Anda di halaman 1dari 6

Makalah Upaya Peningkatan Kualitas SDM di Indonesia

Nama : Maysa Saprila Kinanti


No : 17
Kelas : XI IPS 1
Mapel : Geografi

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi syarat mutlak untuk melaksanakan
pembangunan. Setiap manusia dituntut untuk meningkatkan kualitas pada dirinya
guna memacu pembangunan ekonomi disegala bidang. Meningkatkan kualitas SDM
merupakan investasi manusia jangka panjang, karena untuk mewujudkannya perlu
menempuh jalur pendidikan yang juga tidak secara otomatis menjadikan dirinya
berkualitas. Masih diperlukan proses dalam dunia kerjanya atau penerapannya
menuju ke jenjang yang lebih ahli atau berkualitas. Namun, saat ini SDM di Indonesia
masih belum memliki kualitas yang dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi
secara maksimal. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, dari masalah pendidikan,
kesejahtraan sosial, ketenagakerjaan, dan lain sebagainya.

2. Rumusan Masalah
 Peran Sumber Daya Manusia dalam pembangunan nasional
 Masalah Sumber Daya Manusia di Indonesia
 Cara meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia

3. Tujuan
 Mengetahui bagaimana peran Sumber Daya Manusia dalam pembangunan nasional
 Mengetahui masalah Sumber Daya Manusia yang ada di Indonesia
 Mengetahui bagaimana cara meningkatkan Sumber Daya Manusia untuk menunjang
pembangunan nasional INTI MASALAH SDM di Indonesia yang masih belum memiliki
kualitas yang dapat mendukung laju pertumbuhan ekonomi secara maksimal.

PEMBAHASAN
1. Pengertian
Sumber Daya Manusia Ahmad Tohardi (2002) menyipulkan bahwa sumber daya
manususia adalah segala potesi yang ada pada manusia baik berupa akal pikiran, tenaga,
keterampilan, emosi, dan sebagainya yang dapat digunakan baik untuk dirinya maupun
untuk organisasi atau perusahaan. Mathis dan Jackson (2006) mengungkapkan bahwa
SDM adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan
penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.
Selain itu, Hasibuan (2003) mendefinisikan pengertian SDM adalah kemampuan terpadu
dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh
keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotifasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya. Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa SDM
adalah segala potensi yang di miliki manusia baik berupa daya pikir, tenaga,
keterampilan, emosi, dan potensi lainya yang dapat digunakan secara efektif dan efisien
untuk memenuhi keinginannya sendiri ataupun untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.

2. Peran SDM Dalam PembangunanEkonomi Indonesia


Pada umumnya, pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian usaha dalam
suatu perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastuktur
lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf
pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat. Dalam pembangunan ekonomi
suatu negara melibatkan faktor-faktor yang berperan penting, salah satunya adalah sumber
daya manusia (SDM). Keadaan SDM suatu negara sanggat mempengarui pembangunan
ekonomi negara tersebut. Untuk dapat mempercepat tingkat pembangunan ekonomi maka
diperlukan SDM yang unggul diberbagai bidang. Minimal ada empat kebijakan pokok dalam
upaya meningkatan sumber daya manusia, yaitu:
(1) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi kualitas manusianya seperti jasmani, rohani,
maupun kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat;
(2) Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya;
(3) Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan, serta
(4) Pengembangan instrumen yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum
yang mendukung peningkatan kualitas SDM.
Secara oprasional, upaya peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui berbagai sektor
pembangunan, antara lain sektor pendidikan, kesehatan, kesejahtraan sosial,
kependudukan, tenaga kerja, dan sektor- sektor pembangunan lainnya.

