Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROFESI KESEHATAN DAN TENAGA KESEHATAN

Oleh:
Astria Dewi Luthfita J410181146
Rosyid Ash Shidiq J410181172
Putri Dian Pratiwi J410181178
Agna Ginaris Swastika J410181185

Dosen Pengampu :
Windi Wulandari, S.KM, M.PH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa kesehatan adalah
merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan masyarakat secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan, adil, merata, aman, berkualitas, dan terjangkau oleh
masyarakat.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N)
dinyatakan bahwa dalam mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan
pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar
utama untuk meningkatkan kualitas SDM dan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia. Dalam RPJP-N, dinyatakan pula pembangunan nasional di
bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan didasarkan kepada perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus kepada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak,
manusia usia lanjut dan keluarga miskin. Dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, juga diperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK,
serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan
kerjasama lintas sektoral.
Profesi kesehatan merupakan salah satu profesi yang banyak
mendapatkan sorotan dari masyarakat, karena sifat pengabdianya kepada
masyarakat yang sangat kompleks. Etik profesi yang semula mampu menjaga
citra tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas profesinya, kelihatanya
semakin memudar sehingga perlu didukung oleh peraturan perundang-
undangan yang lebih meningkat bagi para tenaga kesehatan dan lebih
memperdayakan pasien serta keluarganya sebagai pengguna jasa profesi
kesehatan. Meningkatnya sorotan masyarakat terhadap profesi kesehatan
disebabkan oleh berbagai perubahan, antara lain adanya kemajuan bidang
ilmu dan teknologi kesehatan, perubahan karakteristik tenaga kesehatan
sebagai pemberi jasa, dan juga perubahan masyarakat pengguna jasa
kesehatan yang lebih sadar akan hak-haknya. Apabila perubahan tersebut
tidak disertai dengan peningkatan komunikasi antara tenaga kesehatan dengan
penerima jasa kesehatan dalam hal ini adalah pasien maka hal tersebut dapat
menyebabkan kesalahpahaman, ketidakpuasan dan perselisihan antara para
pihak
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang
tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus
ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,
sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan, pengawasan, dan
pemantauan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan
dan perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan. Berbagai studi menunjukkan bahwa tenaga
kesehatan merupakan kunci utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan kontribusi hingga
80% dalam keberhasilan pembangunan kesehatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mengetahui tentang profesi kesehatan dan tenaga
kesehatan.
2. Untuk mengetahui jenis profesi kesehatan dan tenaga kesehatan
3. Untuk memahami peran dan fungsi tenaga kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Peran Pendidikan dan Pelatihan


Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu wujud memajukan
kesejahteraan  umum adalah Pembangunan Kesehatan yang ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai
hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan
hak seluruh masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut perlu
didukung dengan sumber daya kesehatan, khususnya Tenaga Kesehatan yang
memadai, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun penyebarannya.
1. Peran Pendidikan dalam Pengembangan
Pengembangan sistem pendidikan tenaga kesehatan adalah untuk
membentuk keahlian dan keterampilan tenaga kesehatan di bidang-bidang
teknologi yang strategis serta mengantisipasi timbulnya kesenjangan
keahlian sebagai akibat kemajuan teknologi. Pengembangan sistem
pendidikan tenaga kesehatan tidak terlepas dari sistem pendidikan
nasional.
Pengembangan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung
jawab Kementerian Pendidikan Nasional, namun pembinaan teknis
pendidikan tenaga kesehatan merupakan kewenangan Kementerian
Kesehatan. Dalam upaya pengembangan sistem pendidikan tenaga
kesehatan, maka perlu perpaduan antara Kementerian Pendidikan Nasional
dan Kementerian Kesehatan. Pendidikan tenaga kesehatan dilakukan
melalui peningkatan dan pengembangan pendidikan tenaga kesehatan, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Peningkatan dan
pengembangan pendidikan tenaga kesehatan tersebut ditujukan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas, berdaya saing tinggi,
serta profesional, yaitu tenaga kesehatan yang mengikuti perkembangan
IPTEK, menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Semua
tenaga kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi sumpah dan
kode etik profesi. Melalui pendidikan kesehatan dapat diketahui manfaat
dalam pengembangan profesi kesehatan antara lain :
a. Tersedianya tenaga kesehatan secara merata yang mencukupi
dalam jumlah, jenis dan kualitas, serta termanfaatkan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan bagi seluruh
penduduk Indonesia.
b. Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sesuai kompetensi yang
diharapkan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan
kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.
c. Tenaga kesehatan mampu menggerakkan partisipasi masyarakat,
mampu melibatkan kerjasama lintas sektor, mampu menerapkan
sistem pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
2. Peranan Pelatihan
Pelatihan (training) merupakan proses pembelajaran yang
melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk
meningkatkan kinerja tenaga kerja (Simamora, 2006). Pelatihan adalah
setiap usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya (Gomes,2003). Pelatihan
lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM organisasi
yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab
individu yang bersangkutan saat ini. Sasaran yang ingin dicapai dan suatu
program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan atau
fungsi saat ini.
Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Menurut Siamamora
ada lima jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan, antara lain:
1. Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang sering dijumpai
dalam organisasi. Program pelatihannya relatif sederhana,
kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui penilaian yang
jeli.
2. Pelatihan ulang adalah subset pelatihan keahlian. Pelatihan ulang
berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian
yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang
berubah-ubah.
3. Pelatihan lintas fungsional yaitu melibatkan pelatihan karyawan
untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan
pekerjaan yang ditugaskan.
4. Pelatihan tim merupakan bekerjasama terdiri dari sekelompok
individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama
dalam sebuah tim kerja.
5. Pelatihan kreatifitas yaitu berlandaskan pada asumsi bahwa
keativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan
peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang
berdasar pada penilaian rasional dan biaya.
Adapun manfaat pelatihan yang diperoleh dalam pengembangan
profesi kesehatan, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan
2. Memuktahirkan keahlian para tenaga kesehatan dengan
kemajuan teknologi.
3. Memperbaiki kinerja tenaga kesehatan yang kurang ketrampilan
dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
4. Meningkatkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuannya yang sesuai dengan profesi kesehatannya.
B. Profesi Kesehatan Klinik dan Kesehatan Masyarakat
1. Pengertian Klinik
Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin
oleh seorang tenaga medis (Permenkes RI No.9, 2014) .
2. Jenis Klinik
Jenis Klinik dibedakan menjadi dua yaitu Klinik Pratama dan Klinik
Utama. Klinik pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh
seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki
oleh badan usaha ataupun perorangan. Klinik utama merupakan klinik
yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan
medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti mengkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang
dokter spesialis ataupun dokter gigi spesialis. Adapun perbedaan antara
klinik pratama dan klinik utama adalah:
a. Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis
dasar, sementara pada klinik utama mencangkup pelayanan medis
dasar dan spesialis
b. Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara
pada klinik utama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter
gigi spesialis;
c. Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap,
sementara pada klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh
dalam hal klinik berbentuk badan usaha
d. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang
dokter atau dokter gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan
satu orang spesialis untuk masing-masing jenis pelayanan.
3. Ketenagaan Klinik
Pimpinan klinik pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
Pimpinan klinik utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya. Penanggung
jawab teknis Klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki
Surat Izin Praktik (SIP) di Klinik tersebut, dan dapat merangkap sebagai
pemberi pelayanan.
Ketenagaan Klinik rawat jalan terdiri atas tenaga medis, tenaga
keperawatan, Tenaga Kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan sesuai
dengan kebutuhan. Ketenagaan Klinik rawat inap terdiri atas tenaga medis,
tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga analis
kesehatan, Tenaga Kesehatan lain dan tenaga non kesehatan sesuai dengan
kebutuhan. Jenis, kualifikasi, dan jumlah Tenaga Kesehatan lain serta
tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh
Klinik.
Tenaga medis pada Klinik pratama yang memberikan pelayanan
kedokteran paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau dokter
gigi sebagai pemberi pelayanan. Tenaga medis pada Klinik utama yang
memberikan pelayanan kedokteran paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang
dokter spesialis dan 1 (satu) orang dokter sebagai pemberi pelayanan.
Tenaga medis pada Klinik utama yang memberikan pelayanan kedokteran
gigi paling sedikit terdiri dari 1 (satu) orang dokter gigi spesialis dan 1
(satu) orang dokter gigi sebagai pemberi pelayanan.
Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di Klinik harus
mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan Surat Izin Kerja (SIK) atau
Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Klinik harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan,
etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan
dan keselamatan pasien. Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara
asing di Klinik dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua
puluh empat) jam harus menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain
sesuai kebutuhan pelayanan dan setiap saat berada di tempat. (Permenkes
RI No.9, 2014) .
4. Penyelenggaraan Klinik
Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan
yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, rawat
inap, pelayanan satu hari (one day care) dan/atau home care.
Pelayanan satu hari (one day care) sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) merupakan pelayanan yang dilakukan untuk pasien yang sudah
ditegakkan diagnosa secara definitif dan perlu mendapat tindakan atau
perawatan semi intensif (observasi) setelah 6 (enam) jam sampai dengan
24 (dua puluh empat) jam. Home care sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) merupakan bagian atau lanjutan dari pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan dampak penyakit.
Klinik rawat inap hanya dapat memberikan pelayanan rawat inap
paling lama 5 (lima) hari. Apabila memerlukan rawat inap lebih dari 5
(lima) hari, maka pasien harus secara terencana dirujuk ke rumah sakit
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Klinik pratama hanya dapat melakukan bedah kecil (minor) tanpa
anestesi umum dan/atau spinal. Klinik utama dapat melakukan tindakan
bedah, kecuali tindakan bedah yang menggunakan anestesi umum dengan
inhalasi dan/atau spinal, operasi sedang yang berisiko tinggi,dan operasi
besar. Klasifikasi bedah kecil, sedang, dan besar ditetapkan oleh
Organisasi Profesi yang bersangkutan
5. Kesehatan Masyarakat
Tenaga kesehatan masyarakat adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan masyarakat serta memiliki pengetahuan dan
atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan masyarakat.
Dalam UU Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 disebutkan bahwa
jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan
masyarakat terdiri dari Epidemiolog Kesehatan, Tenaga Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Pembimbing Kesehatan Kerja, Tenaga
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Tenaga Biostatistik dan
Kependudukan, serta Tenaga Kesehatan Reproduksi dan Keluarga.
Dalam Kode Etik Profesi Kesehatan Masyarakat Indonesia
dinyatakan bahwa Ahli Kesehatan Masyarakat senantiasa berusaha untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(P2KB) atau Continuing Public Health Education (CPHE) merupakan
keharusan bagi setiap ahli kesehatan masyarakat di Indonesia. Hanya
dengan mengikuti P2KB, peningkatan mutu profesi kesehatan masyarakat
dapat diwujudkan.
Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) merupakan bagian dari
sumber daya manusia yang sangat penting perannya dalam pembangunan
kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pembangunan
kesehatan dengan paradigma sehat merupakan upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang
lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif.
Pelayanan promotif, untuk meningkatkan kemandirian dan peran
serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan diperlukan program
penyuluhan dan pendidikan masyarakat yang berjenjang dan
berkesinambungan sehingga dicapai tingkatan kemandirian masyarkat
dalam pembangunan kesehatan. Dalam program promotif membutuhkan
tenaga-tenaga kesmas yang handal terutama yang mempunyai spesialisasi
dalam penyuluhan dan pendidikan.
Pelayanan preventif, untuk menjamin terselenggaranya pelayanan ini
diperlukan parar tenaga kesmas yang memahami epidemiologi penyakit,
cara-cara dan metode pencegahan serta pengendalian penyakit. Program
preventif ini merupakan salah satu lahan bagi tenaga kesmas dalam
pembangunan kesehatan. Keterlibatan kesmas dibidang preventif di bidang
pengendalian memerlukan penguasaan teknik-teknik lingkungan dan
pemberantasan penyakit. Tenaga kesmas juga dapat berperan dibidang
kuratif dan rehabilitatif kalau yang bersangkutan bersedia mampu belajar
dan meningkatkan kemampuannya dibidang tersebut.

