Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROJECT BIOLOGI UMUM

“VERTIKULTUR TOMAT DAN CABAI”


Dosen Pengampu:
Dra.Erlintan Sinaga,M.Kes

Kelompok II
 Devi Sari Octavia Br Tarigan (6)
 Elyzabeth Simanullang (7)
 Erlanda Y Simamora (8)
 Esra Ayu Miranda Rajagukguk (9)
 Fahmi Rosidi Hasibuan (10)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(The Character Building University)
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atasberkat kasih
dan rahmat-Nya,sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas Project mata kuliah BIOLOGI
UMUM.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen pengampu mata kuliahBiologi Umum
atas bimbingan dan pengajarannya sehingga Kami dapatmengerjakan tugas Project ini dengan
baik.
Terlepas dari itu Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyakkekurangan dalam
tugas Project ini,untuk itu Kami mengharapkan saran dankritik untuk perbaikan dan
kesempurnaan Project ini.
Akhir kata Kami harap tugas Project ini dapat memberi manfaat daninspirasi bagi
pembaca.

Medan, 12 Desember 2019

Penulis
Kelompok II

2
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 Kajian Teori.................................................................................................................6
2.2 Alat dan Bahan............................................................................................................8
2.3 Prosedur Kerja.............................................................................................................9
2.4 Hasil Pengamatan......................................................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia ini memiliki tanah yang begitu subur hal ini memungkinkan
dikembangkannya berbagai macam tanaman salah satunya yakni sayur-sayuran.Sayur-
sayuran sangatlah bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia.Ditinjau dari
aspek bisnis, sayuran sangat tepat untuk dikembangkan Indonesia.
Ada berbagai macam cara untuk membudidayakan tanaman salah satunya Vertikultur.
Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya
sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok
tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di
sawah. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan.Misalnya, lahan 1 meter mungkin
hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman.Dengan sistem vertikal bisa untuk 20
batangtanaman.
Perkembangan teknologi dalam dunia pertanian yang semakin pesat
akanmembutuhkan suatu sistem yang dapat bekerja secara otomatis sehingga
dapatmengurangi penggunaan tenaga dari manusia. Pada tugas project iniakan dirancang
suaturekayasa alat untuk orang-orang yang tidak punya banyak waktu dalam
merawattanaman maka dari itu di rancanglah suatu rekayasa alat yang otomatis terkaitdengan
intensitas cahaya dan Sistem kontrol kadar air pada tanah. Sistem inibertujuan untuk
mendeteksi kadar cahaya matahari yang akan diolah untukmengendalikan sistem buka tutup
dan mengetahui tingkat kelembapan dari tanahyang kemudian akan dilakukan suatu
keputusan secara otomatis. Sehinggadidapatkan kadar cahaya matahari dan tingkat
kelembapan tanah yang sesuaidengan kebutuhan tanaman guna meningkatkan produktifitas
tanaman menjadilebih baik. Pengaturan sistem secara keseluruhan menggunakan Sensor
intensitascahaya dan sensor kadar air dengan sistem vertikultur yang berfungsi
untukmengolah dan memproses setiap masukan guna menghasilkan keluaran yangstabil.

4
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan bercocok tanam dengan sistem vertikultur?
2) Bagaimana cara bercocok tanam dengan sistem vertikultur?
3) Apa manfaat dari bercocok tanam dengan sistem vertikultur?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan bercocok tanam dengan sistem
vertikultur.
2) Untuk mengetahui bagaimana carabercocok tanam dengan sistem vertikultur.
3) Untuk mengetahui apa manfaat dari bercocok tanam dengan sistem vertikultur

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


Vertikultur berasal dari bahasa Inggris yaitu vertical artinya lurus keatas dan culture
artinya budaya, sehingga vertikultur dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat.Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang
luas, bahkan dapat dilakukan pada lahan atau rumah yang tidak memiliki pekarangan
sekalipun.Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan
memanfaatkan tempat secara efisien.Salah satu inovasi yang dapat dikembangkan untuk
penanaman sayuran di lahan pekarangan adalah dengan sistem vertikultur (Sutarminingsih,
2003).
Menurut Jatnika (2010), vertikultur adalah cara pertanian baik indoor maupun
outdoor, karena kepemilikan lahan terbatas yang dirancang sedemikian rupa sehingga
berposisi vertikal atau bertingkat. Tanaman yang dibudidayakan diusahakan tanaman yang
memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, atau tanaman semusim. Setidaknya,
tanaman tersebut berakar pendek, seperti selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk,
kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun, ataupun bunga-bungaan ( Arianti, 2017).
Teknik vertikultur berawal dari ide vertikal garden yang dilakukan oleh perusahaan di
Swiss pada tahun 1994.Dengan teknik vertikultur,dapat ditanam 20 sampai 30 tanaman pada
lahan yang hanya berukuran 50 x 50 cm.Teknik budidaya ini merupakan konsep penghijauan
yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas (Sinambela, 2018 ).
Karena beberapa keunggulan tersebut mulai 2011 vertikultur termasuk dalam salah
satu Program Kementrian Pertanian untuk pemanfaatan lahan pekarangan dalam pemenuhan
kebutuhan pangan keluarga.Program tersebut adalah pengembangan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari atau M-KRPL. Program ini bertujuan untuk mempercepat program
kemandirian pangan, diversivikasi pangan berbasis sumberdaya lokal serta konservasi pangan
untuk masa depan.
Cara bercocok tanam secara vertikultur ini pada prinsipnya sama dengan bercocok
tanam di kebun atau disawah . Perbedaannya hanya terletak pada lahan atau media yang
digunakan untuk penanaman.Dengan teknologi vertikultur kita bisa punya lahan bercocok
tanamdi sekitar rumah (Agus, 2004).

