Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

“FILTRASI AIR SEDERHANA”

Oleh :
Kelompok 3
Fitria Damayanti 10011181722109
Yunita. S 10011181621007
Sulastri Handayani 10011181621202
Dwi Fitri Ani 10011281621057
Dian Islamiati 10011381621192

Mata Kuliah : Pengelolaan Air


Peminatan : Kesehatan Lingkungan
Dosen Pengampuh : Dini Arista Putri, S.Si., M.PH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahn yang digunakan untuk melakukan filtrasi atau penyaringan air
antara lain sebagai berikut:

Gambar 1. Botol Gambar 2.Gunting Gambar 3.Tempat


Plastik air mineral Penampungan Air
ukuran 1.500 ml Hasil Penyaringan

Gambar 4. Kapas Gambar 5. Spons Gambar 6. Batu Besar

Gambar 7. Ijuk Gambar 8. Sabut Kelapa Gambar 9. Arang


Lapisan ke 2

Gambar 10. Pasir Gambar 11. Kerikil Gambar 12. Air Kotor
B. Prosedur Kerja Pembuatan Filtrasi Air Sederhana
Prosedur kerja pembuatan filtrasi air sederhana sebagai berikut:
1. Untuk memastikan bahan-bahan yang kita gunakan benar-benar bersih, cuci
bersih semua bahan yang akan digunakan, seperti: pasir, ijuk, sabut kelapa,
arang, kerikil,dan batu besar, kemudian keringkan.
2. Ambil botol plastik air mineral bekas ukuran 1.500 ml atau ukuran 1,5 liter.
Potong bagian dasarnya menggunakan gunting .
3. Buka tutup botol, lalu beri lubang dan tempatkan botol air di bak
penampungan, secara terbalik pegang botol air mineral supaya tidak roboh
saat dilakukan pengisian bahan-bahan penyaring air.
4. Susunlah bahan-bahan yang diperlukan sesuai urutan dari paling bawah yaitu
kapas, batu besar, spons, arang, pasir, sabut kelapa, pasir, ijuk, dan susunan
yang paling atas kerikil.
5. Letakkan tempat penampung air di bawah botol untuk menampung air hasil
saringan.
6. Tuangkan air kotor secara perlahan melalui botol penyaring. Secara terus
menerus, tuang air kotor tersebut hingga air yang tertampung berubah menjadi
lebih jernih.
7. Apabila hasil saringan masih kurang bersih lakukan penyaringan sekali lagi
agar mendapatkan air yang benar-benar bersih.

C. Hasil Pengamatan

Gambar 13. Air kotor sebelum difiltrasi Gambar 14. Air setelah difiltrasi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan alat filtrasi air sederhana
didapatkan:
1. pH
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau
basa suatu larutan. Dalam penyediaan air, pH merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan mengingat bahwa pH yang terlalu asam atau basa akan
mempengaruhi kesehatan bagi yang mengkonsumsi air dengan tingkat pH
tertentu. Sebelum filtrasi, dilakukan pengecekan pH terlebih dahulu terhadap
sampel air yang akan difiltrasi dengan menggunakan pH meter. Besar pH sampel
air sebelum dan sesudah menunjukkan kenaikan yang cukup besar. Setelah
Filtrasi, pH naik yang semula 5,3 menjadi 7,8. Peningkatan pH sesudah filtrasi
diduga karena pengaruh penggunaan arang yang mampu mengadsorbsi padatan
yang ada pada sampel air, baik yang tersuspensi maupun yang terlarut serta
senyawa organik yang dapat terurai. Peningkatan pH dikarenakan pada saat
proses filtrasi , air yang mengalir melalui media filtrasi mengalami benturan atau
tumbukan antar molekul yang mengakibatkan terjadinya gelembung-gelembung
udara (air melepaskan ion O) sehingga terjadi reaksi ion yang mengakibatkan air
kelebihan ion H+ sehingga pH air meningkat.

2. Warna
Setelah filtrasi warna air berubah menjadi lebih jernih dari sebelumnya yang
berwarna coklat pekat. Perubahan warna sesudah filtrasi disebabkan karena
menurunnya nilai zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang menyebabkan
sampel air menjadi lebih jernih dari sebelumnya. Perubahan warna menjadi lebih
jernih diduga karena pengaruh penggunaan arang dan juga pasir. Arang dalam hal
ini bertindak sebagai adsorben dengan menyerap suspended solid dan senyawa
organik yang terikut dalam air sehingga imputitas yang menyebabkan warna
keruh dapat tertahan dalam pori-pori arang.
3. Bau
Bau merupakan petunjuk adanya pembusukan air limbah . Penyebab adanya bau
pada air limbah karena adanya bahan volatile, gas terlarut dan hasil samping dari
pembusukan bahan organik. Setelah dilakukan filtrasi sampel air yang semula
berbau pekat berkurang menjadi tidak pekat. Hal ini menunjukkan bahwa media
filtrasi berupa pasir, serabut, arang, kapas, dan spons dapat menghilankan bau
pada sampel air. Penghilangan bau diduga terjadi karena media filtrasi dapat
mengurangi bahan padatan tersuspensi dan terlarut yang meberikan bau khas yang
pekat.

D. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 oktober
2019 terdapat perubahan pada air yang di filtrasi karena bahan-bahan untuk
memfiltrasi air yang telah digunakan. Adapun bahan dan alat yang digunakan
beserta fungsinya untuk melakukan filtrasi air adalah sebagai berikut:
1. Botol plastik air mineral ukuran 1.500 ml berfungsi sebagai media atau tempat
penyaringan air.
2. Gunting berfungsi sebagai media atau tempat penyaringan air.
3. Tempat penampungan air hasil penyaringan berfungsi sebagai tempat
penampungan hasil penyaringan air.
4. Kapas lapisan paling akhir, yang berfungsi menyaring kotoran halus dan
sebagai penahan bahan agar tidak lolos ke lapisan berikutnnya.
5. Spons berfungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran halus yang masih lolos
dari pasir.
6. Batu besar berfungsi sebagai pemberi celah sebagai jalan keluarnya air
melalui lubang.
7. Ijuk sebagai penyaring kotoran-kotoran kasar.
8. Sabut kelapa lapisan ke 2 berfungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran halus.
9. Arang berfungsi sebagai penghilang bau.
10. Pasir berfungsi sebagai pengendap kotoran-kotoran halus yang masih lolos
dari ijuk dan sabut kelapa.
11. Kerikil berfungsi sebagai penyaring kotoran-kotoran kasar.
12. Air kotor berfungsi sebagai bahan untuk disaring atau difilter.
Berdasarkan hasil praktikum menggunakan bahan dan alat diatas terjadi
perubahan pada air yang di filtrasi pada satu kali penyaringan. Partikel dari air
kotor disaring dengan lapisan kerikil kecil diawal untuk menyaring kotoran kasar
lalu diikuti dengan penyaringan kotoran halus dengan pasir. Setelah pasir terdapat
lapisan ijuk yang berfungsi sebagai penyaring kotoran halus lalu di beri lagi
lapisan pasir lagi, kemudian lapisan sabut kelapa yang juga sama-sama untuk
menyaring kotoran halus. Lalu berikutnya terdapat lapisan arang yang berfugsi
menghilangkan bau.
Melalui praktikum ini terdapat perubahan bau pada air yang semula pekat
menjadi tidak terlalu pekat lagi karena adanya arang pada proses penyaringan.
Setelah lapisan arang ada lapisan spons sebagai penyaring kotoran-kotoran halus
yang masih lolos dari pasir. Air yang sudah lolos dari saringan spons akan
melewati lapisan batu besar sebagai pemberi jalan atau celah untuk air keluar
menuju saringan kapas. Saringan kapas adalah lapisan paling akhir pada alat
filtrasi ini yang berfungsi sebagai penyaring kotoran sangat halus. Tidak lupa
juga, setiap lapisan diberi lapisan kapas untuk membatasi antar lapisan agar tidak
tercampur di dalam alat penyaringan.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan terjadi penaikan pH pada air
yang mulanya pH air sebesar 5,3 menjadi 7,8. Terjadi juga proses penjernihan air
akibat dari saringan dari bahan-bahan yang sudah dijelaskan diatas. Selain
terdapat perubahan pada pH air dan warna air, perubahan terjadi pada bau air
yang semula berbau tanah pekat. Setelah dilakukan penyaringan satu kali, air
yang pekat berubah menjadi tidak terlalu pekat lagi. Ketebalan susunan lapisan
mempengaruhi kejernihan air yang difilter. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
maka proses filtrasi dapat dilakukan berulang agar air yang di dapatkan dapat
lebih jernih dan tidak berbau.
E. Kesipulan
Kesimpulan dari praktikum filtrasi air sederhana adalah adanya perubahan
sebelum dan setelah air difiltrasi antara lain pH air meningkat sebesar 2,5, sebelum
di filter 5,3 dan setelah difilter meningkat menjadi 7,8. Warna air sebelum difilter
keruh dan setelah difilter menjadi agak jernih, dan bau air sebelum di filter baunya
pekat, setelah difilter tidak ada baunya. Ketebalan susunan lapisan mempengaruhi
kejernihan air yang difilter.

F. Referensi
Sarman Oktavianus Gultom, Trhessya N. Mess, Isak Silamba, (2018).
Pengaruh Pengggunaan Beberapa Jenis Media Filtrasi Terhadap Kualitas Air
Limbah Cair Ekstrak Sagu Agrointek Universitas Papua. Volume 12.
G. Lampiran

Kerikil
Kapas

Ijuk
Kapas

Pasir

Kapas

Sabut
Kelap Kapas
a

Pasir

Kapas

Arang

Spons

Kapas

Batu Besar

Kapas

Tutup botol yang


telah dilubangi

Anda mungkin juga menyukai