 Kebidanan).
1. Penambahan/pengurangan jumlah dosen
Secara alami, STIKKU memiliki program yang mengarah pada rekrutasi dosen
baru seiring dengan pertambahan jumlah mahasiswa (student body). Proses
rekrutasi dipicu oleh kebutuhan institusi khususnya Program Studi terhadap dosen
dalam upaya peningkatan rasio dosen tetap dengan mahasiswa. Rasio dosen
tetap dengan mahasiswa menjadi penting karena menyangkut beban kerja dosen
ideal agar dosen mampu melaksanakan kegiatan Tri Dharma PT secara
proporsional.
Rekrutasi dosen juga menjadi penting dalam rangka implementasi Kurikulum
Berbasis Komptensi (KBK) di STIKKU. Implementasi KBK membawa konsekuensi
pada perubahan rasio dosen yang tadinya minimal 1:20 sesuai dengan SK
Mendiknas 234/U/2000 menjadi 1:10 s.d. 1:12, dimana 1 dosen harus menjadi
fasilitator bagi kelompok mahasiswa yang berjumlah 10 12 orang. Keperluan
rekrutasi dosen juga merupakan konsekuensi dari penambahan program studi
baru yaitu PS S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang kini sudah mendapatkan ijin
pertimbangan dan PS Profesi Ners yang sebentar lagi akan diusulkan pasca
akreditasi BAN PT.
Selain itu, pengurangan dosen juga merupakan proses yang alami yang dipicu
oleh beberapa faktor, di antaranya:
a. Lulus tes CPNS
b. Pindah ke institusi lain
c. Pindah domisili karena ikut suami
d. Mengundurkan diri karena alasan sakit
e. Alasan pribadi lainnya
2. Faktor penyebab pengembangan dosen
Pengembangan dosen merupakan bagian terintegrasi dari sistem kepegawaian
yang ada di STIKKU.Tuntutan atas pengembangan dosen merupakan hal yang
mutlak demi peningkatan kompetensi dosen, baik dalam kompetensi professional,
pedagogis, sosial, maupun kepribadian sesuai dengan UU No. 14/2005.
Pengembangan dosen pada intinya meliputi tiga hal utama yaitu: peningkatan
kualifikasi akademik dosen, peningkatan jabatan akademik dosen, dan
peningkatan kompetensi dosen.
Urgensi pengembangan dosen dilatarbelakangi oleh beberapa hal di antaranya:
a. Tuntutan kualifikasi akademik dosen minimal S2 berdasarkan UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
b. Pentingnya dosen untuk memiliki jabatan akademik minimal Asisten Ahli
dengan persyaratan pengusulan minimal berkualifikasi akademik S2;
c. Peningkatan layanan pembelajaran bagi mahasiswa sehingga mendorong
peningkatan kompetensi mahasiswa dan daya saing lulusan

