Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN

FISIOTERAPI KOMUNITAS

EDUKASI TENTANG POSISI ERGONOMI DAN STRETCHING


PADA PENJAHIT DI KONVEKSI SRI COLLECTION REMBANG

Penyusun
Ramadanu Ajitirtiono J130205112

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NOVEMBER 2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN FISIOTERAPI KOMUNITAS

Judul Kegiatan : Edukasi Tentang Posisi Ergonomi Dan Stretching

Pada Penjahit Di Konveksi Sri Collection Rembang

Penyusun : Ramadanu Ajitirtiono

Dosen pendamping Kegiatan : Wijianto, S.Ft.,Ftr., M.Or

Rembang, 28 November 2020

CE Internal CE Eksternal

Wijianto, S.Ft.,Ftr., M.Or Supriyadi S.Pd


NIDN: 0611107701 NIP: 196410121986081002

Menyetujui,
Kepala Program Studi Profesi Fisioterapis

Dr. Umi Budi Rahayu, SST.FT., M.Kes


NIDN: 0620117301

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbil’alamiin,puji dan syukur kehadirat Allah SWT ,atas
limpahan berkah, rahmat serta hidayah-Nya, sholawat serta salam kita limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberi bimbingan serta teladan yang
baik bagi kita semua sehingga penulis berhasil menyusun dan menyelesaikan
laporan ini guna memenuhi tugas akhir stase komunitas praktik klinik Program
Studi Fisioterapis, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang berjudul “Edukasi Tentang Posisi Ergonomi Dan Stretching
Pada Penjahit Di Konveksi Sri Collection Rembang”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan laporan ini
denganbaik berkat bantuan, saran, dorongan, perhatian dari berbagai pihak.
Bahwa tanpa mereka semua, penyusunan laporan ini mungkin belum bisa
terwujud. Apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, kami
memohon maaf sebesar-besarnya. Kami menerima saran dan kritik dari anda
semua demi perbaikan makalah ini diwaktu yang akan datang. Akhir kata, semoga
laporan ini memberikan manfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Rembang, November 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................. 2
BAB II PERMASALAHAN KOMUNITAS ..................................................... 3
A. Profil Komunitas .................................................................................... 3
B. Prioritas Masalah.................................................................................... 3
BAB III SOLUSI YANG DITAWARKAN ...................................................... 4
A. Metode Pendekatan ................................................................................ 4
B. Prosedur Kerja........................................................................................ 4
C. Rencana Kegiatan................................................................................... 5
D. Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 5
E. Bentuk Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program .......................... 5
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN.......................................... 6
A. Subyek Penelitian ................................................................................... 6
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................ 6
C. Pelaksanaan Kegiatan............................................................................. 6
D. Hasil Responden .................................................................................... 6
E. Pembahasan ........................................................................................... 7
BAB V KEBERLANJUTAN PROGRAM ........................................................ 10
BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................................ 11
B. Saran....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
Setiap pekerja tentu harus memperhatikan kondisi kesehatan mereka
karena pekerja yang menderita penyakit akibat kerja dapat mengganggu
pekerjaannya sendiri maupun pekerja lain. Kasus penyakit akibat kerja
kebanyakan sulit diketahui karena gangguan sering muncul setelah beberapa
tahun bekerja. Menurut data dari ILO (International Labour Organization)
memperkirakan setiap tahunnya di seluruh dunia terjadi 337 juta kasus
kecelakaan kerja dan 160 juta kasus penyakit akibat kerja serta sekitar 2,3 juta
pekerja meninggal karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (Nui, 2010)
Pekerjaan menjahit berisiko menimbulkan masalah ergonomi. Risiko
tersebut ditimbulkan karena saat melakukan pekerjaannya, penjahit duduk
dalam waktu yang cukup lama dan melakukan gerakan yang sama secara
berulang-ulang. Pekerjaan dengan siklus yang dikerjakan secara berulang-
ulang dalam waktu yang lama dapat menimbulkan risiko seperti postur kerja
statis dari postur yang menimbulkan ketegangan pada pada leher, lengan,
bahu, pinggang dan kaki. Menurut penelitian Safitri et al., 2017, pekerja
sering mengalami cedera pada sistem muskuloskeletal diantaranya seperti
mengeluhkan rasa sakit pada daerah bahu sebanyak 71%, pada leher sebanyak
71%, pada bagian punggung sebnayak 76%, pada pantat 65%, dan pada
pinggang sebanyak 76%.
Salah satu upaya yang akan diberikan untuk penanganan pencegahan
keluhan muskuloskeletal pada penjahit saat bekerja yaitu dengan edukasi
tentang posisi ergonomi serta latihan peregangan otot (stretching) di waktu
kerja. Peregangan teratur di sela-sela pekerjaan akan bermanfaat untuk
mengurangi ketegangan otot, menjaga kebugaran fisik dengan meningkatkan
sirkulasi sehingga metabolisme zat-zat yang diperlukan tubuh menjadi
terdistribusi dengan baik dan proses pembuangan sisa-sisa zat yang tidak
diperlukan menjadi lebih efektif. Stretching juga dapat membuat otot-otot,

1
2

ligamen, tendon dan persendian dapat lebih lentur sehingga gerakan yang
dilakukan saat aktivitas lebih optimal dan tekanan pada otot juga dapat
berkurang, membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, mengurangi kecemasan,
perasaan tertekan, mengurangi resiko cidera dan membuatkondisi tubuh
menjadi lebih baik (Afia et al., 2018).
Hasil observasi dan assessment pada para pekerja konveksi di Sri
Collection, didapatkan keluhan akibat kegiatan kerja berupa nyeri pinggang
serta kurangnya pengetahuan dan edukasi tentang posisi
ergonomis.Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penyuluhan edukasi tentang posisi ergonomis dan latihan
peregangan (stretching) pada para pekerja di Sri Collection.

B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan penjahit tentang posisi ergonomi saat bekerja
dan faktor resiko yang terjadi saat bekerja
2. Meningkatkan pengetahuan dan manfaat mengenai latihan senam
peregangan (stretching) di waktu bekerja.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penulis berharap menjadi pemberi edukasi yang baik di
masyarakat. Selain itu menambah pemahaman tentang pengaruh latihan
senam peregangan terhadap penurunan keluhan nyeri pada penjahit. Selain
itu dapat memperkenalkan peran fisioterapi dalam menangani kasus
tersebut.
2. Bagi Masyarakat
Memberi dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat tentang
manfaat dari latihan senam peregangan dan posisi ergonomi saat bekerja.
BAB II
PERMASALAHAN KOMUNITAS

A. Profil Komunitas
Sri Collection merupakan salah satu konveksi yang berlokasi di Rembang,
Jawa Tengah. Jumlah karyawan yang menjadi pekerja di konveksi ini
mencapai 25 orang yang terbagi menjadi beberapa bagian mulai dari bagian
pemotongan (cutting), penjahit, penyablon, hingga bagian finishing. Jam kerja
rata-rata adalah pukul 08.00 – 16.00 WIB setiap hari Senin – Jum’at. Pekerja
dikonveksi ini berusia 35-55 tahun dan kebanyakan berjenis kelamin
perempuan.
B. Prioritas Masalah
Para pekerja konveksi yang terbagi menjadi beberapa bagian dan penulis
tertarik untuk mengambil permasalahan yang ada pada penjahit. Penulis
mengangkat permasalahan yang ada beradasarkan assesment dan observasi
untuk melihat aktivitas dan posisi para pekerja. Berdasarkan hasil observasi
dan assesment pada 10 penjahit, sebagian pekerja ada yang menjahit dengan
posisi duduk perut menempel ke pinggiran meja, sehingga postur tubuh
menjadi bungkuk. Mereka juga melakukan gerakan memutar (twisting) secara
berulang-ulang saat akan mengambil kain yang terletak dibelakang pekerja.
Selain itu juga ditemukan kursi yang digunakan oleh penjahit tidak terdapat
penyangga punggung.
Akibat dari kesalahan ergonomi diatas didapatkan banyak keluhan dari
para penjahit pada area pinggang yang terkadang terasa nyeri atau tidak
nyaman. Hal ini disebabkan oleh posisi membungkuk yang terlalu lama dalam
proses menjahit tanpa adanya peregangan di sela-sela waktu bekerja. Dampak
dari tidak tersedianya penyangga punggung juga menyebabkan bagian
punggung tidak tersangga dengan baik sehingga dapat meningkatkan risiko
ergonomi pada bagian tulang pinggang.

3
4

BAB III
SOLUSI YANG DITAWARKAN

A. Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang diberikan adalah dengan terjun secara
langsung ke konveksi Sri Collection untuk mengetahui permasalahan yang
dialami para pekerja sehingga fisioterapis dapat memberikan penyuluhan
berupa edukasi tentang posisi ergonomi saat menjahit dan pengarahan tentang
penyebab dari nyeri pinggang dan cara mengurangi nyeri tersebut dengan
melakukan latihan peregangan (stretching).

B. Prosedur Kerja
1. Bekerjasama dengan pemilik konveksi untuk perizinan.
2. Bekerjasama dengan pembimbing lahan maupun dosen untuk rencana
kegiatan.
3. Bekerjasama dengan para pekerja di Konveksi Sri Collection
4. Pemberian penyuluhan tentang posisi ergonomi dan pelatihan cara
melakukan peregangan (stretching) secara mandiri di sela-sela pekerjaan
untuk mengurangi nyeri pinggang bawah

C. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan dibagi menjadi 3,yaitu :
1. Observasi lahan, melakukan assessment dan screening untuk
menentukan permasalahan di komunitas.
2. Penyuluhan, memberikan edukasi mengenai posisi ergonomi saat
menjahit dan latihan peregangan (stretching).
3. Evaluasi, evaluasi pemahaman anggota komunitas mengenai posisi
ergonomi dan cara melakukan latihan peregangan (stretching).
5

D. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan yaitu:

Minggu
No Jenis Kegiatan
1 2 3
Konsultasi dan
1 arahan dosen
Pembimbing
2 Survei
Persiapan Proposal
3
dan Surat Perizinan
Perkenalan dengan
4 pihak konveksi Sri
Collection
Observasi
5 permasalahan di
komunitas
Melakukan
6
penyuluhan
7 Evaluasi
8 Membuat laporan

E. Bentuk Partisipasi Mitra dalam Pelaksanaan Program


Bentuk partisipasi mitra dalam pelaksanaan program ini yaitu
melakukan persiapan yang berupa menyiapkan anggota penyuluhan,
menyiapkan tempat yang akan digunakan sebagai tempat penyuluhan,
berperan aktif sebagai peserta penyuluhan dengan mendengarkan secara
seksama materi penyuluhan yang diberikan, mengikuti senam peregangan
yang dicontohkan oleh mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya
jawab yang belum jelas dan belum diketahui kepada mahasiswa.
6

BAB IV
PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah penjahit di konveksi Sri Collection pada
bagian penjahit

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/tanggal : 9 – 27 November 2020
Waktu : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Konveksi Sri Collection, Rembang

C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dibagi menjadi 3 minggu yaitu minggu pertama,
berisi perkenalan dan assessment.Mahasiswa menyampaikan maksud dan
tujuan diberikan penyuluhan serta melakukan assessment untuk mengetahui
keluhan yang timbul akibat kegiatan bekerjayang menjadi dasar intervensi
selanjutnya serta pemberian pre-test utnuk melihat sejauh mana pengetahuan
para pekerja dan. Minggu kedua, para pekerja diberikan pemeriksaan tekanan
darah dilanjutkan dengan penyuluhan tentang posisi ergonomis, cedera akibat
pekerjaan serta edukasi stretching yang dapat dilakukan disela sela bekerja
untuk megurangi ketegangan. Minggu ketiga, berisi tentang evalusi yaitu
dengan pemberian post-test yang serupa dengan pre-test untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman para pekerja tentang materi yang telah disampaikan
serta sesi tanya jawab apa yang belum diketahui dan di mengerti oleh para
pekerja terhadap mahasiswa.

D. Hasil Responden
Sebelum dilakukan penyuluhan dan penyampaian materi pada minggu
ke-2, mahasiswa membagikan questioner pada minggu ke-1 sebagai bentuk
pre-test.lalu diberikan kembali questioner yang sama pada minggu ke-3
7

sebagai bentuk post-test atau evaluasi terhadap materi yang disampaikan.


Questioner yang diberikan terdiri dari 7 item. Hasil dari questioner tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Responden Skor Pre-edukasi Skor Post- Keterangan


edukasi
Responden 1 4 7 Meningkat
Responden 2 4 6 Meningkat
Responden 3 2 5 Meningkat
Responden 4 3 7 Meningkat
Responden 5 4 7 Meningkat
Responden 6 3 6 Meningkat
Responden 7 4 7 Meningkat
Responden 8 4 7 Meningkat
Responden 9 3 7 Meningkat
Responden 10 2 6 Meningkat

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat terdapat peningkatan pemahaman


para pekerja konveksi pada bagian penjahit setelah diberikan edukasi posisi
ergonomi dan latihan peregangan (stretching) sebanyak dua kali pertemuan.
Pengukuran ini dilakukan sebagai hasil perbandingan untuk evaluasi tingkat
pemahaman responden mengenai materi yang telah disampaikan.

E. Pembahasan
Kegiatan penyuluhan dilakukan di konveksi Sri Collection yang
bertempat di Rembang. Nyeri pinggang merupakan keluhan utama bagi para
penjahit di konveksi tersebut akibat kurangnya edukasi tentang akibat dari
posisi yang tidak ergonomi saat menjahit dan juga tentang peregangan yang
dapat dilakukan di sela-sela pekerjaan. Kemudian penulis memberikan
penyuluhn tentang posisi ergonomi saat menjahit serta latihan peregangan
(stretching) yang dapat mengurangi nyeri pinggang akibat dari aktivitas kerja.
8

Program pertama adalah memberikan edukasi kepada para pekerja


bagaimana posisi tubuh yang ergonomis dalam melakukan aktifitas pekerjaan.
Posisi tubuh yang tidak ergonomi akan menimbulkan kontraksi otot-otot
punggung untuk menahan beban anggota gerak atas. Akibatnya daerah
pinggang akan menjadi tumpuan untuk menahan beban utama dan
menyebabkan pekerja mengalami kelelahan dan berlanjut pada nyeri otot di
bagian pinggang. Pemberian edukasi posisi ergonomi saat menjahit
membantu membentuk sikap tubuh yang benar saat bekerja dengan
memanfaatkan ilmu anatomi dan fisiologi. Posisi ergonomi dapat mengurangi
beban postural yang merupakan pemicu kelelahan otot saat bekerja dan
mencegah terjadinya kerusakan pada struktur tulang belakang (Sharman,
2011).
Posisi ergonomi saat menjahit yang benar adalah duduk tegak dengan
tinggi meja sejajar dengan siku. Jarak anatra pekerja dengan meja yang baik
adalah sekitar 20 cm agar meja tidak menekan perut dan paha pekerja agar
kaki masih dapat bebas bergerak dan posisi pekerja tidak membungkuk saat
menjahit. Kursi yang sebaiknya digunakan oleh penjahit juga adalah kursi
yang memiliki penyangga punggung yang dapat disesuaikan dengan tinggi
punggung penjahit. Dampak tidak tesedianya penyangga punggung adalah
beban postural pada tulang leher yang harus bekerja keras untuk menjaga
tubuh bagian atas tetap seimbang. Bagian punggung yang tidak tersangga
dengan baik juga dapat meningkatkan risiko ergonomi pada bagian leher dan
punggung. Penempatan alat dan barang yang digunakan saat bekerja juga
sebaiknya dalam wilayah jangkauan pekerja sehingga pekerja tidak
melakukan twisting atau gerakan memutar saat bekerja (Saputri, 2013).
Program kedua yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan pekerja
dalam melakukan pencegahan terhadap munculnya keluhan nyeri pinggang
dengan melakukan stretching (peregangan) selama aktifitas kerja. Peregangan
(stretching) ialah aktivitas sederhana untuk mengatasi ketegangan serta
kekakuan otot dan dianggap tepat untuk mencegah peningkatan keluhan nyeri
pinggang. Edukasi diberikan melalui pamflet dan dicontohkan secara
9

langsung oleh mahasiswa diikuti oleh pekerja. Latihan yang diberikan


menggunakan gerakan yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian
khusus dalam mempraktekkannya, dapat dilakukan secara mandiri oleh
pekerja sehingga nantinya latihan peregangan ini dapat diaplikasikan
berkelanjutan setelah penyuluhan berakhir (Afia et al., 2018)..
Latihan peregangan merupakan salah satu upaya yang dapat diberikan
untuk mengurangi nyeri pinggang. Hal ini dapat terjadi karena latihan
peregangan mampu meningkakan sirkulasi darah sehingga spasme dan
iskemi berkurang yang menyebabkan metabolisme zat-zat yang diperlukan
tubuh menjadi terdistribusi dengan baik. Selain itu stretching juga dapat
membuat otot-otot, ligamen, tendon dan persendian dapat lebih lentur
sehingga gerakan yang dilakukan saat aktivitas lebih optimal dan tekanan
pada otot juga dapat berkurang, membuat pekerjaan menjadi lebih mudah,
mengurangi kecemasan, perasaan tertekan, mengurangi resiko cidera dan
membuat kondisi tubuh menjadi lebih baik (Afia et al., 2018).
10

BAB V
KEBERLANJUTAN PROGRAM

Kegiatan penyuluhan mengenai latihan peregangan untuk mengurangi


nyeri pinggang pada pekerja di konveksi Sri Collection, Rembang terlaksana
dengan baik. Hal tersebut ditandai dengan antusiasme para peserta dalam
mengikuti edukasi dan latihan yang diberikan serta mengharapkan kegiatan ini
terus berlanjut. Salah satu tujuan yang sudah tercapai dari penyuluhan ini adalah
meningkatnya pemahaman tentang posisi ergonomi dan stretching disela sela
bekerja melalui questioner yang di bagikan.Untuk keberlanjutan program, penulis
mengharapkan posisi ergonomi dan stretching yang disampaikan selama
penyuluhan dapat dilakukan seterusnyasehingga manfaatnya dapat dirasakan.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil dari data responden tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman
responden meningkat setelah dilakukan edukasi.Responden telah memahami
pentingnya posisi ergonomi dan stretching disela sela bekerja yang
disampaikan oleh penulis selama penyuluhan.

B. Saran
1. Saran bagi responden untuk lebih memperhatikan kesehatan secara
menyeluruh serta memperhatikan keselamatan dan posisi selama bekerja
untuk mengurangi dan menghindari resiko cedera.
2. Saran bagi Mahasiswa selanjutnya diharapkan dapat memberikan edukasi
secara menyeluruh di industri konveksi sesuia keluhan yang ada di
masyarakat.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Afia, F. N., Oktaria, D. (2018). Pengaruh Stretching Terhadap Pekerja yang


Menderita Low Back Pain. Lampung. Journal Agromedicine, 478-482.

Nui, Shengli. (2010). Ergonomics and occupational safety and health : An ILO
perspective. Applied Ergonomics, 41, 744-753.

Safitri, A., Widjasena, B., & Kurniawan, B. (2017). Analisis Penyebab Keluhan
Neck Pain pada Pekerja di Pabrik Sepatu dan Sandal Kulit Kurnia di Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 234–
240.

Sahrmann, S. Movement System Impairment Syndromes of Extremities, Cervical


and Thoracic Spines. Missouri, U.S.: Elsevier; 2011.

Saputri, Yolanda Eka. (2013). Gambaran Risiko Ergonomi Kegiatan Menjahit


Pada Penjahit Sektor Informal Di Kecamatan Mandau Duri Riau Tahun
2013. Universitas Indonesia.
13

Lampiran.
Dokumentasi Penyuluhan
14

Pamflet
15
16

Kuesioner

Anda mungkin juga menyukai