Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistimatis dan
berkesinambungan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama
tenaga kesehatan yang bermutu yang berperan sebagai pemikir, perencana, pelaksana
dan penggerak pembangunan kesehatan. Untuk mewujudkan tenaga kesehatan yang
bermutu tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah pengelolaan institusi
pendidikan tenaga kesehatan harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan
dan tanpa mengesampingkan aspek efesiensi dan efektifitas.
Strategi pembangunan kesehatan yang mendukung visi masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan, diperlukan tenaga profesional yang dapat menerapkan ilmu
dan teknologi kesehatan, melalui penerapan nilai-nilai moral dan etika. Sejalan dengan
ipelayanan kesehatan yang bermutu perlu ditunjang oleh tenaga kesehatan yang
berkualitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 bahwa
kementerian Kesehatan harus mengawal jumlah, jenis dan mutu tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan berkualitas dapat dihasilkan dengan berbagai upaya antara lain
memalui pendidikan. Pengawalan mutu melalui upaya pendidikan diawali
penjaringan, proses pembelajaran sampai dihasilkan tenaga kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan serta upaya-upaya kesehatan agar segera tercapai
masyarakat Indonesia yang mandiri untuk hidup sehat.
Institusi pendidikan kesehatan dalam lingkup Kementerian Kesehatan melakukan
pengelolaan pendidikan tinggi Diploma dalam bentuk Politeknik Kesehatan selalu
diselaraskan dengan aturan-aturan yang berlaku. Diantaranya adalah Kepmendiknas RI
Nomor 232/U/2000 Tahun 2000 yang menyatakan bahwa program diploma adalah
pendidikan profesional yang menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam menerapkan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional. Sedangkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
menjelaskan bahwa program diploma adalah pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi
merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.

1
Vocational education or vocational education and training (VET), also called career and
technical education (CTE) prepares learners for jobs that are based in manual or
practical activities, traditionally non-academic and totally related to specific trade,
occupation or vocation (Wikipedia, 2009).
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku adalah Institusi Pendidikan Tenaga
Kesehatan milik Depkes RI satu-satunya yang berada di Provinsi Maluku yang memiliki
Empat Jurusan yaitu Jurusan Keperawatan yang terdiri dari Program Studi Keperawatan
Ambon, Program Studi Keperawatan Masohi, dan Program Studi Keperawatan Tual) ,
Jurusan Kesehatan Lingkungan Ambon, Jurusan Gizi Ambon dan Jurusan Kebidanan
Ambon. Tujuan pembentukan Institusi ini adalah menghasilkan tenaga Ahli Madya
keperawatan, Ahli Madya Kesehatan Lingkungan, Ahli Madya Gizi dan Ahli Madya
Kebidanan yang trampil, cerdas, beretika dan berahlak mulia.
Menghadapi kondisi semacam ini, diperlukan suatu perencanaan strategi yang
tepat menuju kepada perubahan, kreatifitas dan inovasi sebagai acuan dasar
penyelenggaraan pendidikan. Sehingga Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku dalam
pengembangan organisasi dapat berkompetesi secara global. Oleh karena itu Poltekkes
Kemenkes Maluku perlu menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh baik internal
environment maupun external vironment yang pada akhirnya kebijakan strategi yang
ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

2
BAB II
VISI DAN MISI

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku yang merupakan satu-satunya pendidikan


kesehatan milik Kemenkes RI yang ada di Provinsi Maluku perlu merumuskan visi dan
misi guna memberikan arah dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Visi-misi
sebagai iidiologi juga merupakan nilai dasar, tujuan inti serta rancangan masa depan
yang lebih detail. Visi-misi Politeknik Kesehatan memfokuskan semua kegiatan
organisasi bermakna bagi masyarakat bukan hanya untuk kepentingan organisasi.
Berpijak dari pendapat diatas dengan mengintegrasi kondisi yang ada di lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku, maka rumusan Visi-Misi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku sebagai berikut :

1. VISI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


Visi Poltiteknik Kesehatan Kemenkes Maluku periode 2010-2014 adalah:
Mewujudkan pendidikan tinggi kesehatan yang handal dan inovatif untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil, cerdas, beretika dan bermartabat
serta mampu bermitra dengan masyarakat dan pemerintah.

2. MISI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


Misi Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku tahun 2010 2014 adalah :
a. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat secara profesional
b. Menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil, cerdas, beretika
dan bermartabat serta mampu bersaing dalam kompetisi global.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan pasar kerja
d. Menciptakan suasana belajar, suasana kerja dan kehidupan
kampus yang menunjang kerja sama lintas program dan lintas sektor

3
BAB III
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES MALUKU

A. Analisis Lingkungan Internal


1. Komponen Organisasi
Kekuatan (STRENGTH)
a. Status Jabatan Direktur defenitif
b. Direktur sudah memiliki sertifikasi dosen
c. Persyaratan menduduki Jabatan Direktur sesuai pesyaratan
d. Memiliki pengalaman mengelola Pendidikan Keperawatan di
lingkungan Poltekkes lebih dari 5 tahun
e. Direktur mengembangan komunikasi dan koordinasi dengan
staf pembantu pada lingkungan poltekkes serta mengembangkan
kemitraan dan kerjasama dengan pemerintah Propinsi dan Kabupaten.
f. Jabatan dilingkungan Poltekkes Kemenkes Maluku Ka Subag,
Unit, Pudir, Kajur dan Ka Prodi defenitif
g. Penetapan Pudir, Kajur, Ka Prodi dan Unit penunjang lainnya
sesuai dengan aturan yang berlaku
h. Setiap staf yang mendududki jabatan mempunyai komitmen
yang jelas untuk mengembangkan institusi
i. Penetapan dan pelaksanaan tata organisasi Poltekkes sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor OT.02.03/I/4/03440.1
tahun 2008 tentang pedoman organisasi dan tatalaksana Poltekkes Depkes
RI