6
Vertikultur bisa melipat gandakan hasil pertanian hingga sepuluh kali lipat bahkan
lebih .Apabila sebagian kota-kota besar di Indonesia menerapkan sistem bercocok tanam
sayur, obat, dan buahmelalui vertikultur maka program penghijauan dengan tanaman
produktif bisa dipetik hasilnya, dinikmatikeindahannya dan juga dapat meningkatkan
kesehatan masyarakat secara bertahap.
Meski di perkotaan sangat langkalahan untuk pertanian, namun denganteknologi
vertikultur kita bisa punya sawahdi rumah . Vetikultur bisa memenuhikebutuhan akan sayur-
mayur sehari-hari danjuga bisa meghemat belanja, disamping jugaakan membuat suasana
halaman rumahmenjadi sejuk serta memberi kesan asri .
Apabila sebagian kota-kota besar diIndonesia bersedia bercocok tanam sayur,obat dan
buah dalam media vertikultur makaprogram penghijauan dengan tanamanproduktif bisa
dinikmati keindahannya danjuga kesehatan masyarakat akan semakinmeningkat.
Penerapan pola tanam vertikultur mempunyai beberapa keunggulan,yang antara lain
sebagai berikut:
1. Menghemat lahan.
2. Menghemat air.
3. Mendukung pertanian organik,karena lebih menganjurkan pupuk alami (pupuk
kandang dan kompos) dan sedikit mungkin menggunakan pestisida anorganik.
4. Bahan-bahan yang digunakan sebagai wadah media tanam,dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat/ketersediaan bahan yang ada.
5. Umur tanaman relatif pendek.
6. Pemeliharaan tanaman relatif sederhana.
7. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang bersungguh-sungguh berminat dan sayang akan
tanaman.
Adapun manfaat pola tanam dengan sistem vertikultur adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan keasrian,keserasian dan keindahan lingkungan kota yang dipenuhi
dengan berbagai sarana/prasarana perkotaan dan pemukiman padat penduduk.
2. Konservasi sumber daya tanah,yaitu debgan mengelola dan memanfaatkannya secara
bijaksana agar ketersediaannya dapat terus berlanjut.
3. Konservasi sumber daya air,sebab dengan penghematan penggunaan air berarti
ketersediaan air dapat lebih terjamin pada masa-masa yang akan datang.
4. Mempengaruhi dan memperbaiki iklim perkotaan,sehinnga kondisi perkotaan lebih
sejuk dan nyaman.

7
5. Sebagai alternatif kesempatan kerja bagi para pencari kerja atau untuk meningkatkan
pendapatan warga masyarakat agar dapat lebih memperbaiki kualitas kehidupan
keluargannya.
6. Berjalannya proses daur ulang limbah perkotaan (sampah dapur,kotoran ternak) yang
dimanfaatkan sebagai kompos/pupuk kandang.
7. Upaya memenuhi kebutuhan bahan pangan perkotaan dan menjaga keberlanjutannya
(Sutarminingsih, 2003).
Bibit tanaman tomat yang telah berumur 3-4 minggu sudah bisa dipindahkan ke
paralem. Pemindahan bibit dilakukan dengan hati-hati agar akar tanaman tidak rusak.
Pada setiap lubang paralon dibuat lubang tanaman sedalam 2-3 cm untuk tempat
penanaman bibit tanaman tomat. Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan,
kemudian tanah ditekan-tekan supaya menjadi padat dan disiram secukupnya. Setiap
lubang tanam diisi dengan satu bibit tanaman (Virgien, 2013).

