STATUTA
MUKADDIMAH
Perkembangan otonomi daerah telah menimbulkan dampak positif dan negative bagi
daerah terutama berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia dalam memacu
percepatan pembangunan daerah, khususnya dibidang pendidikan.
Sedangkan tantangannya adalah karakteristik daerah berupa kebutuhan dan kondisi
daerah, perlu disiasati dengan sebaik-baiknya untuk dapat meraih peluang dan mengatasi
tantangan yang ada. Sebagaimana diketahui, SDM mempunyai peran yang sangat strategis
dalam pembangunan, oleh sebab itu perluasan akses dan pemerataan pendidikan
merupakan prioritas dalam mencapai SDM berkualitas.
Seperti kendala banyak daerah pada umumnya, akses kepada pendidikan tinggi
amat terbatas mengingat letak geografisnya yang jauh dari perkotaan dimana terdapat
perguruan tinggi dan banyaknya masyarakat miskin kurang mampu, meyebabkan rendahnya
aksesabilitas peserta didik melanjutkan ke perguruan tinggi. akibatnya adalah sangat
terbatasnya peserta didik yang masuk ke perguruan tinggi dan rendahnya tamatan sarjana
yang berimplikasi pada kemajuan pembangunan daerah. Hal ini disebabkan tidak
memadainya kualitas SDM sebagai penggerak pembangunan daerah.
Mencermati hal tersebut dan untuk memenuhi rasa tanggungjawab, tokoh-tokoh
masyarakat pemerhati bidang pendidikan yang terhimpun dalam pengurus Yayasan
Pendidikan Nurul Fadhilah akan mendirikan perguruan tinggi dengan nama Institut
Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju atau yang disingkat dengan IKBSFM. Adapun
program studi yang dibina oleh Program Studi di lingkungan IKBSFM yaitu Program Studi
DIII Kebidanan, DIII Keperawatan, S-1 Keperawatan, Profesi Ners, S1 Manajemen dan S1
Akuntansi.
Tujuan pendirian IKBSFM ini adalah untuk membentuk manusia susila yang cakap,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai keinsyafan,
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada
umumnya, untuk berdirinya pribadi dalam mengusahakan ilmu pengetahuan, mampu dalam
memangku jabatan Negara atau pekerjaan masyarakat yang membutuhkan pendidikan,
pengajaran yang berilmu pengetahuan.
Lulusan yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah
Provinsi Sulawesi Barat, oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan pada IKBSFM
bercirikan kesehatan dan kewirausahaan serta dirancang agar link and match dengan
kebutuhan dunia kerja. Disamping itu dapat pula menyediakan lulusan berkompetensi
berwawasan global guna berperan serta dibidang kesehatan dan bisnis pada masa kini
maupun masa yang akan datang.
Untuk meningkatkan mutu lulusan dan kualitas layanan sesuai standar nasional
pendidikan tinggi, IKBSFM akan melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu (SPM) terdiri dari
Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
melalui akreditasi. Sistem penjaminan Mutu Internal di IKBSFM akan mengacu pada
Pedoman Penjaminan Mutu Internal Direktorat Penjaminan Mutu 2018. Sedangkan, dalam
hal pelaksanaan Penjaminan Mutu eksternal, Institusi akan mengajukan akreditasi program
studi dan institusi setiap lima tahun.
Sesuai dengan kewajiban penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, disamping
pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan program dan
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Statuta Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju yang dimaksud dengan:
1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
2) Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, dan
program profesi, serta program spesialis, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia;
3) Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemapuan yang
dikembangkan;
4) Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan, perencanaan, pengawasan,
pemantauan, dan evaluasi serta pembinaan dan koordinasi pelaksanaan jalur, jenjang,
dan jenis Pendidikan Tinggi oleh Menteri untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi;
5) Pengelolaan Perguruan Tinggi adalah kegiatan pelaksanaan jalur, jenjang, dan jenis
Pendidikan Tinggi melalui pendirian Perguruan Tinggi oleh Pemerintah dan/atau Badan
Penyelenggara untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi.
23) Dekan adalah Pemimpin Fakultas di lingkungan Institut yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di masing- masing Fakultas.
24) Senat Fakultas adalah perangkat organisasi dalam lingkup Fakultas, yang berperan
sebagai badan normatif dalam lingkup Fakultas.
25) Civitas Akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa
IKBSFM
26) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat;
27) Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi anataralai: pustakawan, tenaga
administrasi, laboran dan teknisi serta prranata teknik informasi;
28) Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Pendidikan Tinggi.
29) Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai
perhatian dan peranan dalam bidang Pendidikan Tinggi.
30) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian
pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan program studi;
31) Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang memiliki
kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik,
pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.
32) Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar;
33) Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistemtis untuk memperoleh informasi, data dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan/atau pengukian suatu cabang pengetahuan dan teknologi;
34) Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarkat dan
mencerdaskan kehidupan bangsa;
35) Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi standar
nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian
kepada masyarakat.
36) Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
37) Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
38) Kementerian adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan pemerintahan di
bidang pendidikan.
39) Kementerian lain adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan pemerintahan
di luar bidang pendidikan.
40) Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang selanjutnya disingkat LPNK adalah
lembaga pemerintah pusat yang melaksanakan tugas pemerintahan tertentu.
41) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan;
42) Direktur jenderal adalah Direktur Jederal Pendidikan Tinggi Kementrian Riset dan
Teknologi Pendidikan TInggi.
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Visi IKBSFM adalah menjadi institut yang unggul dalam menghasilkan tenaga kesehatan
dan enterpreneur yang profesional dan memiliki daya saing secara nasional di tahun
2030.
(2) IKBSFM mempunyai misi:
a. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu untuk menyiapkan lulusan yang
profesional, mandiri, kreatif dan memiliki kemampuan IPTEKS serta bertanggung
jawab dalam mewujudkan pembangunan nasional
b. Melaksanakan penelitian yang menunjang pengembangan ilmu keperwatan dan
kebidanan serta bisnis sesuai kebutuhan dan isu-isu strategis di masyarakat
c. Menyelenggarakan layanan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan
terprogram dalam bidang ilmu keperawatan dan kebidanan serta bisnis dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat
d. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan Tri
Dharma Perguruan Tinggi
e. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
(3) IKBSFM mempunyai tujuan:
a. Menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
bidang keperawatan, kebidanan dan bisnis serta mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu
tersebut dalam kehidupan
b. Menyelenggarakan penelitian dalam rangka mendukung pengembangan ilmu
kesehatan dan bisnis yang berdaya guna bagi institusi dan masyarakat.
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat melalui pelayanan pendidikan
kesehatan dan bisnis.
d. Mampu meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana dengan melakukan
pembangunan gedung dan penambahan jumlah alat-alat laboratorium
e. Mampu meningkatkan kerjasama kepada lembaga-lembaga kesehatan dan industri
untuk peningkatan mutu mahasiswa
BAB III
IDENTITAS
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 3
IKBSFM ini berkedudukan di Ibukota Provinsi Sulawesi Barat. Adapun alamat lengkapnya
adalah Jalan Soekarno Hatta No. 9, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Bagian Kedua
Nama dan Lambang
Pasal 4
(1) Nama perguruan tinggi ini adalah Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju
yang dipimpin oleh seorang Rektor yang berada dibawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Ketua Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah
(2) Lambang
Lambang Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) ini berbentuk
segi lima yang masing-masing sisinya sama panjang, melambangkan dasar Negara
Pancasila sebagai azas dari Perguruan Tinggi. Dalam segi lima tersebut berisikan:
a. Siluet tameng mengandung makna bahwa institut berperan sebagai bingkai atau
wadah untuk mengembangkan Pendidikan yang unggul.
b. Latar belakang Warna Putih dann Merah berarti semangat Keberanian
menegakkan Kebenaran, dalam kerangka Otonomi Kabupaten Mamuju mencapai
kemakmuran bersama.
c. Lambang Caduceus bermakna semangat IKBSFM berkontribusi dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
d. Lambang Padi dan Kapas yang bermakna Profesionalisme, Motto, dan Idealisme,
yang membawa Misi Kesejahtraan dan Kesehatan bersama.
e. Tulisan Mamuju, bermakna identitas, Wilayah kedudukan Institut Kesehatan dan
Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
Bagian Ketiga
Bendera
Pasal 5
(1) Bendera Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) adalah berwarna
dasar Merah dengan hiasan pinggir berwarna Kuning Keemasan, ditengahnya
tergambar Lambang Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
(2) Bendera Program Studi yang dibina Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju
(IKBSFM), di tambahkan tulisan Nama Program Studi masing-masing.