Kelemahan (WEAKNESS)
a. Rata-rata tenaga pengajar belum memiliki sertifikast toefl 2
tahun terakhir
b. Bebarapa jabatan baru di tempati kurang dari 1 tahun yaitu
Pudir I dan III, Semua Kajur dan Ka Prodi serta Kepala Unit.
c. Pudir, Jurusan, Prodi dan unit masih dalam proses konsolidasi
internal untuk membuat perencanaan dan kebijakan baru.
d. Pudir, kajur dan ka Prodi belum mengikuti pelatihan
manajemen pendidikan bersertifikat 5 tahun terakhir
2. Komponen Sumber Daya Manusia
Kekuatan (STRENGTH)

4
a. Memiliki tenaga Dosen Tetap dengan kualifikasi pendidikan
bervariasi yaitu S2 keperawatan, S2 Kesehatan, S1 Keperawatan, S1
Kesmas, S1 Pendidikan, S1 Psikologi, DVI Keperawatan, DIV Kebidanan,
DIII Keperawatan dan DIII Kebidanan
b. 12 orang dosen sudah tersertifikasi
c. Pengalaman mengajar Dosen Tetap rata-rata lebih dari 8 tahun
d. Kemauan dan minat untuk mengembangkan diri pada jenjang
pendidikan lanjut sangat tinggi
e. Memiliki tenaga Dosen Tidak Tetap dengan kualifikasi
pendidikan sesuai bidang studi yang diasuh
f. CI Klinik mempunyai tingkat pendidikan minimal D III
Keperawatan dengan masa kerja lebih dari lima tahun

Kelemahan
a. Dosen yang memiliki jabatan fungsional sebanyak 59 orang
(37,58 %)
b. Dosen tetap S2 30 orang (19,11 %), S1 57 Orang (36.31 %)
dan D IV 24 orang (15,29 %)
c. Rasio Tenaga Dosen Tetap terhadap jumlah mahasiswa belum
memenuhi standar (1: 32)
d. Dosen belum mempunyai waktu 20 % untuk praktik, magang
atau bekerja untuk mengembangkan keterampilan profesi.
e. CI klinik 90 % belum memiliki sertifikat CI dari Kementrian
Kesehatan
f. Sebagian Dosen Tetap dan Tidak Tatap belum memiliki Akta
mengajar dan masih ada yang mempunyai strata pendidikan S1
g. Kurangnya kegiatan pengambangan SDM berupa pelatihan dan
keikutsertaan dalam forum ilmiah
h. Rendahnya kemampuan Dosen dalam berbahasa inggris
i. Kenaikan pangkat dosen banyak tertunda karena kurangnya
minat untuk melakukan penelitian
j. Tenaga administrasi rata-rata berpendidikan SMA dan
berstatus tenaga Pramubakti
k. Pengusulan formasi tenaga untuk kepentingan CPNS belum
proporasional sesuai kebutuhan institusi.
l. Kebijakan rekrut tenaga pada Politeknik Kesehatan Kemenkes
Maluku masih terkonsentrasi pada kewenangan pusat

5
m. Tenaga Perpustakaan dengan latar belakang pendidikan
perpustakaan hanya 1 orang

3. Komponen Manajemen Pembelajaran


Kekuatan (STRENGTH)
a. Melaksanakan kurikulum nasional berbasis kompetensi
b. Memiliki kurikulum muatan lokal yang disesuaikan dengan
keadaan dan kebutuhan di Propinsi Maluku
c. Memiliki Silabus sebagai perencanaan pengajaran
d. Memilki RPP, PAP sesuai rencana pembelajaran
e. Kegiatan dilaksanakan sesuai kalender pendidikan
f. Memiliki Laboratorium sebagai sarana utama pelaksanaan
praktika bagi mahasiswa
g. Memiliki kalender pendidikan
h. Pencapaian program dari setiap mata ajaran 71 85 %
i. Memiliki lahan praktek yang memadai
j. Menyelenggarakan praktik klinik diluar provinsi bagi mahasiswa
semester VI untuk memberikan pengkayaan pengetahuan dan keterampilan
mahasiswa.
k. Adanya MOU Politeknik Kesehatan Kemenkes Malauku dengan
Bebarapa RS di Jakarta.

Kelemahan (WEAKNESS)
a. Belum maksimal Dosen menyusun Rencana Pengajaran (RPP)
b. Metode bimbingan Praktek Klinik oleh CI belum dilaksanakan
secara optimal
c. Belum semua dosen melaksanakan proses pembelajaran
laboratorium (60 % praktik, 40 % klinik)
d. Pemberian materi belum semua sesuai perencanaan di silabus
sehingga masih ada materi yang harus diberikan pada minggu tenang
sebelum pelaksanaan ujian.
e. Penetapan Muatan local belum melalui kajian ilmiah dan belum
di legalkan dengan SK Direktur
f. Metode dan strategi pembelajaran di kelas belum dilaksanakan
secara maksimal sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi

6
g. Belum dilaksanakan uji kompetensi secara bertahap untuk
lulusan (PP Nomor 15 tahun 2005)

4. Komponen Sarana dan Prasarana


Kekuatan (STRENGTH)
a. Sarana:
Memiliki gedung yaitu : Ruangan pengelola pendidikan untuk semua
jurusan dan Prodi, Direktorat, Sub Bagian ADAK system informatika dan
Kemahasiswaan dan Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegawaian, Unit
penelitian dan pengabdian masyarakat, Unit penunjang (laboratorium
keperawatan, kebidanan, gizi, workshop, computer, bahasa, asrama,
perpustakaan, unit pemeliharaan dan perbaikan), tempat ibadah, ruang
kelas, auditorium, kantin, pos satpam, gudang, koperasi, Ruang BEM,
Ruang HIMA.

