DOSEN PENGAMPU :
Drs. I Komang Ardana, M.M.
Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia
pada dasarnya timbul karena empat alasan utama, yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran, Kedaluwarsaan pengetahuan dan
keterampilan pegawai teriadi apabila pengetahuan dan keterampilan pegawai
terjadi apabila pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak lagi sesuai dengan
"tuntutan jaman".
2. Tidak dapat disangkal bahwa dimasyarakat selalu terjadi perubahan, tidak hanya
karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan tetapi, juga karena
pergeseran nilai-nilai sosial budaya.
3. Persamaan hak memperoleh pekerjaan, Tidak sedikit masyarakat yang menganut
nilai-nilai diskriminatif terhadap para warganya, termasuk dalam hal memperoleh
pekerjaan,
4. Kemungkinan perpindahan pegawai. Merupakan kenyataan dalam kehidupan
organisasional bahwa mobilitas para pegawai selalu terjadi, baik pada tingkat
manajerial, profesional bahkan juga pada tingkat teknis operasional.
F. Penilaian Pelaksanaan Program
Pelaksanaan suatu program pelathan dan pengembangan dapat dikatakan berhasil
apabila dalam di para peserta pelatihan dan pengembangan tersebut terjadi suatu proses
transformasi. Proses transformasi tersebut dapat dinyatakan berlangsung dengan baik apabila
terjadi paling sedikit dua hal yaitu:
1. Peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas
2. Perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin, dan etos kerja.
Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tersebut dilakukan penilaian yang untuk
megukur berhasil tidaknya, yang dinilai tidak hanya segi-segi teknis saja, akan tetapi segi-
segi keperilakuan. Dengan demikian, jelas bahwa penilaian harus diselenggarakan secara
sistematik yang berarti mengambil langkah-langkah berikut:
1. penentuan kriteria evaluasi ditetapkan bahkan sebelum suatu program pelatihan dan
pengembangan diselenggarakan dengan tolak ukur yang jelas berkaitan dengan
peningkatan kemampuan dan produktivitas kerja dalam posisi atau jabatan sekarang
maupun dalam rangka mempersiapkan para pekerjan menerima tugas pekerjaan baru
pada masa depan.
2. Penyelenggaraan suatu tes untuk mengetahui tingkat pegetahuan, keterampilan dan
kemampuan para pekerja sekarang guna memperoleh informasi tentang program
pelatihan dan pengembangan apa yang dapat diselenggarakan.
3. Pelaksanaan ujian pasca pelatihan dan pengembangan untuk melihat apakah memang
terjadi transformasi yang diharapkan atau tidak dan apakah transformasi tersebut
tercermin dalam pelaksanaan pekerjaan masing-masing.
4. Tindak lanjut yang berkesinambungan. Salah satu tolok ukur penting dalam menilai
berhasil tidaknya suatu program pelatihan dan pengembangan ialah apabila
transformasi yang diharapkan memang terjadi untuk kurun waktu yang cukup panjang
pada masa depan, tidak hanya segera setelah program lersebut selesai
diselenggarakan. Hal ini sangat penting mendapat perhatian karena memang benar
bahwa hasil suatu program pelatihan dan, terutama, pengembangan tidak selalu
terlihat dengan segera.
c. Kemajuan teknologi
Mungkin tidak ada faktor selain teknologi yang memberi pengaruh lebih besar pada
pelatihan dan pengembangan. Khususnya Komputer dan internet , secara dramatis
mempengaruhi berjalannya fungsi-fungsi bisnis. Teknologi telah memainkan peran besar
dalam mengubah cara pengetahuan yang di sampaikan kepada para karyawan, dan perubahan
ini terus berlanjut.
d. Kompleksitas organisasi
e. Gaya belajar
Meskipun banyak hal yang tetap belum diketahui mengenai proses belajar, beberapa
generalisasi yang di nukil dari ilmu-ilmu keperilakuan telah mempengaruhi cara perusahaan-
perusahaan melaksanakan pelatihan. Sebagai contoh yaitu Just-in-time training adalah
pelatihan yang di berikan kapanpun dan dimanapun pelatihan tersebut di butuhkan.
Pelaksanaan yang sukses dari fungsi-fungsi sumber daya manusia lalinnya juga
memiliki pengaruh penting terhadap pelatihan dan pengembangan. Sebagai contoh, jika
upaya-upaya rekrutmen dan seleksi hanya menarik pada karyawan berkualifikasi sedang,
perusahaan akan membutuhkan program-program pelatihan dan pengembangan yang
ekstensif.
1. Tahap Pertumbuhan. Tahap ini berlangsung kurang lebih dari saat lahir sehingga
seseorang berusia 14 tahun seseorang mengembangkan suatu citra pribadi dengan
mengidentifikasikan dirinya dan berinteraksi dengan orang lain seperti keluarga,
kawan, guru. Permainan peraran adalah penting untuk menentukan perilaku setiap
orang dan mulai berfikir tertang alternatif keahlian pada usia 14 Tahun.
