BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara merupakan faktor yang penting kehidupan. Pada era modern ini, sejalan
berkembangnya transportasi, di lain sisi lingkungan alam yang mendukung hajat hidup
manusia semakin terancam kualitasnnya, sehingga efek negatif polusi udara terhadap
kehidupan manusia semakin hari semakin bertambah, hal ini yang menyebabkan
terjadinya pencemaran udara atau sebagai berubahnya salah satu komposisi udara dari
keadaan yang normal; yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel
kecil/aerosol) ke dalam udara dalam jumlah tertentu untuk jangka waktu yang cukup
lama, sehingga dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan tanaman (BPLH
jumlah kendaraan yang beroperasi di seluruh Indonesia pada rentang 2013 mencapai
104.211 juta unit, naik sebesar 12 % dari 2012; yakni sebanyak 94.299 juta unit, dan
juga naik sebesar 12 % dari 2011; yakni sebanyak 84.193 juta unit. Dari jumlah
tersebut, maka, populasi terbanyak disumbang oleh sepeda motor, yaitu, rata-rata
sebanyak 73 %.
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 1
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
kemacetan yang cukup parah di sejumlah ruas jalan kota besar di Indonesia. Gas-gas
Polutan udara utama adalah akibat gas-gas buang kendaraan bermotor yang tiap tahun
bertambah dengan cepat. Kontribusi pencemaran udara yang berasal dari sektor
Polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor antara lain karbon monoksida
(O), nitrogen oksida (NOx), hidrokarbon (HC), sulfur dioksida (SO2), timah hitam (Pb)
dan karbon dioksida (CO2). Dari beberapa jenis polutan ini, karbon monoksida (CO)
merupakan salah satu polutan yang paling banyak yang dihasilkan oleh kendaraan
berbentuk gas yang sangat beracun. Senyawa ini mengikat hemoglobin (Hb) yang
persediaan oksigen ke seluruh tubuh akan membuat sesak napas dan dapat
Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 2
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
maksimal yang berada di udara. Batas maksimal yang telah ditentukan adalah batas
dimana suatu polutan akan berdampak negatif bagi lingkungan, sehingga suatu kota
akan dapat dikatakan tercemar oleh suatu senyawa polutan apabila telah melewati batas
tersebut.
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa
gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monoksida (CO)
dan Ozon (O3) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-
proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran hutan
dan lain sebagainya. Selain disebabkan oleh polutan alami tersebut, polutan udara juga
dapat disebabkan oleh aktivitas manusia. Polutan yang berasal dari kegiatan manusia
secara umum dibagi dalam dua kelompok besar yaitu polutan primer (mencakup 90%
Polutan udara primer pada pengukuran kualitas udara ambien pemukiman Kota
Makassar ada lima sumber polusi yang paling banyak di udara yaitu Sulfur Dioksida,
Nitrogen Dioksida, Karbon Monoksida, Ozon dan Partikel. Namun, sumber polusi
yang utama berasal dari kegiatan trasportasi, dimana hampir 60% dari polutan yang
dihasilkan terdiri dari karbon monoksida. Sumber polusi lain misalnya pembakaran
(baik pembakaran sampah, pembakaran berasal dari rumah tangga, pembakaran hutan
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 3
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
kualitas udara ambien. Pemantauan kualitas udara memiliki peran yang sangat penting
dalam penentuan tercemar atau tidak tercemarnya udara pada lokasi pengukuran.
Sistem pemantauan udara dari sisi teknik pengambilan sampel dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu metode manual dan metode otomatis. Kedua metode tersebut memiliki
perbedaan karakteristik metode sampling dan jenis data hasil pemantauan yang
diperoleh. Setelah hasil pengukuran maka hasil polutan yang ditangkap atau diserap
gas. Sedangkan dalam pengolahan data kualitas udara ambien yang telah diukur atau
Menurut Moh. Ahsan S. Mandra (2011), nilai Indeks Standar Pencemaran Udara
(ISPU) di Kota Makassar pada tahun 2011 untuk parameter CO pada seluruh ruas jalan
berada pada kategori baik (nilai ISPU < 50), untuk parameter NO2 nilai ISPU tidak
terdeteksi karena konsentrasi udara ambien yang dihasilkan lebih kecil dari 1130 yang
merupakan batas ISPU untuk parameter NO2 dengan jangka waktu paparan selama 1
jam.