b. Prasarana
1) Memiliki tanah 4 Hektar untuk pengembangan kampus
2) Memiliki jaringan internet
3) Memiliki lahan praktek yang memadai
4) Rektorat, Sub Bagaian, Jurusan dan Prodi memiliki mobil dinas,
kendaraan bermotor roda 2 dan bus
5) Memiliki sarana komunikasi (Telepon, Faximile, )
6) Memilki alat-alat workshop, alat-alat praktik gizi,
7) Memilki laboratorium komputer dilengkapi dengan internet untuk Prodi
Tual dengan 30 unit, Prodi Masohi 10 Unit dan Ambon 20 unit
8) Memiliki laboratorium bahasa untuk Prodi Tual
9) Memilki unit dan sub unit perpustakaan
10) Memiliki tempat ibadah
11) Memiliki sarana AVA
12) Memiliki alat musik (Alat ben)
13) Setiap Ruangan memilki KIR

Kelemahan (WEAKNESS)
a. Rasio ruang kelas dengan jumlah mahasiswa belum sesui
b. Alat laboratorium baik jumlah maupun jenis belum sesuai
standar
c. Alat/ instrumen jumlah dan jenis belum sesuai dengan
rasio mahasiswa serta belum lengkap sesuai dengan tuntutan kurikulum

7
d. Alat Workshop jumlah dan jenis belum lengkap
e. Buku-buku diperpustakaan belum sesuai dengan
kebutuhan kurikulum dan jumlah masih terbatas.

5. Komponen Ketatausahaan
Kekuatan (STRENGTH)
a. Tersedianya dokumen SDM
b. Tersedianya dokumen surat menyurat
c. Adanya koordinasi antar jurusan
d. Tersedianya dana pendukung operasional DIPA.
e. Memiliki dokumen RAB DIPA
f. Ada keterlibatan semua unsur dalam penyusunan RAB
g. Penggunaan dana operasional sesuai RAB
h. Penatausahaan keuangan dan barang dengan sistem
komputerisasi
i. Sistem pelaporan SIPTK berjalan sesuai rencana
j. Penatausahaan kepegawaian dengan sistem komputerisasi
(SIMK, PAK Dosen)

Kelemahan (WEAKNESS)
a. Tenaga pengelola belum memadai baik jumlah maupun kualitas
sesuai bidang tugas.
b. Ruang belum memadai sesuai dengan kebutuhan operasional
c. Sistem pengawasan barang dan keuangan belum optimal

6. Kemahasiswaan
Kekuatan (STRENGTH)
a. Memiliki dokumen sipensimaru
b. Rasio jumlah pendaftaran adalah kurang lebih 3 kali jumlah yang
diterima
c. Memiliki organisasi kemahasiswaan
d. Adanya buku panduan bagi mehasiswa
e. Setiap mahasiswa mempunyai Pembimbing Akademik (PA)
f. Memiliki tata tertib kegiatan mahasiswa.
g. Rasio antara PA dengan mahasiswa sudah sesuai standar
h. Adanya penghargaan terhadap mhasiswa berprestasi
Kelemahan (WEAKNESS)
a. Badan Eksekutif Mahasiswa aktifitas dan program kerja belum maksimal

8
b. Belum terbentuknya ikatan alumni
c. Lulusan DIII Kebidanan dan Keperawatan Belum memiliki surat izin sebagai
tenaga kesehatan dari dinas Kesehatan Propinsi SIP dan SIB (UU U
Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, Permenkes 148 tahun 2010 dan
Kepmenkes nomor 2000 tahun 2002)
d. Belum dilaksankannya survey kepuasan user terhadap kompetensi lulusan
e. Kegiatan ekstrakurikuler kurang berjalan dengan baik
f. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan belum maksimal
g. Mahasiswa yang melanggar tata tertib sekitar 20 %
h. Laporan kegiatan PA belum terorganisir dengan baik

7. Situasi Umum
Kekuatan (STRENGTH)
a. Memiliki Petugas security dan gedung tersendiri
b. Tingkat keamanan baik
c. Ada petugas kebersihan dengan rasio sesuai standar
d. Ruangan dibersihkan setiap hari
e. Koordinasi antar jurusan baik
f. Koordinasi organisasi mahasiswa dengan pengelola baik
g. Adanya notulen pada setiap pertemuan
h. Gedung kampus memiliki pagar bertembok
i. Memiliki jaringan listrik, air dan telepon
j. Memiliki taman di dalam kampus
k. Memiliki halaman upacara
l. Memiliki halaman parkir

Kelemahan (WEAKNESS)
a. Perangkat penunjang untuk Petugas Security belum memadai
b. Lingkungan dan gedung belum terawat dengan baik

8. Komponen Pengembangan Institusi


Kekuatan (STRENGTH)
a. Adanya kegiatan penelitian para dosen dan mahasiswa
b. Tersedianya dana untuk penelitian
c. Adanya kerjasama lintas sector (Dinkes, Pemkot, Pemprov,
RSUD, RSB, Puskesmas)
d. Adanya Program khusus D III Keperawatan di 2 RS dan 3
Pemerintah kabupaten

9
e. Adanya kesempatan para dosen untuk mengikuti berbagai
pelatihan (berdasarkan program Pusdiknakes Depkes RI)

Kelemahan (WEAKNESS)
a. Dokumentasi pemanfaatan lulusan belum maksimal
b. Belum melaksanakan kegiatan seminar/lokakarya
c. Kegiatan pegabdian masyarakat belum berjalan dengan baik
d. Belum adanya kerjasama dengan lembaga di dalam dan luar negeri untuk
pengembangan institusi dan pemenfaatan lulusan
e. Belum adanya perencanaan keunggulan setiap jurusan dalam menghadapi
kompetisi pasar global
B. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis eksternal menggambarkan landasan peluang dan ancaman yang
dihadapi organisasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku saat ini maupun yang
akan datang :