3. Kebijakan pengembangan dosen


Sesuai dengan Tata Aturan Kepegawaian STIKKU, pengembangan dosen
difokuskan pada tiga kebijakan utama yaitu:
a. Peningkatan kualifikasi akademik dosen
Kebijakan peningkatan kualifikasi akademik dosen merupakan salah satu
kebijakan prioritas utama dalam upaya pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan di STIKKU. Kebijakan ini memberikan multiplier effect karena dapat
menjadi dasar bagi pengusulan jabatan akademik para dosen muda yang lulus
lebih dari tahun 2006. Selain itu, kebijakan ini juga dapat menjadi trigger bagi
upaya perbaikan kompetensi dosen, baik kompetensi pedagogis, kompetensi
professional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian dosen.
Kebijakan peningkatan kualifikasi akademik dosen di STIKKU sudah mulai
sejak Tahun Akademik 2009/2010, dimana 2 orang dosen tetap sudah mulai
mengikuti pendidikan pascasarjana Keperawatan UI dan kemudian dilanjutkan
3 orang dosen pada tahun akademik 2010/2011. Pada tahap ini semua biaya
pendidikan didukung sepenuhnya oleh Yayasan Pendidikan Bhakti Husada
Kuningan.
b. Peningkatan jabatan akademik dosen
Kebijakan peningkatan jabatan akademik dosen merupakan salah satu
mainstream kebijakan di STIKKU.Jabatan akademik merupakan syarat bagi
seorang dosen untuk dikatakan layak mengampu mata kuliah.Untuk dapat
mengusulkan jabatan akademik, disamping persyaratan kualifikasi akademik,
seorang dosen juga diharuskan untuk melaporkan kegiatan Tri Dharma
Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat).
c. Peningkatan kompetensi dosen untuk tujuan Sertifikasi Dosen
Kebijakan peningkatna komptensi dosen, merupakan upaya pengambangan
kualitas dosen. Mulai tahun 2010 direncanakan, setiap dosen akan
dimagangkan di institusi pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit type B
(field exposure). Pada tahap awal STIKKU akan mengirimkan sebanyak 2
orang dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan ke RSUD Gunung Djati
Cirebon. Selain itu dalam rangka peningkatan kompetensi dosen, upaya yang
dilakukan adalah mengikutsertakan dalam pelatihan Asessor, khususnya untuk
Program Studi DIII Kebidanan sampai saat ini sudah 3 orang dosen tetapi
yang menjadi Asessor uji komptensi Ujian Akhir Program (UAP). Dengan
berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan maka kedepan diharapkan
setiap dosen mempunyai sertifikasi dosen yang mana sebagai persayaratan
pokok untuk menilai kualitas dosen itu sendiri.
4. Rencana penambahan/pengurangan dosen dalam 5 tahun
Penambahan dosen atau recruitment dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya meliputi aspek memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta mempunyai
dedikasi yang tinggi terhadap institusi. Selama kurun waktu 3-4 tahun, rata
penambahan dosen sebanyak 3 orang setiap tahunnya. Rencana penambahan
disesuaikan dengan kebutuhan, direncanakan penambahan dosen pada Program
Studi DIII Kebidanan sebanyak 14 orang atau rata-rata 3 orang setiap tahunnya
selama 5 tahun ke depan. Kemudian untuk dosen pada Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan tidak ada penambahan karena secara kuantitas sudah mencukupi,
akan tetapi diarahkan untuk pengembagang kualitas dosen dan studi lanjut.

10

2.4. Profil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Distribusi dosen yang sudah melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di
STIKKU dapat dilihat pda tabel dibawah ini :
Tabel 2.4 : Distribusi dosen yang sudah melakukan Penelitian dan Pengabdian
Masyarkat
Tahun

Jml dosen yg
melakukan
penelitian
% dosen yg
melakukan
penelitan

2005

2006

2007

2008

2009

Rata2 pert.
(%)

10

16

20

24

0,27

83.33

88.89

83.33

77.42

Berdasarkan tabel di atas, bahwa dosen yang sudah melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyakarat mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 terus
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,27% setiap
tahunnya. Dalam rangka mendorong dosen untuk melakukan penelitian dan
pengabdian masyarakat, mulai Tahun Akademik 2008/2009 STIKKU mengeluarkan
kebijakan untuk memberikan dana stimulan bagi dosen yang akan melakukan
penelitian dan pengabdian masyarkaat sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juata lima ratus
ribu rupiah) setiap kegiatan tersebut. Dampak dari kebijakan tersebut maka dapat
terlihat peningkatan kuantitas penelitian.
2.5. Kondisi Ideal
Berdasarkan analisis kebutuhan dosen berdasarkan perkembangan jumlah
mahasiswa, maka diharapkan pada tahun 2014 kondisi ideal tercapai baik dari jumlah
mahasiswa, jumlah dosen S1, S2 dan S3 dan jumlah program studi. Untuk jumlah
mahasiswa diharapkan pada tahun 2014 pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
sebanyak 124 mahasiswa dan pada Program Studi D3 Kebidanan sebanyak 410
mahasiswa. Jumlah dosen ideal dengan pertumbuhan jumlah mahasiswa pada tahun
2014 yaitu untuk Program Studi S1 Ilmu Keperawatan sebanyak 9 orang dan
Program Studi D3 Kebidanan sebanyak 36 orang. Kemudian untuk pengembangan
Program Studi diharpkan pada tahun 2014 terjadi penambahan Program Studi Baru
sebanyak 2 Program Studi yaitu S1 Kesehatan Masyarakat dan D3 Farmasi.