dan makhluk hidup adalah meningkatkan kardiovaskular pada orang perokok yang
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 4
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
sakit jantung maupun tidak dan berbahaya bagi semua polulasi. Pengaruh konsentrasi
gas nitrogen dioksida (NO2) adalah menimbulkan bau tertentu dan memberikan efek
semua populasi. Pengaruh konsentrasi gas sulfur dioksida (SO2) adalah mengakibatkan
luka pada beberapa spesies tumbuhan, menimbulkan bau dan meningkatnya keracunan
dan bronkhitis. Pengaruh Partikulat (PM10) adalah jarak pandang turun secara
konsentrasi kontaminan yang adadi dalam udara ambien untuk mengetahui kualitas
udara di daerah yang akan diteliti. Pada praktikum ini,pengukuran parameter kualitas
udara(SO2, CO, NO2 , partikulat) dengan menggunakan alat impinger dan dust sampler.
B. Tujuan
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 5
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Udara Ambien
tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungannya. Udara
adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang fungsinya sangat penting bagi
karbondioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh klorofil, ozon (O3) untuk menahan
Udara dapat digolongkan menjadi 2, yaitu udara ambien dan udara emisi. Udara
ambien merupakan udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang
lingkungan hidup lainnya. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan terdiri dari
gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%), dan gas karbondioksida (0,03%).
Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot
kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik. Tergantung dari pengelolaan
lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara ambien atau tidak mencemari udara
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida,
hidrogen, metana belerang oksida, ammonia dan lain-lain. Apabila susunan udara
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 6
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
mengalami perubahan dari susunan normal seperti tersebut di atas dan kemudian
B. Pencemaran Udara
Kualitas udara yang semakin menurun terjadi karena aktivitas manusia (selain
aktivitas secara alami). Disadari atau tidak, ada beberapa aktivitas manusia yang
transportasi, pembakaran lahan, dan lain sebagainya. Pada posisi inilah udara dikatakan
itu alam juga memiliki sifat adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi. Tentu
kemampuan tersebut ada batasnya, begitu juga perubahan adaptif baru dari alam perlu
waktu lama, dan juga belum tentu perubahan baru mendukung kehidupan manusia.
Salah satu mekanisme alam untuk self purification adalah siklus hidrologi dan juga
Secara umum, ada dua kelompok standar kualitas udara, yaitu kualitas udara
ambient (lingkungan) dan kualitas udara emisi industri. Aturan umum yang digunakan
untuk diperhatikan bahwa suatu batasan emisi bahan pencemar tertentu adalah sama
dengan 30 kali dari pada standar udara lingkungan. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa suatu emisi akan diencerkan dalam lingkungan udara. Dengan
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 7
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
semakin kecil. Laju alir emisi juga penting, dengan bertambah besar laju emisi akan
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
1999).
Udara juga dapat sebagai airborne disease atau media penularan penyakit,
sebagainya. Penularan ini dapat terjadi di rumah sakit (infection nosocomial) atau
bandara udara, mall, pasar, hotel, tempat kerja), tempat-tempat umun yang bersifat
termasuk lingkungan kecil seperti di rumah yang dapat terjadi antar penghuni rumah.
Perlu ada upaya desinfeksi udara guna mencegah airborne deseases (Cahyono, 2017).
kilometer, dan skala waktu dalam orde detik sampai beberapa menit. Dalam
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 8
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
seperti adanya angin darat dan angin laut di daerah pantai, sirkulasi udara
ratusan kilometer, dan dengan skala waktu menit sampai beberapa jam. Angin
yang mempengaruhi pergerakan atmosfer mulai dari tingkat ini adalah angin
pencemaran tersebut sesuai dengan arah angin, dalam jangkauan horizontal dan
dengan skala waktu lebih besar dari pada satu hari. Unsur-unsur pencemar yang
relatif stabil, akan dapat bertahan tetap dalam bentuknya, dan mencapai jarak
Sistem pencemaran udara berawal dari jenis-jenis emisi alami dan antropogenik.
ini diemisikan langsung ke udara dari sumberya (misalnya SO2, NOx, CO, Pb, zat-zat
organik dan partikulat), yang pada dasarnya ditentukan oleh faktor-faktor meteorologi.
mengubah pencemar primer menjadi unsur gas atau pertikulat bentuk lain yang dikenal
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 9
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
kembali ke permukaan bumi melalui proses deposisi basah atau kering, yang dapat
Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
lingkungan baik (pencemaran udara, tanah, air, dsb). Polusi atau pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan
karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila
lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak. (Luqmanul, 2017)
polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Dari beberapa jenis polutan yang
dihasilkan, CO merupakan salah satu polutan yang paling banyak yang dikeluarkan
oleh kendaraan bermotor. Penggunaan bahan bakar minyak yang dipergunakan sebagai
penggerak bagi kenda-raan, sistem ventilasi mesin dan yang terutama adalah buangan
dari knalpot hasil pembakaran bahan bakar yang merupakan pencampuran ratusan gas
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 10
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
dan aerosol menjadi penyebab utama keluarnya berbagai pencemar. Polutan yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor antara lain karbon monoksida (CO), nitrogen
oksida (NOx), hidrokarbon (HC), Sulfur dioksida (SO2), timah hitam (Pb) dan karbon
dioksida (CO2). Dari beberapa jenis polutan ini, karbon monoksida (CO) merupakan
salah satu polutan yang paling banyak yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.
Polutan CO yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor memberi dampak negatif bagi
yang sangat beracun. Senyawa ini mengikat haemoglobin (Hb) yang berfungsi
oksigen ke seluruh tubuh akan membuat sesak napas dan dapat menyebabkan
kematian, apabila tidak segera mendapat udara segar kembali. (Sandri &dkk,2011)
Karbon monoksida (CO) merupakan silent killer karena sifat fisiknya yang
tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau, tetapi dalam konsentrasi yang
tinggi dapat menyebabkan kematian pada manusia yang terpapar dengan cepat
(Cooper dan Alley., 2011). Semua jenis pembakaran tidak sempurna dari proses
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 11
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
alam yang mengandung bahan bakar karbon menghasilkan CO. Kegiatan manusia
berbahan bakar gas, minyak, kayu, atau batu bara, dan pembuangan limbah padat.
Penggunaan rokok atau kayu bakar untuk memasak merupakan contoh akumulasi
Keracunan gas CO sulit untuk dideteksi karena gejalanya yang bersifat umum
dan mirip dengan gejala flu. Tetapi paparan gas CO pada dosis tinggi dapat
Nitrogen dioksida (NO2) serta berbagai jenis oksida dalam jumlah yang lebih
sedikit. NO2 sangat berbahaya bagi kesehatan. Pengaruh negatif NO2 terhadap
kanker. Nitrogen Dioksida (NO2) juga merupakan slah satu prekusor pembentuk
SO2 (sulfur dioksida), merupakan gas polutan yang banyak dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti minyak,
gas, batubara, maupun kokas. Disamping SO2, pembakaran ini juga menghasilkan
gas SO3, yang secara bersama-sama dengan gas SO2 lebih dikenal sebagai gas
SOx (sulfur oksida). Di daerah perkotaan, yang menjadi sumber sulfur utama
adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 12
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan
yang menggunakan diesel dan industri- industri yang menggunakan bahan bakar
(chlorine), florin (fluorine) dan karbon (carbon). CFC ini merupakan aktor utama
penipisan lapisan ozon. Peningkatan radiasi sinar ultraviolet yang disebabkan oleh
penipisan lapisan Ozon akibat CFC bukan hanya memberikan efek yang tidak baik
terhadap kesehatan seperti kanker kulit dan katarak, tetapi juga merusak gen dan
seperti debu, asap, dan uap dengan diameter kurang dari 100 mikrometer. TSP
6. Ozon (O3)
Ozon adalah molekul yang terdiri atas tiga atom oksigen (O3) dan sebuah
bentuk dari oksigen yang tidak stabil (Rubin, 2001). Tidak seperti oksidator
ozon yaitu tidak beracun (non-toxic) dalam konsentrasi rendah, ramah lingkungan,
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 13
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
relatif tidak berbahaya dan hampir serupa dengan oksigen (Hartono dkk.,
paparan batasan maksimum untuk manusia terhadap ozon, yaitu sebanyak 0,06
ppm dalam periode delapan jam, lima hari seminggu, dan untuk dosis maksimum
Hidrogen sulfida (H2S) merupakan suatu gas yang tidak berwarna, sangat
beracun, mudah terbakar dan memiliki karakteristik bau telur busuk. H2S lebih
banyak dan lebih cepat diabsorbsi melalui inhalasi daripada lewat paparan oral,
sedangkan pada kulit H2S yang terserap hanya dalam jumlah sangat kecil
(ATSDR, 2000). Gas ini bersifat korosif terhadap metal dan menghitamkan
berbagai material. H2S ini sering terdapat diperoleh di udara pada lapisan bagian
bawah dan ditemukan di sumur atau saluran air buangan. Biasanya H2S ini
ditemukan dengan gas beracun lain seperti metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2) (Slamet, 2002). H2S dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan
manusia, terutama jika terpapar melalui udara. Paru-paru dapat dengan cepat
menyerap gas H2S ini. Oleh karena itu, sistem pernapasan merupakan organ yang
paling sensitif bila terkena paparan H2S (US EPA, 2003). Gas H2S dengan
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 14
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
dampak kronis berupa batuk, infeksi pada saluran pernapasan dan sakit kepala
pada paparan H2S dengan konsentrasi 2,3 μg/m3, 24 μg/m3 dan 152 μg/m3
D. Baku Mutu
Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/atau komponen lain yang ada di
udara bebas. Status mutu udara ambien adalah keadaan mutu udara di suatu tempat
pada saat dilakukan inventarisasi. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau
kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau
mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara ambien dapat memenuhi
fungsi sebagaimana mestinya. Untuk mengetahui baku mutu udara ambien nasional
dapat dilihat pada tabel…. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
1999).
pencemar udara atau disingkat ISPU. ISPU adalah laporan kualitas udara kepada
masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya udara kita dan
selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu
udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan dan nilai estetika
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 15
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
(Sianipar, 2017). Peraturan resmi mengenai indeks standar pencemar udara yang ada
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 16
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
1. NO₂
a 46 1 10
NO₂ = × × × × 10⁶
100 69 f 1000
Keterangan:
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 17
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
∑ni=1 Q1 Pa 298
V= ×t × ×
n Ta 760
Keterangan :
V : Volume udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal 25°C, 760
mmHg (Nm3)
(K)
(K)
Konsentrasi NO₂ dalam contoh uji dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
b V1
C= × × 1.000
Vu 25
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 18
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Keterangan:
B : jumlah NO₂ dari contoh uji hasil perhitungan dari kurva kalibrasi
(μg)
mmHg (Nm3)
2. SO2
Volume contoh uji udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal (25°C,
∑ni=1 X1 Pa 298
V= ×t × ×
n Ta 760
Keterangan:
mmHg (Nm3);
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 19
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
(K);
(K);
Konsentrasi SO2 dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1
a
C= × 1.000
V
Keterangan:
A : jumlah SO2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg);
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 20
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
3. Partikel
T ×P 1/2
Qs = Q0 [Ts ×P0]
0 s
Keterangan :
konversi tekanan menjadi laju alir menggunakan kurva korelasi yang di dapat saat
∑𝑛𝑠=1 𝑄𝑠
𝑉𝑠𝑡𝑑 = ×𝑡
𝑛
Keterangan :
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 21
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
CATATAN Jika menggunakan alat pengukur volume otomatis, catat volume dan
Konsentrasi partikel tersuspensi total dalam contoh uji dapat dihitung dengan
(W2 − W1 × 106 )
C=
Vstd
Keterangan :
4. CO
Keterangan:
T : suhu (K)
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 22
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
G. Impinger
ambient (H2S, NO2, NH3, SO2). Ketelitian hasil analisis cukup memadai dan metode
Tabung impinger merupakan botol tempat pengambilan contoh uji yang dilengkapi
dengan ujung silinder gelas yang berada di dalam labu dengan maksimum diameter
dalam 1 mm, pompa penghisap, berfungsi untuk menarik contoh udara ke dalam
impinger, flow meter digunakan untuk mengukur kecepatan udara saat pengambilan
sampel, tabung penyerap uap air, digunakan sebagai pengaman pompa pada saat
Gambar 1. Impinger
dengan gas pencemar, analisis dilakukan terhadap hasil reaksi yang terjadi. Dalam
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 23
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
metode ini udara dalam jumlah tertentu ditarik oleh impinger melalui lajur alir tertentu
yang stabil. Cairan pengabsorbsi bereaksi dengan komponen gas yang tertangkap dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : kesempurnaan absorbsi gas oleh larutan
harus digunakan alat absorber, pereaksi kimia, waktu sampling dan laju aliran yang
dengan flowmeter (rotameter) dan pompa digunakan connector yang terbuat dari bahan
yang innert, yang tidak akan bereaksi dengan gas pencemar atau akan mengotori
sampel gas. Biasanya digunakan bahan dari gelas atau plastik atau tubing dari silikon
atau jenis tubing lainnya. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa tidak terjadi kebocoran
padat yang tersuspensi di dalam gas. Untuk mengetahui kadar partikulat yang ada di
Volume Air Sampler (HVAS) (Lodge Peter, 1988). HVAS adalah salah satu alat
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 24
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Prinsip kerja alat HVAS adalah dengan menarik udara lingkungan sekitar melalui
inlet dengan ukuran-selektif dan melalui filter berukuran 20,3 x 25,4 cm (8” x 10”)
dengan menggunakan pompa vacum yang memiliki laju alir 1.132 L/min (40ft / menit).
Visi-float rotameter telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengukur laju aliran
udara melalui HVAS. Metode ini adalah prinsip dasar untuk digunakan dalam HVAS,
perangkat lain yang sama akuratnya diijinkan (Hardial dan Hunter, 1976).
Partikel dengan diameter aerodinamis dikumpulkan oleh filter serat kaca yang
dapat mengumpulkan partikel dengan kisaran diameter 100 μm sampai dengan 0,1 μm
(efisiensi 99,95 % untuk ukuran partikel 0,3 μm). Massa partikelpartikel ini ditentukan
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 25
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
oleh perbedaan bobot penyaring sebelum dan sesudah pemaparan. Konsentrasi partikel
tersuspensi dalam berbagai ukuran yang ditunjuk dihitung dengan cara membagi berat
dari filter dengan volume udara sampel. dilakukan dengan cara membandingkan biaya
pembuatan alat HVAS Portabel dengan biaya pembelian HVAS yang ada di
laboratorium (Tisch). Evaluasi teknis dilakukan dengan cara membandingkan dua nilai
fraksi berat yang didapat pada filter HVAS Tisch dan HVAS portabel setelah uji coba
yang sama pada waktu dan kondisi yang sama dibandingkan untuk mengetahui
Jumlah minimum partikel yang terdeteksi oleh metode ini adalah 3 mg (tingkat
kepercayaan 95%). Pada saat alat dioperasikan dengan laju alir rata-rata 1,7 m³/menit
selama 24 jam, maka berat massa yang didapatkan antara 1 sampai 2 μg/m³.
Penggunaan filter serat kaca dapat mengumpulkan partikel dengan kisaran diameter
100 μm sampai dengan 0,1 μm (efisiensi 99,95 % untuk ukuran partikel 0,3 μm).
dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan contoh uji dengan hasil simpangan
masing-masing ± 5% (SNI 19- 7119.3 2005). Gambar High Volume Air Sampler dapat
partikulat matter (TSP, SPM), yaitu partikulat dengan diameter ≤ 100 m, dengan
prinsip dasar udara dihisap dengan flowrate 40-60 cfm, maka suspended particulate
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 26
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
matter (debu) dengan ukuran < 100 m akan terhisap dan tertahan pada permukaan
filter microfiber dengan porositas < 0,3 µm. Partikulat yang tertahan di permukaan
Dust sampler adalah alat yang digunakan untuk mengukur debu total dan debu
respirable baik di lingkungan maupun tempat kerja. Pengukuran debu total dilakukan
dalam rangka upaya melindungi keselamatan tenaga kerja (Posmaningsih dkk, 2016).
Alat ini biasa digunakan untuk menentukan Respiral Dust (RD) di udara atau
debu yang dapat lolos melalui filter bulu hidung manusia selama bernafas. Untuk flow
rate 2 liter/menit dapat menangkap debu yang berukuran < 10 mikron. Alat ini biasanya
digunakan pada lingkungan kerja dan dipasang pada pinggang pekerja karena
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 27
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Hasanuddin.
Agusta Kurniawan. 2017. Pengukuran Parameter Kualitas Udara (Co, No2, So2, O3
Dan Pm10) Di Bukit Kototabang Berbasis Ispu. Jurnal Ilmiah Issn 2443-1331
Aji SD. 2012. Dampak Paparan Debu Kayu Terhadap Keluhan Kesehatan Pekerja
Akbar, Muhammad. 2016. Analisa Udara Ambient (H2S, NO2, NH3, SO2) di Balai
Arief, Latar Muhammad. 2013. Metode Sampling Mata Kuliah Hygiene Industri.
ATSDR (Agency for Toxic Substance sand Disease Registry). (2000). Toxicological
Services.
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 28
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Udara.
Cooper Cd., & Alley Fc. 2011. Air Pollution Control: A Design Approach. Fourth
Fitriana Indah Ay. 2014. Tugas Akhir Analisis Tingkat Pencemaran Udara Pada
Fred CW. 2012. Modification to High Volume Air Sampler Brushes. Journal of the
Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 29
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Hamra, G.B., Laden, F., Cohen, A.J., Raaschou-Nielsen, O., Brauer, M., Loomis, D.
123(11):1107-1112
Lodge P. 1988. Methods of Air Sampling and Analysis 3rd Edition. New York
Luqmanul Hakim,Dkk. 2017. Efektifitas Jalur Hijau Dalam Mengurangi Polusi Udara
Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press
University Press.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien
Nasional.
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 30
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Rubin, M.B. (2001). The History of Ozone. The Schonbein Period, 1839-1868.Bull.
Sandri Linna S, Dkk. 2011. Tingkat Pencemaran Udara Co Akibat Lalu Lintas Dengan
Ratulangi
Sengkey Linna, Sandri, Freddy Jansen, Steeni Wallah, Tingkat Pencemaran Udara Co
Akibat Lalu Lintas dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro, Jurnal
Sianipar ,Afrida Br. 2017. “Optimalisasi Fungsi Papan Indeks Standar Pencemar Udara
(ISPU) Oleh Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Kota Pekanbaru”. JOM
Slamet, J.S. (2002). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 31
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Slamet, J.S. (2002). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Gravimetric.
Standart Nasional Indonesia 7119-2:2017. Cara Uji Kadar Nitrogen Dioksida (No2)
Standart Nasional Indonesia 7119-7:2017. Cara Uji Kadar Sulfur Dioksida (So2)
U.S EPA. (2003). Integrated Risk Information System Toxicity Summary for Hydrogen
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 32
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
World Health Organization. 2013. Health Aspects Of Air Pollution With Particulate
Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).
Wu, L., & Wang, R. 2005. Carbon Monoxide: Endogenous Production, Physiological
Manusia.Yoyakarta:Uny
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 33
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
LAMPIRAN TABEL
Tabel 1
(TSP)
Tabel 2
Catatan :
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 34
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Indeks Kategori
1 - 50 Baik
51 - 100 Sedang
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 35
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 36
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Tabel 5
(Selama 4 Jam)
Sedang 51 - 100 Perubahan kimia darah Berbau Luka pada Luka pada Terjadi
lumbuhan
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 37
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Tidak Sehat 101 - 199 Peningkatan pada Bau dan Penurunan Bau, Jarak pandang
perokok yang sakit warna. pada atlit yang kerusakan pengotoran debu
reaktivitas
pembuluh
tenggorokan
pada penderita
asma
Tidak Sehat kardiovaskular pada sensitivitas mangakibatkan sensitivitas pada sensitivitas pada
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 38
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Jantung, dan akan asma dan pasien yang asthma dan asthma dan
Berbahaya 300 - lebih Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
Sumber : keputusan Kepala badan pengendalian dampak lingkungan Nomor : kep-107/kabapedal/11/1997 Tentang Pedoman teknis
perhitungan dan pelaporan Serta informasi indeks standar pencemar udara.
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 39
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Tabel 6
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 40
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 41
LABORATORIUM KUALITAS UDARA DAN BISING
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Teknik Gowa Jl. Poros Malino km 14 Telp. (0411) 587636 Gowa 92171
Catatan :
(*) PM2,5 mulai diberlakukan tahun 2002
Contoh :
KELOMPOK IV
FERDY TRISETIO / D131 17 1510 42