Peluang (OPPORTUNITIES)
a. Era perdagangan bebas memberikan kesempatan kepada tenaga kesehatan
untuk bekerja di luar negeri dan masuknya tenaga kerja asing ke dalam negeri
b. Masuknya modal asing ke Indonesia akan semakin memperluas kesempatan
kerja bagi tenaga kesehatan
c. Globalisasi membantu percepatan alih teknologi yang diperlukan bagi
peningkatan kualitas dan profesionalisme pelayanan kesehatan di Indonesia
d. Dalam menunjang kualitas SDM dengan indicator Human Development Index,
pembangunan kesehatan merupakan unsur yang sangat strategis disamping
pembangunan pendidikan dan ekonomi
e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akan
mendorong Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku menyesuaikan program
pendidikannya
f. Pemekaran wilayah provinsi Maluku dari 9 Kabupaten menjadi Kabupaten dan 2
Kota, membuka kesempatan kerja terhadap lulusan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku
g. Animo masyarakat sangat tinggi terhadap Politeknik Kesehatan Maluku
h. Berdirinya beberapa Klinik Kesehatan Swasta di Provinsi Maluku

Ancaman (THREATS)
a. Undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009

10
b. Undang-undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional
c. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
d. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan
Hukum Pendidikan.
e. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standar pendidikan nasional
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 28 Tahun
2005 tentang Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
g. Tuntutan mutu lulusan sesuai dengan perkembangan pasar
kerja
h. Adanya penderitan sekolah tinggi kesehatan swasta

C. Penentuan Strategi Utama


Untuk menentukan strategi utama pada Poltekkes Kemenkes Maluku dilakukan
melalui pemakaian beberapa matriks dengan tiga tahap pelaksanaan yaitu The
Input Stage, the Matching Stage dan The Decision Stage.
The input stage terdiri dari External Faktor Evaluasi (EFE) matriks dan Internal
Factor Evaluation (IFE) matriks.
The Matching Stage terdiri dari Treats-Opportunities-Weaknesses-Strenghts
(TOWS) Matriks dan Matriks Grand Strategy

1. EXTERNAL FAKTOR EVALUATION (EFE) MATRIK


Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal Poltekkes
Kemenkes Maluku. Faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap Poltekkes Kemenkes Maluku.

No Critical Success Factor Bobot AS Score


PELUANG
1 Era perdagangan bebas 0,15 3 0.45
2 Masuknya modal asing ke Indonesia 0,1 3 0,3
3 Globalisasi membantu percepatan alih teknologi 0,1 3 0,3
4 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di 0,15 4 0.6
bidang kesehatan
5 Pemekaran wilayah provinsi Maluku 0,2 4 0.8
6 Animo masyarakat sangat tinggi terhadap Politeknik 0.15 4 0.6
Kesehatan Ambon
7 Berdirinya beberapa Klinik Kesehatan Swasta di 0,15 3 0.45
Provinsi Maluku

11
NILAI 1 3.5
ANCAMAN
1 Undang-undang kesehatan nomor 36 tahun 2009 0,15 3 0.45
2 Undang-undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang 0,15 4 0.6
system pendidikan nasional
3 Undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 0.15 4 0.6
4 Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 2009 tentang 0.1 3 0.3
Badan Hukum Pendidikan.
5 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 28 0,15 3 0.45
Tahun 2005 tentang Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi.
6 Tuntutan mutu lulusan sesuai dengan perkembangan 0,15 3 0.35
pasar kerja
7 Adanya penderitan sekolah tinggi kesehatan swasta 0,15 3 0.45
NILAI 1 3.2

Keterangan :
1 = di bawah rata-rata, 2 = rata-rata, 3 = diatas rata-rata, 4 = sangat bagus.

2. INTERNAL FAKTOR EVALUATION (IFE) MATRIK


Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal Poltekkes
Kemenkes Maluku berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting.

No Critical Success Factor Bobot Reting Score


KEKUATAN

A ORGANISASI 0.15 3 0.35


1 Semua jabatan di lingkungan Poltekkes defentif
dan ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku
2 Memiliki pengalaman mengelola pendidikan > 5
tahun
3 Semua staf yang menduduki jabatan mempunyai
komitmen yang kuat untuk pengembangan institusi
4 Direktur mengembangkan komunikasi dan
koordinasi dengan staf

B SUMBER DAYA MANUSIA 0.15 3 0.35


1 11 orang dosen sudah tersertifikasi
2 Pengalaman mengajar Dosen Tetap rata-rata lebih
dari 8 tahun
3 Memiliki tenaga Dosen Tidak Tetap dengan
kualifikasi pendidikan sesuai bidang studi yang
diasuh
4 CI Klinik mempunyai tingkat pendidikan minimal D
III Keperawatan dengan masa kerja lebih dari lima
tahun

12
C KOMPONEN MANAJEMEN PEMBELAJARAN 0.2 3 0.6
1 Melaksanakan kurikulum nasional berbasis
kompetensi
2 Memiliki kurikulum muatan lokal yang disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan di Propinsi Maluku
3 Memiliki Silabus sebagai perencanaan pengajaran
4 Memilki RPP, PAP sesuai rencana pembelajaran
5 Kegiatan dilaksanakan sesuai kalender pendidikan
6 Memiliki Laboratorium sebagai sarana utama
pelaksanaan praktika bagi mahasiswa
7 Memiliki kalender pendidikan
8 Pencapaian program dari setiap mata ajaran 71
85 %
9 Memiliki lahan praktek yang memadai
10 Menyelenggarakan praktik klinik diluar provinsi bagi
mahasiswa semester VI.
11 Adanya MOU Politeknik Kesehatan Kemenkes
Maluku dengan Bebarapa RS di Jakarta.