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam bercocok tanam dengan sistem
vertikultur ini adalah sebagai berikut:

NO ALAT JUMLAH
1 Botol Bekas Secukupnya
2 Tali Secukupnya

NO BAHAN JUMLAH
1 Tanah Hitam Secukupnya
2 Pupuk Secukupnya
3 Bibit Tomat dan Cabai Secukupnya
4 Air Secukupnya

8
2.3 Prosedur Kerja

1. Pilihlah botol bekas yang mempunyai diameter yang cukup besar. Botol bekas yang
akan digunakan hendaknya mempunyai diameter yang sama agar nantinya lebih
mudah untuk disusun secara vertikal.
2. Tentukanlah dan tandailah letak lubang tanam pada kedua sisi masing-masing botol.
3. Berilah lubang-lubang dengan ukuran yang cukup besar pada bagian dasar setiap
botol.
4. Setelah itu,isilah setiap botol dengan media tanam (yang kita pakai disini adalah bibit
tomat dan cabai) dan sambungkanlah botol-botol tersebut menjadi kolom-kolom
vertikal.
5. Sesuaikan banyak sedikitnya botol yang akan disambungkan dengan tingkat
6. kemudahan dalam perawatannya.
7. Kemudian,lakukanlah pengamatan di setiap harinya dan buat foto dokumentasi
perkembangan pertumbuhan media tanam yang digunakan.

9
2.4 Hasil Pengamatan

Tampilan awal penanaman bibit tomat dan cabai

Tampilan tomat dan cabai setelah 3 hari

10
i

Tampilan tomat dan cabai setelah 1 minggu

Tampilan cabai dan tomat setelah 2 minggu

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

11
1. Vertikultur berasal dari bahasa Inggris yaitu vertical artinya lurus keatas dan culture artinya
budaya, sehingga vertikultur dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
2. Adapun cara bertanam dengan sistem vertikultur adalah sebagai berikut:
a. Pilihlah botol bekas yang mempunyai diameter yang cukup besar.Botol bekas
yang akan digunakan hendaknya mempunyai diameter yang sama agar
nantinya lebih mudah untuk disusun secara vertikal.
b. Tentukanlah dan tandailah letak lubang tanam pada kedua sisi masing-masing
botol.
c. Berilah lubang-lubang dengan ukuran yang cukup besar pada bagian dasar
setiap botol.
d. Setelah itu,isilah setiap botol dengan media tanam (yang kita pakai disini
adalah bibit bayam merah) dan sambungkanlah botol-botol tersebut menjadi
kolom-kolom vertikal.
e. Sesuaikan banyak sedikitnya botol yang akan disambungkan dengan tingkat
kemudahan dalam perawatannya.
f. Kemudian,lakukanlah pengamatan di setiap harinya dan buat foto
dokumentasi perkembangan pertumbuhan media tanam yang digunakan.

Adapun manfaat yang diperoleh dalam bertanam dengan sistem vertikultur diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan keasrian,keserasian dan keindahan lingkungan kota yang dipenuhi
dengan berbagai sarana/prasarana perkotaan dan pemukiman padat penduduk.
2) Konservasi sumber daya tanah,yaitu debgan mengelola dan memanfaatkannya secara
bijaksana agar ketersediaannya dapat terus berlanjut.
3) Konservasi sumber daya air,sebab dengan penghematan penggunaan air berarti
ketersediaan air dapat lebih terjamin pada masa-masa yang akan datang.
4) Mempengaruhi dan memperbaiki iklim perkotaan,sehinnga kondisi perkotaan lebih
sejuk dan nyaman.
5) Sebagai alternatif kesempatan kerja bagi para pencari kerja atau untuk meningkatkan
pendapatan warga masyarakat agar dapat lebih memperbaiki kualitas kehidupan
keluargannya.
6) Berjalannya proses daur ulang limbah perkotaan (sampah dapur,kotoran ternak) yang
dimanfaatkan sebagai kompos/pupuk kandang.
12
7) Upaya memenuhi kebutuhan bahan pangan perkotaan dan menjaga keberlanjutannya.

DAFTAR PUSTAKA

Sinambela,M.,dkk.2018.Biologi Umum.Medan:Universitas Negeri Medan.


Sutarminingsih,L.2003.Vetikultur Pola Bertanam Secara Vertikal.Yogyakarta:Kanisius.

13
Ariati,P.E.P.2017.Produksi Beberapa Tanaman Sayuran Dengan Sistem Vertikultur di Lahan
Pekarangan.Agrimeta.Vol 7 (13) : 76-86.
Agus.2004.Budidaya Cabai Merah Secara Vertikultur Organik.Jakarta : Penebar Swadya.
Virgien, dkk.2013.Pengaruh Populasi Tanaman Terhadap Nama Dan Penyakit Tanaman
Tomat yang Dibudidayakan Secara Vertikultur.Jurnal HPT.Vol. 1 (4).

12

14

Anda mungkin juga menyukai