(3) Tata cara penggunaan, pemasangan lambang dan bendera Institut Kesehatan dan
Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM), di atur dalam ketentuan tersendiri yang
ditetapkan melalui Surat Keputusan Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah
Mamuju (IKBSFM).
(4) Bendera resmi Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) berukuran
120 cm x 90 cm
Bagian Keempat
Mars dan Hymne
Pasal 6
(1) Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) memiliki Mars dan Hymne
berjudul Mars Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM).
(2) MARS dan HYMNE Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
dikumandangkan pada acara-acara resmi dalam lingkungan kampus.
(3) MARS dan HYMNE Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
ditetapkan dengan Keputusan Rektor
Bagian Kelima
Busana Akademik
Pasal 7
(1) Busana kebesaran
a. Busana akademik mencakup busana jabatan pimpinan, busana guru besar dan
busana wisudawan/watiyangberbentuk jubah (toga), topi dan kalung selempang.
b. Busana jabatan pimpinan guru besar terdiri dan toga, topi dan kalung selempang.
c. Busana wisudawan terdiri dan toga, topi dan selempang.
d. Lebih lanjut mengenai busana akademik ini akan diatur dengan keputusan Rektor
Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
(2) Busana Harian
a. Busana harian akademik berupa pakaian harian yang tidak bertentangan dengan
kaidah agama dan etika
b. Busana harian akademik tenaga kependidikan berbentuk pakaian dinas harian dan
lengkap secara utuh
c. Busana harian akademik mahasiswa berbentuk secara utuh, sopan, tidak kaos
oblong dan jins
BAB IV
BADAN PENYELENGGARA PTS
Bagian Kesatu
Nama dan Struktur Yayasan
Pasal 8
(1) Penyelenggaraan pendidikan tinggi ini bernama Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah
(2) Kelembagaan Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah mengacu pada undang-undang
nomor: 2 tahun 2013 tentang yayasan, bahwa yayasan terdiri dari organ Pembina,
Pengurus, dan Pengawas dengan struktur sebagai berikut:
a. Pembina terdiri dari: Ketua; Sekretaris, dan Anggota
b. Pengurus terdiri dari: Ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan
wakil bendahara serta anggota
Bagian Kedua
Kewenangan Yayasan
Pasal 9
(1) Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan untuk:
a. memutuskan pengubahan anggaran dasar, pengabungan atau pembubaran yayasan
b. Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas
c. Menetapkan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan
d. Menyetujui program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan Pendidikan
Nurul Fadhilah
e. Mengesahkan laporan keuangan Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah tahun buku
yang lampau
f. Ketua Pembina/Sekretaris Pembina tidak dibenarkan merangkap jabatan sebagai
Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
(2) Kewenangan pengurus:
a. Melakukan pengurusan Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah
b. Mewakili yayasan dalam maupun diluar pengadilan
c. Mengawasi dan memberikan nasehat/bimbingan kepada manajemen unit usaha
yayasan
d. Ketua/Sekretaris Yayasan tidak dibenarkan merangkap jabatan sebagai Rektor
Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
e. Apabila ketua dan sekretaris Yayasan dicalonkan sebagai Rektor Institut Kesehatan
dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM), didahului mengundurkan diri sebagai
Ketua/Sekretaris Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah.
(3) Pengawas adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan untuk melakukan
pengawasan dan memberi nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan
usaha yayasan
Bagian Ketiga
Tugas Pengurus Yayasan
Pasal 10
(1) Memberikan rekomendasi kepada ketua Pembina yayasan dalam pengangkatan dan
pemberhentian Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) atas
usul senat Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
(2) Menerima dan mengesahkan usulan Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah
Mamuju (IKBSFM) yang menyangkut statuta, perencanaan stategis, kurikulum dan
rencana operasional tahunan dan anggaran
(3) Menetapkan struktur organisasi Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju
(IKBSFM) dan tugas pokok dan fungsi atas usul Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St.
Fatimah Mamuju (IKBSFM) dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
(4) Menerima dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Rektor Institut Kesehatan
dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM).
(5) Memberi dan menerima bantuan pihak luar.
(6) Menetapkan dan mengangkat tenaga dosen tetap, serta mengetahui pengangkatan
tenaga kependidikan atas usulan Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah
Mamuju (IKBSFM)
(7) Menetapkan prosedur pengaturan keuangan, gaji dan kenaikan gaji dengan
memperhatikan pendapat Rektor Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju
(IKBSFM).
BAB V
KEBEBASAN AKADEMIK, KEBEBASAN MIMBAR AKADEMIK
DAN OTONOMI KEILMUAN PTS
Bagian Kesatu
Kebebasan akademik
Pasal 11
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan oleh sivitas akademika melalui
pembelajaran dan/ atau penelitian ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia dalam
kerangka kebebasan akademik
(1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang dimiliki oleh anggota civitas
akademika dan secara langsung bertanggung jawab mandiri melaksanakan kegiatan
akademik yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
(2) Pelaksanaan kebebasan akademik wajib dilindungi dan difasilitasi oleh pimpinan
perguruan tinggi
Bagian Kedua
Kebebasan mimbar akademik
Pasal 12
(1) Kebebasan mimbar akademik adalah bagian dari kebebasan akademik yang
memungkinkan dosen menyampaikan fikiran dan pendapat di Institut Kesehatan dan
Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
(2) Kebebasan mimbar akademik merupakan wewenang professor dan/atau dosen yang
memiliki otoritas dan wibawa ilmiah untuk menyatakan secara terbuka dan
bertanggunjawab mengenai sesuatu yang beerkenaan dengan rumpun ilmu dan cabang
ilmunya
Bagian Ketiga
Otonomi Keilmuan
Pasal 13
(1) Institut menyelenggarakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berpedoman pada prinsip kode etik serta otonomi keilmuan.
(2) Institut berkewajiban membentuk Gugus Bidang Kajian (GBK) berdasarkan karakteristik
keilmuan.
(3) GBK dapat dibentuk sejalan dengan tuntutan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(4) GBK dapat terdiri dari satu atau multi disiplin ilmu, dalam lingkup internal maupun
eksternal Institut di bawah koordinasi Fakultas.
(5) Tata cara pembentukan GBK diatur dalam ketetapan Rektor, atas pertimbangan Senat
Akademik.
BAB VI
SISTEM ETIK DAN PRINSIP TATA KELOLA
Bagian Kesatu
Sistem Etik
Pasal 14
(1) Sistem etik yang dianut oleh Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju
(IKBSFM) dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi maupun pendukungnya
dituangkan dalam satu kode etik dan panduan bagi seluruh civitas akademika
(2) Warga kampus terikat dalam kode etik yang mengatur keharusan untuk:
a. Menjaga dan mempertahankan integritas pribadinya
b. Menjaga dan memelihara harkat, martabat dan marwah Institut Kesehatan dan Bisnis
St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) serta disiplin dalam menjalankan dan melaksanakan
tugas dan kewajiban
(3) Kode etik yang berlaku di Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
terdiri dari:
a. Kode etik Dosen Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
b. Kode Etik Mahasiswa Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
c. Kode Etik Kepegawaian Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
beserta seluruh aturan pelaksanaannya
(4) Kode Etik Dosen Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) berisi
norma yang mengikat dosen secara individual dalam penyelenggaraan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
(5) Kode Etik Mahasiswa Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) berisi
norma yang mengikat mahasiswa secara individual dalam melaksanakan kegiatan
akademik
(6) Kode Etik Kepegawaian Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM)
berisi norma yang mengikat tenaga kepegawaian dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban nya
(7) Kode Etik Dosen, Mahasiswa, dan kepegawaian Institut Kesehatan dan Bisnis St.
