Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Redesain Kursi Kuliah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


Sriwijaya yang Ergonomis dengan Pendekatan Anthropometri

Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ergonomi

Disusun oleh :

Nama : Ayu Afriani

NIM : 10011181520249

Kelas : B

Dosen Pembimbing :

1. Dr. Novrikasari S.KM., M.Kes.

2. Desheilla Andarini, S.KM., M.SC.

3. Ani Nidia Listianti S.KM., M.KKK.,

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
Indralaya
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya , penulis dapat menyelesaikan makalahRedesain Kursi Kuliah Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya yang Ergonomis dengan Pendekatan
Anthropometridengan baik dan lancar .

Makalah ini disusun untuk membantu mengembangkan kemampuan


pemahaman pembaca terhadap desain kursi yang ergonomis. Pemahaman tersebut
dapat dipahami melalui pendahuluan ,tinjauan pustaka, pembahasan masalah , serta
penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini .Makalah ini disajikan dalam konsep
dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami
makalah ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dosen mata kuliah Ergonomi,
Dr. Novrikasari S.KM., M.Kes., Desheilla Andarini, S.KM., M.SC., dan Ani Nidia
Listianti S.KM., M.KKK., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
berkarya menyusun makalah Redesain Kursi Kuliah Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya yang Ergonomis dengan Pendekatan Anthropometri
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca . Saran dan kritik sangat
penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini .

Indralaya, 04 Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... 4

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. 5

BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 6
1.2 Rumusan rmasalah ...................................................................................................... 7
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 7
1.4 Manfaat ....................................................................................................................... 8
BAB II
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 9
2.1 Ergonomi .................................................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Ergonomi .......................................................................................... 9
2.1.2 Ergonomi Tempat Duduk .................................................................................. 10
2.1.3 Desain Kursi Ergonomis .................................................................................... 11
2.2 Antropometri ............................................................................................................. 13
2.2.1 Definisi Antropometri ........................................................................................ 13
2.2.2 Antropometri dalam Sistem Manusia-Mesin ..................................................... 14
2.3 Data Antropometri Mahasiswa ................................................................................... 15
2.4 Data Komponen Kursi KuliaH ................................................................................... 16
BAB III
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 19
BAB IV
PENUTUP .......................................................................................................................... 21
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 21
4.2 Saran ........................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 23

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kondisi kursi kuliah di FKM UNSRI ............................................................. 16


Gambar 2.2 Dimensi bagian tubuh yang bertumpu saat duduk .......................................... 17
Gambar 3.1 Desai kursi kuliah yang ergonomis ................................................................. 20

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Antropometri Mahasiswa ........................................................................... 15


Tabel 2.2 Daftar komponen kursi kuliah merek chitose ..................................................... 17
Tabel 2.3 Pedoman Penentuan Dimensi Kursi ................................................................... 18
Tabel 3.1 Rancangan Dimensi Kursi Kuliah FKM UNSRI................................................ 19

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas kuliah merupakan proses belajar mengajar dimana


mahasiswadituntut untuk dapat menerima pelajaran dari dosen secara maksimal
(Triana, N. D., 2015). Kualitas belajar mahasiswa merupakan salah satu masalah yang
paling banyak dibahas dalam dunia perkuliahan. Kualitas belajar mahasiswa dapat
ditingkatkan apabila faktor pendukung serta fasilitas dalam perkuliahan tersebut
memadai dan berjalan dengan sistem yang baik (Hutabarat, R.B., 2011). Dalam proses
belajar mengajar, sebagian besar aktivitasbelajar mahasiswa dilaksanakan dengan
duduk, yakni mendengarkan dan menulis. Sehingga kenyamanan dan efektifitas gerak
mahasiswa tidak bisa dikesampingkan begitu saja (Ekoanindiyo, F.A., 2010).
Rancangan kursi yang baik dapat menunjang kenyamanan dan efektifitas
gerakmahasiswa, yang pada akhirnya merupakan salah satu pendukung
keberhasilanproses belajar mahasiswa.