11

BAB III
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Beban Kerja Dosen:
Kebijakan tentang beban kerja dosen di STIKKU mengacu pada Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 48/D3/Kep/1983 tentang beban Tugas Tenaga
Pengajar pada Pendidikan Tinggi, dan sesuai dengan konsep FTE (Fulltime
Teaching Equivalent). Tugas utama dosen adalah melaksanakan Tridharma
Perguruan Tinggi, dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengtan 12 (dua
belas SKS dan paling banyak 16 (enam belas) sks pada setiap semester
sesuai dengan kualifikasi akademiknya dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tugas melakukan pendidikan dan penelitian paling sedikit sepadan dengan
10 (sepuluh) sks;
2. Tugas melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat dilaksanakan
melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan
oleh STIKKU atau melalui lembaga lain, dan sepadan dengan 2 (dua) sks
setiap semesternya.
3. Tugas penunjang tridarma perguruan tinggi dapat diperhitungkan sksnya,
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Menjabat sebagai Pembantu Ketua I Bidang Akademik, beban
kerjanya sama dengan 6 sks per semester
2) Menjabat sebagai Ketua Program Studi, beban kerja sama dengan 6
sks dengan 6 sks per semesternya.
4. Tugas melaksanakan kewajiban khusus bagi profesor sekurang
kurangnya sepadan dengan 3 sks setiap tahun.
2. Kebutuhan Dosen :
Rekruitment dosen baru di STIKKU mengacu pada UU No. 14 tentang Guru
dan Dosen yang meliputi aspek memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta mempunyai dedikasi yang
tinggi terhadap institusi. Proses recruitment dosen baru di STIKKU melalui
berbagai tahapan dan mekanisme yang diatur sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan sumber daya institusi.
3. Studi Lanjut:
Sesuai dengan Renstra STIKKU 2010-2014 bahwa sebagai upaya mencapai
tujuan menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang dapat menjadi media
pertumbuhan kesejahteraan segenap sivitas akademika yang berasaskan
kualitas dan profesionalitas, maka sasarannya adalah tercapainya standar
penghargaan dan kesejahteraan segenap sivitas akademika. Kemudian
strategi untuk mencapai sasaran ini di antaranya adalah terselenggaranya
program peningkatan kualifikasi akademik dosen melalui studi lanjut ke
jenjang pascasarjana yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia.
B. Strategi
Berdasarkan Renstra STIKKU 2010-2014, bahwa dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan perlu langakah strategis, di antaranya:
1. Perencanaan kebutuhan dosen tetap
Berdasarkan analisis rencana kebutuhan dosen, bahwa untuk kebutuhan
dosen tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU) selama 5
tahun (2010-2014) untuk Program Studi S1 Ilmu Keperawatan tidak ada
penambahan atau rekruitment, karena dinyatakan sudah cukup dengan
asumsi minimal 1 : 20. Jumlah dosen tetap di Program Studi S1 Ilmu