Fatimah Mamuju (IKBSFM), Panduan perilaku penegakan maupun pelembagaannya
akan diatur tersendiri.
Bagian Kedua
Prinsip Tata Kelola
Pasal 15
(6) Prinsip Penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pelenyenggaraan kelembagaan di
Institut Kesehatan dan Bisnis St. Fatimah Mamuju (IKBSFM) dilaksanakan dengan
menagnut prinsip-prinsip Tata Kelola Insitut yang baik, yang meliputi transparansi
akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Keadilan
(7) Pelaksanaan prinsip Tata Kelola yang baik dalam hal implementasi, sosialisasi,
pemantauan dan evaluasi diatur dalam ketentuan tersendiri yang dikonsultasikan
dengan persetujuan yayasan.
BAB VII
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Unsur dan Struktur Organisasi
Pasal 16
(1) Institut dipimpin oleh Rektor.
(2) Institut ditata dalam suatu struktur organisasi yang mencakup unsur organisasi induk
dan unsur organisasi pelaksana.
(3) Unsur organisasi induk menggariskan, memimpin, dan mengendalikan seluruh
penyelenggaraan program dan aktivitas Institut.
(4) Unsur organisasi pelaksana menjalankan fungsi pengelolaan dan penunjang akademik
pada tingkat operasional.
Bagian Kedua
Organisasi Induk
Pasal 17
Bagian Ketiga
Rektor
Pasal 18
(1) Rektor, berdasarkan wewenang yang dilimpahkan oleh Yayasan, memegang wewenang
dan tanggung jawab atas seluruh organisasi Institut.
(2) Rektor, sebagaimana dimaksud di Ayat (1), memberikan arahan dan menetapkan
kebijaksanaan umum dan peraturan, serta tolok ukur atas penyelenggaraan pendidikan
tinggi dengan mengacu kepada, dan berdasarkan ketentuan-ketentuan normatif yang
ditetapkan oleh Senat Akademik.
(3) Rektor dalam melaksanakan tugasnya wajib secara berkala memberikan laporan
kepada, dan dievaluasi oleh Yayasan.
(4) Rektor bertanggung jawab kepada Yayasan atas keseluruhan penyelenggaraan
organisasi Institut, termasuk operasi-operasi pokok tridharma perguruan tinggi, dan hal-
hal yang menyangkut masalah administrasi personel, keuangan, logistik, dan inventory
atas aset-aset yang dilimpahtugaskan kepada Institut, dan masalah tata kelola Institut
pada umumnya.
(5) Rektor bertanggung jawab kepada Senat Akademik dalam hal-hal yang menyangkut
masalah akademik.
(6) Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Yayasan dengan, dan setelah
mempertimbangkan usul, saran, dan pandangan dari Senat Akademik.
(7) Tata cara pencalonan, pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian Rektor, diatur
tersendiri dalam peraturan yang ditetapkan dan diterbitkan oleh Senat Akademik, yang
mengacu kepada Peraturan Pengurus Yayasan dan disahkan oleh Yayasan.
Pasal 19
(1) Dalam menjalankan tugasnya, Rektor dibantu oleh satu atau lebih Wakil Rektor, untuk
menangani administrasi bidang Akademik, Kemahasiswaan, Sumber Daya, Keuangan,
atau bidang lain yang dianggap penting untuk ditangani secara khusus.
(2) Para Wakil Rektor diangkat dan diberhentikan oleh Rektor, atas persetujuan Yayasan,
dengan memperhatikan pandangan dan pertimbangan serta saran dari Senat Akademik.
(3) Aturan rinci tentang pengangkatan dan pemberhentian Wakil Rektor ditetapkan dan
diterbitkan oleh Rektor.
(4) Rektor serta para Wakil Rektor diangkat untuk jangka waktu empat tahun menurut tata
cara yang diatur dalam peraturan Institut mengenai hal itu, dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 20
(1) Bila Rektor berhalangan tidak tetap, Wakil Rektor Bidang Akademik bertindak sebagai
Pelaksana Harian Rektor. Jika karena sesuatu hal, Wakil Rektor Bidang Akademik juga
berhalangan tidak tetap, jabatan Pelaksana Harian Rektor dipangku oleh salah seorang
Dekan yang ditunjuk oleh Yayasan dengan mempertimbangkan pandangan,
pertimbangan dan saran Senat Akademik.
(2) Dalam hal Rektor berhalangan tetap, sambil menunggu ditetapkan Rektor tetap yang
baru, Yayasan wajib mengangkat seorang Pejabat Sementara Rektor, dengan
mempertimbangakan pandangan, pertimbangan, dan saran Senat Akademik.
(3) Penunjukan pejabat pengganti Rektor sebagaimana yang dimaksud di Ayat (1) dan (2)
pasal ini dilakukan menurut tata cara yang diatur dalam pasal 18 ayat 7 sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keempat
Pengawasan dan Penjaminan Mutu Pengawasan
Pasal 21
(1) Pengawasan dilakukan untuk mengendalikan penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan pengelolaan sumber daya manusia, keuangan/dana, dan sarana dan
prasarana agar efektif dan efesien.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilaksanakan secara internal dan
dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Pengawas Internal sebagaimana dimaksud
pada Ayat (2) diatur dalam Ketetapan Rektor.
(4) Satuan Pengawas Internal bertanggung jawab kepada Rektor.
Penjaminan Mutu
Pasal 22
(1) Institut menerapkan penilaian mutu pendidikan secara internal yang dilakukan oleh
lembaga otonom terhadap sistem penyelenggaraan pendidikan tinggi.
(2) Lembaga otonom sebagaimana disebutkan pada ayat (1) adalah Satuan Penjaminan
Mutu.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Satuan Penjaminan Mutu sebagaimana dimaksud pada
Ayat (2) diatur dalam Ketetapan Rektor.
(4) Satuan Penjaminan Mutu bertanggung jawab kepada Rektor.
Akreditasi
Pasal 23
(1) Penilaian mutu pendidikan secara eksternal dalam bentuk akreditasi dilakukan oleh
lembaga yang berwenang.
(2) Pengajuan akreditasi dilakukan setiap jenjang pendidikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
(3) Pengusulan akreditasi pada setiap jenjang pendidikan dilakukan oleh Rektor.
Pasal 24
(1) Akreditasi dilaksanakan untuk menentukan kelayakan Program Studi dan/atau Institusi.
(2) Ketua Program Studi dan Dekan memfasilitasi pelaksanaan akreditasi Program Studi.
(3) Satuan Penjaminan Mutu memberikan bantuan teknis pelaksanaan akreditasi Program
Studi.
(4) Rektor bertanggung jawab terhadap pelaksanaan akreditasi Institusi
Biro Administrasi
Pasal 25
(1) Biro administrasi memberikan pelayanan teknis dan administrasi dalam lingkup
organisasi induk yang sekurang-kurangnya mencakup bidang akademik, keuangan, dan
umum.
(2) Tugas dan fungsi biro ditetapkan oleh Rektor.
(3) Biro dipimpin oleh kepala biro yang bertanggung jawab kepada Rektor.
Bagian kelima
Senat Akademik
Pasal 26
(1) Senat Akademik merupakan unsur organisasi induk yang berperan sebagai badan
normatif tertinggi di Institut, dan sekaligus sebagai badan perwakilan tertinggi dosen.
