Anda di halaman 1dari 29

MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas kehendak-Nyalah sehingga Laporan Pembuatan Saringan
Air dapat terselesaikan.
Kami menyusun laporan ini untuk memberikan gambaran bagaimana tahap

pelaksanaan pembuatan penyaring air secara fisik menggunakan pasir, batu krikil,

dan arang serta secara kimiawi dengan penambahan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)

lalu mengamati tingkat kejernihan air yang dihasilkan oleh alat penyaring.

Akhir kata, semoga Laporan praktikum ini ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

20 November 2019

Penyusun

ii
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3

A. Filtrasi ....................................................................................................... 3

B. Jenis – Jenis Filtrasi .................................................................................. 4

C. Media untuk Penyaringan Air .................................................................. 6

D. Saringan Pasir Lambat .............................................................................. 8

E. Saringan Pasir Cepat ................................................................................ 9

BAB III ................................................................................................................. 11

METODE PENGERJAAN ................................................................................... 11

A. Waktu dan Tempat ................................................................................. 11

B. Alat ......................................................................................................... 11

C. Bahan ...................................................................................................... 15

D. Prosedur Pengejaan ................................................................................ 16

E. Proses Penyaringan Air Baku menggunakan Saringan Air yang telah


Dibuat ................................................................................................................ 21

BABA IV ............................................................................................................. 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 23

iii
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

A. Hasil........................................................................................................ 23

B. Pembahasan ............................................................................................ 24

BAB V................................................................................................................... 25

PENUTUP ............................................................................................................. 25

A. Kesimpulan ............................................................................................. 25

B. Saran ....................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

iv
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan mendasar bagi makhluk hidup. Dalam kehidupan

sehari-hari, kita memerlukan air untuk mandi, minum, mencuci, memasak dan

sebagainya. Sayangnya, ketersediaan air bisa dikatakan semakin berkurang hal ini

dikarenakan kurangnya air yang masuk ke tanah akibat kurangnya daerah resapan

air. Walau terkadang terdapat air, kualitas air tersebut tidak baik dan tidak layak

untuk dikomsumsi.

Air yang layak di minum, mempunyai standar persyaratan tertentu yang diatur

dalam standar baku kualitas air minum. Dengan adanya standar tersebut, kita dapat

mengetahui kualitas air minum yang layak dan tidak layak dikomsumsi. Standar

kualitas air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, dan biologi. Dalam

siklus hidrologi, air selalu bereaksi dengan zat-zat lain yang menyebabkan air itu

tidak murni. Dalam proses hidrologi ini, air mengandung mineral-mineral yang baik

untuk diserap oleh tubuh manusia. Namun, ada pula zat-zat lain dan

mikroorganisme yang dapat berdampak buruk baik tubuh manusia.

Untuk pemenuhan akan ketersediaan air bersih, kita menggunakan air baku

yang bisa didapatkan dari sumur, sungai, danau dan lainnya. Namun air dari

sumber-sumber tersebut kualitas airnya tidak memenuhi standar baku kualitas air

minum. Di mana seringkali ditemui air dengan kesadahan yang tinggi adanya bau

amis pada air karena disebabkan air tersebut mengandung zat besi atau mangan.

1
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

Bila dikomsumsi maka air ini dapat menyebabkan penyakit. Kebutuhan akan

air bersih sangatlah penting. Walaupun terdapat sumber air dan tersedianya air baku

tidak menjamin air tersebut layak dikomsumsi. Maka dari itu diperlukannya alat

untuk mengelolah agar kualitas air menjadi lebih baik. Salah satu cara untuk

memperbaiki kualitas air dengan cara filtrasi atau dengan cara penyaringan. Filtrasi

sendiri memiliki beberapa metode diantaranya adalah aerasi, saringan pasir lambat,

saringan pasir cepat dan lain-lain.