3. Keadaan Ketenagakerjaan Di Indonesia


Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah tingginya
tingkat penganguran dan setengah pengangguraan karena banyaknya bidang usaha yang
ditutup karena mengalami pailit (kesulitan membayar hutang). Selain itu masih rendahnya
tingkat kualitas dan produktivitas kerja, serta belum memadainya perlindungan terhadap
tenaga kerja termasuk tenaga kerja Indonesia diluar negeri. Melihat kondisi tersebut, maka
pembangunan ketenagakerjaan mempunyai tujuan untuk menyediakan lapangan kerja dan
lapangan usaha, sehinga setiap angkatan kerja memperoleh pekerjaan yang layak bagi
penghidupannya. Hal ini sesuai dengan amanat UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) dan ini
merupakan ciri khas dari sistem ekonomi kerakyatan. Selanjutnya, dalam GBHN 1999-2004
diamanatkan bahwa pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan
kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan
kesejahtraan, perlindungan ketenaga kerjaan, dan kebebasan berserikat. Disamping itu
perlu peningkatan kualitas dan kuantitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaantenaga yang dikelola secara
terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja. Berdasarkan arah kebijakan yang
telah ditetapkan dalam GBHN 1999-2004, maka program-program pembangunan bidang
ketenaga kerjaan diarahkan kepada:  Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
Sasarannya adalah memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan
menciptakan tenaga kerja mandiri, serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan-
perencanaan tenaga kerja, melalui :
- Peningkatan pelatihan yang berkaitan dengan teknologi tepat guna, pengembangan
kewirausahaan, serta keterampilan pendukung lainnya.
- Investasi dan pengkajian potensi kesempatan kerja, serta karakteristik pencari kerja
(termasuk informasi pasar kerja).
- Pembangunan pemukiman transmigrasi baru serta pembinaannya untuk meningkatkan
kesempatan kerja dibidang pertanian.
- Penyempurnaan mekanisme pengiriman, pembinaan, pembimbingan, dan seleksi yang
lebih ketat, serta perlindungan hukum yang memadai bagi tenaga kerja Indonesia yang
bekerja diluar negeri.
 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Sasarannya adalah tersedianya
tenaga kerja yang berkualitas, produktif, dan berdaya saing tinggi baik di pasar dalam negeri
maupun luar negeri, melalui :
- Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi
- Peningkatan relevansi, kualitas, dan efesiensi pelatihan kerja melalui pembinaan dan
pemberdayaan lembaga pelatihan kerja
- Pemasyarakatan nilai dan budaya produktif, pengembangan system dan metode
peningkatan produktivitas, serta pengembangan kader dan tenaga ahli produktivitas.
 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja Sasaran dari program ini adalah
peningkatan peran kelembagaan tenaga kerja diperusahaan, perbaikan kondisi kerja, serta
jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, melalui :
- Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.
- Peningkatan pengawasan norma kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, serta jaminan
social kerja. - Peningkatan perlindungan, pengawasan, dan penegakan hukum terhadap
peraturan yang berlaku.
- Peningkatan pembinaan syarat-syarat kerja dan penegakan terhadap pelaksanaan
peraturan ketenagakerjaan.