(2) Tata-cara pemilihan anggota dan pengambilan keputusan rapat badan normatif di
Institut disusun oleh Senat Akademik untuk kemudian ditetapkan dengan keputusan
Ketua Senat Akademik, dan ketentuan-ketentuannya berlaku untuk semua badan
normatif di tataran Fakultas dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
(3) Senat Akademik mempunyai tugas pokok dan wewenang untuk:
a. Merumuskan dan menyusun tata nilai dan norma yang mendasari kebijakan dalam
menetapkan haluan kegiatan dan standard akademik.
b. Mengajukan usul kepada Yayasan, disertai pertimbangannya, atas pencalonan
Rektor dan menilai pertanggungjawaban Rektor atas pelaksanaan kebijakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Senat Akademik juga mempunyai tugas mengkaji, menyempurnakan, dan akhirnya
menyetujui rencana anggaran pendapatan dan belanja Institut yang diajukan oleh
Rektor, sebelum disampaikan kepada Yayasan untuk mendapat persetujuan akhir dan
pengesahan.
(5) Senat Akademik terdiri dari:
a. Anggota tetap karena jabatan fungsional akademik sebagai Lektor;
b. Anggota ex-officio, yaitu para pejabat struktural yang mencakup Rektor, para
Wakil Rektor, para Dekan, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat, dan para Ketua Pusat Penelitian/Kajian;
c. Anggota yang dipilih mewakili dosen di setiap Fakultas, dan bukan tergolong
dalam mereka yang dimaksud di Butir 1 dan Butir 2 ayat ini; setiap Fakultas
diwakili oleh dua orang dosen.
(6) Senat Akademik dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih oleh dan dari anggota Senat
Akademik.
(7) Ketua Senat Akademik didampingi oleh seorang Sekretaris yang dipilih dari antara para
anggota Senat Akademik.
(8) Dalam melaksanakan fungsinya, Senat Akademik dapat membentuk komisi-komisi yang
membahas masalah yang berkaitan dengan norma-norma akademik, manajemen,
kemahasiswaan, dan alumni serta masalah lain yang dianggap perlu. Komisi dipimpin
oleh seorang Ketua Komisi dan dibantu oleh seorang Sekretaris Komisi, yang ditetapkan
oleh Ketua Senat Akademik Institut, setelah mendengar pendapat anggota komisi.
(9) Jika dianggap perlu, Senat Akademik dapat membentuk panitia ad hoc dengan tugas
menangani hal-hal yang bersifat khusus untuk jangka waktu tertentu yang ditetapkan.
(10) Untuk mengkoordinasi seluruh kegiatan Senat Akademik, Ketua, Sekretaris dan para
Ketua Komisi Senat Akademik bergabung dalam suatu wadah yang disebut Badan Kerja
Senat Akademik.
(11) Tata-kelola dan tata-laksana Senat Akademik dirumuskan dan ditetapkan dalam
peraturan tersendiri yang disusun dan ditetapkan oleh Senat Akademik, dan disahkan
oleh Yayasan.
(12) Pengambilan keputusan dalam rapat atau sidang Senat Akademik dilaksanakan
berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat.
Bagian Keenam
Unsur Organisasi Pelaksana
Pasal 27
(1) Unsur organisasi pelaksana terdiri atas:
a. Unsur organisasi pelaksana akademik.
b. Unsurorganisasipelaksanaadministrasi.
c. Unsur organisasi penunjang.
(2) Unsur organisasi pelaksana akademik menjalankan kegiatan akademik yang mencakup
pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat
(3) Organisasi pelaksana administrasi mencakup unsur-unsur organisasi pelaksana
administrasi yang beroperasi sebagai perangkat pendukung dalam lingkup organisasi
pelaksana akademik.
(4) Unsur organisasi penunjang merupakan perangkat kelengkapan dalam
penyelenggaraan program dan aktivitas akademik, yang mempunyai kedudukan khusus
karena lingkup pelayanannya tertuju kepada banyak unsur organisasi pelaksana
akademik, dengan tingkat penggunaan bersama yang tinggi.
Bagian Ketujuh
Unsur Organisasi Pelaksana Akademik
Pasal 28
(1) Unsur organisasi pelaksana akademik terdiri dari Fakultas, Program Studi, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Pusat Penelitian, dan Pusat Kajian.
(2) Unsur organisasi pelaksana akademik termaksud di Ayat (1) pasal ini, saling bekerja
sama secara aktif dan saling mendukung dalam penyelenggaraan program-program
Institut.
(3) Dalam tata hubungan kerja organisasi tersebut, unsur organisasi pelaksana akademik
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu unsur organisasi sumber dan unsur
organisasi program.
(4) Unsur organisasi sumber berfungsi sebagai unsur organisasi yang membina dan
menyediakan sumber daya akademik yang diperlukan sebagai masukan instrumental
bagi penyelenggaraan program-program dan aktivitas yang dilaksanakan unsur-unsur
organisasi program.
(5) Unsur organisasi yang tergolong sebagai organisasi sumber adalah Fakultas.
(6) Unsur organisasi program berfungsi sebagai unsur organisasi yang merancang dan
mengelola terlaksananya program-program akademik pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat, dengan masukan instrumental yang disediakan unsur
organisasi sumber.
(7) Unsur organisasi yang tergolong sebagai organisasi program adalah Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Pusat Penelitian dan Pusat Kajian,
Program Studi.
Pasal 29
Fakultas merupakan unsur organisasi sumber yang membina dan mengelola:
a. Program pendidikan yang dilaksanakan di program studi yang ada dalam lingkup
kelolanya;
b. Penyiapan, penyediaan, dan pelimpahtugasan tenaga fungsional akademik yang
dikelolanya untuk pelaksanaan program perkuliahan dan penyiapan materi
perkuliahan di berbagai Program Studi yang diselenggarakan Institut.
c. Penyediaan dan pemeliharaan sumberdaya akademik yang berupa prasarana dan
sarana fisik, yang diperlukan sebagai masukan instrumental dalam pelaksanaan
program pendidikan yang dilaksanakan di Program Studi termaksud.
d. Program peningkatan kapasitas keilmuan tenaga fungsional akademik Institut, yang
mencakup dosen dan peneliti, yang dilakukan melalui aktivitas penelitian,
pengembangan, kursus profesional, dan studi lanjut (advanced study).
e. Program pengabdian pada masyarakat, yang pada dasarnya mengupayakan
peningkatan berfungsinya ilmu pengetahuan di masyarakat (pemerintahan dan
masyarakat luas) yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan dalam tata
kehidupan masyarakat.
Bagian Kedelapan
Fakultas
Pasal 30
(1) Setiap Fakultas, melalui Program Studi yang berada dalam lingkup kelola masing-
masing, menyelenggarakan program pendidikan sarjana , vokasi atau profesi dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi lingkup perhatian Institut.
(2) Institut, bilamana dipandang perlu, dapat membentuk Fakultas baru, didasarkan pada
tuntutan dan antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
kebutuhan masyarakat.
(3) Setiap Fakultas dipimpin oleh seorang Dekan dan, bilamana dipandang perlu, Dekan
dibantu satu atau lebih Wakil Dekan, yang masing-masing secara khusus menangani
bidang masalah tertentu, seperti bidang akademik, bidang kemahasiswaan, bidang
administrasi umum, bidang sumber daya, dan bidang keuangan.
(4) Dekan dan para Wakil Dekan diangkat oleh Rektor, dengan persetujuan Yayasan,
dengan mengikuti tata-cara dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Institut.
(5) Bilamana Dekan berhalangan tidak tetap, wakil Dekan bertindak sebagai pejabat
pelaksana harian Dekan.
(6) Bilamana Dekan berhalangan tetap, Rektor mengangkat seorang pejabat sementara
Dekan sampai dipilih dan diangkat seorang Dekan definitif.
(7) Masa jabatan Dekan dan wakil Dekan adalah 4 (empat) tahun, setelah itu dapat
diusulkan dan diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa
jabatan yang sama berturut-turut.
(8) Syarat-syarat untuk dapat menjabat Dekan dan wakil Dekan serta tata cara pemilihan,
pengusulan, pengangkatan, dan pemberhentiannya diatur dengan ketetapan Rektor.
Pasal 31
(1) Senat Fakultas merupakan organisasi pelaksana normatif dan perwakilan tertinggi di
lingkungan fakultas yang memiliki wewenang menjabarkan kebijakan dan peraturan
fakultas.
(2) Tugas pokok Senat Fakultas adalah:
a. Merumuskan kebijakan akademik fakultas, penilaian prestasi akademik dan
kecakapan serta kepribadian dosen, dan norma serta tolok ukur penyelenggaraan
Fakultas; menilai pertanggungjawaban Dekan;
b. Memberikan pertimbangan kepada Rektor mengenai calon yang diusulkan untuk
diangkat menjadi pimpinan Fakultas.
(3) Keanggotaan Senat Fakultas terdiri dari: dosen dengan jabatan akademik Lektor,
pimpinan Fakultas, ketua Program Studi dan wakil dosen tetap dari setiap Program Studi
masing-masing 1 (satu) orang.
(4) Persyaratan lain tentang pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian anggota Senat
Fakultas diatur melalui ketetapan Rektor.
(5) Senat Fakultas dipimpin oleh Ketua didampingi oleh seorang sekretaris yang dipilih dari
antara para anggota Senat Fakultas.
(6) Mekanisme kerja dan tata cara pengambilan keputusan dalam rapat senat diatur dengan
tata tertib Senat Fakultas.
Bagian Kesembilan
Program Studi
Pasal 32
(1) Program Studi, yang beroperasi dalam lingkup Fakultas merupakan organisasi
program yang merancang, melaksanakan, dan mengembangkan program pendidikan
dalam sesuatu bidang keahlian/ilmu tertentu yang terkait dengan gelar akademik.
(2) Program Studi, dalam melaksanakan peran, fungsi dan operasi-operasinya,
sepenuhnya mendapat dukungan masukan instrumental dari satuan-satuan organisasi
sumber, yang berada di Fakultas.
(3) Program Studi untuk pendidikan vokasi dan kesarjanaan Strata 1 dikelola dan
dikoordinasi oleh Fakultas.
(4) Program Studi yang terkait dengan gelar akademik diselenggarakan menurut beban
studi dan waktu pendidikan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan-perundangan
yang berlaku.
(5) Institut, melalui Fakultas dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat,
dapat menyelenggarakan Program Studi yang singkat dan tidak terkait pada gelar
akademik.
(6) Program Studi dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi yang bertanggung jawab
atas pengelolaan dan pelaksanaan Program Studi
(7) Ketua Program Studi dibantu oleh seorang Sekretaris Program Studi.
(8) Ketua Program Studi diangkat oleh Rektor, atas usul Dekan, dan bertanggung jawab
kepada Dekan.
(9) Sekretaris Program Studi diangkat oleh Rektor, atas usul Dekan, dan bertanggung
jawab kepada Ketua Program Studi.
(10) Masa jabatan ketua dan sekretaris Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan sesudah
itu dapat diangkat kembali, dengan ketentuan tidak melebihi 2 (dua) masa jabatan
berturut-turut.
(11) Koordinasi atas Program Studi dalam masing-masing Fakultas menjadi wewenang dan
tanggung jawab Dekan masing-masing.
(12) Jumlah dan ragam Program Studi dapat dikurangi atau dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan akan tenaga ilmiah dan profesional di masyarakat, dan juga atas dasar
antisipasi akan pentingnya pengembangan sesuatu keahlian yang terkait dengan ilmu
tertentu, dengan mempertimbangkan kemampuan Institut.
Bagian Kesepuluh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat
Pasal 33
(1) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat merupakan unsur organisasi
pelaksana administrasi penelitian dan pengabdian yang menangani pengelolaan atas
upaya-upaya:
(8) Ketua Majelis Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dijabat secara
ex-officio oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
(9) Majelis Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat menetapkan jadwal
kegiatan Majelis, untuk suatu periode tertentu dan tata tertib rapat atau sidang Majelis.
(10) Pengambilan keputusan dalam rapat atau sidang Majelis Lembaga Penelitian dan
Pengabdian pada Masyarakat dilaksanakan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Bagian Kesebelas
Pusat Penelitian
Pasal 34
(1) Pusat Penelitian merupakan organisasi pelaksana penelitian yang melaksanakan
penelitian secara sendiri atau bersama-sama dengan organisasi sumber tertentu.
(2) Pusat penelitian dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian, yang bilamana perlu,
dibantu oleh seorang Sekretaris Pusat penelitian.
(3) Kepala Pusat diangkat oleh Rektor dan bertanggung jawab kepada Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
(4) Sekretaris Pusat Penelitian diangkat oleh Rektor dan bertanggung jawab kepada
Kepala Pusat Penelitian.
(5) Kepala Pusat Penelitian dan Sekretaris Pusat Penelitian diangkat untuk masa jabatan
selama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali, dengan ketentuan tidak lebih dari
dua kali masa jabatan berturut-turut.
(6) Pusat Penelitian didirikan sesuai dengan keperluan dan misi Institut untuk menjawab
tantangan dan perkembangan ilmu dan teknologi, tidak bersifat sektoral dan
merupakan kegiatan yang terintegrasi.
(7) Pendirian dan penghapusan Pusat Penelitian ditetapkan dengan surat Keputusan
Rektor, dengan mengacu kepada ketentuan dalam Pasal 36 Ayat (13) dan Ayat (14) .
dan berdasarkan pertimbangan dan saran Senat Akademik, dan dengan persetujuan
Pengurus Yayasan.
Bagian Keduabelas
Unsur Organisasi Penunjang
Pasal 35
(1) Pembentukan dan pengelolaan unsur penunjang ditetapkan oleh Rektor, dengan
persetujuan Yayasan.
(2) Unsur organisasi penunjang di Institut dapat berbentuk Unit Pelaksana Teknis,
lembaga otonom, dan badan-badan lain yang mendukung penyelenggaraan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(3) Setiap organisasi penunjang, dipimpin oleh seorang Kepala, yang diangkat,
diberhentikan dan bertanggung jawab kepada Rektor.
(4) Masa jabatan Kepala adalah tiga tahun dan dapat diangkat kembali.
(5) Rektor dapat mendirikan, mengganti, atau menghapuskan sesuatu unsur organisasi
penunjang, berdasarkan persetujuan Yayasan, dan tidak menyimpang dari ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
TATA PAMONG
Pasal 36
(1) Unsur-unsur utama tata-pamong Institut mencakup Yayasan, Pembina Yayasan,
Pengurus Yayasan, Senat Akademik, dan Rektor.
(2) Selain unsur-unsur utama tata-pamong termaksud di Ayat (1) pasal ini, terdapat unsur
penting lain dalam kaitan dengan tata-pamong Institut, yaitu Dewan Audit.
(3) Yayasan, sebagai pemilik Institut, dan Pembina serta Pengurus Yayasan, merupakan
unsur kelembagaan yang menjaga agar gerak dan kinerja Institut berlangsung sesuai
tujuan-tujuan Yayasan, dan selalu berada dalam alur visi dan misi kelembagaan yang
digariskan, serta menjamin keberlanjutan (sustainability) Institut.
(4) Untuk mewujudkan jaminan kelangsungan termaksud di Ayat (3) pasal ini, Yayasan
menyediakan dana yang diperlukan dalam melakukan investasi yang dibutuhkan,
menyediakan dan melimpah-tugaskan (to deploy) personel dan aset yang diperlukan
sebagai masukan instrumental bagi operasi-operasi Institut, dan mendanai biaya yang
perlu bagi terselenggarakannya program-program Institut.
(5) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi dalam penyelenggaraan tata-kelola dan
tata-laksana Institut, dibentuk dan difungsikan Dewan Audit, yang merupakan
perangkat kelembagaan Yayasan. Tata-kelola Dewan Audit dan ketentuan- ketentuan
mengenai Dewan Audit, diatur tersendiri dalam pola tatanan aturan yang serasi dan
berkorespondensi dengan Statuta Institut ini.
(6) Rektor, berdasarkan wewenang yang dilimpahkan oleh Yayasan, memimpin serta
bertanggung jawab atas penyelenggaraan seluruh program dan aktivitas Institut, yang
mencakup:
rapat pleno Senat, dan disahkan oleh Rektor, dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Rektor tentang pengesahan pengangkatan Ketua Senat Akademik.
(9) Pengurus Yayasan, Senat Akademik, dan Rektor berbagi informasi secara merata atas
keputusan-keputusan penting dan tata-aturan yang terkait dengan operasi- operasi dan
tata-kehidupan kelembagaan Institut.
(10) Penyelenggaraan seluruh program dan aktivitas yang dilimpah-tugaskan kepada
Rektor, sebagaimana dimaksud di Ayat (6) Pasal ini, diimplementasikan oleh unsur-
unsur organisasi pelaksana, yang mencakup unsur-unsur organisasi pelaksana
akademik, administrasi, dan penunjang.
(11) Unsur-unsur utama organisasi pelaksana akademik terdiri dari Fakultas, Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat; masing- masing mengelola sumber
(resources) dan program dengan karakteristik yang sesuai dengan bidang garapan
yang ditangani.
(12) Struktur dan mekanisme kerja unsur-unsur organisasi pelaksana administrasi dan
penunjang dirumuskan oleh Rektor, dengan berkonsultasi kepada Senat Akademik,
dan atas persetujuan Yayasan.
(13) Institut, atas dan setelah mendapatkan persetujuan Pengurus Yayasan, dapat
mendirikan unit organisasi ataupun badan, baik yang bersifat kekeluargaan maupun
usaha, sesuai dengan tuntutan perkembangan, dan dilakukan dengan tanpa
menyimpang dari ketentuan-ketentuan dalam Statuta ini, serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Yayasan, dan ketentuan dalam peraturan- perundangan
negara yang berlaku.
(14) Segala program dan aktivitas yang berimplikasi kepada perubahan atas struktur utama
organisasi Institut, pengalihan atas penguasaan aset, dan mempunyai konsekuensi
finansial harus dilakukan atas sepengetahuan dan setelah mendapatkan persetujuan
dari Yayasan.
BAB IX
Dewan Penyantun
Pasal 37
(1) Institut dapat membentuk Dewan Penyantun.
(2) Dewan Penyantun adalah suatu forum yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat yang
menaruh perhatian kepada masalah-masalah pendidikan.
(3) Tugas Dewan Penyantun ialah memberi nasihat dan pertimbangan kepada Rektor,
baik diminta maupun tidak, dalam pembinaan dan pengembangan hubungan antara
Institut dengan masyarakat serta menggalang partisipasi masyarakat dalam upaya-
upaya pengembangan Institut.
(4) Dewan Penyantun, selain membawakan peran termaksud di Ayat (3) pasal ini, juga
memberi nasehat dan masukan kepada Rektor Institut tentang tata-kelola Institut dan
penyelenggaraan aktivitas akademik dengan tujuan agar program akademik di Institut
dapat diarahkan untuk selalu adaptif dan gayut pada tuntutan kebutuhan di
pemerintahan dan masyarakat luas.
(5) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh Rektor setelah mendapat
pertimbangan Senat Akademik dan persetujuan Yayasan.
(6) Dewan Penyantun memilih seorang Ketua Dewan dan seorang Sekretaris Dewan,
sesuai dengan tata-cara yang disepakati dalam sidang Dewan Penyantun.
(7) Ketua dan Sekretaris Dewan Penyantun diangkat untuk jangka waktu tiga tahun
menurut tata cara yang diatur dalam ketetapan Rektor mengenai hal itu, dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(8) Dewan Penyantun menentukan tata-cara sidang dan pengambilan keputusan dalam
rapat Dewan Penyantun.
BAB X
TENAGA FUNGSIONAL AKADEMIK DAN TENAGA ADMINISTRASI
Bagian Kesatu
Tenaga Fungsional Akademik
Pasal 38
Tenaga fungsional akademik adalah tenaga pelaksana kegiatan akademik yang terdiri dari
dosen dan tenaga penunjang akademik. Pengangkatan dan/atau penunjukkannya
didasarkan atas pertimbangan kemampuan dan kualifikasi akademik.
Bagian Kedua
Dosen
Pasal 39
(1) Dosen terdiri dari dosen biasa, dosen luar biasa, dan dosen tamu.
(2) Dosen biasa adalah dosen yang diangkat dan ditetapkan sebagai dosen tetap pada
Institut, baik dosen yang merupakan pegawai negeri sipil (pns) yang diperbantukan
(dpk), maupun dosen Yayasan.
(3) Dosen tetap Yayasan diangkat melalui keputusan Yayasan.
(4) Dosen luar biasa adalah dosen yang bukan tenaga tetap pada Institut.
(5) Dosen tamu adalah seorang yang diundang untuk mengajar pada Institut selama
jangka waktu tertentu.
(6) Dosen luar biasa diangkat oleh Rektor berdasarkan usulan Dekan dan atas
persetujuan Yayasan.
(7) Dosen diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengabdi dan mencapai prestasi
setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya.
(8) Induk organisasi dosen adalah Fakultas, yang melakukan pembinaan terhadap
perkembangan karir dosen serta penilaian atas kinerjanya.
(9) Setiap dosen, sesuai dengan keahlian dan bidang garapannya,
a. Memilih dan berasosiasi di Gugus Bidang Kajian (GBK) yang berada di bawah
Fakultas, yang bertugas untuk meneliti dan meningkatkan kapasitas keilmuannya
di bidang yang ditekuni oleh masing-masing;
b. Dilimpah-tugaskan ke berbagai Program Studi untuk tujuan pengajaran dan
pembimbingan mengenai bidang keahlian yang ditekuninya bagi mahasiswa
dalam berbagai program pendidikan;
Pasal 40
(1) Jenjang jabatan akademik dosen terdiri dari Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan
Guru Besar.
(2) Wewenang dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian jabatan akademik merujuk
pada ketentuan perundangan yang berlaku.
Pasal 41
(1) Syarat untuk menjadi dosen diatur sesuai ketentuan Yayasan dan perundangan yang
berlaku.
(2) Dosen berkedudukan sebagai pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar,
melakukan penelitian, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
melakukan pengabdian kepada masyarakat.
(3) Dosen dalam menjalankan tugas seperti yang dimaksud dalam Ayat (2) senantiasa
menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Institut dan berpedoman kepada Kode Etik
Dosen.
(4) Guru Besar diangkat oleh Menteri atas usul pimpinan Institut setelah mendapat
persetujuan dari Senat Akademik.
(5) Sebutan Guru Besar (Professor) hanya dapat digunakan selama yang bersangkutan
melaksanakan tugas sebagai dosen di perguruan tinggi.
Pasal 42
(1) Tugas pokok, wewenang, tanggung jawab dan etika dosen diatur dengan peraturan
Institut.
(2) Hak, kewajiban dan sanksi bagi dosen yang berstatus sebagai dosen biasa dan luar
biasa diatur dengan peraturan Institut.