Untuk filtrasi konvensional digunakan saringan dengan arah aliran air ke

bawah. Namun sering juga dijumpai penyaringan air yang arah aliran airnya dari

bawah ke atas. Pada praktikum ini akan dibuat saringan air yang

mengkombinasikan kedua jenis filtrasi air tersebut.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui efektifitas media air yang digunakan dalam menjernihkan air.

2
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Filtrasi

Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun

gas) yang membawanya menggunakan suatu medium berpori atau bahan berpori

lain untuk menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan

koloid. Filtrasi adalah proses di mana campuran heterogen antara fluida dan

partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi

menahan partikel padatan. Pada pengolahan air minum, filtrasi digunakan untuk

menyaring air hasil dari proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi sehingga

dihasilkan air minum dengan kualitas tinggi.

Dalam Filtrasi atau penyaringan sering digunakan bahan-bahan seperti pasir,

antrasit, arang aktif, batu granit, ijuk, resin atau campurannya. Campuran yang

sering digunakan adalah antrasit dan arang, arang dan pasir, resin dan arang, resin

dan antrasit, antrasit, pasir dan batu akik.

Selain mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi

kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa bau, besi dan mangan. Filtrasi

sendiri memiliki fungsi memisahkan zat padat halus, baik yang tersuspensi maupun

koloid dari fluida dengan menggunakan media berpori. Dan juga sebagai removal

terhadap zat padat, kandungan bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan

mangan.

3
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

Faktor-faktor yang memengaruhi efisiensi penyaringan ada empat yaitu :

1. Kualitas air baku, semakin baik kualitas air baku yang diolah maka akan

baik pula hasil penyaringan yang diperoleh.

2. Suhu, suhu yang baik yaitu antara 20-30°C, temperatur akan memengaruhi

kecepatan reaksi-reaksi kimia.

3. Kecepatan penyaringan, pemisahan bahan-bahan tersuspensi dengan

penyaringan tidak dipenuhi oleh kecepatan penyaringan. Berbagai hasil

penelitian menyatakan bahwa kecepatan penyaringan tidak memengaruhi

kualitas effluent. Kecepatan penyaringan lebih banyak terhadap masa

operasi saringan.

4. Diameter butiran, secara umum kualitas effluent yang dihasilkan akan lebih

baik bila lapisan saringan pasir terdiri dari butiran-butiran halus. Jika

diameter butiran yang digunakan kecil. Hal ini akan meningkatkan efisiensi

penyaringan.

B. Jenis – Jenis Filtrasi

Pengolahan dengan menggunakan metode filtrasi atau penyaringan merupakan

metode fisik yang dilakukan dalam mengelolah air sebagai air minum. Proses

filtrasi ini cara kerjanya dipengaruhi oleh gravitasi ataupun tenaga putar. Ada

beberapa jenis filtrasi yang digunakan dalam pengolahan air untuk air minum.

Proses filtrasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu filter pasir lambat, filter pasir

cepat, filter karbon aktif dan filter karbon membran.

4
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

(Gambar 2.1 Skema Metode Filter Pada Proses Filtrasi)

Berdasarkan Kecepatan Penyaringan, filtrasi dibagi menjadi dua yaitu :

1. Slow Sand Filter (Saringan Pasir Lambat)

Filtrasi dengan metode ini merupakan proses filtrasi yang tidak didahului

dengan proses kimiawi (koaglasi). Kecepatan aliran airnya lebih kecil karena

ukuran media pasir lebih kecil. Saringan jenis ini lebih menyerupai saringan

air secara lami.

2. Rapid Sand Filter (Saringan Pasir Cepat)

Proses Filtrasi dengan cara ini merupakan jenis filtrasi yang mampu

menghasilkan debit air yang lebih banyak, namun kurang efektif untuk

mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang di saring. Arah alirannya dari

bawah ke atas. Media yang digunakan untuk proses penyaringan air ini

tersusun dari pasir silika alami, antrasit, atau pasir garnet yang memiliki variasi

ukuran, bentuk dan komposisi kimia.

5
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

3. Filter Karbon

Filter karbon merupakan metode karbon aktif dengan media granular

(granular Activated Carbon) merupakan proses filtrasi yang berfungsi untuk

menghilangkan bahan-bahan organik, disinfeksi, serta menghilangkan bau dan

rasa yang menyebabkan oleh senyawa-senyawa organik.

C. Media untuk Penyaringan Air

Pada praktikum ini diganakn beberapa media sebagai bahan untuk proses

penjernihan air.

a. Pasir kuarsa

Pasir kuarsa adalah jenis pasir yang memiliki banyak manfaat untuk

kehidupan manusia. Sebagai contoh pasir ini bisa digunakan untuk bahan baku

kaca, keramik bahkan untuk saringan filter air. Pasir kuarsa adalah salah satu

mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen bumi. Bentuk umum kuarsa

adalah prisma segienam yang memiliki ujung piramida segienam. Pasir kuarsa

mempunyai tujuan untuk mengurangi kadar Fe dan Mn. Kadar Fe yang rendah

akan mengurangi kemungkinan timbulnya karat pada perlengkapan perpipaan

dan lain-lain.

b. Kerikil

Batu Kerikil (Pebbles) adalah butiran batu lebih besar dari pada pasir dan

lebih kecil daripada kerakal (kira-kira sebesar biji kacang tanah atau biji

nangka) dan Geoendapan batuan yang komponennya bulat, biasanya

bercampur dengan tanah liat dan pasir. Batu kerikil sebenarnya menunjukkan

besaran butir pasir, dapat dikategorikan sebagai batu pasir yang banyak

6
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

mengandung silika. Umumnya bertekstur halus dan berbentuk bulat terbentuk

akibat dari pecahan batu gunung yang kemudian terseret air hingga ke laut dan

selama ribuan tahun saling beradu sesamanya dan terkikis air, karena itu

diperoleh di daerah pesisir pantai. Tersedia dalam beberapa warna, ukuran dan

bentuk. Fungsi kerikil untuk filter air adalah sebagai celah agar air dapat

mengalir melalui lubang bawah. Kerikil penyaring kotoran-kotoran kasar.

c. Arang

Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan

dengan menghilangkan kandungan air dan komponen volatile dari hewan dan

tumbuhan. Arang umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula,

tulang, dan benda lain. Dalam penelitian ini arang yang digunakan bisa dari

arang kayu maupun arang tempurung kelapa, tetapi lebih baik menggunakan

arang kayu karena arang ini terbuat dari bahan dasar kayu. Arang kayu banyak

digunakan untuk keperluan memasak seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Sedangkan penggunaan arang kayu yang lainnya adalah sebagai penjernih air,

penggunaan dalam bidang kesehatan, dan masih banyak lagi. Bahan kayu yang

digunakan untuk dibuat arang kayu adalah kayu yang masih sehat, dalam hal

ini kayu belum membusuk.

d. Dakron (Polyester Fabric Syntetic)

Dakron merupakan salah satu bentuk polyester. Dakron sendiri sering

digunakan sebagai isian untuk bantal dan boneka. Dakron sendiri memiliki

fungsi yang sama dengan ijuk dalam penyaringan air. Kegunaannya sendiri

sebagai penahan benda padat (terutma pasir) yang terbawa oleh air.

7
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

D. Saringan Pasir Lambat

Pada praktikum ini menggunakan jenis metode pengolahan air yaitu Slow Sand

Filtration. Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (2008), Slow Sand filter atau

saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media

penyaringan dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan

kuarsa yang tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat,

dan simultan pada seluruh permukaan media. Proses penyaringan merupakan

kombinasi antara proses fisis (filtrasi, sedimentasi dan adsorbsi), proses biokimia

dan proses biologis. Saringan pasir lambat lebih cocok mengolah air baku, yang

mempunyai kekeruhan sedang sampai rendah, dan konsentrasi oksigen terlarut

(dissolved oxygen) sedang sampai tinggi. Ukuran media pasir yang sangat kecil

akan membentuk ukuran pori-pori antara butiran media juga sangat kecil. Meskipun

ukuran pori-porinya sangat kecil, ternyata masih belum mampu menahan partikel

koloid dan bakteri yang ada dalam air baku. Akan tetapi dengan aliran yang

berkelok-kelok melalui pori-pori saringan dan juga lapisan kulit saringan, maka

gradien kecepatan yang terjadi memberikan kesempatan pada partikel halus, untuk

saling berkontak satu sama lain, dan membentuk gugusan yang lebih besar, yang

dapat menahan partikel sampai pada kedalaman tertentu, dan menghasilkan filtrat

yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Sejalan dengan proses

penyaringan, bahan pencemar dalam air baku akan bertumpuk dan menebal di atas

permukaan media pasir. Setelah melampaui periode waktu tertentu, tumpukan

tersebut menyebabkan media pasir tidak dapat merembeskan air sebagai mana

mestinya, dan bahkan menyebabkan debit effluent menjadi sangat kecil, dan air

8
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

yang ada di dalam bak saringan mengalir melalui saluran pelimpah. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa media pasir penyaring sudah mampat (clogging). Untuk

memulihkan saringan yang mampat, pengelolah harus segera mengangkat dan

mencuci media pasir menggunakan alat pencuci pasir. Saringan pasir lambat akan

beroperasi secara normal kembali, kurang lebih dua hari setelah melakukan

pengangkatan atau pencucian media pasir.

E. Saringan Pasir Cepat

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan

pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air

terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas

(up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan

kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. Penyaringan pasir

secara upflow juga secara efektif dapat menurunkan kandungan logam seperti besi

dan mangan (Torres, 2015).

Saringan Pasir Cepat (SPC) merupakan saringan air yang dapat menghasilkan

debit air hasil penyaringan yang lebih banyak daripada Saringan Pasir Lambat

(SPL). Walaupun demikian saringan ini kurang efektif untuk mengatasi bau dan

rasa yang ada pada air yang disaring. Selain itu karena debit air yang cepat, lapisan

bakteri yang berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan terbentuk sebaik apa

yang terjadi di Saringan Pasir Lambat, sehingga akan membutuhkan proses

disinfeksi kuman yang lebih intensif. Secara umum bahan lapisan saringan yang

digunakan pada Saringan Pasir Cepat sama dengan Saringan Pasir Lambat, yakni

pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang terlihat jelas adalah padaarah aliran air

9
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

ketika penyaringan. Pada saringan pasir lambat arah aliran airnya dari atas ke

bawah, sedangkan pada Saringan Pasir Cepat dari bawah ke atas (up flow). Selain

itu pada saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan backwash atau pencucian

saringan tanpa membongkar keseluruhan saringan (Kumalasari, 2007).

10
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

BAB III

METODE PENGERJAAN

A. Waktu dan Tempat

1. Waktu : Jum’at-Sabtu, 15-16 November 2019

2. Tempat : Laboratorium Kualitas Air Gedung Sipil Lt. 3 Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

B. Alat

1. Slang

Sebagai tempat mengalirnya air dari botol 1

kebotol lainnya.

2. Gunting

Sebagai alat utuk memotong botol dan

slang.

11
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

3. Botol Air mineral 1,5 Liter

Sebagai wadah untuk meletakkan media

penyaringan

4. Palu

Digunakan sebagai alat untuk mengaitkan

paku pada kayu.

5. Gergaji

Digunakan untuk memotong balok kayu dan

tripleks.

6. Lem Epoxy

Berfungsi sebagai perekat botol dengan slang

dan valve.

12
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

7. Balok Kayu

Berfungsi sebagai penyangga

dudukan wadah.

8. Cutter

Berfungsi untuk memotong dan

melubangi botol.

9. Paku

Berfungsi untuk melekatkan kayu balok

dan tripleks.

10. Baskom

Berfungsi untuk mencuci batu krikil dan

pasir kuarsa.

13
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

11. Valve/kran

Berfungsi untuk membuka dan menutup

air bersih saat pengambilan air.

12. Meteran

Berfungsi untuk mengukur panjang

kayu balok dan tripleks.

13. Tripleks

Berfungsi sebagai penyangga wadah.

14. Mortar

Sebagai alat untuk menghasuluskan

aluminium sulfat (Al2(SO4)3).

14
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

C. Bahan

1. Arang

Berfungsi untuk menyerap kadar besi

dan bau pada air baku

2. Pasir Kuarsa

Sebagai media penyaring pada alat

penyaring

3. Batu Kerikil

Sebagai media penyaring pada alat

penyaring

15
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

4. Dakron

Sebagai media penyaring pada alat

penyaring

5. Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)

Sebagai bahan untuk menjernihkan

air

D. Prosedur Pengerjaan

Saringan air ini memiliki dua prinsip penyaringan, yaitu : sistem penyaringan

cepat (SPC) dan sistem penyaringan lambat (SPL), dengan begitu diperlukan 4

wadah, yaitu : wadah untuk air baku, wadah penyaringan dengan sistem

penyaringan cepat, wadah penyaringan untuk sistem penyaringan lambat, dan

wadah untuk air bersih/air setelah melewati 2 tahap penyaringan. Bentuk

penyaringan yang digunakan yaitu bentuk bertingkat. Untuk lebih jelasnya,

pembuatan setiap wadah dapat dijelaskan sebagai berikut.

16
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

1. Wadah air baku

Pengerjaan wadah air baku dapat dilakukan sebagai berikut.

1) Menyiapkan alat seperti : botol air mineral 1,5 liter, balok kayu ukuran

44 cm sebanyak 3 balok, tripleks, slang, cutter, dan lem epoxy, paku,

palu-palu.

2) Memotong bagian atas botol air mineral menggunakan cutter dan

gunting.

3) Melubangi bagian dasar botol dengan cutter sebesar ukuran slang yang

digunakan.

4) Merekatkan slang dengan botol yang telah terlubangi dengan lem epoxy,

tutup hingga merata agar tidak ada air yang keluar saat proses

peyaringan berlangsung.

5) Buat dudukan untuk wadah air baku dengan kayu balok, tripleks, paku,

palu-palu, gergaji. Karena penyaring berbentuk bertingkat, dudukan ini

berfungsi agar air dapat mengalir wadah air baku (tempat lebih tinggi)

ke wadah selanjutnya, yaitu wadah sistem penyaringan cepat (SCP).

6) Letakkan wadah di atas dudukan.

2. Wadah penyaringan untuk sistem penyaringan cepat (SPC)

Pengerjaan wadah penyaringan dengan sistem penyaringan cepat (SCP),

dapat dilakukan sebagai berikut.

1) Menyiapkan alat seperti : botol air mineral 1,5 liter, balok kayu ukuran

31 cm sebanyak 3 balok, tripleks, slang, cutter, lem epoxy, paku, palu-

palu, dan baskom.

17
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

2) Menyiapkan bahan, yaitu : Batu krikil ukuran 2 cm dan pasir kuarsa.

3) Mencuci batu krikil dan pasir dengan air bersih di dalam baskom agar

tidak ada kotoran yang mengikut pada proses penyaringan.

4) Keringkan batu krikil dan pasir yang sudah dicuci tadi dengan cara

dijemur.

5) Memotong bagian atas botol air mineral menggunakan cutter dan

gunting.

6) Melubangi bagian dasar botol air mineral seukuran slang yang

bersambungan pada wadah air baku.

7) Menyambungkan dan merekatkan slang yang terhubung dengan wadah

air baku dengan botol air mineral yang telah dilubangi bagian dasarnya.

8) Melubangi bagian atas botol wadah SPC seukuran slang yang digunakan

yang selanjutnya akan disambungkan dengan wadah SPL nantinya.

9) Merekatkan botol wadah SPC dengan slang menggunakan lem epoxy,

pastikan lubang tertutup merata agar tidak ada air yang keluar kecuali

melalui slang saat penyaringan.

10) Buat dudukan untuk wadah SPC dengan kayu balok, tripleks, paku,

palu-palu, gergaji. Dudukan ini berfungsi agar air dapat mengalir wadah

SPC (tempat lebih tinggi) ke wadah selanjutnya, yaitu wadah sistem

penyaringan lambat (SCL).

11) Letakkan wadah SPC di atas dudukan yang telah dibuat.

12) Masukkan batu krikil yang kering ke dalam wadah SPC setinggi 5 cm,

lalu masukkan pasir kuarsa setinggi 6 cm.

18
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

3. Wadah untuk penyaringan sistem penyaringan lambat (SPL)

Pengerjaan wadah penyaringan dengan sistem penyaringan lambat (SPL)

dapat dilakukan sebagai berikut.

1) Menyiapkan alat seperti : botol air mineral 1,5 liter, balok kayu ukuran

21 cm sebanyak 3 balok, tripleks, slang, cutter, lem epoxy, paku, palu-

palu, dan baskom.

2) Menyiapkan bahan, yaitu : Batu krikil ukuran 2 cm, pasir kuarsa, dan

arang.

3) Memotong bagian atas botol air mineral menggunakan cutter dan

gunting.

4) Melubangi bagian atas botol air mineral seukuran slang yang digunakan

pada wadah SPC untuk menghubungkan wadah SPC dengan wadah

SPL.

5) Melubangi bagian dasar wadah SPL seukuran slang yang digunakan

untuk menghubungkan wadah SPL dengan wadah selanjutnya yaitu

wadah penampungan air bersih.

6) Merekatkan wadah SPL dengan slang penyambung wadah air bersih

dengan lem epoxy, pastikan lubang tertutup merata agar tidak ada air

yang keluar kecuali melalui slang saat penyaringan.

7) Buat dudukan untuk wadah SPL dengan kayu balok, tripleks, paku,

palu-palu, gergaji. Dudukan ini berfungsi agar air dapat mengalir wadah

SPL (tempat lebih tinggi) ke wadah selanjutnya, yaitu wadah

penampungan air bersih.

19
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

8) Letakkan wadah SPL di atas dudukan yang telah dibuat lalu

sambungkan wadah SPL dengan slang yang terhubung dengan wadah

SPC.

9) Masukkan batu krikil yang telah dijemur tadi ke dalam wadah SPL

setinggi 6 cm. Lalu masukkan pasir kuarsa yang telah dijemur setinggi

8 cm dan terakhir masukkan arang ke dalam wadah setinggi 3 cm.

4. Wadah air bersih

Pengerjaan wadah air bersih dapat dilakukan sebagai berikut.

1) Menyiapkan alat seperti : botol air mineral ukuran 2 liter, valve/kran,

kayu balok (1), gergaji, cutter, lem epoxy, dan gunting.

2) Memotong bagian atas botol air mineral menggunakan cutter, dan

gunting.

3) Melubangi bagian atas botol dengan cutter seukuran slang yang

berhubungan dengan wadah SPL.

4) Melubangi bagian dasar botol seukuran dengan valve/kran yang

digunakan.

5) Merekatkan botol dengan valve/kran menggunakan lem epoxy, pastikan

lubang tertutup dengan merata agar tidak ada air yang keluar kecuali

melalui valve/kran.

6) Membuat dudukan dengan kayu balok setinggi lebar kayu balok yaitu 3

cm.

7) Meletakkan botol di atas dudukan dan meyambungkan slang dari wadah

SPL dengan botol/wadah penampungan air bersih.

20
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

Untuk lebih jelasnya model penyaringan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.18 Model penyaringan air bersih yang digunakan

E. Proses Penyaringan Air Baku menggunakan Saringan Air yang telah


Dibuat

Setelah penyaring air dibuat, siapkan air baku yang ingin disaring. Air baku

diambil pada (lokasi pengambilan air baku). Air baku yang telah disiapkan

kemudian dimasukkan pada wadah air baku pada alat penyaringan. Setelah

dimasukkan alat air akan mengalir secara osmosis dari wadah air baku menuju

wadah SPC kemudian dengan adanya energi dari energi potensial dari pengaliran

dari wadah air baku air kemudian mengalir naik ke atas dan akan mengalir secara

21
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

osmosis ke penyaringan air SPL. Pada penyaringan air SPL air akan mengalir dari

atas ke abawah dan pada akhirnya air akan menjadi jernih dan tertampung pada

wadah.

22
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

BABA IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dari hasil penyaringan yang dilakukan dengan filter air yang menggabungkan
sistem saringan pasir cepat dan sitem saringan pasir lambat. Maka didapatkan hasil
berupa.

Air baku Awal Air baku setelah melewati saringan


Pasir cepat

Air baku Setelah melewati penyaringan pasir lambat (hasil saringan akhir)

23
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

B. Pembahasan

Dari hasil penyaringan dapat dilihat hasil parameter fisik yang berubah pada
air baku yang disaring. Dimana parameter fisika yang harus dipenuhi adalah
Kekeruhan air atau warna, bau dan terdapat atau tidaknya endapan.
Pada penyaringan saringan pasir cepat air naku yang disaring tidak
mengalami perubahan warna yang signifikan namun endapan atau padatan yang
berukuran besar dan sedang dapat tersaring pada proses ini.
Saat air dari saringan pasir cepat mengalir pada saringan pasir lambat secara
vertikal menurun air yang sebelumnya bewarna keruh mengalami penjernihan di
mana warna air menjadi lebih jernih. Selain mengalami penjernihan air yang telah
disaring sampai tahap akhir tidak mengandung endapan dan padatan. Bau pada air
yang telah dijernihkan juga telah hilang yang sebelumnya pada air baku tercium
bau pada air.
Hal tersebut di atas terjadi karena pada saat air mengalir melalui pasir pasir
membantu penyaringan benda padat dan air tetap akan mengalir dan arang
membantu dalam penyerapan bakteri dan logam yang terkandung dalam air
sehingga membuat air menjadi lebih jernih.

24
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum dilakukan didapatkan hasil parameter fisik berupa :


1.) Terjadinya perubahan warna air menjadi lebih jernih dari yang sebelum
dijernihkan
2.) Hilangnya endapan dan padatan pada air yang telah disaring
3.) Hilangnya bau pada air yang telah dijernihkan.

B. Saran

Sebaiknya pada praktikum ini alat dan bahan harus selalu tersedia agar
pengerjaannya berjalan lebih cepat.

25
MATA KULIAH TEKNOLOGI LINGKUNGAN TEPAT GUNA
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino Km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171

DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, D. (2016). EFEKTIVITAS SAND FILTER DALAM MENINGKATKAN


KUALITAS AIR SUMUR MENJADI AIR MINUM MENGGUNAKAN
PARAMETER Fe DAN TDS (Effectiveness of Sand Filter to improve quality
of well water into drinking water using Fe and TDS parameters). Semarang:
Universitas Diponegoro.
ITB, F. T. (2016). Dipetik November 20, 2019, dari http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-
content/uploads/2016/10/7.-Unit-Filtrasi.pdf
Widyastuti, S., & Sari, A. S. (2011). KINERJA PENGOLAHAN AIR BERSIH
DENGAN PROSES FILTRASI DALAM MEREDUKSI KESADAHAN.
Suabaya: PGRI Adi Buana.

26

Anda mungkin juga menyukai