Anda di halaman 1dari 35

PENGEMBANGAN

KARIER BIDAN
BY
Nurul Arinigtyas, S.ST., MPH
PRINSIP PENGEMBANGAN
KARIER BIDAN

 Pendidikan berkelanjutan
 Job fungsional

 Prinsip pengembangan karier


bidan dikaitkan dengan peran,
fungsi dan tanggung jawab
bidan
Perkembang
Kewajiban an profesi
mengikuti
perkemban
gan IPTEK

PENDIDIKAN
Pendidikan BIDAN
BERKELANJUTAN
sepanjang
hayat
POLA PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN BIDAN
• Antisipasi tingkat kebutuhan
masyarakat thd mutu pelayanan
kebidanan
• Perubahan-perubahan yang cepat dalam
pemerintahan maupun masyarakat
• Perkembangan IPTEK
• Persaingan dipasar global

TENAGA BIDAN BERKUALITAS


(pengetahuan, ketrampilan dan
sikap profesionalisme)
IBI bertanggung jawab mendorong
tumbuhnya sikap profesionalisme
bidan melalui kerja sama dengan
berbagai pihak dan turut berperan
aktif dalam upaya yang
diprogramkan pemerintah baik
tingkat pusat, daerah sampai
ranting.
Keterlibatan diupayakan untuk
meningkatkan kualitas hidup anak
bangsa dan kualitas bidan sebagai
pelayan masyarakat khususnya KIA
dalam siklus kehidupannya.
 Untukitu pendidikan bidan
seyogyanya dirancang dengan:
 Memperhatikan faktor-faktor yang
mendukung keberadaan bidan
ditengah-tengah kehidupan
masyarakat
 Berkesinambungan, berjenjang dan
berlanjut sesuai dengan prinsip
belajar seumur hidup bagi bidan
yang mengabdi ditengah-tengah
masyarakat
Pendidikan berkelanjutan ini
bertujuan untuk mempertahankan
profesionalisme bidan baik melalui
pendidikan formal maupun non
formal
 Pendidikanformal
Yang telah dirancang & diselenggarakan
oleh pemerintah dan swasta dengan
dukungan IBI:
 Program D III,D IV, S1 & S2 Kebidanan
 Pengiriman tugas belajar keluar negeri
 Mengupayakan adanya badan swasta dalam dan
luar negeri untuk meningkatkan pendidikan bidan
dalam dan luar negeri khusus untuk program
jangka pendek
 Disamping itu IBI tetap mendorong anggotanya
untuk meningkatkan pendidikan melalui kerjasama
dengan universitas didalam negeri
 Pendidikan non formal
 Dilaksanakan melalui program pelatihan,
magang, seminar/lokakarya
 Kerjasama IBI dengan lembaga internasional
diberbagai propensi
 Program mentorship dimana bidan senior
membimbing bidan yunior dalam konteks
profesionalisme bidan
 Jumlah anggota IBI yang cukup besar,
diasumsikan ± 32 tahun baru seluruh
anggota IBI dapat mengikuti pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi

 Kesepakatan antara IBI dan pemerintah


bahwa masa transisi melalui pendidikan
formal akan berlangsung 10 tahun (2010)
IBI bersama pemerintah
mencoba cari jalan keluar
melalui suatu sistem pendidikan
yang mengakui berbagai
pengalaman bidan dalam
melayani masyarakat
Pengakuan/penghargaan thd
pengalaman bidan (Recognition
of Prior Learning) ini
diharapkan akan dapat lebih
mempercepat upaya
peningkatan kualitas bidan
melalui pendidikan formal tanpa
mengabaikan apa yang telah
dimiliki oleh bidan.
POLA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BIDAN
Spesialis II S. 3
Bridging
course
Kebidanan
Spesialis I
S. 2
Bridging Kebidanan
Diploma IV training

S.1
Diploma III Kebidanan

Diploma I
SMU

SPK
 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 19:
1. Pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup progam pendidikan
diploma, sarjana, magister, dan doktor yg
diselenggarakan oleh perguruan tinggi
2. Pendidikan tinggi diselenggarakan
dengan sistem terbuka
 Converter/Bridging Course Program D
IV ke S2 Terapan
1. Harus ada kesepakatan antara PT
penyelenggara, asosiasi profesi, masy sebagai
end user (Depkes, BPSDM), tentang baku
mutu kompetensi S2 terapan (jenis dan
kebutuhan)
2. Kurikulum disusun bersama berdasarkan
kesepakatan kompetensi S2 terapan
3. Berhubung program S2 adalah program
terminal, maka perlu dilakukan proses
artikulasi (akreditasi kredit) dan credit
transfer melalui program converter/Bridging
course sebelum menempuh S2 terapan
4. Program harus dapat “on and off” sesuai
kebutuhan
5. Program dapat berupa pendidikan kedinasan
Adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan
teknis,hubungan antar manusia
dan moral bidan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaaan/pelayanan
dan standar yang telah ditentukan
oleh konsil melalui pendidikan
formal dan nonformal.
 Tujuan
 Pemenuhan standar
 Meningkatkan produktivitas kerja
 Efisiensi
 Meningkatkan kualitas pelayanan
 Meningkatkan moral (etika profesi)
 Meningkatkan karier
 Meningkatkan kemampuan konseptual
 Meningkatkan ketrampilan
kepemimpinan (leadership skill)
 Imbalan (kompensasi)
 Meningkatkan kepuasan konsumen
 PraktikMandiri Bidan (PMB)
 Bidan berstatus pegawai negeri