12

Keperawatan yaitu sebanyak 14 orang dengan kualifikasi S1 sebanyak 11


orang, S2 sebanyak 2 orang dan S3 sebanyak 1 orang. Namun seiring
dengan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mensyaratkan
rasio dosen dan mahasiswa lebih kecil lagi yaitu 1 : 10 ditambah lagi dengan
rencana pembukaan Program Studi Profesi Ners pada akhir Tahun 2010 ini,
penambahan dosen masih dibutuhkan, dengan ketentuan yang direkrut
adalah dosen S2 Keperawatan langsung, bukan lagi S1 Keperawatan.
Proyeksi kebutuhan S2 Keperawatan ini adalah 6 orang. Untuk rencana
pengembangan dosen
yang ada saat ini, khususunya yang masih
berkualifikasi akademik S1, maka STIKKU akan terus mengarahkan kebijakan
untuk pemberian kesempatan melanjutkan studi ke jenjang berikutnya baik S2
yang relevan.
Sedangkan untuk jumlah dosen di Program Studi D-III Kebidanan sebanyak
17 orang dengan kualifikasi pendidikan S1 sebanyak 15 orang dan S2
sebanyak 2 orang. Saat ini rasio dosen telah mencapai 1:18. Dengan
demikian untuk rencana pengembangan dosen yaitu diarahkan untuk
melanjutkan studi ke jenjang berikutnya baik S2 mapun S3, minimal 1 tahun
mengirimkan 2 orang untuk studi lanjut.
2. Studi Lanjut
Berdasarkan analisis kebutuhan dosen, bahwa untuk studi lanjut dosen
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan pada tahun 2009 dosen S1 yang sudah
disekolahkan sebanyak 3 orang, kemudian dosen S1 yang akan disekolahkan
mulai tahun 2010-2014 sebanyak 6 orang dosen. Untuk kualifikasi dosen S2
yang akan disekolahkan pada tahun 2010-2014 sebanyak 7 orang dan dosen
dengan kualifikasi S3 yang akan disekolahkan mulai tahun 2011-2014
sebanyak 3 orang.
Sedangkan pada Program Studi D-III Kebidanan, dosen dengan kualifikasi S1
yang sudah studi lanjut sebanyak 1 orang dan rencana yang akan
disekolahkan mulai tahun 2011-2014 yaitu sebanyak 12 orang dan dosen
dengan kualifikasi S3 pada tahun 2010 belum dapat disekolahkan karena
menurut analisi belum menyelesaikan program S2-nya.

13

BAB IV
PROGRAM DAN IMPLEMENTASI
4.1 Tahapan kegiatan pengembangan dosen
Rencana pengembangan dosen merupakan bagian dari Rencana Strategis STIKKU
2010 2015. Untuk mencapai visi sebagai Perguruan Tinggi Kesehatan yang
Terdepan Dalam Mutu perlu didukung SDM dosen sebagai tenaga pendidik yang
kompeten dan professional. Sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentag Guru dan
Dosen, maka pengembangan dosen di STIKKU juga diarahkan pada beberapa pokok
sebagai berikut:
1. Peningkatan kualifikasi akademik (S2 dan S3, bahkan spesialis dan sub-spesialis)
2. Peningkatan jabatan fungsional akademik (Asisten Ahli sampai dengan Guru
Besar)
3. Sertifikasi Dosen
Berikut ini digambarkan tahapan kegiatan pengembangan dosen dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2015:
No

Kegiatan Pengembangan Dosen

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Peningkatan kualifikasi akademik 2


S1 Keperawatan ke S2/Spesialis
Keperawatan

Peningkatan kualifikasi akademik 1


D-IV Bidan Pendidik/Bidan S1
Kesehatan Masyarakat ke S2
Kebidanan/Kesehatan Masyarakat

Peningkatan kualifikasi akademik 0


S2 ke S3

Jabatan Akademik Asisten Ahli

Peningkatan jabatan
Asisten Ahli ke Lektor

akademik 0

Pengusulan Sertifikasi Dosen

4.2 Rincian Rencana Implementasi


Setelah dikaji tahapan kegiatan pengembangan dosen dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015, kemudian disusun rencana implementasi untuk pencapaian
sasaran dari setiap tahapan tersebut.
1. Rencana Implementasi Tahun 2011
Kegiatan Pengembangan
Jumlah
No
Keterangan
Dosen
dosen
1