Bagian Ketiga
Tenaga Penunjang Akademik
Pasal 43
(1) Tenaga penunjang akademik adalah mereka yang mempunyai tanggungjawab utama
memfasilitasi peningkatan kegiatan akademik meliputi laboran, pustakawan, teknisi,
programer dan pengembang pembelajaran.
(2) Pengangkatan dan/atau penunjukan tenaga penunjang akademik didasarkan atas
pertimbangan kemampuan dan kualifikasi, dan dilakukan dengan tatacara yang diatur
dalam peraturan kepegawaian yang berlaku di Institut dan Yayasan;
(3) Setiap tenaga penunjang akademik diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengabdi
dan mencapai prestasi setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuan dan
kecakapannya
Bagian Keempat
Tenaga Administrasi
Pasal 44
(1) Pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan operasional Institut ditunjang oleh tenaga
administrasi.
(2) Pengangkatan dan/atau penunjukan tenaga administrasi didasarkan atas
pertimbangan kemampuan dan kualifikasi, dan dilakukan dengan tatacara yang diatur
dalam peraturan kepegawaian yang berlaku di Institut dan Yayasan.
(3) Setiap tenaga administrasi diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengabdi dan
mencapai prestasi setinggi-tingginya dalam bidang administrasi sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya.
BAB XI
SISTEM PEMBELAJARAN
Pasal 45
Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan berdasarkan kurikulum lokal dengan
berpedoman kepada kurikulum nasional yang disusun dengan tujuan agar mahasiswa dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pasal 46
(1) Institut menyelenggarakan pendidikan paripurna yang terdiri dari program sarjana,
magister, dan doktor untuk pendidikan akademik, program diploma untuk pendidikan
vokasi, dan program pendidikan untuk pendidikan profesi, yang menganut asas
pendidikan berkelanjutan
(2) Pada saat disusunnya Statuta ini, Program Studi yang diselenggarakan IKBSFM
adalah Program Studi
a. DIII Kebidanan
b. DIII Keperawatan
c. S1 Keperawatan
d. Profesi Ners
e. Manajemen
f. Akuntansi
Pasal 47
(1) Pendidikan IKBSFM dilakukan dengan berbagai bentuk penyelenggaraan, yaitu:
Kuliah, Seminar, Praktikum, Diskusi, Kuliah Kerja Nyata (KKN), menyusun tugas akhir
dan bentuk kegiatan lain yang dipandang perlu.
(2) Bentuk-bentuk pendidikan sebagaimana tersebut dalam ayat (1) pasal ini, diberikan
bobot dalam satuan kredit.
Pasal 48
(1) Proses pembelajaran dalam pendidikan dilakukan oleh para tenaga pengajar yang
pelaksanaannya diatur oleh IKBSFM dengan berlandaskan pada Peraturan
Pemerintah dan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan.
(2) Dalam proses pembelajaran setiap mahasiswa mempunyai hak dan kewajiban yang
sama dan pelaksanaannya diatur oleh IKBSFM dengan berlandaskan Peraturan
Pemerintah dan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan.
Pasal 49
Bahasa Pengantar
(1) Penyelengggaraan pendidikan pada Institut dalam penyampaian pengetahuan
rnenggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
(2) Bahasa Daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam
penyampaian pengetahuan dan atau pelatihan dan atau keterampilan untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa.
(3) Bahasa Asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam
penyampaian pengetahuan atau pelatihan, dan atau keterampilan baik secara khusus
maupun secara keseluruhan.
Pasal 50
(1) Kalender Akademik disusun dan disahkan oleh Rektor IKBSFM atas usul Ketua
Program Studi dengan berpedoman pada ketentuan IKBSFM dan Peraturan
Pemerintah.
(2) Sesuai dengan Kalender Akademik semua mahasiswa pada setiap awal semester
wajib melakukan pendaftaran ulang. Syarat-syarat pendaftaran ulang diatur dengan
Peraturan IKBSFM.
(3) Semua mahasiswa yang sudah melakukan pendaftaran ulang pada semester ganjil,
diberikan kartu mahasiswa semester ganjil dan berlaku selama 1 (satu) tahun
akademik.
(4) Kartu mahasiswa berlaku sebagai identitas dalam mengikuti kegiatan akademik
maupun mendapatkan pelayanan administrasi selama yang bersangkutan masih
terdaftar sebagai mahasiswa.
BAB XII
GELAR DAN PENGHARGAAN
Pasal 51
(1) Lulusan IKBSFM dapat diberikan gelar
a. Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb) untuk program Diploma (D-III) Kebidanan
b. Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) untuk program Diploma (D-III) Keperawatan
c. Sarjana Keperawatan (S.Kep) untuk program Sarjana (S-1) Keperawatan
d. Sarjana Manajemen (S.M) untuk program Sarjana (S-1) Manajemen
e. Sarjana Akuntansi (S.Ak) untuk program Sarjana (S-1) Akuntansi
(2) Jenis gelar dan sebutan singkatannya disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 52
(1) Seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan program pendidikan diberikan tanda
bukti kelulusan berupa ijazah.
(2) Bentuk dan format ijazah serta pengesahannya sebagai tanda bukti kelulusan diatur
oleh IKBSFM sesuai dengan Peraturan Pemerintah.
(3) Kegiatan akademik melalui berbagai bentuk pendidikan yang telah ditempuh
mahasiswa secara sah dihimpun dalam suatu transkrip akademik. Bentuk dan format
transkrip akademik diatur oleh IKBSFM.
(4) Untuk memperoleh gelar akademik, seseorang mahasiswa harus menyelesaikan
seluruh program kegiatan akademik dan persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh
Peraturan IKBSFM sesuai dengan ketentuan Pemerintah dan ketentuan yang telah
ditetapkan Yayasan.
Pasal 53
(1) Semua mahasiswa yang telah menyelesaikan studi, diwisuda dalam suatu upacara
yang diatur oleh IKBSFM.
(2) Waktu dan tata cara wisuda diatur oleh IKBSFM serta disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 54
Penghargaan
(1) Penghargaan diberikan kepada seseorang, kelompok, organisasi yang berkaitan
dengan pengembangan institusi keilmuan secara akademik
(2) Penghargaan diberikan kepada seseorang, kelompok, organisasi, dalam suatu acara
yang berkaitan dengan pelaksanaan yudisium dan wisuda IKBSFM
BAB XIII
MAHASISWA DAN ALUMNI
Pasal 55
Penerimaan Mahasiswa Baru
(1) IKBSFM mengatur dan menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru.
(2) Penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan tanpa membedakan jenis kelamin,
agama, suku, ras, kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi.
(3) Selain warga Negara Indonesia, warga Negara asing dapat menjadi mahasiswa di
IKBSFM.
(4) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
IKBSFM dan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat diatur oleh
Menristekdikti.
(5) Mahasiawa yang lulus seleksi baik teori maupun wawancara diwajibkan mengikuti Aksi
Cinta Kampus (ACK) sebelum perkuliahan dimulai/diikuti
Pasal 56
(1) Yang disebut mahasiswa IKBSFM adalah peserta didik yang terdaftar di IKBSFM dan
merupakan bagian dari civitas Akademika IKBSFM.
(2) Bidang kemahasiswaan merupakan subsistem pendidikan tinggi yang mencakup
proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan, pengolahan pengendalian dan
pendanaan, serta evaluasi kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi perkembangan
penalaran keilmuan mahasiswa, pengembangan minat dan kegemaran, peningkatan
kesejahteraan mahasiswa, serta usaha penunjangnya.
Pasal 57
(1) Mahasiswa mempunyai hak:
a. Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggungjawab untuk menuntut
dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku di IKBSFM.
b. Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai
dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuannya.
c. Memanfaatkan fasilitas yang ada di IKBSFM dalam rangka kelancaran proses
belajar.
d. Mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas program studi yang
diikutinya dalam menyelesaikan studinya.
e. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang
diikutinya, serta hasil pelajarannya.
f. Menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan dan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
g. Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
h. Memanfaatkan sumber daya IKBSFM melalui perwakilan/ organisasi
kemahasiswaan yang mengurus dan mengatur, minat dan tata kehidupan
bermasyarakat.
i. Pindah ke perguruan tinggi lain atau program studi lainnya bilamana memenuhi
persyaratan penerimaan mahasiswa atau program studi yang hendak dimasuki,
dan bilamana daya tampung perguruan tinggi atau program studi yang
bersangkutan memungkinkan.
j. Ikut serta dalam kegiatan organisasi mahasiswa IKBSFM.
k. Memperoleh layanan khusus bilamana menyandang cacat.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, diatur oleh
Rektor IKBSFM.
Pasal 58
(1) Setiap mahasiswa berkewajiban untuk:
a. Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi mahasiswa
yang dibebaskan dari kewajiban sesuai peraturan yang berlaku.
b. Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada IKBSFM.
c. Menghormati tenaga pendidik dan atau tenaga administrasi di lingkungan
IKBSFM.
d. Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan
kampus IKBSFM.
e. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.
f. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
g. Menjaga kewibawaan dan nama baik IKBSFM.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, diatur oleh
Rektor IKBSFM.
Organisasi Mahasiswa
Pasal 59
(1) Organisasi kemahasiswaan IKBSFM adalah wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta
integritas kepribadian manusia Pancasila yang cerdas, berdasarkan prinsip
memanusiakan manusia sesuai hakekat manusia.
(2) Di tingkat IKBSFM meliputi Badan Eksekutif Mahasiswa IKBSFM dan Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM).
(3) Badan Eksekutif Mahasiswa IKBSFM dan UKM berkedudukan di tingkat Institut dan
merupakan kelengkapan non struktural.
Pasal 60
(1) Kegiatan kemahasiswaan dikategorikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang
meliputi:
a. Kegiatan penalaran dan keilmuan mahasiswa.
b. Kegiatan minat dan kegemaran mahasiswa.
c. Perbaikan kesejahteraan mahasiswa.
d. Bakti Sosial mahasiswa.
(2) Kegiatan mahasiswa antar kampus di luar kampus harus mendapat persetujuan Rektor
IKBSFM melalui Pembantu Rektor III Bidang kemahasiswaan.
Pasal 61
Alumni
(1) Alumni adalah tamatan dari IKBSFM setelah dinyatakan lulus ujian hasil penelitian.
(2) Untuk menggalang rasa persatuan serta menjalin komunikasi alumni, dalam upaya
menunjang pencapaian tujuan pendidikan dapat dibentuk organisasi alumni IKBSFM
yang non struktural.
(3) Tata kerja organisasi alumni diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangganya.
(4) Pembentukan organisasi alumni disahkan dengan surat keputusan Rektor IKBSFM.
BAB XIV
KERJA SAMA
Pasal 62
(1) Dalam melaksanakan kegiatan akademik, IKBSFM dapat menjalin kerja sama dengan
Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga lain baik di dalam negeri maupun di luar
negeri.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dapat berbentuk:
a. Tukar-menukar dosen dan mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan
akademik.
b. Pemanfaatan bersama sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan ilmiah lain.
c. Penerbitan bersama karya ilmiah.
d. Bentuk-bentuk lain yang dianggap saling menguntungkan.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat dilaksanakan sepanjang
tidak mengganggu tugas pokok IKBSFM.
Pasal 63
Dalam rangka pembinaan pendidikan IKBSFM dapat memberi bantuan kepada Perguruan
Tinggi lain.
BAB XV
SARANA DAN PRASARANA
Pasal 64
(1) Penambahan sarana dan prasarana disesuaikan dengan perkembangan IKBSFM,
ditetapkan oleh Yayasan atas usulan Rektor IKBSFM.
(2) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari
Pemerintah, diselenggarakan berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pengelolaan
kekayaan negara.
(3) Pengelolaan sarana dan prasarana yang diperoleh dengan dana yang berasal dari
masyarakat dan pihak luar negeri yang diluar penggunaan dana Anggaran Pendapatan
dan Belanja diatur dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Rektor IKBSFM dengan
persetujuan Senat IKBSFM dan persetujuan Yayasan.
(4) Tata cara pendayagunaan sarana dan prasarana untuk memperoleh dana guna
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi IKBSFM diatur dengan keputusan Yayasan
dengan pertimbangan Rektor IKBSFM.
BAB XVI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN INSTITUT
Pasal 65
Sumber dana dan keuangan IKBSFM berasal dari mahasiswa dan/atau sumber lain sesuai
dengan ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 66
(1) Dalam usaha mengembangkan dan menjaga kelangsungan kegiatannya, IKBSFM
dapat mengusahakan dan memperoleh biaya dan sumber dana yang sah yang berasal
dari pemerintah, masyarakat, ataupun sumber lainnya sesuai dengan ketentuan,
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Penggunaan dana yang berasal dari pemerintah, baik dalam bentuk anggaran rutin
maupun pembangunan, diatur sesuai dengan ketentuan, peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Dana yang diperoleh dari masyarakat adalah perolehan dana yang berasal dari
sumber-sumber sebagai berikut:
a. Sumber Pembinaan Pendidikan (SPP).
b. Biaya seleksi ujian masuk.
c. Hasil kontrak kerja yang sesuai dengan peran dan fungsi IKBSFM.
d. Uang Ujian dan Praktik Mahasiswa.
e. Sumbangan dan hibah dari perorangan, perusahaan, lembaga pemerintah atau
lembaga non pemerintah yang tidak mengikat.
(4) Penerimaan, penyimpanan, dan penggunaan dana yang berasal langsung dari
masyarakat secara transparan dikelola oleh IKBSFM sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku di IKBSFM.
(5) Penyelenggaraan sistem akuntansi dilakukan secara terpadu dan transparan oleh
IKBSFM berdasarkan peraturan sistem akuntansi/akuntansi keuangan publik yang
berlaku.
(6) Administrasi dan akuntansi keuangan dari sumber pemerintah diperiksa oleh aparat
pengawasan fungsional pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 67
(1) Rektor IKBSFM merencanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja IKBSFM yang
disusun atas dasar prinsip anggaran berimbang.
(2) Rekotr IKBSFM menetapkan rencana penerimaan dan pembiayaan serta
pengaturannya dengan mengikuti ketentuan pengelolaan dana yang berlaku, sesuai
dengan asas efisiensi, akuntabilitas, otonomi, dan transparansi perguruan tinggi.
(3) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja IKBSFM diajukan oleh Rektor IKBSFM
kepada Senat IKBSFM untuk mendapat pertimbangan dan selanjutnya diteruskan
kepada Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah untuk dapat ditetapkan/disahkan.
Pasal 68
(1) Pengelolaan dana menganut asas efesiensi, efektivitas, produktivitas, terpadu,
transparan dan dipertanggungjawabkan melalui prosedur sesuai peraturan yang
berlaku di Yayasan Pendidikan Nurul Fadhilah.
(2) Rekor IKBSFM mempertanggungjawabkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
IKBSFM beserta pencapaian sasaran kegiatan kepada Yayasan Pendidikan Nurul
Fadhilah dan pemerintah, sesuai dengan ketentuan, peraturan, dan perundang-
undangan yang berlaku
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
(1) Ketentuan-ketentuan dalam statuta ini harus ditaati oleh semua warga IKBSFM.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam statuta ini akan diatur dalam peraturan tersendiri
dengan ketentuan tidak bertentangan dengan isi statuta ini dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Perubahan statuta ini dilakukan bilamana dipandang perlu dan dilakukan oleh Yayasan
dan atas usul Rektor IKBSFM.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 70
(1) Statuta ini dapat ditinjau kembali setelah 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal
ditetapkan.
(2) Statuta ini mulai berlaku setelah mendapatkan pengesahan dari Senat.