4. Peningkatan Kualitas SDM Melalui Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia.
Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pendapatan nasional melalui :
1. peningkatan keterampilan dan produktifitas kerja. Pendidikan berfungsi meniyapkan
salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja
dengan produktif karena kualitasnya. Hal ini selanjutnya akan mendorong
peningkatan output yang diharapkan bermuara pada kesejahtraan penduduk. Titik
singgung antara pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi adalah produktivitas
tenaga kerja. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi mutu pendidikan, semakin tinggi
produktivitas tenaga kerja, dan semakin tinggi pula pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu masyarakat. Mutu pendidikan suatu Negara sering menjadi cerminan
tingginya kualitas SDM tatanan warga bangsa tersebut. Pendidikan akan menjadi
tolak ukur mutu SDM dimanapun mereka berada. Jika kegitan pendidikan
dilaksanakan dengan baik, maka SDM pun akan kualified. Persoalanya,
terjangkaukah pendidikan yang diinginkan oleh setiap individu yang ingin
meningkatkan kualitasnya? Kenyataannya sekarang di Indonesia menunjukan bahwa
semakin banyak anggota masyarakat yang tidak bisa melanjutkan pendidikan
(formal) ke jenjang yang diinginkan. Hal ini cenderung disebabkan oleh kekurangan
biaya yang dimilikinya. Banyak fenomena lain yang memberikan indikasi mahal atau
murahnya “dunia pendidikan”. Pendidikan yang mahal ialah yang harganya tinggi
tetapi jasa yang didapat oleh pembayar kurang sesuai atau tidak sebanding dengan
pengeluaran yang dilakukan oleh pembayar tadi. Pendidikan dikatakan mahal apa
bila mutunya rendah, fasilitas pembelajaran kurang memadai, pendidiknya relatif
kurang prefesional, output-nya biasa-biasa saja. Kondisi demikian yang dianggap
mahal walaupun harganya biasa-biasa saja. Sebaliknya apa bila kualitasnya tinggi,
sarana dan prasarana representative, para guru/dosen prefesional, lulusannya
hebat, dampaknya positif, dan istimewa serta memiliki berbagai macam keunggulan,
maka yang demikian bisa dikatakan murah walaupun biayanya cukup tinggi.
Sayangnya penyelengaraan pendidikan yang seperti ini sulit terjangkau oleh
kalangan yang mempunyai keterbatasan financial seperti yang terjadi di Indonesia.

2. Tingkat Pertumbuhan Penduduk


Irawan dan Suparmoko (1992) mengatakan bahwa penduduk memiliki dua peranan
dalam pembangunan ekonomi; satu dari segi penduduk berperan sebagai konsumen dan
dari penawaran penduduk bertindak sebagai produsen. Oleh karena itu, pertumbuhan
penduduk yang cepat tidak selalu merupakan penghambat bagi pembangunan ekonomi.
Di negara-negara yang sudah maju menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk yang
pesat justru menyumbang terhadap kenaikan pendapatan riil perkapita. Dengan kondisi
tersebut maka terkumpul tabungan yang siap untuk kebutuhan investasi. Dengan
demikian tambahan penduduk di negara maju justru menambah potensi masyarakat
untuk menghasilkan dan juga sebagai permintaan yang baru. Hal ini sesuai dengan teori
A. Hansen (Irawan dan Suparmoko, 1992) mengenai stagnasi keluar (Secular Stagnation),
yang mengatakan bahwa bertambahnya jumlah penduduk justru akan
menciptakan/memperbesar permintaan agregatif, terutama investasi. Para pengikut
Keynes tidak melihat tambahan penduduk sekedar sebagai tabahan penduduk saja,
tetapi juga melihat adanya suatu kenaikan daya beli (purchasing power). Para pengikut
Keyns juga menganggap adanya kemajuan dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja
dan permintaan tenaga kerja ini akan selalu mengiringi kenaikan jumlah penduduk.
Tetapi, bagi negara-negara sedang berkembang kenaikannya justru terbalik sama sekali,
yaitu bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat justru menghambat perkembangan
ekonomi. Kaum klasik seperti Adam Smith, Recardo, dan Robert Malthus (Irawan dan
Suparmoko, 1992) berpendapat bahwa akan selalu berkejaran antara pertumbuhan
output dengan pertubuhan penduduk, yang akhirnya dimenagkan oleh pertumbuhan
penduduk. Karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga kerja, maka paling tidak akan
terdapat kesulitan dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Kalo penduduk tersebut
mendapatkan pekerjaan maka akan mendapatkan kesejahtraan bangsanya. Tetapi kalau
tidak mendapat pekerjaan, berarti mereka akan menganggur, dan justru akan menekan
standar hidup bangsanya menjadi lebih rendah.