Peningkatan kualifikasi akademik


S1 Keperawatan ke S2
Keperawatan/Spesialis

Peningkatan kualifikasi akademik


D-IV Bidan Pendidik ke S2
Kebidanan/Kesehatan Masyarakat
Pengusulan Jabatan Akademik
Asisten Ahli

1 orang dosen S2 dan Spesialis Keperawatan


Anak di FIK UI
1 orang dosen S2 dan Spesialis Keperawatan
Maternitas di FIK UI
1 orang dosen S2 Kebidanan di FK UNPAD
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Kesehatan
Reproduksi di UNDIP
4 orang dosen tetap S1 di bawah lulusan
Tahun 2006/S2 diusulkan jabatan akademik
Asisten Ahli ke Kopertis Wilayah IV

14

2. Rencana Implementasi Tahun 2012


Kegiatan Pengembangan
Jumlah
No
Dosen
dosen
1

Peningkatan kualifikasi akademik


S1 Keperawatan ke S2
Keperawatan/Spesialis

Keterangan

Peningkatan kualifikasi akademik


D-IV Bidan Pendidik ke S2
Kebidanan/Kesehatan Masyarakat

Peningkatan kualifikasi akademik


S2 ke S3
Pengusulan Jabatan Akademik
Asisten Ahli

Pengusulan jabatan Lektor

Pengusulan Sertifikasi Dosen

3
4

3. Rencana Implementasi Tahun 2013


Kegiatan Pengembangan
Jumlah
No
Dosen
dosen
1

Peningkatan kualifikasi akademik


S1 Keperawatan ke S2
Keperawatan/Spesialis

Keterangan

Peningkatan kualifikasi akademik


D-IV Bidan Pendidik ke S2
Kebidanan/Kesehatan Masyarakat

Peningkatan kualifikasi akademik


S2 ke S3
Pengusulan Jabatan Akademik
Asisten Ahli

Pengusulan jabatan Lektor

Pengusulan Sertifikasi Dosen

3
4

1 orang dosen S2 dan Spesialis


Keperawatan Komunitas di FIK UNPAD
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Gawat Darurat di FIK UNPAD
1 orang dosen S2 Manajemen Keperawatan
di FIK UI
1 orang dosen S2 Kebidanan di FK UNPAD
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Kesehatan
Ibu dan Anak di UGM
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Gizi di
UGM
1 orang dosen tetap diusulkan untuk
mengikuti program S3 Keperawatan di UI
4 orang dosen tetap S1 di bawah lulusan
Tahun 2006/S2 diusulkan jabatan akademik
Asisten Ahli ke Kopertis Wilayah IV
1 orang dosen tetap diusulkan ke Lektor (a.n.
Lia Mulyati)
1 orang dosen tetap diusulkan Sertifikasi
Dosen (a.n. Lia Mulyati)

1 orang dosen S2 dan Spesialis


Keperawatan Komunitas di FIK UNPAD
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Jiwa di FIK UI
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Medikal Bedah di UI
1 orang dosen S2 Kebidanan di FK UNPAD
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Kesehatan
Ibu dan Anak di UGM
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Gizi di
UGM
1 orang dosen tetap diusulkan untuk
mengikuti program S3 Keperawatan di UI
4 orang dosen tetap S1 di bawah lulusan
Tahun 2006/S2 diusulkan jabatan akademik
Asisten Ahli ke Kopertis Wilayah IV
1 orang dosen tetap diusulkan ke Lektor (a.n.
Khusnul Aini)
1 orang dosen tetap diusulkan Sertifikasi
Dosen (a.n. Khusnul Aini)