 Tenaga kesehatan lainnya

 Kader kesehatan, dukun beranak

 Masyarakat umum
 Jenis

 Seminar, lokakarya
 Magang
 Pengembangan (manajemen, hub
interpersonal, komunitas)
 Ketrampilan teknis untuk pelayanan
 Administrasi
 Lain-lain, sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan & teknologi (IPTEK)
 Karakteristik
 Komprehensif
 Harus mencakup seluruh anggota profesi
kebidanan
 Berdasarkan analisis kebutuhan
 Berhubungan dengan tugas (job related)
dan relevan dgn kebutuhan masyarakat
 Berkelanjutan
 Berkesinambungan dan berkembang

 Terkoordinasi secara internal


 Bekerjasama dgn institusi pendidikan dlm
memanfaatkan berbagai sumber daya dan
mengelola berbagai program dikjut
 Berkaitan dengan sistem lain
Sistem dikjut memiliki 3 aspek subsistem yg
merupakan bagian dari sistem lain diluar
sistem dikjut, yaitu:
 Perencanaan tenaga kesehatan (health
manpower planning)
 Produksi tenaga kesehatan (health
manpower production)
 Manajemen tenaga kesehatan (health
manpower management)
 Jabatan dpt ditinjau dari 2 aspek:
 Struktural
 Fungsional

 Jabatan struktural adalah jabatan yg


secara jelas tertera dlm struktur dan
diatur berjenjang dalam suatu
organisasi
 Jabatan fungsional adalah jabatan yg
ditinjau serta dihargai dari aspek
fungsinya yg vital dlm kehidupan
masy dan negara
PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

 Pengertian

Perjalanan pekerjaan seseorang dlm


organisasi sejak diterima dan berakhir
pada saat tidak lagi bekerja diorganisasi
tersebut.
TUJUAN
 Mendapatkan persyaratan menempati
posisi/jabatan tertentu
 Mengusahakan pengembangan karir
karena tidak otomatis tercapai,
tergantung pada
lowongan/jabatan,keputusan dan
tergantung presensi pimpinan
JALUR KARIR

Bersifatideal dan normatif


Berlaku untuk pegawai negri /
swasta;struktural dan fungsional
Jalur pengembangan karir :
Struktural
Fungsional
KARIR STRUKTURAL

 Tergantung
tepat tugas bidan (RS,
PKM, swasta dst).

 Dicapaisesuai tingkat kemampuan,


kesempatan dan kebijakan yang ada
(ka ruangan, kasie dsb)
KARIR FUNGSIONAL
 Disiapkandengan jabatan fungsional bagi
bidan, melalui pendidikan berkelanjutan

 Baikformal/informal, akan meningkatkan


profesionalisme bidan dalam
melaksanakan fungsinya.
Peraturan, ketentuan dan cara pengembangan
karir terdapat pada:
 Permen neg Pendayagunaan Aparatur
Negara No: 01/PER/M.PAN/1/2008
 Juklak jafung bidan dalam angka
kredit.
Pelaksana

1. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien


selama kehamilan, masa persalinan, bayi
baru lahir, masa nifas, pelayanan KB,
gangguan sistem reproduksi dan dalam masa
klimakterium dan menopause serta bayi dan
balita secara mandiri
2. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir, bayi, balita dengan kelainan
tertentu dan kegawatan yang memerlukan
kolaborasi, konsultasi dan rujukan.
Pengelola

1. Mengembangkan pelayanan
kesehatan terutama untuk individu,
keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat di wilayah kerja.
2. Berpartisipasi dalam tim untuk
melaksanakan program kesehatan
dan sektor lain di wilayah kerjanya.
Pendidik
1. Memberikan pendidikan dan
penyuluhan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang penanggulangan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan ibu,
anak dan KB.
2. Melatih dan membimbing kader dan
dukun termasuk siswa bidan dan
keperawatan di wilayah atau tempat
kerjanya.
Peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian


terapan dalam bidang kesehatan baik
secara mandiri & kelompok.

Anda mungkin juga menyukai