3. Migrasi dan Pembangunan


Makin pesatnya pembangunan dinegara-negara berkembang menyebabkan terjadinya
perpindahan penduduk dari desa kekota. Hal ini dipandang sebagai hal yang
menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Terjadinya migrasi internal dianggap
sebagai suatu proses yang alamiah dimana surplus tenaga kerja secara perlahan ditarik
dari sektor pedesaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja bagi pertumbuhan
industri di perkotaan. Migrasi juga dianggap suatu proses yang bisa menghilangkan
ketidak seimbangan struktural antara desa dengan kota melalui dua sisi, yaitu sisi
permintaan dan sisi penawaran. Dilihat dari sisi penawaaran migrasi internal ini
cenderung menambah pertumbuhan penawaran tenaga kerja (pencari kerja) di
perkotaan sementara di pedesan terjadi penurunan jumlah sumber daya manusia.
Dilihat dari sisi permintaan, penyediaan lapangan kerja di perkotaan lebih sulit
dibandingkan dengan penyediaan lapangan kerja di pedesaan karena kebutuhan sumber
daya komplementer sektor industri. Selain tekanan kenaikan upah dan tunjangan
tambahan lainnya, permasalahan penyediaan lapangan kerja di perkotaan juga masalah
ketidak adaan alat-alat teknologi produksi padat karya yang dapat mengimbangi
kenaikan output sektor modern dengan kenaikan produktivitas kerja.

4. Kesehatan Rakyat dan Pembangunan


Kekurangan gizi menjadi salah satu penyebab bagi gangguan kesehatan dan kematian
yang prematur. Sering tidak terpenuhi kebutuhan kalori sehari-hari yang diperlukan
secara minimal untuk menjaga kesehatan. Persyaratan minimal mengenai kebutuhan
kalori, protein, vitamin dan unsur-unsur mineral dalam makanan harus diperhatikan dari
sudut mutu SDM dalam proses pembangunan. Hal itu satu sama lain mempengaruhi
pertumbuhan fisiknya maupun kemampuan nalarnya dan perkembangan mentalnya.
Dari beberapa masalah dan target untuk meningkatkan SDM tidak terlepas dari faktor
ekonomi terutama masalah investasi yang sangat besar untuk meningkatkan kualitas
SDM supaya target pembangunan di masa datang dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk meningkatkan kualitas SDM perlu dipersiapkan mulai dari kebutuhan
makanan yang menyangkut dengan perbaikan gizi, sampai kepada penyempurnaan
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan di masa depan. Sudah barang tentu
membutuhkan investasi yang sangat besar sekali terutama untuk penyediaan sarana dan
prasarana. Untuk perbaikan gizi pemerintah Indonesia sudah mulai menyarankan
pemakaian Air Susu Ibu (ASI), penyediaan posyandu dengan tenaga medis dan
bermacam imunisasi untuk ibu hamil dan anak balita, juga menyediakan kartu Indonesia
sehat. Sehingga diharapkan masyarakat Indonesia mampu menjadi manusia yang
berkualitas yang dapat menyokong roda pembangunan di masa akan datang.

SOLUSI
1. Peningkatan kualitas hidup yang meliputi kualitas manusianya seperti jasmani, rohani,
maupun kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang sehat;
2. Peningkatan kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya;
3. Peningkatan kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan,
dan menguasai IPTEK yang berwawasan lingkungan;
4. Pengembangan instrumen yang meliputi kelembagaan dan perangkat hukum yang
mendukung peningkatan kualitas SDM.

PENUTUP
Kesimpulan
1.Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam pembangunan sebuah Negara. Maka
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai investasi pembangunan sangat di
perlukan. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia yang Sumber Daya Manusianya
masih kurang dari segi kualitas dan produktifitasnya. Untuk dapat mengatasi masalah
kurangnya kualitas dan produktifitas Sumber Daya Manusia di negara berkembang seperti
Indonesia. Maka kita perlu memahami cara-cara meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia melalui bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, migrasi, serta lainnya.
2. Saran Sebagai generasi muda kita harus memahami mengenai permasalahan yang ada di
Indonesia untuk membantu pembangunan ekonomi di Indonesia, khusunya dalam masalah
Sumber Daya Manusia. Dengan membaca materi-materi mengenai Pembanguan Ekonomi di
Indonesia, kita dapat mengetahui masalah yang dihadapi dan berbagai alternatif untuk
mengatasi masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai