Anda di halaman 1dari 23

PROPSAL METODE EKSPERIMEN FISIKA

ALAT PERAGA FISIKA HUBUNGAN RODA-RODA GERAK


MELINGKAR BERATURAN

Dosen Pengampu :
Haerul Pathoni, S.Pd., M.PFis.
Wawan Kurniawan, S.Si., M.Cs

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Monalisa (A1C314003)
2. Senja Yuniyarsih (A1C314009)
3. Indah Nofitri (A1C314018)
4. Muhammad Ikhlas (A1C314019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIK DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul Alat Peraga Fisika Hubungan Roda-Roda Gerak
Melingkar Beraturan. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini
adalah untuk memenuhi tugas metode eksperimen fisika
Terwujudnya proposal ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak. Untuk itu penulis berterimakasih kepada Bapak Wawan
Kurniawan, M.Si, M.Cs., sebagai dosen pengampu dan rekan-rekan yang telah
membantu. Kami sangat menyadari bahwa proposal ini masih mempunyai
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi terciptanya alat peraga
yang lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga proposal ini dapat diterima dan
dapat memberi manfaat kepada pembaca.

Jambi, Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat....................................................................................................... 3
Bab II Kajian Pustaka
2.1 Alat Peraga.................................................................................................. 4
2.2 Gerak Melingkar Beraturan........................................................................ 8
Bab III Metode

3.1 Metode Penelitian....................................................................................... 17

3.2 Alat Dan Komponen................................................................................... 17


3.3 Prosedur...................................................................................................... 17
Bab IV Anggaran Biaya dan Jadwal Pelaksanaan
4.1 Anggaran Biaya.......................................................................................... 19
4.2 Jadwal Pelaksanaan.................................................................................... 19
Daftar Pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, baik itu
yang bersifat benda mati atau benda hidup. Konstribusi Fisika bagi disiplin ilmu
lain adalah mendorong laju perkembangan cabang-cabang ilmu baru. Dalam hal
ini Fisika merupakan ilmu pengetahuan eksperimental. Dalam melakukan
eksperimental ini diperlukan suatu ketelitian/praktikum agar diperoleh suatu
pengukuran.
Ilmuwan dari segala disiplin ilmu memanfaatkan ide-ide dari Fisika, mulai
dari ahli kimia yang mempelajari struktur molekul sampai dengan para insinyur
yang menggunakan prinsip-prinsip Fisika dalam merancang berbagai peralatan
teknologi canggih. Selain itu juga Fisika sangat bermanfaat dalam ilmu
kedokteran. Oleh karena itu mempelajari Fisika merupakan hal yang sangat
penting.
Fisika merupakan salah satu disiplin ilmu dalam IPA yang biasanya
dipelajari melalui pendekatan secara matematis yang membosankan dan konsep
yang monoton sehingga cenderung ditakuti dan tidak disukai oleh siswa
(Rahayu, Murniati & Farikhah, 2013: 1). Pembelajaran Fisika bukan hanya
sekedar tahu matematika, tetapi siswa diharapkan mampu memahami konsep yang
terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam parameter-parameter atau
simbol-simbol fisis, memahami permasalahan, dan menyelesaikannya secara
matematis (Sugiharti, 2005). Oleh karena itu, hal inilah yang menyebabkan
ketidaksenangan siswa terhadap mata pelajaran ini menjadi semakin besar.
Pembelajaran Fisika haruslah menggunakan metode inovatif dan kreatif. Hal
ini dikarenakan dalam fisika terdapat fakta, konsep konsepsi, prinsip, teori atau
hukum fisika (produk ilmiah) yang semuanya diperoleh melalui kegiatan
observasi, eksperimentasi, pengukuran dan cara fikir yang logis, kritis, rasional
dan objektif.
Pengamatan atau Observasi yang dapat dilakukan misalnya dengan
melakukan kegiatan eksperimen. Dengan menunjukkan kepada siswa berbagai

1
eksperimen (melakukan demonstrasi) dan mengajak siswa melakukan kegiatan
observasi diharapkan siswa dapat menjalani proses untuk menemukan berbagai
teori, konsep dan hukum-hukum fisika sehingga terbentuklah sikap ilmiah dan
pembelajaran fisikapun akan lebih bermakna. Seorang guru harus memilih dan
menyiapkan media serta alat peraga yang tepat dalam menjalankan pembelajaran
dengan metode demonstrasi ini.
Materi gerak melingkar beraturan, khususnya konsep hubungan roda- roda
merupakan salah satu materi Fisika di SMA yang alat peraganya belum banyak
dikembangkan. Padahal pemanfaatan konsep ini sangat erat kaitannya dengan
kehidupan siswa sehari-hari, misalnya pada pemasangan roda sepeda. Apabila
siswa dapat memahami konsep ini dengan benar tentu akan sangat bermanfaat
bagi mereka. Dalam pembelajaran, alat peraga ini digunakan untuk menunjukkan
pada siswa tentang konsep hubungan roda-roda. Hal ini dimaksudkan agar
pembelajaran lebih mudah dipahami, lebih menarik, dan dapat meningkatkan
antusias serta keaktifan siswa sehingga mendukung keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil judul
yaitu Pembuatan Alat Peraga Hubungan Roda Roda Pada Materi Gerak
Melingkar Beraturan Untuk Siswa SMA Kelas X.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pembuatan alat peraga hubungan roda roda untuk menunjukkan
hubungan roda-roda pada materi gerak melingkar beraturan?
2. Bagaimana prinsip kerja alat untuk menunjukkan hubungan roda-roda pada
materi gerak melingkar beraturan?
3. Bagaimana prinsip percobaan untuk menunjukkan hubungan roda-roda pada
materi gerak melingkar beraturan?
4. Bagaimana hubungan roda-roda yang diperoleh dari percobaan?

1.3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan alat peraga ini adalah:
1. Menjelaskan pembuatan alat peraga hubungan roda roda untuk menunjukkan

2
hubungan roda-roda pada materi gerak melingkar beraturan.
2. Menjelaskan prinsip kerja alat untuk menunjukkan hubungan roda-roda pada
materi gerak melingkar beraturan.
3. Menjelaskan prinsip percobaan untuk menunjukkan hubungan roda-roda pada
materi gerak melingkar beraturan.
4. Menjelaskan hubungan roda-roda yang diperoleh dari percobaan.

1.4. Manfaat
Dengan pembuatan alat peraga ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Mempermudah guru Fisika dalam menyampaikan materi gerak melingkar
beraturan, khususnya hubungan roda-roda pada siswa.
2. Menambah wawasan siswa dan meningkatkan semangat belajar siswa.
3. Mendorong siswa dan kalangan pendidik untuk membuat alat peraga
pembelajaran lain yang dapat menunjang konsep dan pembelajaran Fisika.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Alat Peraga


Alat peraga termasuk dalam media pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar dalam pembelajaran. Kata media
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education and
Communication Technology (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk
yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan National
Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala benda yang
dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Menurut Arsyad, media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Sedangkan, pengertian alat peraga adalah alat bantu yang digunakan
oleh guru dalam proses belajar mengajar agar proses belajar siswa lebih efektif
dan efisien (Nana Sudjana, 2000:110).
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi (Arif S Sadiman, 2006: 10).
Alat peraga pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru pada saat
mengajar untuk memperjelas materi pelajaran dan mencegah terjadinya
verbalisme pada siswa. Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting
sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses
belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan,
dan alat. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari
unsur lain yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan sebagai
bahan pelajaran agar sampai pada tujuan pembelajaran. Alat tersebut
berguna agar pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa (Dwi,
2013: 26-27).

4
a. Fungsi dan Manfaat Alat Peraga
Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan
yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan anak perlu
dirangsang, digunakan, dan dilibatkan, sehingga tidak hanya mengetahui
melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Penyediaan
perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh
panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara
mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan
realitis.
Fungsi alat peraga dalam proses pembelajran yang dirangkum dari Dwi
(2013: 28) adalah sebagai berikut:
1) Mencegah rangkaian pembelajaran dengan ceramah secara monoton
2) Menambah pembelajaran dengan rumor untuk memperkuat minat belajara
anak
3) Menghibur siswa dalam pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan
4) Memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara konkrit
5) Melibatkan siswa dalam proses belajara sebagai rangkaian pengalaman nyata.
Alat peraga pada pembelajaran, berfungsi untuk memudahkan siswa dalam
menangkap materi ajar agar paham san jelas secara maksimal pada pokok bahasan
yang telah diajarkan.
Manfaat alat peraga yang telah dirangkum dari Dwi (2013: 32) adalah:
1) Untuk meningkatkan mutu pegajaran dan pembelajaran di kelas.
2) Sebagai penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif.
3) Untuk mengembangkan program pengembangan Sumber Daya Manusia.
4) Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu.
5) Untuk mrmnuhi tujuan pembangunan masyarakat ekonomi dan teknik.
6) Untuk membentuk guru IPA, mempermudah persiapan belajar dan mengajar
di kelas.

b. Macam-Macam Alat Peraga


Alat peraga merupakan media yang dapat mengkonkritkan pemahaman

5
siswa. Macam alat peraga ditinjau dari wujudnya yang disarikan dari Dwi (2013:
30-31) adalah sebagai berikut:
1) Alat peraga benda asli
Alat peraga benda asli adalah semua benda asli yang digunakan sebagai
alat peraga, misalnya bola, buah, pohon, kayu, kubus, kerucut, jam dinding, dan
benda nyata lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran.
2) Alat peraga benda tiruan
Alat peraga benda tiruan adalah semua benda bukan asli yang dapat
digunakan sebagai alat peraga pembelajaran. Misalnya gambar, bentuk- bentuk
binatang, kotak, dan sebagainnya.
Sedangkan pembagian alat peraga menurut jenisnya yang diringkas dari
Dwi (2013: 32) adalah sebagai berikut:
1) Alat peraga yang dibutuhkan oleh kelompok siswa untuk melakukan
percoabaan.
2) Alat peraga untuk guru yang dibutuhkan oleh guru untuk memperagakan
konsep dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Alat peraga, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkaungan
yang diperlukan.
Memilih alat peraga pembelajaran yang sesuai bukanlah hal yang mudah.
Sifat alat peraga yang patut diperhatikan dalam pemilihan alat peraga yang
diringkas dari Dwi (2013: 27-28) diantaranya adalah :
1) Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat)
2) Bentuk dan warnanya menarik
3) Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit)
4) Ukuran sesuai (seimbang) dengan ukuran anak
5) Dapat menyajikan konsep IPA (tidak mempersulit pemahaman)
6) Sesai dengan konsep pembelajaran (kesesuaian alat pengajaran yang dipilih
dengan materi pengajaran atau jenis kegiatan yang akan dilakukan oleh
siswa)
7) Dapat memperjelas konsep
8) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang
abstrak

6
9) Alat peraga dapat merangsang keaktifan siswa.
Menurut Sutrisno (2014) macam-macam alat fisika dapat dikelompokkan
berdasarkan kepada aspek-aspek tempat pemakaian, keterpaduan seting
kelengkapan, cara penggunaan di dalam pembelajaran, gejala dan atau data yang
ditunjukan dan atau dihasilkan.
1) Berdasarkan tempat pemakaian, alat-alat fisika dapat dibedakan atas alat yang
diam atau tetap dan alat yang bergerak. Alat fisika yang diam atau tetap
adalah alat fisika yang dipasang tetap di satu tempat tertentu selama perioda
tertentu dan selama perioda waktu itu alat digunakan di tempat itu, tidak
dipindah-pindahkan. Alat fisika yang dapat bergerak adalah alat fisika yang
dapat disimpan dan digunakan di tempat yang berbeda-beda.
2) Berdasarkan aspek keterpaduan seting kelengkapannya, alat-alat fisika dapat
dibedakan atas Kit alat fisika, dan alat fisika bukan kit. Kit (kotak instrumen
terpadu) alat fisika adalah sekumpulan alat-alat fisika yang dapat digunakan
untuk lebih dari satu percobaan, disimpan dalam sebuah
wadah/tempat/misalnya kotak. Percobaan-percobaan yang menggunakan alat-
alat dalam kit alat fisika biasanya adalah percobaan-percobaan dari materi
pembelajaran fisika yang serumpun, misalnya kit mekanika, kit optik, kit
listrik magnet kit gelombang dan sebagainya. Peruntukan kit alat fisika
biasanya sudah disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang dituju, misalnya
kit IPA fisika SD, kit fisika SMP/MTs dan kita fisika SMA/MA. Alat fisika
bukan kit adalah alat fisika atau set (dapat terdiri dari satu atau lebih) alat
fisika yang tidak merupakan bagian dari kita alat fisika. Kit alat fisika dan
alat fisika yang bukan kit dapat terdiri dari alat utama dan perelengkapannya.
3) Berdasarkan cara penggunaan di dalam pembelajaran alat-alat fisika dapat
dibedakan atas alat eksperimen, alat demonstrasi dan alat peraga. Alat
eksperimen adalah alat untuk melakukan eksperimen atau percobaan.
Pemakaiannya biasa dilakukan oleh kelompok pelaku percobaan yang terdiri
antara 1 sampai 5 (umumnya 2) orang. Alat itu biasa digunakan dalam
kegiatan praktikum. Siswa yang melakukan percobaan disebut sebagai
praktikan. Alat demonstrasi adalah alat yang diperuntukan dan digunakan
oleh guru untuk melakukan percobaan disaksikan oleh siswa peserta

7
didiknya.
4) Berdasarkan gejala dan data yang ditunjukan dan dihasilkan, alat-alat fisika
dapat dibedakan atas alat ukur dan bukan alat ukur. Alat ukur fisika adalah
alat yang digunakan untuk mengukur, untuk memperoleh data kuantitatif dari
besaran fisika yang diukur. Alat fisika yang bukan alat ukur adalah alat fisika
untuk menyelidiki gejala fisika dengan tidak dapat memberikan data
kuantitatif sebagai hasil ukur. Data yang diperoleh dari alat fisika bukan alat
ukur adalah data kualitatif berupa gejala atau fenomena fisis yang terjadi.

2.2 Gerak Melingkar Beraturan


a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan
Berdasarkan lintasannya benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu
benda bergerak pada garis lurus, gerak parabola dan benda bergerak pada garis
melingkar (Sumarsono, 2009: 57). Benda yang bergerak pada arah tetap sepanjang
garis lurus disebut gerak lurus. Apabila benda bergerak dengan kelajuan konstan
pada suatu lintasan garis lurus, maka dikatakan bahwa benda tersebut bergerak
lurus beraturan (Supiyanto, 2006: 43). Apabila kecepatannya berubah secara
teratur, dengan kata lain mengalami perubahan kecepatan (atau percepatan
konstan), maka gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah beraturan
(Supiyanto, 2006: 45).
Benda yang bergerak pada lintasan berbentuk parabola disebut gerak
parabola. Contoh umum gerak parabola adalah gerak benda yang dilemparkan ke
atas membentuk sudut tertentu terhadap permukaan tanah (Saripudin, 2009: 14).
Gerak peluru adalah perpaduan antara dua gerak yang arahnya saling tergak lurus,
yaitu gerak arah horizontal dengan kecepatan konstan dan gerak arah vertikal
yang mempunyai perepatan konstan yaitu percepatan gravitasi. Walaupun
sebenarnya sebuah benda yang melambung di udara mengalami gaya gesek
udara, namun gaya gesek tersebut diabaikan selama gerak lintasan benda yang
dilempar ke udara tersebut berbentuk parabola (Cari, 2009: 19).
Gerak melingkar adalah gerak yang memiliki lintasan berupa lingkaran
(Nurachmandani, 2009: 66). Menurut Karyono, Palupi, dan Suharyanto, Gerak
melingkar adalah gerak yang lintasannya mempunyai pusat kelengkungan dengan

8
radius kelengkungan tetap (2009: 46). Sedangkan Rahardjo dan Radiyono (2009)
berpendapat, Gerak melingkar merupakan gerak yang memiliki jejak (lintasan)
berupa lingkaran (hlm. 57). Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya gerak melingkar merupakan gerak suatu benda yang
memiliki lintasan berupa lingkaran.
Gerak melingkar sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
gerak pentil roda sepeda yang sedang berputar, gerakan kereta luncur mengitari
lintasan rel yang berbentuk lingkaran, mobil yang menikung pada lintasan berupa
lingkaran, gerak kipas angin, gerak compact disk, komedi putar, gerak kincir
angin, dan gerakan ujung jarum detik pada arloji.
Seperti pada gerak lurus, dalam gerak melingkar juga terdapat dua kasus
gerak yaitu saat benda bergerak dengan kecepatan konstan dan saat benda
bergerak dengan kecepatan tidak konstan. Sebuah benda yang bergerak
membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan v dikatakan mengalami gerak
melingkar beraturan (Giancoli, 2001: 132). Benda tersebut bergerak dengan
kecepatan sudut konstan pada suatu lintasan berbentuk lingkaran. Sedangkan
apabila benda tersebut kecepatan sudutnya berubah secara teratur atau dengan
kata lain percepatan sudutnya kostan, maka benda tersebut dikatakan mengalami
gerak melingkar berubah beraturan (Supiyanto, 2006: 72).
Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk
lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah
percepatan (Sumarsono, 2009: 58). Arah kecepatan terus berubah sementara
benda bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar (2.1). Oleh
karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan kecepatan, perubahan
arah kecepatan menyebabkan percepatan sebagaimana juga perubahan besar
kecepatan. Dengan demikian, benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus
dipercepat, bahkan ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2 = v).

9
Gambar 2.1 Sebuah Benda Bergerak Membentuk Suatu Lingkaran.

b. Besaran-Besaran Dalam Gerak Melingkar Beraturan


1) Periode dan Frekuensi
Sebuah partikel/benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar
beraturan ataupun yang tidak beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu
saat tertentu. Dengan memerhatikan sebuah titik pada lintasan geraknya, sebuah
partikel yang telah melakukan satu putaran penuh akan kembali atau melewati
posisi semula. Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi ( f ), yaitu
jumlah putaran tiap satuan waktu atau jumlah putaran per sekon. Sementara itu,
periode ( T ) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu putaran
(Sumarsono, 2009: 58).
Persamaan untuk periode, yaitu
t
T=
N
dan persamaan untuk frekuensi
N
f=
t
dan hubungan antara T dan f dinyatakan dengan
1
T=
f
Dengan T = periode (sekon), f = frekuensi (Hz), N = jumlah putaran, t = waktu
selama berputar (sekon). (Widodo, 2009: 41).
Sebagai contoh, jika sebuah benda berputar dengan frekuensi 3
putaran/sekon, maka untuk melakukan satu putaran penuh, benda itu memerlukan
waktu 1/3 sekon.

10
2) Posisi Sudut

x
y

Gambar 2.2 Titik P Berotasi Dengan Sumbu Di O.

Gambar 2.2 melukiskan sebuah titik P yang berputar terhadap sumbu


yang tegak lurus terhadap bidang gambar melalui titik O. Titik P bergerak dari A
ke B dalam selang waktu t. Posisi titik P dapat dilihat dari besarnya sudut yang
ditempuh, yaitu yang dibentuk oleh garis AB terhadap sumbu x yang melalui
titik O. Posisi sudut diberi satuan radian (rad). Besar sudut satu putaran adalah
360 = 2 radian.
Jika adalah sudut pusat lingkaran yang panjang busurnya s dan jari-
jarinya R, diperoleh hubungan:
s
=
R
dengan:
= lintasan/posisi sudut (rad)
s = busur lintasan (m)
R = jari jari (m) (Sumarsono, 2009: 59).

3) Kecepatan Sudut
Dalam gerak melingkar beraturan, kecepatan sudut atau kecepatan anguler
untuk selang waktu yang sama selalu konstan. Kecepatan sudut didefinisikan
sebagai besar sudut yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Untuk partikel yang

11
melakukan gerak satu kali putaran, didapatkan sudut yang ditempuh =2 dan
waktu tempuh t = T. Berarti, kecepatan sudut ( ) pada gerak melingkar beraturan
dapat dirumuskan:
2
=
T
atau
=2 f
dengan:
= kecepatan sudut (rad/s)
T= periode (s)
f = frekuensi (Hz) (Sumarsono, 2009: 59).

c. Hubungan Besaran Sudut dan Besaran Tangensial


1) Posisi sudut dan panjang lintasan

Gambar 2.3 Titik P Berotasi Dengan Sumbu Tetap O Dan Jari-Jari R.

Gambar (2.3) menunjukkan titik P bergerak melingkar dengan sumbu


tetap O dan jari-jari R. Jika P bergerak dari A ke B dengan menempuh lintasan
busur sejauh s, sedangkan posisi sudut yang terbentuk adalah , maka diperoleh
hubungan:
s
=
R

= lintasan/posisi sudut (rad)


s = busur lintasan (m)

12
R = jari jari (m) (Sumarsono, 2009: 60).
2) Kecepatan Sudut dan Kecepatan linier
Hubungan kecepatan sudut dan kecepatan linier yang dirangkum dalam
Sumarsono (2009: 60-61) adalah sebagai berikut:
Jika posisi sudut sangat kecil, yaitu , karena selang waktu (t) yang
digunakan sangat kecil, lintasan busurnya juga sangat kecil, yaitu s, sehingga
persamaan
s
=
R
berubah menjadi:
s= . R
Jika persamaan tersebut dibagi dengan selang waktu t , diperoleh:
s
= .R
t t
Jika t kecil maka persamaan tersebut menjadi:
ds d
= .R
dt dt
dengan:
= kecepatan sudut (rad/s)
v = kecepatan linier (m/s)
R = jari jari lintasan (m)
Kecepatan linier/tangensial (v) memiliki arah berupa arah garis singgung
lingkaran pada titik-titik, salah satunya titik P. Sementara itu, kecepatan sudut
memiliki arah ke atas, tegak lurus bidang lingkar, tampak seperti pada Gambar 2.4
di bawah.

Gambar 2.4 Kecepatan Sudut Tegak Lurus Bidang Lingkar.

13
3) Percepatan Sentripetal
Pada gerak melingkar beraturan, walaupun kelajuan linearnya tetap tetapi
kecepatannya selalu berubah. Dengan demikian pada gerak melingkar beraturan
terdapat percepatan yang disebut percepatan sentripetal dan diberi a s yaitu
percepatan yang arahnya selalu menuju titik pusat lingkaran.
Pembahasan mengenai percepatan sentripetal yang dirangkum dari
Giancoli (2001: 133-134) adalah sebagai berikut:
Percepatan sentripetal a s didefinisikan sebagai
v 2v 1 v
a s= =
t t
dimana v adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu t yang pendek.
Dengan mempertimbangkan situasi di mana t mendekati nol, sehingga akan
diperoleh percepatan sesaat.

Gambar 2.5 Menentukan Perubahan Kecepatan, v, untuk Sebuah Partikel yang


Bergerak dengan Membentuk Lingkaran. Panjang l Adalah Jarak Sepanjang
Busur, dari A Sampai B

d. Hubungan Roda-Roda Pada Gerak Melingkar


Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda berbentuk
lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk lingkaran, misalnya antara gir
dengan roda pada sepeda, gir pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan
sebagainya. Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa sistem
langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau roda-roda gesek, atau sistem

14
tak langsung, yaitu dengan memakai streng/rantai/pita (Sumarsono, 2009: 65).

Gambar 2.7 Hubungan roda-roda, (a) Sistem Langsung, dan (b) Sistem Tak
Langsung.
Pada Gambar (2.7) menunjukkan roda I berputar atau bergerak melingkar
beraturan hingga roda II mengikutinya bergerak melingkar beraturan. Hubungan
roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem langsung atau tak
langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut baik roda I dan II adalah sama, tetapi
kecepatan sudutnya () berlainan. Dengan demikian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
v 1=v 2
1 R1= 2 R2
dengan
v1 = laju linier roda I (m/s),
v2 = laju linier roda II (m/s),
1 = kecepatan sudut roda I (rad/s),

2 = kecepatan sudut roda II (rad/s),


RI = jari-jari lintasan roda I (m), dan R2 = jari-jari lintasan roda II (m)
(Sumarsono, 2009: 65).
Selain kedua perpindahan gerak melingkar di atas ada perpindahan gerak
melingkar lain yaitu perpindahan gerak satu poros

15
.
Gambar 2.8 Perpindahan Gerak Satu Poros.

Kedua roda memiliki periode (T) dan frekuensi (f) sama, yaitu T 1 = T2 dan
f1 = f2. Dengan demikian, kedua roda mempunyai kecepatan anguler sama, yaitu
1 = 2. Dari rumus itu tampak bahwa laju liniernya berbanding lurus dengan jari-
jarinya (Widodo, 2009: 50).

16
BAB III
METODE

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian mata kuliah ini adalah
metode eksperimen. Metode ekperimen ini untuk menunjukkan konsep hubungan
roda-roda pada gerak melingkar beraturan.

3.2 . Alat Dan Komponen


Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam merancang alat peraga
hubungan roda roda pada materi gerak melingkar beraturan untuk siswa SMA
kelas X adalah :
No. Nama Jumlah Fungsi
1. Papan 2 buah Sebagai tempat menempatkan
roda-roda dan kipas angin
2. Dudukan kipas angin 1 buah Sebagai saklar dan tempat
berdirinya motor listrik (dalam
bentuk bor listrik)
3. Roda kecil dengan karet 1 buah Sebagai benda yang berputar
di tepinya
4. Roda kecil dengan 1 buah Sebagai benda yang berputar
lekukan ditepinya
5. Roda besar dengan 1 buah Sebagai benda yang berputar
lekukan ditepinya
6. Roda kecil dengan karet 1 buah Sebagai benda yang berputar
ditepinya
7. Tali 1 gulung Sebagai penghubung salah satu
roda kecil dengan salah satu
roda besar
8. Motor listrik (dalam 1 buah Sebagai penggerak roda-roda,
bentuk bor listik) dan ujung bor (mata bor)
digunakan sebagai poros roda
kecil dengan keret ditepinya
9. Penggaris 1 buah Untuk mengukur jari-jari roda
10. Tachometer 1 buah Untuk mengukur kecepatan
sudut

3.3 Prosedur

17
Alat peraga ini dibuat secara manual, dengan menggunakan peralatan yang
telah disebutkan sebelumnya kecuali penggaris dan tachometer. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan terdiri atas beberapa tahap, yaitu: persiapan, pembuatan,
dan penyelesaian.
Langkah-langkah pembuatan alat peraga hubungan roda-roda adalah sebagai
berikut:
a) Menggambar desain alat.
b) Membuat rancangan bahan- bahan yang dibutuhkan.
c) Menyiapkan 2 papan terbuat dari kayu yang cukup tebal masing masing
sebagai tempat roda dan dudukan kipas angin beserta motor listrik (berupa
bor listrik).
d) Memotong kayu dengan bentuk lingkaran berjumlah empat dengan dua
variasi ukuran (2 berjari-jari kecil dan 2 lainnya berjari-jari besar) yang akan
digunakan sebagai roda.
e) Melubangi pusat masing-masing roda sebagai tempat meletakkan poros.
f) Membuat cekungan pada tepi salah satu roda kecil dan salah satu roda besar
sebagai tempat meletakkan tali.
g) Menempel karet pada roda kecil dan roda besar yang lain untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya selip pada saat roda berputar.
h) Melubangi papan sebanyak empat lubang yang akan dijadikan sebagai tempat
roda dan poros. Jarak masing-masing lubang disesuaikan dengan jari-jari roda
yang akan dipasang.
i) Memasang motor listrik (berupa bor listrik) pada papan dan ujung bor listrik
dijadikan sebagai poros roda kecil dengan tepi berkaret.
j) Memasang roda kecil dengan tepi berkaret pada poros yang berupa ujung bor
listrik (mata bor).
k) Memasang roda yang lain pada papan dengan dihubungkan poros sesuai
dengan rancangan alat.
l) Mengecat alat untuk melindungi alat yang terbuat dari kayu sekaligus
mempercantik penampilan.

18
BAB IV
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

4. 1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya pembuatan alat peraga hubungan roda-roda dijelaskan oleh tabel
4.1 berikut:
Tabel 4.1 Rincian anggara biaya pembuatan alat peraga hubungan roda-roda.
No. Nama Jumlah Harga / unit Total harga
1. Papan 2 buah 10.000,00 20.000,00
2. Triplek 1 buah 30.000,00 30.000,00
3. Tali 1 gulung 5.000,00 5.000,00
4. Penggaris 1 buah 3.000,00 3.000,00
5. Tachometer 1 buah 150.000,00 150.000,00
6. Dudukan kipas 1 buah 20.000,00 20.000,00
angin bekas
Total 228.000,00

4.2 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan pembuatan alat peraga hubungan roda-roda, dijelaskan melalui tabel
berikut:
Tabel 4.2 jadwal pelaksanaan
Pertemuan ke
No Kegiatan
9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pembuatan Proposal
2 Pembelian alat dan bahan
3 Pembuatan alat peraga
4 Presentasi alat

19
DAFTAR PUSTAKA

Arif, S. 2006 . Media Pendidikan. Depok: Rajawali Pers.


Cari. 2009. Aktif Belajar Fisika . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Dwi, N.W. 2013. Upaya Meningkatkan Minat Belajar IPA dengan Menggunakan
Alat Peraga Benda Nyata Untuk Siswa Kelas III di MI YAPPI Wiyoko
Tahun Pelajaran 2012/2013. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Skripsi.
Giancoli,C.Douglas. 2001. Fisika Jilid 1. Terj Yuhilza Hanum. Jakarta: Erlangga.
Hsu, Tom. 2004. Foundamental Of Physics. USA : CPO Science.
Karyono, dkk. 2009. Fisika I. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika I. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Rahayu, A., Murniati, Ngurah A. N., & Farikhah,I. 2013. Kajian Pengembangan
Media Pembelajaran IPA Menggunakan Fotonovela Berbasis Pendidikan
Karakter. Seminar Nasional: IKIP PGRI Semarang.
Rahardjo, T dan Radiyono, Y. 2009. Mekanika. Surakarta: UNS Press.
Saripudin, Aip, dkk. 2009. Praktis Belajar Fisika I. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana, N. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar
Baru Algeandra.
Sugiharti, P. 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur. No.05. Desember 2005.
Sumarsono, Joko. 2009. Buku Fisika SMA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Widodo, Tri. 2009. Fisika. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

20

Anda mungkin juga menyukai