Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SDM

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN (AKK)

(DOSEN: SAMINO, SH, M.kES)

Oleh:
Muhamad Ibnu Sina
NPM 14420158
SEMESTER 1 KELAS D

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
SDM merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya
keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing
tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan pembangunan,
baik di bidang ekonomi, kesehatan maupun di bidang sosial dan budaya. SDM
yang berdaya saing tinggi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di
era globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya persaingan serta
tiadanya batas antar negara dalam interaksi hidup dan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, untuk memenangkan dan menangkap peluang yang ada,
pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan kompetensi yang
fokus pada suatu bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu
meningkatkan

daya

saing

di

tingkat

nasional

maupun

internasional

( Irwansyah, 2011 dalam abeacheagle.blogspot.com, 2012 ).


Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015, pembangunan
kesehatan di daerah baik propinsi maupun Kabupaten/Kota ditujukan untuk
menciptakan dan mempertahankan Propinsi, Kabupaten/Kota Sehat dengan
menerapkan Pembangunan Berwawasan Kesehatan. Oleh karena itu, untuk
mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2015 tersebut diperlukan SDM
Kesehatan yang bermutu dan merata. SDM yang berkualitas akan mendorong
terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi
keberhasilan

pembangunan kesehatan

secara nasional sehingga dapat

mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan memperkuat


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan SDM seperti yang
dicita-citakan tersebut diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai

kendala

dan

tantangan

yang

berat

Irwansyah,

2011

dalam

abeacheagle.blogspot.com, 2012 ).
Pengembangan sumber daya manusia di bidang kesehatan
merupakan komponen strategis pembangunan kesehatan guna mempercepat
pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan. Kinerja suatu organisasi akan ditentukan oleh salah satu unsur
utama yaitu kualitas sumber daya manusia. Tujuan dari upaya pengembangan
sumber

daya

manusia

di

bidang

kesehatan

adalah

meningkatnya

pemberdayaan dan penyediaan sumber daya manusia dibidang kesehatan


dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang
cukup

sesuai

dengan

kebutuhan

Irwansyah,

2011

dalam

abeacheagle.blogspot.com, 2012 ).
Berdasarkan latar belakang inilah penyusun mengangkat judul
makalah mengenai SDM di Indonesia dan Tatanannya dalam Bidang
Kesehatan

sehingga

dengan

perannya dalam bidang

adanya pengetahuan

kesehatan

tentang

SDM

dan

dapat meningkatkan pembangunan

kesehatan di Indonesia.
B.

Rumusan Masalah
Belum diketahuinya bagaimana gambaran SDM di Indonesia dan

tatanannya dalam bidang kesehatan itu.


C.

Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran SDM di Indonesia dan
tatanannya dalam bidang kesehatan itu.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia Indonesia itu.
b.
Untuk mengetahui bagaimana sumber daya manusia kesehatan itu.
c.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dan hambatan situasi
SDM Kesehatan itu.
d.
Untuk mengetahui bagaimana tatanan SDM dalam kesehatan itu.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini antara lain dapat
berguna bagi peminatan ilmu administrasi kebijakan kesehatan, dapat
meningkatkan

ilmu

pengetahuan

tentang

SDM

dalam

pembangunan

kesehatan, dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan masih


banyak manfaat lainnya yang dapat diambil dari makalah yang sederhana
ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A.

Sumber Daya Manusia Indonesia


Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang terkandung
dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial
yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan

dalam

tatanan

yang

seimbang

dan

berkelanjutan.

Dalam

pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral


dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang
kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi. Selain itu, SDM juga merupakan potensi manusiawi sebagai
penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya yang merupakan
aset dan berfungsi sebagai modal ( non material/non finansial ) didalam
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara fisik
dan

non

fisik

dalam

mewujudkan

eksistensi

organisasi

(sembiringjuniati.blogspot.com, 2012).
Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya ketimpangan
antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja
nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang,
sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta
orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka ( open
unemployment ). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini
berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada
masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih
didominasi

pendidikan

dasar

( emperordeva.wordpress.com, 2008 ).

yaitu

sekitar

63,2

Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan


kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di
berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja
terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah
angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan
tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi.
Kesempatan

kerja

yang

terbatas

bagi

lulusan

perguruan

tinggi

ini

menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di


Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Ditjen
Dikti ) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari
300.000 orang ( emperordeva.wordpress.com, 2008 ).
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang
berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang
memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun
dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7 %, hanya berasal dari
pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan dan hasil tambang), arus
modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian,
bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang
tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini
merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas
SDM (emperordeva.wordpress.com, 2008).
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan
IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi
subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi,
penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi.
Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor
penting

sehingga

upaya

memacu

kualitas

SDM

melalui

pendidikan

merupakan

tuntutan

yang

harus

dikedepankan

( emperordeva.wordpress.com, 2008 ).
B.

Sumber Daya Manusia Kesehatan


SDM atau tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja
secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal
kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya
kesehatan. SDM atau tenaga kesehatan berperan sebagai perencana,
penggerak dan sekaligus pelaksana pembangunan kesehatan sehingga
tanpa tersedianya tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka
pembangunan kesehatan tidak akan dapat berjalan secara optimal. SDM
Kesehatan juga merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga
pendukung/penunjang

kesehatan

yang

terlibat

dan

bekerja

serta

mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan


(sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011).
Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat
dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti kebijakan sektor
pendidikan,

kebijakan

sektor

ketenagakerjaan,

sektor

keuangan

dan

peraturan kepegawaian. Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh


terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan antara lain kebijakan tentang
arah dan strategi pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan
kesehatan, kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
dan

kebijakan

tentang

pembiayaan

kesehatan

( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh
terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan yaitu desentralisasi, globalisasi,
menguatnya komersialisasi pelayanan kesehatan, teknologi kesehatan dan
informasi. SDM dalam kesehatan mempunyai berbagai keahlian sesuai
dengan profesi masing-masing seperti dokter, perawat, bidan, tenaga

kesehatan masyarakat, fisioterapis, apoteker, analis farmasi dan sebagainya


yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus untuk melakukan
pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta
lingkungannya ( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
C.

Perkembangan dan Hambatan Situasi SDM Kesehatan


Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan

situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut :


1. Ketenagaan
Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam peningkatan
pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama
mengingat tenaga kesehatan saat ini belum sepenuhnya berpendidikan DIII serta S-1 sedangkan yang berpendidikan SPK serta sederajat minim
terhadap pelatihan tehnis, hal ini juga berkaitan dengan globalisasi dunia
dan persaingan terhadap kualitas ketenagaan harus menjadi pemicu
2.

( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor
utama didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja
modal maupun belanja barang. Di dalam upaya peningkatan pembiayaan
terhadap sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN, APBD Provinsi
dan Kabupaten, serta sumber lainnya (sdmrumahsakit.blogspot.com,

2011).
3. Sarana Kesehatan Dasar
Komponen lain di dalam sumber daya kesehatan yang paling penting
adalah ketersedian sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas
dan kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan
kesehatan yang bermutu baik bangunan utama, pendukung dan sanitasi
kesehatan lingkungan. Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi
dengan peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium
beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi,

kendaraan

roda

empat

dan

kendaraan

roda

dua

( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
D. Tatanan SDM dalam Kesehatan
Dalam SKN ( Sistem Kesehatan Nasional ) terdapat subsistem SDM
Kesehatan yang merupakan tatanan yang menghimpun bentuk dan cara
penyelenggaraan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan,
yang

meliputi

pembinaan

upaya

dan

penyelenggaraan

perencanaan,

pengawasan
pembangunan

pengadaan,

SDM

pendayagunaan,

Kesehatan

kesehatan

guna

untuk

serta

mendukung

mewujudkan

derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Jadi tatanan SDM dalam


kesehatan antara lain :
1. Upaya Perencanaan SDM Kesehatan
Penyusunan rencana kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan
memperhatikan kebutuhan SDM Kesehatan yang diutamakan, baik dalam
upaya kesehatan primer maupun upaya kesehatan sekunder serta tersier.
Perencanaan SDM Kesehatan yang meliputi jenis, jumlah dan kualifikasinya
dilakukan dengan meningkatkan dan memantapkan keterkaitannya dengan
unsur lainnya dalam manajemen pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan dengan memperhatikan tujuan pembangunan kesehatan dan
kecenderungan permasalahan kesehatan di masa depan. Perencanaan SDM
Kesehatan dilakukan dengan mendasarkan pada fakta ( berbasis bukti )
melalui peningkatan sistem informasi SDM Kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).
2. Upaya Pengadaan SDM Kesehatan
Upaya pengadaan SDM Kesehatan adalah dengan melaksanakan
pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan. Standar pendidikan tenaga
kesehatan

dan

pelatihan

SDM

Kesehatan

mengacu

kepada

standar

pelayanan dan standar kompetensi SDM Kesehatan dan perlu didukung oleh
etika profesi SDM Kesehatan tersebut. Pemerintah dengan melibatkan
organisasi profesi dan masyarakat menetapkan standar kompetensi dan

standar

pendidikan

yang

berlaku

secara

nasional.

Pemerintah

bertanggungjawab mengatur pendirian institusi pendidikan dan pembukaan


program

pendidikan

tenaga

kesehatan

yang

dibutuhkan

dalam

pembangunan kesehatan. Pendirian institusi pendidikan dan pembukaan


program

pendidikan

ditekankan

untuk

menghasilkan

lulusan

tenaga

kesehatan yang bermutu dan dapat bersaing secara global dengan


memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan, dinamika pasar baik di
dalam maupun di luar negeri, dan kemampuan produksi tenaga kesehatan
dengan yang sudah ada ( Depkes RI, 2009 ).
Pemerintah dengan melibatkan organisasi profesi membentuk
badan regulator profesi yang bertugas menyusun berbagai peraturan
persyaratan,

menentukan

kompetensi

umum,

prosedur

penetapan

kompetensi khusus tenaga kesehatan, serta menentukan sertifikasi institusi


pendidikan dan pelatihan profesi. Kompetensi tenaga kesehatan harus
setara dengan kompetensi tenaga kesehatan di dunia internasional,
sehingga registrasi tenaga kesehatan lulusan dalam negeri dapat diakui di
dunia internasional. Penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan harus
memenuhi

akreditasi

sesuai

dengan

peraturan

perundangan.

Institusi/fasilitas pelayanan kesehatan yang terakreditasi wajib mendukung


penyelenggaraan

pendidikan

tenaga

kesehatan.

Penyelenggaraan

pendidikan tenaga kesehatan harus responsif gender yang berorientasi


kepada kepentingan peserta didik (Depkes RI, 2009).
3. Upaya Pendayagunaan SDM Kesehatan
Pemerintah Pusat bekerjasama dengan Pemerintah Daerah
melakukan upaya penempatan tenaga kesehatan yang ditujukan untuk
mencapai pemerataan yang berkeadilan dalam pembangunan kesehatan.
Dalam rangka penempatan tenaga kesehatan untuk kepentingan pelayanan
publik dan pemerataan, pemerintah melakukan berbagai pengaturan untuk
memberikan imbalan material atau non material kepada tenaga kesehatan

untuk bekerja di bidang tugas atau daerah yang tidak diminati, seperti
daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah perbatasan, pulau-pulau terluar
dan terdepan, serta daerah bencana dan rawan konflik ( Depkes RI, 2009 ).
Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah dan Swasta melakukan
rekrutmen dan penempatan tenaga kesehatan dan tenaga pendukung
kesehatan

yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembangunan

kesehatan dan atau menjalankan tugas dan fungsi institusinya. Pemerintah


Daerah bersama UPT-nya dan masyarakat melakukan rekrutmen dan
penempatan tenaga penunjang ( tenaga masyarakat ) yang diperlukan
untuk

mendukung

UKBM

sesuai

dengan

kebutuhan

pembangunan

kesehatan. Pemerintah dan swasta mengembangkan dan menerapkan pola


karir tenaga kesehatan yang dilakukan secara transparan, terbuka dan
lintas institusi melalui jenjang jabatan struktural dan jabatan fungsional.
Pemerintah

bersama

organisasi

profesi

dan

swasta

mengupayakan

penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam rangka peningkatan karir


dan profesionalisme tenaga kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).
Pendayagunaan tenaga kesehatan untuk keperluan luar negeri
diatur oleh lembaga pemerintah dalam rangka menjamin keseimbangan
antara kemampuan

pengadaan

tenaga kesehatan

di Indonesia

dan

kebutuhan tenaga kesehatan Indonesia di luar negeri serta melindungi hakhak dan hak asasi manusia tenaga kesehatan Indonesia di luar negeri.
Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing hanya dilakukan
pada tingkat konsultan pada bidang tertentu, dalam rangka alih teknologi
dan ditetapkan melalui persyaratan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.

Dalam

rangka

mengantisipasi

globalisasi

perlu

dilakukan

pengaturan agar masuknya SDM Kesehatan warga negara asing dengan


teknologi, modal dan pengalaman yang mereka punyai tidak merugikan
SDM Kesehatan Indonesia ( Depkes RI, 2009 ).

Tenaga kesehatan Warga Negara Indonesia lulusan institusi luar


negeri

yang

telah

bertanggung-jawab

memperoleh
atas

pengakuan

pendidikan

dari

nasional,

Departemen

mempunyai

yang

hak

dan

kewajiban yang sama dengan tenaga kesehatan lulusan dalam negeri.


Dalam rangka pendayagunaan SDM Kesehatan yang sesuai kebutuhan
pembangunan kesehatan, perlu dilakukan peningkatan kualitas SDM
Kesehatan

secara terus menerus (pra-jabatan/pre-service

service),

diantaranya

melalui

pelatihan

yang

dan in-

terakreditasi

yang

dilaksanakan oleh institusi penyelenggara pelatihan yang terakreditasi


( Depkes RI, 2009 ).
4. Upaya Pembinaan dan Pengawasan SDM Kesehatan
Pembinaan penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan
SDM Kesehatan di berbagai tingkatan dan atau organisasi memerlukan
komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan peraturan perundangundangan mengenai pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
tersebut.

Pembinaan

dan

pengawasan

praktik

profesi

bagi

tenaga

kesehatan profesi dilakukan melalui sertifikasi, registrasi, uji kompetensi


dan pemberian lisensi bagi tenaga kesehatan yang memenuhi syarat
( Depkes RI, 2009 ).
Sertifikasi tenaga kesehatan dalam bentuk ijazah dan sertifikat
kompetensi diberikan Departemen Kesehatan setelah melalui uji kompetensi
yang dilaksanakan organisasi profesi terkait.Registrasi tenaga kesehatan
untuk dapat melakukan praktik profesi di seluruh wilayah Indonesia diberikan
oleh Departemen Kesehatan, yang dalam pelaksanaannya dapat dilimpahkan
kepada Pemerintah Daerah Provinsi. Perizinan/lisensi tenaga kesehatan
profesi untuk melakukan praktik dalam rangka memperoleh penghasilan
secara mandiri dari profesinya diberikan oleh instansi kesehatan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapatkan rekomendasi dari organisasi
profesi terkait ( Depkes RI, 2009 ).

Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan dilakukan melalui


sistem karier, penggajian, dan insentif untuk hidup layak sesuai dengan tata
nilai di masyarakat dan beban tugasnya agar dapat bekerja secara
profesional.
terjadinya

Pengawasan
pelanggaran

SDM

Kesehatan

disiplin

melalui

dilakukan

untuk

pengawasan

mencegah

melekat

dan

pengawasan profesi. Dalam hal terjadi pelanggaran disiplin oleh tenaga


kesehatan maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang bekerja
dalam bidang kesehatan dan menyebabkan kerugian pada pihak lain, maka
sanksi

administrasi

maupun

pidana

harus

dilakukan

dalam

rangka

melindungi masyarakat maupun tenaga yang bersangkutan sebagaimana


diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku ( Depkes RI, 2009
).
Prinsip subsistem SDM Kesehatan antara lain :
1. Adil dan Merata serta Demokratis
Pemenuhan ketersediaan SDM Kesehatan ke seluruh wilayah
Indonesia harus berdasarkan pemerataan dan keadilan sesuai dengan
potensi dan kebutuhan pembangunan kesehatan serta dilaksanakan secara
demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
nilai keagamaan, nilai budaya dan kemajemukan bangsa ( Depkes RI, 2009 ).
2. Kompeten dan Berintegritas
Pengadaan SDM Kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan yang
sesuai standar pelayanan dan standar kompetensi serta menghasilkan SDM
yang

menguasai

iptek,

profesional,

beriman,

bertaqwa,

mandiri,

bertanggungjawab dan berdaya saing tinggi (Depkes RI, 2009).


3. Objektif dan Transparan
Pembinaan dan pengawasan serta pendayagunaan ( termasuk
pengembangan karir ) SDM Kesehatan dilakukan secara objektif dan
transparan berdasarkan prestasi kerja dan disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).
4. Hierarki dalam SDM Kesehatan

Pengembangan dan pemberdayan SDM Kesehatan dalam mendukung


pembangunan kesehatan perlu memperhatikan adanya susunan hierarki
SDM Kesehatan yang ditetapkan berdasarkan jenis dan tingkat tanggungjawab, kompetensi, serta keterampilan masing-masing SDM Kesehatan
( Depkes RI, 2009 ).
Tujuan umum subsistem SDM Kesehatan adalah untuk tersedianya
SDM Kesehatan yang mencukupi, terdistribusi secara adil dan termanfaatkan
secara berdaya-guna dan berhasil-guna, untuk menjamin terselenggaranya
pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Tujuan SDM Kesehatan, secara khusus antara lain untuk
menghasilkan sumber daya manusia kesehatan yang memiliki kompetensi
sebagai berikut :
1. Mampu mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang promosi kesehatan dengan cara menguasai dan
memahami pendekatan, metode dan kaidah ilmiahnya disertai dengan
ketrampilan penerapannya di dalam pengembangan dan pengelolaan SDM
Kesehatan.
2. Mampu mengidentifikasi
pengembangan

dan

dan

pengelolaan

merumuskan
SDM

pemecahan

Kesehatan

melalui

masalah
kegiatan

penelitian.
3. Mengembangkan/meningkatkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan
dengan ketajaman analisis permasalahan kesehatan, merumuskan dan
melakukan advokasi program dan kebijakan kesehatan dalam rangka
pengembangan

dan

pengelolaan

SDM

Kesehatan

( sdmrumahsakit.blogspot.com, 2011 ).
Unsur-unsur subsistem SDM Kesehatan antara lain :
1. Sumber Daya Manusia Kesehatan ( SDM Kesehatan )
Sumber daya manusia Kesehatan, baik tenaga kesehatan
maupun tenaga pendukung/penunjang kesehatan, mempunyai hak untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya (hak asasi) dan sebagai makhluk sosial,
dan wajib memiliki kompetensi untuk mengabdikan dirinya di bidang

kesehatan, serta mempunyai etika, berakhlak luhur dan berdedikasi tinggi


dalam melakukan tugasnya ( Depkes RI, 2009 ).
2. Sumber Daya Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan adalah sumber daya pendidikan tenaga kesehatan dan
pelatihan SDM Kesehatan, yang meliputi berbagai standar kompetensi,
modul dan kurikulum serta metode pendidikan dan latihan, sumber daya
manusia pendidikan dan pelatihan, serta institusi/fasilitas pendidikan dan
pelatihan yang menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dan
pelatihan. Dalam sumber daya ini juga termasuk sumber daya manusia,
dana, cara atau metode, serta peralatan dan perlengkapan untuk
melakukan

perencanaan,

pendayagunaan,

serta

pembinaan

dan

pengawasan SDM Kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).


3. Penyelenggaraan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan meliputi upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
serta pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan. Perencanaan SDM
Kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi dan distribusi
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Pengadaan SDM Kesehatan adalah upaya yang meliputi pendidikan tenaga
kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan kesehatan. Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah upaya
pemerataan dan pemanfaatan serta pengembangan SDM Kesehatan.
Pembinaan

dan

pengawasan

SDM

Kesehatan

adalah

upaya

untuk

mengarahkan, memberikan dukungan, serta mengawasi pengembangan


dan pemberdayaan SDM Kesehatan ( Depkes RI, 2009 ).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain :
1. Sumber Daya Manusia ( SDM ) adalah potensi yang terkandung dalam diri
manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang
adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh

potensi

kesejahteraan

yang

terkandung

kehidupan

dalam

di

alam

tatanan

menuju

yang

tercapainya

seimbang

dan

berkelanjutan.
2. Terkait dengan kondisi SDM Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara
jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
3. SDM Kesehatan merupakan tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga
kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga

pendukung/penunjang

kesehatan

yang

terlibat

dan

bekerja

serta

mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan.


4. Secara terperinci dapat digambarkan perkembangan dan hambatan
situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut ketenagaan, pembiayaan
kesehatan dan sarana kesehatan dasar.
5. Tatanan SDM dalam kesehatan antara lain upaya perencanaan SDM
Kesehatan, upaya pengadaan SDM Kesehatan, upaya pendayagunaan SDM
Kesehatan, upaya pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan.
6. Prinsip subsistem SDM Kesehatan antara lain adil dan merata serta
demokratis, kompeten dan berintegritas, objektif dan transparan serta
hierarki dalam SDM Kesehatan.
7. Dan masih banyak kesimpulan lainnya.

B.

Saran

1. Diadakan pelatihandan pembinaan bagi para SDM Kesehatan sehingga bisa menjadi
SDM Kesehatan yang handal dan berkualitas

DAFTAR PUSTAKA

Irwansyah, 2011 dalam abeacheagle.blogspot.com, tentang Sumber Daya


Kesehatan
http://www.fakta.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&Itemid=118&id=145:pp-dkijakarta-no-75-tahun-2005) 2/12/2012

sdmrumahsakit.blogspot.com, tentang perkembangan dan hambatan


Kesehatan
2011.http://hukum.unsrat.ac.id/perda/perda_dki_2_2005.pdf).
2/12/2012

Standar mutu SDM Kesehatan, Depkes, Jakarta (2009)

SDM

Anda mungkin juga menyukai