2. Tahap Eksplorasi. Tahap ini berlangsung pada saat seseorang berusia 15 sampai 24
tahun. Seseorang berusaha menggali berbagai alternatif keahlian secara serius, dengan
upaya membandingkan alternatif tersebut dengan hal-hal yang telah dipelajarinya,
minat dan kemampuannya sendiri di sekolah dan hobinya yang paling dimiliki
seseorang dalam tahap ini adalah mengembangkan pemahaman yang realistik tentang
kemampuan dan baktinya, serta menemukan dan mengembangkan nilai-nilai motif
dan ambisinya juga mengambil keputusan-keputusan yang baik berdasarkan atas
sumber informasi yang dapat dipercaya mengenai alternatif keahlian.
3. Tahap Pemantapan. Tahap ini berlangsung sejak seseorang berusia 24 hingga 44
tahun dan tahap ini merupakan inti kehidupan kerja setiap orang pada umumnya
Tahap ini merupakan suatu periode seseorang secara terus menerus menguji
kemampuan dan ambisinya dengan pilihan semula. Tahap ini dibagi tiga:
a. Sub tahap percobaan 25-30 tahun. Pada tahap ini orang yang bersangkutan
menentukan apakah bidang yang dipilih cocok atau tidak.
b. Sub tahap stabilisasi 30-40 tahun. Periode ini orang merencanakan karier
secara lebih eksplisit untuk menentukan urutan promosi, perubahan pekerjaan
atau aktivitas pendidikan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Sub tahap krisis karier pertengahan, pada periode ini 40-44 tahun orang sering
melakukan penilaian kembali kemajuan mereka dalam hubungannya dengan
ambisi dan tujun semula, mungkin hasil yang dicapai tidak sesuai dengan
harapan.
4. Tahap pemeliharaan. Berlangsung pada usia 45-65. Dalam tahap ini seseorang telah
menciptakan suatu tempat dalam dunia kerja dan semua upaya umumnya diarahkan
untuk mengamankan tempat tersebut.
5. Tahap kemuduran. Tahap ini setelah 65 tahun, dikenal sebagai suatu periode
perlambatan. Pada periode ini banyak yang menghadapi prospek untuk harus
menerima keadaan menurunnya level kekuasaan dan tanggung jawab pada saat ini
harus menyerahkan kepercayaan kepada mereka yang lebih muda. Masa pensiun yang
dapat dihindari karena adanya siklus perubahan waktu. Setiap orang akan
memanfaatkan waktu pensiun sebaiknya atau menikmati sisa waktu hidupnya.
2.5 Pendekatan dan Metode Pengembangan Karier SDM
Organisasi atau perusahaan tidak boleh lepas tangan dalam mengimplementasikannya
program pengembangan karier. Untuk merealisasikan secara kongkret bantuan
organisasi/perusahaan terhadap pengembangan karier pekerja sebagai individu maka perlu
didesain secara interal. Desain tersebut akan dapat membantu para manajer dalam membuat
keputusan yang kreatif mengenai pengembangan karier pada pekerja. Untuk itu perlu
dibedakan tiga fase dalam mendesain program pengembangan karier, yang terdiri dari
tahapan berikut:
1. Fase perencanaan. Fase ini merupakan aktivitas menyelaraskan rancangan pekerja
dan rancangan organisasi/ perusahaan mengenal pengembangan karier di
lingkungannya. Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dengan demikian dapat
dilakukan berbagai usaha untuk membantu para pekerja. Bantuan atau usaha itu antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Bantuan memilih jalur pengembangan karier sesuai dengan yang tersedia.
b. Memperbaiki kekurangan dan kelemahan, bagi pekerja yang menunjukkan
kesungguhan dan membutuhkannya untuk mewujudkan karier yang sukses.
Perencanaan karier perseorangan dalam rangka manajemen karier diri sendiri, sangat
penting artinya bagi para pekerja, karena merupakan pemberian/pelimpahan
wewenang dalam pengembangan dan pengontrolan kirier masing-masing.
2. Fase Pengarahan. Fase ini bemaksud untuk membantu para pekerja agar mampu
mewujudkan perencanaannya menjadi kenyataan, yakni dengan memantapkan tipe
karier vang diinginkannya, dan mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh untuk
mewujudkannya. Terdapat dua cara pendekatan, yang terdiri dari:
a. Pergaralan dengan menyelenggarakan konseling karier.
b. Pendekatan dengan menyelenggarakan pelayanan informasi, yang mencakup
kegiatan sebagai berikut:
1) Sisterm pemberitaan pekerjaan secara terbuka.
2) Menyediakan informasi inventarisasi kemampuan pekerja yang dapat dan
boleh diketahui oleh tiap-tiap pekerja
3) lnformasi tentang aliran karier berupa chart yang menunjukkan
kemungkinan arah dan kesempatan yang tersedia di dalam organisasi atau
perusahaan.
4) Selenggarakan Pusat Sumber Pengembangan Karier berupa himpunan
bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan, jabatan dan lain-lain
dalam bentuk buku kerja, tape recorder, Salinan/ foto copy surat-surat
yang bersifat rahasia, dan berbagai bahan tertulis lainnya.
3. Fase pengembangan. Fase ini adalah tenggang waktu yang dipergunakan pekerja
untuk memenuhi persyaratan yang memungkinkannya melakukan gerak dari suatu
posisi ke posisi lain yang diinginkannya. Selama fase ini pekerja dapat melakukan
kegiatan memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan/keahlian dan
sikapnya, sebagaimana dipersyaratkan oleh posisi yang diinginkan seperti tersebut di
atas. Dalam fase ini juga pekerja harus berusaha mewujudkan kreativitas dan
inisiatifnya yang dapat mendukung untuk memasuki posisi atau jabatan pada masa
mendatang. Kegiatan-kegiatan yang dapat ditakukan antara lain sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan sistem Mentor. Sistem Mentor adalah cara pengembangan
dengan menyelenggarakan hubungan antara pekerja senior dan junior sebagai
kolega (teman kerjal) atau pasangan kerja..
b. Pelatihan. Pelatihan dalam rangka pengembangan karier dapat dilakukan dengan
menyelenggarakan coaching sambil melaksanakan pekerjaan sehari-hari, atau
melakukan diskusi secara Spontan tanpa perencanaan dengan manajer.
Sehubungan dengan itu dapat ditempuh beberapa langkah umum sebagai berikut:
1) Pekerja berusaha untuk mendapat kesempatan mendemonstrasikan
keterampilan atau minat kerjanya yang baru, dalam kaitan dengan
usahanya meningkatkan pemberian kontribusi dalam mewujudkan tujuan
bisnis organisasi atau perusahaan.
2) Pekerja berusaha menghimpun umpan balik untuk mengetahui
kelemahan-kelemahannya, dan menunjukkan kesungguhan dalam
mengatasinya.
3) Pekerja berusaha menunjukkan kemampuannya dalam menyesuaikan
minat kerjanya dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
organisasi/perusahaannya.
4) Pekerja berusaha memahani kelemahan-kelemahan dalam pengalaman
kerjanya, dan berusaha untuk tidak mengulanginya.
5) Pekerja harus memiliki keberanian menyampaikan keinginaninya untuk
mermperoleh kesempatan dalam mewujudkan pengembangain kariernya.
c. Rotasi Jabatan. Rotasi jabatan dilakukan dengan cara menugaskan pekerja untuk
berbagai jabatan, melalui proses pemindahan secara horizontal. Pemindahan
untuk suatu jabatan ke jabatan lain hanya layak dilakukan apabila pekerja
memiliki dasar keterampilan untuk melaksanakan tugasnya pada jabatan yang
baru. Dengan demikian rotasi jabatan dapat digunakan untuk pegembangan karier,
karena akan memperluas pengalaman para pekerja. Perluasan pengalaman itu akan
membuat pekerjaan lebih fleksibel dalam memilih aliran/jalur kariernya
d. Program Beasiswa atau Ikatan Dinas. organisasi atau perusahaan dalam
menghadapi lingkungan bisnis yang dapat berubah secara cepat dan semakin
kompetitif, setiap saat dan juga di masa mendatang memerlukan sejumlah pekerja
yang mampu mengantisipasinya. Kebutuhan ini dapat di atasi dengan menyediakan
beasiswa/ikatan dinas bagi para pekerja sebagai pendukung upayanya dalam
meningkatkan pendidikan di luar organisasi/perusahaannya. Sehubungan dengan itu
banyak kesempatan disediakan di masyarakat, baik berupa program pendidikan
formal maupun non formal.
Pengembangan UKM difokuskan pada peningkatan kinerja dan daya saing UKM
sebagai pencapaian sasaran kinerja melalui program, kegiatan dan output harus dilaksanakan
melalui keterpaduan dan kerjasama dalam proses perencanaan, pelaksanaan, data dan
informasi. Pelaksanaan program harus bersifat inklusif yang memperhatikan akses dan
kesempatan yang sama antar UKM. Berikut ini adalah program Pelatihan dan Pengembangan
SDM Sederhana Bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
1. Menyusun struktur organisasi UKM yang fleksibel. Saat UKM mulai berkembang
maka struktur organisasi mulai di sesuaikan melalui key person yang yang sesuai
kompetensinya. Berikan authority agar mereka merasa bertanggung jawab dan
memiliki loyalitas kepada perusahaan.
2. Mulailah proses seleksi dan rekrutmen anggota baru. Ketika sudah banyak bidang
pekerjaan yang harus ditangani dan membutuhkan sejumlah karyawan baru, maka
harus dilakukan proses seleksi dan rekrutmen. Lakukan seleksi dengan kriteria yang
sesuai dengan kebutuhan. Pilihlah calon karyawan yang berkualitas, mau belajar,
bekerjasama dan berintegritas tinggi.
3. Membuat Training dan Development untuk peningkatan kapasitas karyawan. Program
pelatihan dan pengembangan karyawan di jadwalkan secara berkala dengan
kurikulum yang tepat guna. Program ini dapat meningkatkan skill,knowlegde dan
attitude para karyawan dan ukur kinerjanya dengan Key Performance Indicator (KPI).
4. Membuat Standars Operational Procedure (SOP), Work instruction (WI) yang dapat
mensupport pengembangan bisnis. Skema reward dan punishment di buat secara
proporsioanl untuk memperbesar kapasitas. Buatlah aturan-aturan yang jelas seperti
jam operasional dan tata tertib yang mendorong perilaku profesioanal dan
bertanggung jawab. Berikan apresiasi terhadap karyawan yang berprestas dan berikan
bimbingan kepada karyawan yang kurang berprestasi.
5. Membuat skema salary & wages sebagai upaya untuk mendukung kepuasan kinerja
karyawan dimana menurut teori motivasi maslow bahwa pemenuhan kebutuhan dasar
sebagai salah satu sarana untuk memotivasi karyawan. Dengan terpenuhinya
kebutuhan pokok secara wajar maka membuat karyawan memiliki loyalitas dan
performa kinerja yang excellent sehingga meningkatkan daya saing UKM.
6. Lakukan evaluasi Manajemen SDM secara berkala Plan, Do, Check dan Action
(PDCA) secara terus menerus. Evaluasi kinerja dilakukan untuk mengetahui performa
setiap karyawan secara berkala, pelajari hasil kerja masing-masing karyawan dan
dampaknya bagi pengembangan bisnis.
Dengan manajemen dan kualitas SDM yang baik dan penguasaan teknolgi informasi
maka kinerja, loyalitas dan komitmen karyawan akan meningkat dan dapat membantu
bisnis UKM agar terus berkembang. Hal tersebut merupakan salah satu hal penting untuk
meningkatkan daya saing UKM memenangkan persaingan di era digital saat ini menjadi
market leader.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan (development) adalah fungsi operasional kedua dari MSDM.
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui
pendidikan dan latihan. Langkah-langkah dalam menyusun Program Pelatihan dan
Pengembangan SDM adalah : Penentuan Kebutuhan, Penentuan Sasaran, Penentuan Program,
Identifikasi Prinsip-prinsip Belajar, Pelaksanaan Program dan Penilaian Pelaksanaan
Program. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program pelatihan dan
pengembangan SDM yaitu : dukungan manajemen puncak, komitmen para spesialis dan
generalis, kemajuan teknologi, kompleksitas organisasi dan gaya belajar
Selain Pengembangan SDM, Manajemen SDM juga harus memperhatikan karier dan
jenjang karier karyawannya. Karier adalah karier merupakan kedudukan, rangkaian pekerjaan
dan posisi yang pernah diduduki oleh seseorang selama masa kerjanya. Tahap jenjang karier
dimulai dari Tahap Pertumbuhan, Tahap Eksplorasi Tahap Pemantapan, Tahap pemeliharaan
dan Tahap kemuduran. Pendekatan dan Metode yang dapat digunakan dalam Pengembangan
Karier SDM ada tiga fase yaitu: Fase perencanaan, Fase Pengarahani dan Fase
pengembangan.
Pengembangan tidak semata-mata hanya untuk SDM saja, namun ada pengembangan
yang lain yang juga harus dikembangkan oleh Manajemen SDM yaitu Pengembangan
Manajemen dan Pengembangan Organisasi. Pengembangan manajemen adalah setiap usaha
untuk memperbaiki penampilan kerja manajerial saat ini atau masa yang akan datang dengan
memberikan pengetahuan, mengubah sikap, atau meningkatkan keterampilan. Sedangkan,
Pengembangan Organisasi merupakan suatu strategi terencana dalam mewujudkan perubahan
organisasional.
3.2 Saran
Adanya makalah ini dan juga mata kuliah ini terdapat saran dari penulis yang
diharapkan agar mahasiswa/i mengetahui mengenai pengembangan sumber daya manusia.
Penulis berharap kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya tulisan ini dan penulisan makalah di
kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Komang. Ni Wayan Mujiati., dan I Wayan Mudiartha Utama. 2014. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Dessler, Gary. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Eli T, penerjemah. Jakarta (ID) :
PT INDEKS Gramedia.