Posisi duduk yang kurang baik dapat menyebabkan beberapa keluhan, antara
lain migrain, pandangan mata kabur, nyeri pada tangan, leher, pundak serta pinggang
(Triana, N. D., 2015). Penggunaan kursi dan meja meja kuliah di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya pada umumnya yang kebanyakan kita lihat adalah
berbentuk kursi dengan meja kecil yang berada disamping kanan pengguna. Alas
duduk dan sandaran punggung yang terbuat dari kayu dilapisi busa serta alas untuk
menulis yang terbuat dari kayu. Kursi yang dipakai saat ini memiliki kekurangan dalam
pemakaiannya, dimana jarak dan lebar dari tempat duduk ke alas menulis terlalu dekat
dan telah permanen sehingga tidak dapat diangkat. Selain itu sandaran yang digunakan
juga tidak terlalu nyaman dan sedikit kurang tinggi sehingga tidak semua bagian
punggung tubuh dapat ditopang. Hal ini sangat membuat pengguna meja kursi kuliah
merasa tidak nyaman jika ingin mencatat, menulis, dan mengerjakan tugas pada meja
tersebut, karena sering merasa kelelahan pada saat menggunakan meja kursi kuliah
tersebut, kelelahan terjadi pada bagian pinggang dikarenakan harus menghadap ke
samping kanan ketika akan menulis atau mengerjakan, dan tulang belakang terasa sakit
dikarenakan harus membungkuk disaat menulis, yang membuat mahasiswa merasa
tidak nyaman pada saat untuk mencatat atau mengerjakan sesuatu pada meja tersebut.

6
Alas untuk menulis pada kursi kuliah yang ada sekarang ini juga terlalu kecil,
sehingga hanya dapat untuk meletakkan satu buah buku. Keadaan yang seperti ini
memyebabkan mahasiswa yang hendak membuka buku materi dan buku catatan, maka
tidak dapat diletakkan bersamaan di alas tempat menulis. Hal ini menyebabkan
mahasiswa sering meletakkan buku materi di atas paha mereka dan buku catatan dialas
tempat menulis. Selain itu tidak tersedianya tempat untuk meletakkan tas serta alat tulis
menulis membuat mahasiswa kesulitan dalam mengatur alat tulisnya (Hutabarat, R.B.,
2011).

Dari permasalahan di atas diketahui bahwa kursi dan meja kuliah yang
digunakan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya masih kurang
ergonomis sehingga penulis merasa butuh untuk melakukan penulisan mengenai
merancang ulang atau redesain kursi kuliah yang ergonomis sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa yaitu didasarkan pada anatomi tubuh yang benar (pendekatan
anthropometris).

1.2 Rumusan Masalah

Kursi dan meja yang saat ini dipakai mahasiswa di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya belum bisa dikatakan ergonomis. Mahasiswa merasa
tidak nyaman menggunakan kursi dan meja tersebut. Mahasiswa sering mengeluhkan
sakit pinggang, sakit punggung, dan merasa mudah lelah ketika belajar menggunakan
kursi kuliah. Meja yang terhubung langsung dengan kursi juga jaraknya terlalu dekat
dan luasnya terlalu sempit sehingga mahasiswa kesulitan dalam menaruh
barang-barang mereka. Tas mahasiswa biasanya diletakkan di lantai begitu saja.
Tempat tas dibawah kursi kebanyakan disalahgunakan untuk meletakkan kaki saat
duduk.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Mengetahui tingkat keergonomian kursi kuliah di Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Sriwijaya.

2. Meredisain kursi kuliah yang lebih ergonomis dan sesuai dengan anatomi
tubuh yang benar

7
3. Mengaplikasikan konsep ergonomi pada kursi kuliah diFakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah

A. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Menjadi solusi dan masukan untuk memperbaiki tingkat kenyamanan fasilitas


di FKM UNSRI melalui redesain kursi kuliah yang ergonomis

B. Bagi Penulis

Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang diberikan dibangku kuliah dalam
permasalahan nyata dan dapat menambah wawasan dan memahami ilmu
mengenai perancangan kursi kuliah yang ergonomis dan mampu
menerapkannya dalam permasalahan nyata.

C. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat digunakan sebagai bahan kajian atau referensi untuk penelitian yang
akan datang dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memecahkan
masalah sejenis khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap
perancangan dan pengembangan produk.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

2.1.1 Pengertian Ergonomi

Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu “Ergon” dan “Nomos“ (hukum
alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek – aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
managemen dan desain atau perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi,
efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah,
dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang ergonomi dimana
manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama
yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Ergonomi disebut juga sebagai
“Human Factor”. Ergonomi juga digunakan oleh berbagai macam ahli atau
professional pada bidangnya masing-masing, misalnya seperti : ahli anatomi, arsitektur,
perancangan produk ergonomi, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan
teknik ergonomi (Kristanto, A dan Agung, D.A., 2011).

Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat


bidang penyelidikan (Sutalaksana, 2012:32), yaitu :

1. Penyelidikan tentang tampilan (display).

Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan


informasi tentang keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya pada manusia
dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang dan sebagainya.

2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia Dalam hal ini diselidiki tentang
aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja, dan kemudian dipelajari cara mengukur
aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja. Penyelidikan ini bertujuan untuk


mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh

9
manusia, agar diperoleh tempat kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan manusia.

4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja. Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan


fisik tempat kerja dan fasilitas kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara,
temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku
manusia.

2.1.2 Ergonomi Tempat Duduk

Dalam ergonomi postur tubuh adalah faktor yang sangat penting, salahsatunya
postur duduk yang setiap orang lakukan setiap hari dalam durasi berjam-jam.Tujuan
utama membuat disain ergonomi untuk kursi atau tempat duduk
adalahmenciptakansedemikian rupa bentuk kursi sehingga dapat mempertahankan
posturtulang punggung yang fisiologis, dengan demikian diharapkan kerja otot tidak
perluberkontraksi. Postur duduk yang ergonomis dimana mempertahankan postur
badan yang stabil dan memenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Menyenangkan dalam jangka waktu tertentu

b. Memuaskan secara fisiologi, dengan duduk kita jadi lebih nyaman

c. Sesuai / serasi / cocok dengan pekerjaan yang dilakukan

Adapun prinsip duduk normal atau santai antara lain:

a. Lutut fleksi 90 0

b. Tubuh fleksi di atas pada 90 0

c. Pelvis rotasi ke belakang 30 0 atau lebih.

d. Berat badan bertumpu pada “ischial tuberositas”

e. Bagian atas tulang sacrum agak horizontal dibandingkan dengan sitting

Berikut ini konsep-konsep ergonomis yang perlu dilengkapi pada kursi atautempat
duduk untuk memenuhi kaidah yang dibahas pada paragraf di atas:

a. Keadaan Otot

10
1. Karena mobilitas terbatas hanya pada meja dan kursi maka tidak bisa
bebassepenuhnya dari aktivitas

2. Duduk tegak lurus tanpa sandaran dapat mengakibatkan beban pada


daerahlumbal.

3. Postur duduk tegak lurus, membungkuk kedepan dapat


mengakibatkankelelahan atau fatigue.

4. Pengadaan backrest (sandaran) dapat mengurangi kelelahan/fatigue didaerah


lumbal.

b. Perilaku Duduk

1. Kenyamanan (comfort) vs ketidaknyamanan (discomfort)

2. Kegelisahan: semakin banyak gerakan, maka timbul kegelisahan


danmenyebabkan ketidaknyamanan.

c. Perilaku Dinamis Selama Duduk

1. Pergerakan-pergerakan reguler.

2. Tulang panggul berbentuk piramida terbalik.

3. Ischial tuberosities dengan luas sekitar 25 cm 2 . Selama duduk, 75% daritotal


berat badan dipikul oleh tonjolan tersebut.

4. Compression fatigue yaitu kelelahan karena tekanan pada tulangpunggung


daerah L5 dan S1.

5. Mempengaruhi ujung-ujung saraf dengan manifesasi rasa sakit, nyeri danbaal


(mati rasa).

2.1.3 Desain Kursi Ergonomis

a. Tinggi Kursi / Seat Height (H)

Tinggi kursi harus mewakili persentil ke-5 wanita, agar kaki tidak
menggantungyang dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh darah hingga
menyebabkan kakikesemutan, kaki bengkak atau nyeri.

11
b. Kedalaman Kursi / Seat Depth (D)

Harus mewakili persentil ke-5 wanita, jika dibuat terlalu sempit maka lutut
bisaterpentuk.

c. Sandaran Kursi (Backrest)

Ada 3 tingkatan sandaran:

1. Sandaran kursi rendah (low level backrest). Biasanya berkisar antara


15-20mm.

2. Sandaran kursi menengah (midle level backrest). Menyangga seluruh


bagianbahu (persentil ke-95 laki-laki). Biasanya 645 mm.