C. Konsep Pelayanan Kesehatan


1. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap
orang yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan
upaya peningkatkan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok
atau masyarakat secara keseluruhan. Definisi Pelayanan kesehatan menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009 (Depkes RI) yang
tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan tentang kesehatan ialah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga,
kelompok ataupun masyarakat.
Tujuan pelayanan kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara
kesehatannya untuk mencapai kesehatan yang optimal mandiri, keluarga dan
masyarakat..
2. Bentuk Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer)
Pelayanan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat
dasar dan dilakukan bersama masyarakat dan dimotori oleh:
- Dokter Umum (Tenaga Medis)
- Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)

Pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau pelayanan


kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan,
yang pertama kali diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami
gangguan kesehatan atau kecelakaan. Primary health care pada
pokoknya ditunjukan kepada masyarakat yang sebagian besarnya
bermukim di pedesaan, serta masyarakat yang berpenghasilan rendah
di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat jalan
(Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit
ringan dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan
mereka atau promosi kesehatan.
Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling, klinik.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Pelayanan kesehatan sekunder adalah pelayanan yang lebih
bersifat spesialis dan bahkan kadang kala pelayanan subspesialis,
tetapi masih terbatas. Pelayanan kesehatan sekunder dan tersier
(secondary and tertiary health care), adalah rumah sakit, tempat
masyarakat memerlukan perawatan lebih lanjut (rujukan). Di
Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah
sakit tipe D sampai dengan rumah sakit kelas A.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh: Dokter Spesialis dan Dokter
Subspesialis terbatas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya pelayanan jalan atau pelayanan rawat
(inpantient services).Diperlukan untuk kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan inap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer.
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit tipe D.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
Pelayanan kesehatan tersier adalah pelayanan yang lebih
mengutamakan pelayanan subspesialis serta subspesialis luas.
Pelayanan kesehatan dilakukan oleh: Dokter Subspesialis dan Dokter
Subspesialis Luas
Pelayanan kesehatan ini sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan
atau pelayanan rawat inap (rehabilitasi).Diperlukan untuk kelompok
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan sekunder.
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit tipe B.
BAB III
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai