Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM IPA TERAPAN

IPA Terapan Bidang Konservasi Air

Dosen Pengampu: Kompyang Selamet, S.Pd., M.Pd.


Dr. Nia Erlina, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Desak Made Dwi Marselinda 2113071013


Made Wahyuni 2113071016
Artia Hanna 2113071033
Putu Ayu Nita Agustini Alit Mandala 2113071036

Kelas 3B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
I. Judul Praktikum
Efektifitas metode filtrasi terhadap kualitas air sungai menjadi layak pakai.

II. Tujuan Praktikum


1. Untuk dapat membuktikan adanya pengaruh pemberian ketebalan bahan-bahan pada
alat filtrasi sederhana terhadap kualitas air yang dihasilkan
2. Untuk dapat membandingkan hasil filtrasi berdasarkan variasi susunan bahan yang
berbeda.
III. Dasar Teori
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang mempunyai manfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Salah satu faktor penting penggunaan
air dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk kebutuhan air minum. Selain itu,
kebutuhan akan air bersih juga digunakan untuk mandi, memasak, mencuci dan
sebagianya. Namun belakangan ini pencemaran air menjadi persoalan penting yang
perlu mendapat penanganan yang serius.Oleh karena itu air tersebut tidak dapat
langsung dimanfaatkan, karena tercampur dengan pengotor-pengotor tertentu yang
berasal dari bermacam-macam sumber pengotor (industri, rumah tangga, pertanian
dan lain-lain). Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan filtrasi. Filtrasi adalah
suatu proses pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkanya
melalui medium penyaringan. Proses filtarsi banyak dilakukan di industri, misalnya
pada pemurnian air minum, pemisahan kristal-kristal garam dari cairan induknya,
pabrik kertas dan lain-lain. Untuk semua proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan
adanya tenaga dorong berupa beda tekanan Secara umum filtrasi dilakukan bila
jumlah padatan dalam suspensi relatif kecil dibandingkan zat cairnya.Air dapat
diperoleh dari berbagai sumber seperti air hujan (rain water), air permukaan (surface
water), air tanah (ground water) dan air laut (seawater).
Berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi, kriteria air yang dapat
digolongkan sebagai air bersih adalah sebagai berikut:
No Kriteria Air Yang Dapat Keterangan

Digunakan
1 Jernih atau tidak keruh Tidak tekontaminasi zat pengeruh dan zat lainnya
yang berbahaya bagi tubuh.
2 Tidak berwarna Air bersih umumnya air yang tidak berwarna
sehingga tidak ada warna yang ikut tercampur di
dalam air.
3 Tawar Tidak ada rasa pada air apabila ada rasa pada air
yang dianggap bersih berarti diperlukan
pengolahan lebih lanjut terhadap air tersebut.

4 Tidak berbau Air layak disebut sebagai air bersih seharusnya


tidak berbau atau meyengat jika dicium.

5 Memiliki suhu yang Suhu tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.
normal

6 pH yang Netral ph untuk air yang ideal adalah 7 atau netral


7 Tidak mengandung zat Air mengandung zat kimia yang berlebih bahkan
kimia berlebih dan berbahaya maka akan beresiko terhadap
berbahaya kesehatan.
8 Bebas dari segala Terbebas dari bakteri penyebab penyakit terutama
bakteri E. coli dan Coliform.
bakteri
IV. Alat dan bahan
1. Alat
No Alat Spesifikasi Jumlah
1 Gelas Plastik Ukuran sedang 4
2 Botol yang sudah 1,5 L 4
dilubangi
3 Cutter - 1
4 Penggaris - 1

2. Bahan
No Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Kapas - secukupnya
2 Ijuk - secukupnya
3 Pasir - 1kg
4 Batu kerikil - secukupnya
5 Air sungai - 2400 ml

V. Langkah kerja
a. Praktikum 1 : Pengaruh pemberian ketebalan masing-masing bahan
filtrasi terhadap kualitas air
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bersihkan bahan-bahan yang akan digunakan seperti ijuk,kerikil dan pasir.
3. Lubangilah masing-masing tutup botol
4. Potong bagian bawah botol
5. Beri label 1,2,3 dan 4 pada botol
6. Masukkan kapas,tisu,kerikil,ijuk,dan pasir setinggi 3 cm kedalam botol 1
seperti pada gambar disamping
7. Ulangi langkah 6 namun dengan ketinggian bahan filtrasi yang berbeda yaitu
setinggi 5 cm kedalam botol 2 seperti pada gambar disamping
8. Ukurlah ph air sebelum di filtrasi
9. Tuangkan air sungai kedalam botol 1 dan 2 secara perlahan
10. Ukurlah pH air setelah filtrasi
11. Catat hasilnya pada tabel pengamatan

b. Praktikum 2 : Pengaruh susunan media filter terhadap kualitas air


1. Ulangi langkah 1-6
2. Masukkan kapas,tisu,ijuk,kerikil dan pasir setinggi 5 cm kedalam botol 3
3. Masukkan kapas,tisu,pasir,kerikil dan ijuk setinggi 5 cm kedalam botol 4
4. Masukan air kotor kedalam botol 3 dan 4
5. Ukur ph setelah filtrasi
6. Catat hasilnya pada tabel pengamatan
VI. Tabel Hasil Pengamatan
a. Praktikum 1 : Pengaruh pemberian ketebalan masing-masing bahan filtrasi
terhadap kualitas air

Perlakuan Botol 1: Ketebalan 3 cm pada Botol 2 : Ketebalan 5 cm pada masing-


masing-masing bahan masing bahan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tingkat Keruh Sedikit jernih Keruh Sedikit jernih
Penyaringan
Bau Sedikit amis Tidak berbau Sedikit amis Tidak berbau
pH 7 7 7 7
Gambar : Air Sungai
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar : Hasil Filtrasi dengan Gambar : Hasil Filtrasi dengan pemberian


pemberian ketebalan 3 cm ketebalan 3 cm
Sumber : Dokumentasi pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

b. Praktikum 2 : Pengaruh susunan media filter terhadap kualitas air

Perlakuan Botol 3: Pasir,ijuk, kerikil, Botol 4: Ijuk, kerikil, pasir, tisu, kapas
tisu, kapas
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tingkat Keruh Sedikit Keruh Sedikit jernih
Penyaringan jernih
Bau Sedikit amis Tidak Sedikit amis Tidak berbau
berbau
pH 7 7 7 7
Gambar : Air Sungai
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar : Botol 3 Pasir,ijuk,


kerikil, tisu, kapas Gambar : Botol 4: Ijuk, kerikil,
Sumber : Dokumentasi pasir, tisu, kapas
pribadi Sumber : Dokumentasi pribadi

VII. Pembahasan
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan. Air yang mengandung suatu kotoran dilewatkan
pada media saring dengan ukuran pori-pori yang lebih kecil dari ukuran air tersebut.Medium
penyaringan yang dimaksud disini adalah penyusun filtran yang terdiri
pasir,ijuk,kerikil,tissu dan kapas.Pasir berfungsi untuk menyaring bahan yang bersifat makro
seperti sampah dan bahan-bahan lain yang ukuran partikelnya lebih besar dari pasir. Prinsip
kerjanya adalah cairan yang akan disaring mengalir dari atas ke bawah menembus lapisan
pasir karena gaya grafitasi kemudian partikel padat yang akan dipisahkan tertahan dalam
pasir. Kerikil berfungsi untuk menjernihkan air seperti halnya fungsi kerikil pada sungai
yang membuat air sungai menjadi jernih. Serabut ijuk berfungsi untuk menangkap atau
menyaring bahan yang bersifat mikro seperti bakteri dan mikroba lain yang mungkin
terdapat dalam air. Selanjutnya digunakan kapas,kapas berfungsi untuk menyerap endapan-
endapan air yang membuat warna air keruh dan kita bisa melihat endapan-endapan tersebut
yang menempel pada kapas berupa warna endapan atau air kotor tersebut.Tissu memiliki
fungsi yang sama dengan kapas.Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan air yang
diambil dari sungai yang sudah tercemar atau kotor.
Pada percobaan pertama dilakukan pembuktian pengaruh pemberian ketebalan
masing-masing bahan filtrasi untuk membuat alat filtrasi sederhana terhadap kualitas air
yang dihasilkan menjadi layak pakai. Adapun langkah awal yang harus dilakukan adalah
pemilihan media dan ukuran masing-masing bahan yang digunakan untuk membuat alat
filtrasi sederhana ini.Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam
perencanaan pembuatan filter air ini. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya
pengaliran dan daya saring.Pada botol 1 digunakan ketebalan masing-masing bahan dengan
ukuran 3 cm dan pada botol 2 digunakan ketebalan masing-masing bahan 5 cm.Pada
percobaan kali ini dilakukan dengan urutan bahan yang sama pada setiap botol yang terdiri
dari lapisan paling atas adalah pasir, lapisan ke dua adalah ijuk, lapisan ke tiga adalah
kerikil,lapisan ke empat adalah tissue dan lapisan paling bawah adalah kapas. Dari hasil
pengamatan diperoleh pada botol dua yang memiliki ketebalan 5 cm mempunyai daya
saring yang sangat tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama sehingga air
yang dihasilkan jernih sedangkan pada botol pertama yang memiliki ketebalan 3 cm
diperoleh hasil air yang kurang jernih dan waktu filtrasinya lebih cepat dibandingkan botol
1. Kekeruhan air disebabkan oleh adanya zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat
anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan,
sedangkan yang organik dapat berasal dari lapukan lapukan tanaman atau hewan. Zat
organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangbiakannya.
Bakteri ini juga merupakan zat tersuspensi,sehingga pertambahannya akan menambah pula
kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembang biak karena adanya zat hara
N, P, K akan menambah kekeruhan air. Air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba
terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan,bila mikroba
itu patogen. Waktu filtrasi juga sangat berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi yang
terkandung dalam air sungai, semakin lama proses filtrasi maka semakin baik kualitas air
sungai yang dihasilkan dilihat dari warna, bau, kekeruhan, dan pH. Pada percobaan pertama
dilakukan pengujian ph sebelum dan sesudah filtrasi sama yaitu sebesar 7 hal ini
menandakan bahwa air tersebut netral.pH memiliki peran penting dalam menentukan air
dapat dikonsumsi atau tidak hal ini dikarenakan dapat memengaruhi unsur-unsur yang ada
dalam air minum.
Pada percobaan pertama didapatkan hasil filtrasi pada botol pertama terdapat
endapan dan pada botol kedua tidak terdapat endapan.Hal ini dikarenakan kotoran air
tersebut masih dapat lolos dari alat filtrasi yang telah dibuat.Selanjutnya warna air sungai
ini sebelum filtrasi memiliki warna agak kecolatan dan setelah filtrasi berubah menjadi
jernih.Warna air sungai ini disebabkan oleh adanya lumpur maupun bahan lainnya.Warna
air pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu warna sejati yang disebabkan
oleh bahan-bahan terlarut dan warna semu,juga dapat disebabkan oleh bahan suspensi
maupun koloid.Bau pada botol sebelum disaring memiliki bau sedikit amis.Bau pada air ini
disebabkan oleh adanya mikroorganisme dan plankton baik yang masih hidup maupun yang
sudah mati.
Ketebalan media/bahan (kapas,tissu,kerikil,ijuk dan pasir) dan waktu filtrasi
terhadap pengolahan air sungai diperoleh bahwa setiap penambahan ketinggian(ketebalan
bahan) terjadi peningkatan keefektifan filter.Terdapat metode di mana air yang tercemar oleh
parasit dan bakteri bisa dituntaskan. Terdapat hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan agar
air sungai ini memungkinkan untuk layak konsumsi adalah dengan melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai parameter yang terkandung dalam air sungai dari hasil filtrasi ini
berupa pengujian biologis dan kimia yang terdapat pada air hasil filtrasi dan sebelum filtrasi
yang tentunya dilakukan oleh pihak yang lebih ahli didalamnya.
Pada praktikum ke dua melakukan percobaan terhadap susunan media filter, hasil
yang di dapat adalah botol 4 dengan perlakuan ijuk, kerikil, pasir, tisu, kapas menghasilkan
air yang lebih jernih dibandingkan botol 3 dengan perlakuan pasir, ijuk, kerikil, tisu, kapas.
Hal tersebut menandakan bahwa susunan media filter dapat memengaruhi tingkat kekeruhan
air setelah di filtrasi atau penyaringan. Air yang digunakan dalam praktikum menggunakan
air sungai yang berada di alam dan sangat jauh dari permukiman warga serta pabrik-pabrik.
Sehingga air sungai ini memiliki pH netral hanya saja air sungai ini sedikit berkeruh.
Susunan dari paling atas hingga paling bawah pada botol ke 4 adalah susunan
dengan media filter yang memiliki ruang lebih renggang ke ruang yang lebih rapat. Hal
tersebut dikarenakan pasir terletak pada bagian bawah serta pasir memiliki bentuk yang kecil
dan seragam sehingga dapat lebih rapat saat menyaring air sungai. Partikel-partikel dalam
pasir lebih besar dari pada ruang antar butir pasir, sehingga dapat menahan kotoran-kotoran
kecil yang terkandung dalam air sungai. Ijuk memiliki fungsi sebagai penyaring kotoran-
kotoran halus, sedangkan kerikil memiliki fungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran kasar.
Posisi pasir yang ditempatkan paling bawah ini memiliki fungsi yaitu mengendapkan
kotoran-kotoran halus yang lolos dari ijuk. Maka dari itu pasir memiliki keefektifan yang
lebih tinggi bila dibandingkan dengan ijuk. Sebaliknya, pada botol 3 susunan media filter
dari paling atas hingga paling bawah memiliki ruang yang lebih rapat ke ruang yang lebih
renggang. Maka dari itu penjernihan yang dilakukan pada botol 3 mendapatkan hasil air
sedikit keruh bila dibandingkan dengan botol 4. Ijuk yang ditempatkan pada posisi paling
bawah menyebabkan kotoran-kotoran yang terkandung dalam air sungai tidak tersaring
dengan baik. Ijuk memiliki ruang yang tidak terlalu rapat bila dibandingkan dengan pasir,
sehingga air yang masih terkandung kotoran-kotoran halus setelah melewati media filter
sebelumnya tidak dapat tersaring dengan baik.
Dari hasil praktikum ini, membuktikan bahwa susunan media filter sangat
berpengaruh terhadap hasil tingkat kejernihan air. Air sungai yang semula keruh ketika
dilakukan filtrasi dengan susunan media filter dari paling atas yaitu ijuk, kerikil, pasir akan
menghasilkan air yang jernih atau tidak berwarna. Penyaringan air yang dilakukan hanya
menggunakan alat dan bahan sederhana, sehingga hasil yang dapat diamati berupa warna,
bau, dan juga pH. Air yang dihasilkan dari teknik filtrasi sederhana ini tidak dapat menjamin
bahwa air sungai yang telah melewati penyaringan layak dikonsumsi atau tidak, karena pada
praktikum tidak menggunakan mesin atau alat filtrasi yang sesungguhnya.
VIII. Kesimpulan
1. Ketebalan media filter sangat berpengaruh tehadap kualitas air yang dihasilkan,
semakin tebal media filter maka semakin lambat, akan tetapi kualitas air yang
dihasilkan semakin baik. Waktu filtrasi juga sangat berpengaruh terhadap
penurunan konsentrasi yang terkandung dalam air sungai, semakin lama proses
filtrasi maka semakin baik kualitas air sungai yang dihasilkan.
2. Susunan media filter sangat berpengaruh terhadap hasil tingkat kejernihan air.
Air sungai yang semula keruh ketika dilakukan filtrasi dengan susunan media
filter dari paling atas yaitu ijuk, kerikil, pasir akan menghasilkan air yang jernih
atau tidak berwarna. Penyaringan air yang dilakukan hanya menggunakan alat
dan bahan sederhana, sehingga hasil yang dapat diamati berupa warna, bau, dan
juga pH.
IX. Dokumentasi
https://youtu.be/TtZvg-xETlA
Sumber :dokumentasi pribadi
DAFTAR PUSTAKA
Haryoto, K.P. 2010. Kualitas Air Bersih di Daerah Perkotaan. Gramedia. Jakarta

Dwi Apriliandi Sitompul , Rahmad , dan Didy Suharlan. Analisa Pengaruh Ketebalan
Media Pada Waktu Filtrasi Terhadap Efisiensi Pengolahan Air Baku Untuk
Penggunaan Rumah Tangga Dengan Metode Penyaringan Secara Filtrasi Jurusan
Teknik Mesin (Perawatan & Perbaikan,) : Politeknik Tanjung Balai
https://adoc.pub/pengaruh-ketebalan-media-dan-rate-filtrasi-pada-sand-filter-
.html diakses pada tanggal 7 november 2022

Sudirga, Sang Ketut. 2016. Pemanfaatan Limbah Rambut Sebagai Pengganti Ijuk Untuk
Menyerang Air. Tugas Akhir. Denpasar: Universitas Udayana. Tersedia di:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d105ebeb218f2e84716198
d156038a04.pdf (diakses pada tanggal 7 November 2022)
Syahputra, Benny dan Nafiah. 2019. Pengolahan Air Bersih Tanpa Listrik Portabel ada Daerah
Banjir. Laporan Akhir Penelitian. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.
Tersedia di:
http://research.unissula.ac.id/file/penelitian/210287006/3753Laporan_Akhir_Pen
elitian.pdf (diakses pada tanggal 7 November 2022)

Anda mungkin juga menyukai