15

4. Rencana Implementasi Tahun 2014


Kegiatan Pengembangan
Jumlah
No
Dosen
dosen
1

Peningkatan kualifikasi akademik


S1 Keperawatan ke S2
Keperawatan/Spesialis

Keterangan

Peningkatan kualifikasi akademik


D-IV Bidan Pendidik ke S2
Kebidanan/Kesehatan Masyarakat

3
4

5
6

Peningkatan kualifikasi akademik


S2 ke S3
Pengusulan Jabatan Akademik
Asisten Ahli

Pengusulan jabatan Lektor


Pengusulan Sertifikasi Dosen

2
2

5. Rencana Implementasi Tahun 2015


Kegiatan Pengembangan
Jumlah
No
Dosen
dosen
1

Peningkatan kualifikasi akademik


S1 Keperawatan ke S2
Keperawatan/Spesialis

Keterangan

Peningkatan kualifikasi akademik


D-IV Bidan Pendidik ke S2
Kebidanan/Kesehatan Masyarakat
Peningkatan kualifikasi akademik
S2 ke S3
Pengusulan Jabatan Akademik
Asisten Ahli

5
6

Pengusulan jabatan Lektor


Pengusulan Sertifikasi Dosen

2
2

Pengusulan jabatan akademik


Lektor Kepala

3
4

1 orang dosen S2 dan Spesialis


Keperawatan Komunitas di FIK UI
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Gadar di FIK UNPAD
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Medikal Bedah di UI
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Maternitas di UI
2 orang dosen S2 Kebidanan di FK UNPAD
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Kesehatan
Ibu dan Anak di UGM
1 orang dosen S2 IKM Peminatan Gizi di
UGM
1 orang dosen tetap diusulkan untuk
mengikuti program S3 Keperawatan di UI
4 orang dosen tetap S1 di bawah lulusan
Tahun 2006/S2 diusulkan jabatan akademik
Asisten Ahli ke Kopertis Wilayah IV
2 orang dosen tetap diusulkan ke Lektor
2 orang dosen tetap diusulkan Sertifikasi
Dosen

1 orang dosen S2 dan Spesialis


Keperawatan Komunitas di FIK UI
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Gadar di FIK UNPAD
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Medikal Bedah di UI
1 orang dosen S2 dan Spesialis
Keperawatan Maternitas di UI
2 orang dosen S2 Kebidanan di FK UNPAD
2 orang dosen S2 IKM Peminatan Kesehatan
Reproduksi di UI/UNDIP
1 orang dosen tetap diusulkan untuk
mengikuti program S3 Keperawatan di UI
4 orang dosen tetap S1 di bawah lulusan
Tahun 2006/S2 diusulkan jabatan akademik
Asisten Ahli ke Kopertis Wilayah IV
2 orang dosen tetap diusulkan ke Lektor
2 orang dosen tetap diusulkan Sertifikasi
Dosen
1 orang dosen diusulkan untuk naik jabatan
akademik ke Lektor Kepala

16

4.3 Potensi sumber pendanaan yang mendukung program


Setelah diidentifikasi tahapan dan rencana implementasi pengembangan dosen dari
tahun 2010 2015, beberapa sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan
pengembangan dosen untuk studi lanjut dan peningkatan jabatan akademik dosen
dalam rangka sertifikasi dosen adalah sebagai berikut:
1. Untuk dosen tetap yang telah memiliki jabatan akademik Asisten Ahli, maka
sumber pendanaan studi lanjut akan diupayakan dengan mengakses Beasiswa
Program Pasca Sarjana (BPPS) dari Ditjen Dikti. Namun sumber pendanaan ini
hanya untuk menyelesaikan program S2-nya saja. Sedangkan untuk program
spesialisasinya sumber pendanaan berasal dari Yayasan Pendidikan Bhakti
Husada Kuningan (YPBHK).
2. Untuk dosen tetap yang belum memiliki jabatan akademik Asisten Ahli, maka
sumber pendanaan studi lanjut seluruhnya ditanggung oleh Yayasan Pendidikan
Bhakti Husada Kuningan serta akan diupayakan juga mengakses Hibah PHKI
yang salah satu penggunaannya dapat digunakan untuk pengembangan dosen
studi lanjut baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Untuk pengembangan studi lanjut ke S3, akan diupayakan untuk mengakses
berbagai hibah dan BPPS dari pemerintah.
4. Untuk kegiatan pengembangan dosen internal dalam optimalisasi kegiatan
Tridharma Perguruan Tinggi akan di-cover seluruhnya oleh Yayasan Pendidikan
Bhakti Husada Kuningan (YPBHK) sesuai dengan indikator kinerja dosen yang
bersangkutan.