D KOMPONEN SARANA DAN PRASARANA 0.1 3 0.3

1 Memiliki sarana gedung parmanen dan defenitif,


Memiliki tanah 4,5 Hektar untuk pengembangan
kampus
Prasarana

1 Memiliki sarana komunikasi (Telepon, Faximile, )


dan internet
2 Memiliki lahan praktek yang memadai
3 Rektorat, Sub Bagaian, Jurusan dan Prodi memiliki
mobil dinas, kendaraan bermotor roda 2 dan bus
4 Memilki alat-alat workshop, alat-alat praktik gizi,
laboratorium komputer dilengkapi dengan internet
untuk Prodi Tual dengan 30 unit, Prodi Masohi 10
Unit dan Ambon 20 unit
5 Memiliki laboratorium bahasa untuk Prodi Tual
6 Memilki unit dan sub unit perpustakaan,tempat
ibadah, sarana AVA, alat ban dan Ruangan memiliki
KIR
E KOMPONEN KETATAUSAHAAN 0.1 3 0.3
1 Tersedianya dokumen SDM dan dokumen surat
menyurat
2 Adanya koordinasi antar jurusan
3 Tersedianya dana pendukung operasional DIPA dan
Memiliki dokumen RAB DIPA
4 Ada keterlibatan semua unsur dalam penyusunan
RAB dan Penggunaan dana operasional sesuai RAB
5 Penatausahaan keuangan dan barang dengan
sistem komputerisasi
6 Sistem pelaporan SIPTK berjalan sesuai rencana
7 Penatausahaan kepegawaian dengan sistem
komputerisasi (SIMK, PAK Dosen)

13
F KOMPONEN KEMAHASISWAAN 0.1 3 0.3
1 Memiliki dokumen sipensimaru
2 Rasio jumlah pendaftaran adalah kurang lebih 3 kali
jumlah yang diterima
3 Memiliki organisasi kemahasiswaan
4 Adanya buku panduan bagi mehasiswa
5 Setiap mahasiswa mempunyai Pembimbing
Akademik (PA)
6 Memiliki tata tertib kegiatan mahasiswa.
7 Rasio antara PA dengan mahasiswa sudah sesuai
standar
8 Adanya penghargaan terhadap mahasiswa
berprestasi

G SITUASI UMUM 0.1 3 0.3


1 Memiliki Petugas security dan gedung tersendiri
2 Tingkat keamanan baik
3 Ada petugas kebersihan dengan rasio sesuai
standar
4 Ruangan dibersihkan setiap hari
5 Koordinasi antar jurusan baik
6 Koordinasi organisasi mahasiswa dengan pengelola
baik
7 Adanya notulen pada setiap pertemuan
8 Gedung kampus memiliki pagar bertembok
9 Memiliki jaringan listrik, air dan telepon
10 Memiliki taman di dalam kampus, halaman upacara
dan halaman parkir

H KOMPONEN PENGEMBANGAN INSTITUSI 0.1 3 0.3


1 Adanya kegiatan penelitian para dosen dan
mahasiswa
2 Tersedianya dana untuk penelitian
3 Adanya kerjasama lintas sector (Dinkes, Pemkot,
Pemprov, RSUD, RSB, Puskesmas)
4 Adanya Program khusus D III Keperawatan di 2 RS
dan 3 Pemerintah kabupaten
5 Adanya kesempatan para dosen untuk mengikuti
berbagai pelatihan (berdasarkan program
Pusdiknakes Depkes RI)
NILAI 1 3
KELEMAHAN
A KOMPONEN ORGANISASI 0.1 3 0.3
1 Rata-rata tenaga pengajar belum memiliki sertifikat
toefl 2 tahun terakhir
2 Bebarapa jabatan baru di tempati kurang dari 1
tahun yaitu Pudir I dan III, Semua Kajur dan Ka
Prodi serta Kepala Unit.
3 Pudir, Jurusan, Prodi dan unit masih dalam proses
konsolidasi internal untuk membuat perencanaan
dan kebijakan baru.
4 Pudir, kajur dan ka Prodi belum mengikuti pelatihan
manajemen pendidikan bersertifikat 5 tahun
terakhir

14
B KOMPONEN SDM 0.15 4 0.6
1 Dosen yang memiliki jabatan fungsional hanya 59
orang (37,58 %)
2 Dosen tetap S2 30 orang (19,11 %), S1 57 Orang
(36.31 %) dan D IV 24 orang (15,29 %)
3 Rasio Tenaga Dosen Tetap terhadap jumlah
mahasiswa belum memenuhi standar (1: 32)
4 Dosen belum mempunyai waktu 20 % untuk
praktik, magang atau bekerja untuk
mengembangkan keterampilan profesi.
5 CI klinik 90 % belum memiliki sertifikat CI dari
Kementrian Kesehatan
6 Sebagian Dosen Tidak Tatap belum memiliki Akta
mengajar dan masih ada yang mempunyai strata
pendidikan S1
7 Kurangnya kegiatan pengambangan SDM berupa
pelatihan dan keikutsertaan dalam forum ilmiah
8 Rendahnya kemampuan Dosen dalam berbahasa
inggris
9 Kenaikan pangkat dosen banyak tertunda karena
kurangnya minat untuk melakukan penelitian
10 Tenaga administrasi rata-rata berpendidikan SMA
dan berstatus tenaga Pramubakti
11 Pengusulan formasi tenaga untuk kepentingan
CPNS belum proporasional sesuai kebutuhan
institusi.
12 Kebijakan rekrut tenaga pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku masih terkonsentrasi pada
kewenangan pusat
13 Tenaga Perpustakaan dengan latar belakang
pendidikan perpustakaan hanya 1 orang
C KOMPONEN PEMBELAJARAN 0.15 3 0.45
1 Belum maksimal Dosen menyusun Rencana
Pengajaran (RPP)
2 Metode bimbingan Praktek Klinik oleh CI belum
dilaksanakan secara optimal
3 Belum semua dosen melaksanakan proses
pembelajaran laboratorium (60 % praktik, 40 %
teori)
4 Pemberian materi belum semua sesuai perencanaan
di silabus sehingga masih ada materi yang harus
diberikan pada minggu tenang sebelum
pelaksanaan ujian.
5 Penetapan Muatan local belum melalui kajian ilmiah
dan belum di legalkan dengan SK Direktur
6 Metode dan strategi pembelajaran di kelas belum
dilaksanakan secara maksimal sesuai dengan
kurikulum berbasis kompetensi
7 Belum dilaksanakan uji kompetensi secara bertahap
untuk lulusan (PP Nomor 15 tahun 2005)
D KOMPONEN SARANA DAN PRASARANA 0.15 3 0.45
1 Rasio ruang kelas dengan jumlah mahasiswa belum
sesui
2 Alat laboratorium baik jumlah maupun jenis belum
sesuai standar