3. Sandaran kursi tinggi (high level backrest). Kursi direktur, kursi sopir
supayapada waktu pengereman mendadak leher tidak terbentur / whiplash
injury),menyangga seluruh berat kepala dan leher. Diperlukan ketinggian
900 mmuntuk mencakup persentil ke-95 laki-laki.

d. Sudut Sandaran/ Backrest Angle (Α)

1. Semakin miring maka semakin banyak berat badan yang didukung


olehbackrest sehingga tekanan kompresi pada batas tulang punggung
danpanggul (l5/s1) menjadi berkurang.

2. Semakin besar sudut antara paha dan tulang punggung maka lordosislumbal
bertambah sehingga bagian horizontal dari vertebra yangmengalami tekanan
ompresi semakin bertambah.

3. Sudut optimal sekitar 100 0 hingga 110 0 cocok untuk kursi santai.

4. Sudut yang berlebih tidak cocok untuk sandaran punggung yang sedang atau
rendah karena menyebabkan bagian atas badan menjadi tidaktersangga.

e. Lebar Kursi (Seat Width)

Lebar panggul maximum dikurangi 5 cm (2,5 cm ke kanan & 2,5 cm ke kiri).

f. Sudut Sandaran/Seat Angle or Tilt (Β)

12
Disain tempat duduk (seating design) memiliki kontak yang baik dengan
sandarankursi (backrest), keperluan umum = 5 0 s/d 10 0

g. Sandaran Lengan Tangan (Armrest)

Penunjang tambahan untuk postur.

Membantu berdiri dan duduk ke kursi

h. Ruang kaki (Legroom)

1. Lateral legroom (500-600 mm)

2. Vertical legroom

a) Tinggi lutut populasi laki-laki adalah persentil ke-95

b) Tinggi popliteal + ketebalan paha

3. Depan/Forward legroom

i. Alas Duduk (Seat surface)

1. Mendistribusikan tekanan pada bokong (buttock), dengan mempertimbang


medalam (shapping) dan kekenyalan (padding).

2. Konsensus dasar disepakati sebagai berikut :

a) Permukaan kursi rata, ujung depannya bulat.

b) Kain pelapis/Upholstery agak kaku dibandingkan lembut.

c) Material pelapis (covering material) yang berpori, agar


menjagaventilasi/sirkulasi udara.

2.2 Antropometri

2.2.1 Definisi Antropometri

Istilah antropometri berasal dari " anthro " yang berarti manusia dan " metri "
yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi

13
yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya
memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dan lain-lain yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan (desain) produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia (Hutabarat, R.B., 2011).

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi


tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran
persentil. Jika seratus orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam
suatu urutan, hal ini akan dapat diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100 percentile.
Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk dengan tujuan
mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. emakaian data
antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia,
bukan manusia disesuaikan dengan alat. Rancangan yang mempunyai kompatibilitas
tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya
bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain
design-induced error) (Ekoanindiyo, F.A., 2010).

2.2.2 Antropometri dalam Sistem Manusia-Mesin

Jika disadari bahwa perancangan suatu produk juga dilakukan oleh manusia,
maka perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor manusia
karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan
produk yang tidak mempunyai kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya.
Karena itu seorang perancang produk mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko
bahaya akibat kesalahan kerja. Diantara penyebab kesalahan pengoperasian setiap
produk, didapat kesalahan manusia. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
besarnya faktor manusia berperan dalam kelancaran pemakaian produk. Kesalahan
manusia berawal pada perancangannya yang tidak manusiawi dan berakibat pada tahap
pemakaiannya sebagaimana juga pada perawatannya (Ekoanindiyo, F.A., 2010).

Sejalan dengan munculnya kesadaran akan arti pentingnya faktor manusia,


para pendisain reaktor maupun instalasi-instalasi lainnya mengikutsertakan
antropometri dalam desain stasiun kerjanya serta peralatan pendukungnya. Persoalan

14
yang muncul berkaitan dengan desain peralatan adalah berkaitan dengan antropometri
orang Indonesia adalah kompatibilitasnya dengan antropometri pengguna kursi di
Indonesia. Permasalahan ini timbul karena semuanya itu didesain bukan oleh orang
Indonesia dan tidak berdasarkan pada data antropometri orang Indonesia. Karena itu
perlu dilakukan pengukuran data antropometri orang Indonesia untuk menjawab
permasalahan yang timbul (Ekoanindiyo, F.A., 2010).

Data antropometri merupakan data ukuran dimensi tubuh manusia. Data


antropometri sangat berguna dalam perancangan suatu produk dengan tujuan mencari
keserasian produk dengan manusia yang menggunakannya. Dengan demikian tidak
hanya memberi kepuasan pada pengguna produk saja, tetapi juga pada pembuat produk.
Namun mengingat bahwa mengembangkan sebuah desain produk itu melibatkan
tenaga, pikiran dan beaya yang tinggi maka sebaiknya pertimbangan ergonomi harus
dilaksanakan sedini mungkin sewaktu desain masih dalam proses pengembangan.
(Ekoanindiyo, F.A., 2010).

2.3 Data Antropometri Mahasiswa

Rata-rata mahasiswa di Indonesia memiliki data antropometri sebagai berikut:

Tabel 2.1 Data Asntropometri Mahasiswa

Ukuran Persentil

5 95

Tinggi Bahu Duduk 51,40 61,91

Tinggi Siku Duduk 18,13 28,41

Tinggi Popliteal 42,20 49,34

Lebar bahu 36,97 47,34

Lebar Pinggul 34,70 44,20

arak antara pantat 42,53 51,81

15
popliteal

Jarak Siku ke Tangan 25,49 36,90

Data persentil antropometri rata-rata mahasiswa akan digunakan dalam menentukan


ukuran kursi kuliah ergonomis yang dirancangan.

2.4 Data Komponen Kursi kuliah

Setelah mengetahui keluhan mahasiswa terhadap kursi kuliah yang dirasakan oleh
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya maka dilakukan
suatu penulisan makalah dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik kursi kuliah
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, merancang kursi kuliah yang ergonomis dan
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa serta menentukan biaya pembuatan kursi kuliah
yang ergonomis.

Kursi kuliah yang digunakan pada proses belajar mengajar di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya ditunjukkan pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.1 Kondisi kursi kuliah di FKM UNSRI

(A.) (B)

A. Kursi tampak depan B. Kursi tampak samping

16
Tabel 2.2 Daftar komponen kursi kuliah merek chitose.

No. Nama Spesifikasi Material Ukuran


(mm)
1. Rangka Tinggi Kursi 800
Diameter pipa partikel / stainless 20
Tinggi dudukan 446
Diameter pipa partikel / stainless 19
2. Sandaran Lebar 410
Kursi Tinggi sandaran 390
Tebal bahan busa 20
Kedalaman alas duduk 380
Tebal bahan busa 20
3. Meja panjang meja dr sandaran 580
Lebar meja 320
Tinggi meja dari alas 210
Tinggi meja dari lantai 660
4. Pijakan kaki Panjang pipa 390
diameter pipa partikel / stainless 10

Gambar 2.2 Dimensi bagian tubuh yang bertumpu saat duduk

Sumber: Ekoanindiyo, F.A., 2010

17
Tabel 2.3 Pedoman Penentuan Dimensi Kursi

No. Dimensi Kursi Pedoman

1. Tinggi Kursi dari lantai Ukuran bahu duduk ditambah tinggi

popliteal

2. Tinggi alas duduk dari lantai Ukuran tinggi popliteal

3. Tinggi tempat buku Jarak siku ke tangan

4. Lebar alas kursi Ukuran lebar pinggul

5. Lebar alas menulis Ukuran kertas double folio

6. Lebar sandaran Lebar bahu

7. Panjang sandaran Panjang sandaran hendaknya mendukung

daerah lumbar, dengan tinggi minimum

23 cm

8. Panjang alas kursi (dudukan) Jarak anatara pantat popliteal

9. Sudut kemiringan sandaran 100 sampai dengan 300

Dari tabel diatas dapat diperoleh bahwa dalam perancangan kursi yang ergonomis,
perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini, yaitu :

1. Sandaran kursi seharusnya memberikan dukungan pada daerah lumbar

2. Sandaran seharusnya bersudut 100 sampai dengan 300 dari daerak vertikal

3. Sudut antara kursi dengan sandaran kursi anatar 950 dan 1200

4. Permukaan kursi tidak boleh lebih tinggi dari ukuran tinggi popliteal

5. Lebar kursi sesuai dengan ukuran tubuh yang besar

18
BAB III

PEMBAHASAN

Kursi yang saat ini digunakan di FKM UNSRI memiliki alas yang sempit dan
tidak akan mampu menopang seluruh daerah pantat, dan akan menimbulkan tekanan
pada daerah pantat. Selain itu, dimensi tinggi sandaran kursi yang digunakan saat ini
rendah sehingga tidak mampu untuk menopang seluruh tulang belakang dan beban
punggung kearah belakang (lumbar spine) sampai kepala. Sedangkan untuk lebar
sandaran kursi mengikuti dengan lebar alas kursi. Pada bagian alas menulis tidak dapat
digerakkan berbeda dengan hasil rancangan yang dapat dilipat untuk memudahkan
mahasiswa sewaktu keluar masuk dari tempat duduknya.

Mahasiswa menginginkan kursi yang nyaman, yang sesuai anthropometri


tubuh, sandaran kursi lebih landai, material pada alas duduk kursi dan sandaran
punggung kursi lebih empuk, dan kursi memiliki desain yang menarik. Penggunaan
dimensi anthropometri pada perancangan dimaksudkan agar rancangan yang dihasilkan
dapat digunakan dengan baik dan disesuaikan atau paling tidak mendekati karakteristik
dan kebutuhan penggunanya.

Sebagai bentuk jawaban ketidaknyamanan mahasiswa maka dirancang kursi


yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa FKM UNSRI.Agar perancangan kursi
memenuhi kaidah ergonomis makan pendekatan antropometri adalah salah satu
jawaban yang tepat. Berdasarkan data antropometri mahasiswa, maka desain yang
dirancang untuk perbaikan kursi kuliah Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas
Sriwijaya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rancangan Dimensi Kursi Kuliah FKM UNSRI

No. Dimensi kursi Sentimeter


1. Tinggi Kursi dari lantai 93,60
2. Tinggi alas duduk dari lantai 42,20
3. Tinggi tempat buku 36,90
4. Lebar alas kursi 44,20
5. Lebar alas menulis 35

19
6. Lebar sandaran 33,50
7. Panjang sandaran 47,50
8. Panjang alas menulis 56,10
9. Panjang alas kursi (dudukan) 42,55
10. Sudut kemiringan sandaran 200
Tabel Rancangan dimensi kursi

Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan didasarkan pada tes data
antropometri mahasiswa dan dimensi kursi, pada kisaran persentil 5% dan 95% maka
diperoleh hasil rancangan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desai kursi kuliah yang ergonomis

36,9 cm

93,6 cm

42,2 cm
44 42
,2 ,5
c 5
m c
Sumber: Satriardi , Anggraini, D. A., Mitra, Y., 2017 m

Hasil rancangan kursi kuliah memiliki kelebihan dibandingkan kursi kuliah


yang saat ini digunakan FKM UNSRI. Kelebihan kursi rancangan, antara lain: alas
menulis lebih lebar dan memudahkan mahasiswa meletakkan beberapa buku di atasnya,
alas duduk dan sandaran punggung yang empuk dan memberikan kenyamanan saat
belajar. Kursi kuliah yang dirancang sudah dapat mengurangi keluhan pengguna
dengan memperbaiki sudut kemiringan sandaran, mengganti material alas duduk dan
sandaran kursi dengan bahan yang lebih empuk dan nyaman digunakan, dan mengganti
rangka kursi dengan material stainless steel agar ringan.

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulka


sebagai berikut:

1. Karakteristik kursi kuliah yang mempengaruhi terhadap kebutuhan kursi kuliah


dilihat dari sejumlah aspek antara lain : meja kursi yang nyaman, sandaran yang
empuk dan nyaman, daya tahan kursi kuat, bantalan kursi yang empuk dan
nyaman, memiliki tempat tas, memiliki tempat minum, memiliki warna yang
menarik dan kursi aman digunakan.

2. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri rata-rata mahasiswabaiklaki-laki


maupun perempuan dan setelah dilakukan perhitungan persentil ke-5dan ke-95
dan dibandingkan dengan dimensi kursi lamamenunjukkan bahwa dimensi
kursi kuliah lama belum sesuai dengan dimensitubuh mahasiswa.

3. Untuk rancangan kursi kuliah sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang


ergonomis, dimanabahan baku menggunakan bahan besi untuk rangka, meja
kursi dari kayu mahoni, sandarankursi dan dudukan dengan bahan baku busa
padat dan kenyal berwarna cokelat, fasilitas tempat minum dan gantungan tas
sedang, untuk ukuranrancangan kursi kuliah sebagai berikut:

a. Tinggi Kursi dari lantai 93,60


b. Tinggi alas duduk dari lantai42,20
c. Tinggi tempat buku 36,90
d. Lebar alas kursi44,20
e. Lebar alas menulis 35
f. Lebar sandaran33,50
g. Panjang Sandaran 47,50
h. Panjang alas menulis 56,10
i. Panjang alas kursi (dudukan) 42,55
j. Sudut kemiringan sandaran 200

21
4.2 Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan agar penelitian berikutnya
dapatmenghasilkan produk yang lebih baik lagi. Sebaiknya dilakukan pengukuran
antropometri secara langsung (sumber data primer) terhadap mahasiswa FKM UNSRI
dengan menggunakan antropometri yang lengkap dan terkalibrasi agar hasil
pengukuran lebihakurat. Diharapkan peulisan ini dapat digunakan sebagai informasi
awal untukpenellitian selanjutnya berupa penelitian untuk menganalisis
mekanikakonstruksi kursi seperti kekuatan material dan gaya statis pada kursi serta
segikenyamanan sehingga dapat mengoptimalkan fungsi kursi yang ergonomis. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan pula membahasmengenai perawatan dan perbaikan
kursi yang terdapat pada ruang kelasFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ekoanindiyo, F.A. 2010. Analisa Perancangan Kursi Kuliah yang Ergonomis


https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/ft1/article/download/1114/671.
(Diakses tanggal 02 Maret 2018 Pukul 21.50 WIB)

Fajar, B. 2010. Evaluasi Ergonomi Desain Produk Kursi Kuliah Menggunakan CATIA
V5R17 Berdasarkan Analisis Postur Manusia dan Analisis Aktivitas Manusia.
http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1027/1/30407342.pd
f. (Diakses tanggal 04 Maret 2018 Pukul 06.50 WIB)

Hutabarat, R. B. 2011. Rancang Bangun Ulang Kursi Kuliah yang Ergonomis


Berdasarkan Data Antropometri Mahasiswa fakultas Teknik Universitas
Tanjungpur.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=295614&val=2312&title
=RANCANG%20BANGUN%20ULANG%20KURSI%20KULIAH%20YA
NG%20ERGONOMIS%20BERDASARKAN%20DATA%20ANTROPOME
TRI%20MAHASISWA%20FAKULTAS%20TEKNIK%20UNIVERSITAS
%20TANJUNGPURA. (Diakses tanggal 04 Maret 2018 Pukul 06.50 WIB)

Kristanto, A. dan Saputra, D. A. 2011. Perancangan Meja dan Kursi Kerja yang
Ergonomis pada Stasiun Kerja Pemotongan sebagai Upaya Peningkatan
Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 2.
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/viewFile/1252/813. (Diakses
tanggal 03 Maret 2018 Pukul 22.00 WIB)

Satriardi , Anggraini, D. A., Mitra, Y. 2017. Perancangan Kursi Kuliah yang


Ergonomis dengan Pendekatan Metode Quality Function Deployment (QFD).
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/8714/IENACO%20
020.pdf?sequence=1&isAllowed=y. (Diakses tanggal 03 Maret 2018 Pukul
19.30 WIB)

23
Suhardi, B. 2013. Redesain Kursi Kuliah dengan Pendekatan Anthropometri.
https://www.researchgate.net/profile/Bambang_Suhardi/publication/3085219
74_Redesain_Kursi_Kuliah_dengan_Pendekatan_Anthropometri/links/57e5d
0b008ae9e5e455020fe/Redesain-Kursi-Kuliah-dengan-Pendekatan-Anthropo
metri.pdf. (Diakses tanggal 03 Maret 2018 Pukul 19.00 WIB)

Sutalaksana, Iftikar Z. 2012. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Institut Teknologi


Bandung: Bandung.

Triana, n. d. 2015. Analisis Ergonomi untuk Redisain Kursi Kuliah (Studi Kasus di
Fakultas Teknik Universitas (JEMBER).
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/67164/Novia%20De
vi%20Triana-111910101033.pdf?sequence=1. (Diakses tanggal 02 Maret
2018 Pukul 21.00 WIB)

24

Anda mungkin juga menyukai