17

BAB V
REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
a. Dosen merupakan salah satu pilar utama dalam upaya peningkatan
kualitas, relevansi, dan daya saing lulusan di STIKes Kuningan. Sejalan
dengan upaya penjaminan mutu yang berkelanjutan yang telah
dilaksanakan di STIKes Kuningan, maka kegiatan penyusunan rencana
pengembangan dosen merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya
menjamin agar mutu dosen dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan, baik dari aspek kuantitas maupun kualitasnya. Rencana
pengembangan dosen yang telah disusun di STIKKU ini telah
memperhitungkan berbagai aspek seperti:
(1) Antisipasi terhadap semakin meningkatnya partisipasi masyarakat untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi yang ditandai dengan
peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun dan memberi dampak pada
peningkatan jumlah rombongan belajar mahasiswa;
(2) Pemenuhan rasio dosen dan mahasiswa, apalagi saat implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang membutuhkan rasio lebih kecil dibandingkan standar
rasio dosen mahasiswa berdasarkan SK Mendiknas No. 234/U/2000 yaitu 1 : 20;
(3) Peningkatan layanan kepada mahasiswa melalui berbagai kegiatan perwujudan
suasana akademik yang kondusif;
(4) Bagian tak terpisahkan dari upaya penjaminan sustainabilitas institusi melalui
sistem pengkaderan berjenjang.
5.2. Rekomendasi
1. Untuk Kebijakan Pengembangan Dosen di STIKes Kuningan
a. Rencana Pengembangan Dosen yang telah disusun diharapkan dapat menjadi
sumber rujukan bagi Yayasan Pendidikan Bhakti Husada Kuningan (YPBHK)
dalam pengembangan dosen di STIKKU dalam upaya pencapaian visi STIKKU
sebagai Perguruan Tinggi Kesehatan yang Terdepan Dalam Mutu di Jawa
Barat pada Tahun 2015.
b. Pengembangan dosen tetap di STIKKU hendaknya diikuti dengan rencana
peningkatan profesionalitas manajemen SDM di STIKKU, khususnya dalam
rangka peningkatan penghargaan terhadap kinerja dan profesionalitas dosen;
c. Pengembangan dosen tetap di STIKKU juga diharapkan dapat menjadi acuan
bagi pengembangan kapasitas kelembagaan baik institusi maupun program
studi.
2. Untuk Kebijakan Nasional Pengembangan Dosen
a. Penyusunan Rencana Pengembangan Dosen juga diharapkan dapat
diimbangi dengan penambahan jumlah PTN atau PTS yang membuka program
pascasarjana dalam bidang ilmu keperawatan dan kebidanan dalam upaya
akselerasi peningkatan jumlah dosen yang berkualifikasi akademik S2 sesuai
dengan bidang ilmu yang relevan
b. Kebijakan pengembangan dosen juga diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan
penambahan kuota bagi penerima beasiswa BPPS baik pada tingkat S2
maupun S3;
c. Kebijakan pengembangan dosen juga diharapkan dapat disertai dengan
peningkatan kesejahteraan dosen melalui kebijakan sertifikasi dosen yang
lebih diperluas cakupannya.

18

Anda mungkin juga menyukai