15
3 Alat/ instrumen jumlah dan jenis belum sesuai
dengan rasio mahasiswa serta belum lengkap
sesuai dengan tuntutan kurikulum
4 Alat Workshop jumlah dan jenis belum lengkap
5 Buku-buku diperpustakaan belum sesuai dengan
kebutuhan kurikulum dan jumlah masih terbatas.
E KOMPONEN KETATAUSAHAAN 0.1 3 0.3
1 Tenaga pengelola belum memadai baik jumlah
maupun kualitas sesuai bidang tugas.
2 Ruang belum memadai sesuai dengan kebutuhan
operasional
3 Sistem pengawasan barang dan keuangan belum
optimal
4 Tenaga pengelola belum memadai baik jumlah
maupun kualitas sesuai bidang tugas.
5 Ruang belum memadai sesuai dengan kebutuhan
operasional
F KOMPONEN KAMAHASISWAAN 0.15 4 0.6
1 Badan Eksekutif Mahasiswa aktifitas dan program
kerja belum maksimal
2 Belum terbentuknya ikatan alumni
3 Lulusan DIII Kebidanan dan Keperawatan Belum
memiliki surat izin sebagai tenaga kesehatan dari
dinas Kesehatan Propinsi SIP dan SIB (UU U
Kesehatan Nomor 36 tahun 2009, Permenkes 148
tahun 2010 dan Kepmenkes nomor 2000 tahun
2002)
4 Belum dilaksankannya survey kepuasan user
terhadap kompetensi lulusan
5 Kegiatan ekstrakurikuler kurang berjalan dengan
baik
6 Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan
belum maksimal
7 Mahasiswa yang melanggar tata tertib sekitar 20 %
8 Laporan kegiatan PA belum terorganisir dengan baik
Badan Eksekutif Mahasiswa aktifitas dan program
kerja belum maksimal
G SITUASI UMUM 0.1 2 0.2
1 Perangkat penunjang untuk Petugas Security belum
memadai
2 Lingkungan dan gedung belum terawat dengan baik
H PENGEMBANGAN INSTITUSI 0.1 4 0.4
1 Dokumentasi pemanfaatan lulusan belum maksimal
2 Belum melaksanakan kegiatan seminar/lokakarya
3 Kegiatan pegabdian masyarakat belum berjalan
dengan baik
4 Belum adanya kerjasama dengan lembaga di dalam
dan luar negeri untuk pengembangan institusi dan
pemenfaatan lulusan
5 Belum adanya perencanaan keunggulan setiap
jurusan dalam menghadapi kompetisi pasar global
6 Dokumentasi pemanfaatan lulusan belum maksimal
TOTAL NILAI 1 3.3

Keterangan nilai :

16
1 = sangat lemah, 2 = Tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat

3. POSISI DAN STRATEGI ORGANISASI


Dari hasil tabulasi di atas dapat disimpulkan bahwa posisi Poltekkes Kemenkes Maluku
adalah sebagai berikut:
Skor total kekuatan : 2.8
Skor total kelemahan : - 3,3
Selisih skor total kekuatan dan kelemahan : - 0,5
Skor total peluang : 3,5
Skor total ancaman : - 3,2
Selisih skor total peluang dan ancaman : 0,3

Peluang

0.6

0.5 Kuadran I
Kuadran II

0,4

0,3

0,2
Kelemahan Kekuatan
0,1

-0.5 -0.4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0.4 0.5 0.6
-

-0,2

-0,6
Kuadran III Kuadran IV
-0,8

-1

-2

17
Ancaman

Gambar 1. Matriks Grand Strategy


Posisi Poltekkes Kemenkes Maluku
dalam Kuadran Analisis SWOT

Gambar di atas terlihat bahwa posisi Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku berada
pada kuadran II. Pada kuadran ini strategi intensif merupakan pilihan utama yang
harus di pertimbangkan. Pada kuadran ini Politeknik Kemenkes Maluku perlu
melakukan pendekatan pada user dan steakholder secara serius. Meskipun permintaan
dan animo masyarakat sedang tumbuh baik namun masih sulit bersaing secara
efektif. Politeknik kesehatan Kemenkes Maluku perlu melakukan evaluasi bagaimana
institusi dapat melakukan perubahan terbaik agar dapat meningkatkan persaingan di
tingkat lokal, regional dan nasional.

BAB IV

ISU STRATEGIS

Berkaca dari situasi yang telah dianalisis dapat diidentifikasi beberapa isu-isu strategis
terkait dengan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku pada tahun 2010 2014.
Tujuan pembuatan rencana strategi ini adalah untuk menakar dan memanfaatkan
kekuatan yang ada, sehingga mampu memanfaatkan dan meraih peluang dalam
situasi persaingan global

Nasional dan global


Globalisasi, kebijakan nasional tentang undang-undang sistem pendidikan
nasiona, Undang-Undang Guru dan Dosen, Undang-Undang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah tentang Standar Pendidikan Nasional serta proyeksi kebutuhan dan
pemanfaatan tenaga kesehatan di dalam dan luar negeri dalam era perdagangan bebas
sangat mempengaruhi kebijakan dan pengembangan Politeknik Kesehatan.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku harus dapat mempertimbangkan
pemanfaatan lulusan untuk bekerja di luar negeri dan pendayagunaan dalam negeri
baik PNS maupun swasta. Hal ini merupakan suatu kesempatan yang baik bagi para
lulusan. Akan tetapi perhatian perlu ditekankan bukan hanya pada kuantitas, akan
tetapi juga kualitas lulusan.
Issue penting lainnya adalah sertifikasi dan standardisasi dosen maupun
pengakuan secara nasional lembaga pendidikan melalui Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi.

18
Sumberdaya keuangan
Perubahan pengelolaan sistem pendanaan melalui PP 13 tahun 2009 tentang
penerimaan Negara bukan pajak menghendaki akuntabilitas penggunaan anggaran
perlu diarahkan secara efektif dan efisien dalam mencapai misi Poltekkes Kemenkes
Maluku. Tata kelola administrasi yang baik adalah kunci guna menunjang kelancaran
berbagai proses dalam penyelenggaraan pendidikan terutama yang berkaitan dengan
aspek pendanaan.

Akademik
Saat ini kompetensi merupakan tolok ukur utama bagi lulusan untuk dapat
berkompetisi
di dunia kerja. Oleh karenanya penguatan kurikulum berbasis kompetensi merupakan
modal utama dalam mencetak lulusan berkualitas. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah adanya keterbatasan dukungan institusional dalam menanggapi tuntutan
pembelajaran dengan metode yang lebih banyak mengarahkan mahasiswa untuk
proaktif dan kreatif belajar mandiri yang terfokus pada kebutuhan peserta didik.

Jaringan kerjasama
Perkembangan jumlah mahasiswa dan perubahan metode pembelajaran memerlukan
peningkatan jaringan kerja sama melalui program kemitraan dengan perguruan tinggi
lain maupun dengan rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan, perhotelan maupun
lembaga-lembaga lain yang relevan dalam upaya pencapaian komtensi.

Leadership, kelembagaan dan administrasi


Konsolidasi internal institusi secara structural maupun fungsional sebagai dasar
komitmen fundamental untuk menciptakan mindsite kontruktif dan integrative dalam
mengambangkan Politeknik kesehatan Kemenkes Maluku yang terbuka dan mandiri

Pembukaan Jurusan dan Program Studi Baru.


Bekerja sama dengan pemerintah daerah Propinsi, kabupaten dan kota dalam upaya
pemanfaatan lulusan dan kontribusi lainnya dalam mengembangkan sarana dan
prasarana intitusi.

Propinsi Maluku dalam perkembangannya telah mengalami pemekaran kabupaten


menjadi 9 dan dua Kota madya. Kebutuhan daerah akan tenaga kesehatan sangatlah
menjadi prioritas dengan tetap memperhatikan aspek efektifitas dan efesiensi serta

19
rentang kendali, sehingga Politeknik Kesehatan Maluku dalam memenuhi tuntutat
daerah perlu merencanakan invasi program melalui pembukaan jurusan baru dan
Program Studi pada kabupaten kota.

BAB IV
KEBIJAKAN DASAR DAN RENCANA PROGRAM

1. KEBIJAKAN DASAR
Kebijakan Dasar dalam penyusunan Rencana Program dalam RENSTRA 2010-2014 di
tetapkan berlandaskan upaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku untuk
mengakselerasi peningkatan peringkat Poltekkes di tingkat nasional. Ini dapat
diwujudkan dengan dukungan pengembangan Entrepreneurial untuk menghasilkan
lulusan yang berjiwa entrepreneurship dan produk penelitian yang bernilai ekonomis
yang kemudian digunakan untuk pembangunan ekonomi masyarakat pada tingkat lokal
dan nasional melalui suatu kerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta.
a. Bidang kompetensi akademik dan klinik staf dosen
b. Bidang kuantitas dan kualitas sarana prasarana pembelajaran
c. Bidang kemandirian dan tata kelola yang baik
d. Bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

2. RENCANA PROGRAM
a. Bidang kompetensi akademik dan klinik staf dosen
Tujuan program ini diharapkan dapat dicapai dengan rencana program berikut
Rencana Program :
(a) Peningkatan kualifikasi pendidikan dosen

20
(b) Pengembangan lahan praktek professional di rumah sakit, hotel, dinas
kesehatan
(c) Peningkatan kuantitas staf dosen berdasarkan kebutuhan

b. Bidang kuantitas dan kualitas sarana prasarana pembelajaran


Tujuan program ini diharapkan dapat dicapai dengan kebijakan dasar dan
rencana program berikut.
Rencana Program :
(a) Peningkatan kuantitas dan kualitas laboratorium keterampilan
(b) Peningkatan sumber pembelajaran
(c) Peningkatan sarana pembelajaran
(d) Peningkatan ruangan dosen

c. Bidang kemandirian dan tata kelola yang baik


Tujuan program ini diharapkan dapat dicapai dengan kebijakan dasar dan rencana
program berikut.

Rencana Program
(a) Peningkatan struktur dan tata kelola organisasi yang baik
(b) Pendirian fakultas keperawatan/kesehatan
(c) Peningkatan kerjasama institusi

d. Bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat


Tujuan program ini diharapkan dapat dicapai dengan kebijakan dasar dan rencana
program berikut.
Rencana Program
(a) Penyempurnaan sistem tata kelola penelitian Poltekkes Kemenkes Maluku
(b) Percepatan pertumbuhan penelitian dan pengabdian masyarakat multidisiplin
Poltekkes Kemkes Maluku
(d) Peningkatan pemberian dukungan fasilitas penelitian dan pengabdian
masyarakat
(e) Keberlanjutan peningkatan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat

A. Strategi Fungsional
Strategi fungsional dijabarkan dalam perencanaan operasional Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku lima tahunan seperti pada tabel berikut ini :

21
T A H U N
NO ASPEK PERENCANAAN 2011 2012 2013 2014 2015
I. Komponen Organisasi
1. Konsolidasi internal, struktural dan V
fungsional
2. Evaluasi kinerja jabatan V
3. Komunikasi dan koordinasi lintas sektor V V

II. Komponen SDM :


1. Rekrutmen tenaga dosen baik V V V V V
berlatar belakang pendidikan
kesehatan maupun non kesehatan
sesuai dengan kebutuhan
2. Peningkatan keterampilan dosen V V V V V
dan CI klinik melalui pendidikan dan
latihan
3. Rekrutmen tenaga administrasi V V V V V
melalui seleksi masuk CPNS Kemenkes
4. Mengadakan studi banding ke V
Poltekkes yang telah maju
5. Mengadakan studi banding ke luar V
negeri
6. Peningkatan kemampuan tenaga V V V V V
administrasi

7. Peningkatan kemampuan dosen V V V


berbahasa Asing
8. Peningkatan keterampilan V V
mengajar Dosen melalu pelatihan
PEKERTI/AA

III. Komponen Sarana dan Prasarana


1. Perluasan gedung V V V V V
2. Penambahan peralatan V V V V V
laboratorium dan AVA V V
3. Penambahan peralatan workshop V V V V
4. Penambahan buku-buku V V V V
perpustakaan V V V V V
5. Berlangganan jurnal ilmiah V V V
6. Penerbitan Jurnal dan majalah V V V
7. Penambahan alat perkantoran dan
perkuliahan V V
8. Penambahan alat transportasi roda
2, 4, dan 6 V V
9. Pengadaan laboratorium computer V
(Prodi Masohi) V
10. Pengadaan alat laboratorium V
bahasa V V
11. Pengadaan alat-alat olahraga dan V
kesenian V V
12. Pembuatan lapangan olahraga V
13. Pengadaan klinik umum/klinik ANC V
14. Pengembangan kantin
15. Pembentukan koperasi berbadan V
hukum

22
16. Bangun gedung Kampus Baru

IV. Manajemen Pembelajaran


1. Penambahan materi sebagai V
muatan local efektif (Bahasa Arab dan
tambahan jumlah SKS Bahasa Inggris
terapam sesuai kebutuhan)
2. Melatih tenaga CI V V V V V
keperawatan/kebidanan sesuai bidang
keahlian V V V V
3. Semua dosen sudah membuat SAP
sebelum pembelajaran berlangsung V V V V V
4. Semua dosen berlatar belakang
Pendidikan minimal DIV Kesehatan. V V V V V
5. Mata kuliah dengan pengalaman
belajar praktik dapat diterapkan secara
optimal V V V V V
6. Evaluasi kinerja dosen dalam
pencapaian program pembelajaran V V V V V
7. Metode bimbingan klinik
dilaksanakan secara optimal sesuai
dengan panduan praktik klinik
Pusdiknakes

V. Komponen Ketatausahaan
1. Pengelolaan kearsipam secara baik V V V V V
2. Optimalisasi pengawasan barang V V V V V
dan keuangan
3. Penataan ruang ADUM dan ADAK V V V V V
sesuai fungsi
VI. Komponen Kemahasiswaan
1. Adanya laporan kegitan PA yang V V V V V
terorganisir setiap semester
2. Kegiatan kemahasiswaan diaktifkan V V V V V
3. Pembentukan HIMA Jurusan/Prodi V V V V V
dan BEM
VII. Situasi Umum
1. Mengikutsertakan tenaga V
pengamanan dalam pelatihan satuan
pengamanan (satpam)
2. Manajemen kebersihan V V V V V
dioptimalkan V
3. Pembuatan pintu utama masuk
kampus V
4. Penataan taman kampus
5. Pelayanan angkutan mahasiswa V
dan pegawai
VIII. Komponen Pengembangan Institusi
1. Melaksanakan penelitian V V V V V
2. Melaksanakan rapat kerja, seminar, V V V V V
lokakarya, workshop
3. Melaksanakan penyuluhan dan V V V V V
pembinaan kesehatan di masyarakat
4. Memiliki daerah binaan (Darbin) V V V V V
5. Membuka program khusus khusus V V V V
bagi PNS yang berlatar belakang SPK,

23
bidan, Gizi, dan Kesling di Provinsi
Maluku
6. Membuka program jalur khusus V V V
kebidanan bagi PNS yang berlatar
belakang SPK, bidan di Provinsi V
Maluku
7. Membuka kelas unggulan (Bahasa V V
Inggris dan Bahasa Arab)
8. Membuka Program D-IV V V V V
Keperawatan dan Kebidanan
9. Membuka Program DIV Kesling dan V V
Gizi
10. Membuka program DIII kebidanan V V V V V
di Masohi
11. Membuka program DIII kebidanan V V V V
di Tual
12. Membuka Program DIII Analis V V V
Kesehatan dan Farmasi
13. Merubah status institusi menjadi V
sekolah tinggi
14. Mengfungsikan unit penjaminan
mutu secara proposional sebagai unit
internal yang mengontrol kualitas
institusi.

24

Anda mungkin juga menyukai