Anda di halaman 1dari 14

SMART GREEN HOUSE

LAPORAN PRAKTIKUM
REHABILITASI SMART GREEN HOUSE

KELOMPOK 4
ISHAQ MAULANA 021121113
LIRIS RISNA BAROKAH 021121114
M.ZAKI BERLIAN 021121115
MAOLIYA JANNAH 021121116
MUAMMAR AFIF 021121117
NURKHOLIS 021121118
NURUL IMANIA 021121119
NYAI NIDA 021121120
RAZIV KHALIF 021121121
RISKI KURNIAWAN 021121122
SITI NAZWA ANDAFFA 021121123
SRI AYU NENGSIH 021121124
SURYADI 021121125
WENDY SAPUTRA 021121126
TIARA CHELSY 021121127

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2024
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum dengan judul “Rehabilitasi Smart Green House”
dengan baik dan tepat pada waktu.
Laporan Praktikum ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada Dr.Ir, Soesilo
Wibowo, MS selaku dosen pengampu mata kuliah Smart Green House. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam
proses penyelesaian laporan.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Bogor, februari 2024

Penulis

i
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Green house merupakan sebuah bangunan kontruksi yang berfungsi
memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta kondisi lingkungan yang dikehendaki
dalam pemeliharaan tanaman,seiring berkembangnya agribisnis dan pendukung bidang
pertanian lainya peranan green house sangat dibutuhkan, hal ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan kualitas hasil panen. Namun pembangunan green house belum
sepenuhnya sesuai dengan keadaan iklim yang cenderung sulit untuk diprediksi secara
langsung, oleh karenanya upaya-upaya dalam perbaikan kualitas sebuah green house
seperti sistem pengairan, peptisida, udara, dan tanah sangat diperlukan sehingga
pertanian dapat dilakukan secara berkesinambungan
Perkembangan teknologi digital yang serba modern ini menuntut masyarakat
untuk lebih cenderung mengikuti proses perkembangnya dan beradaptasi guna menuju
masyarakat yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan
sumber daya lokal untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Salah satu upaya
dalam hal ini yaitu dengan memanfaatkan. Teknologi internet of things (IoT) untuk
membantu proses perawatan pada tanaman di dalam green house, padahal dengan
menggunakan internet of things dapat mempermudah petani dalam hal monitoring dan
controling, monitoring yang dimaksudkan yaitu kelembaban udara dan kelembapan
tanah.
Tujuan
1. Melakukan Rehabilitasi pada Smart Green House
2. Mengetahui kondisi umum di Smart Green House,
Manfaat
1. Mahasiswa dapat melakukan perbaikan pada Smart Green House;
2. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi umum di Smart Green House
3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen Smart Green House

1
METODE

Waktu dan Tempat

Praktik mata Smart Green House pada tanggal 15 Februari 2024. Kegiatan
Praktik ini berlokasi di Smart Green House Polbangtan Bogor.

Prosedur Kegiatan

Prosedur pelaksanaan Rehabilitasi Smart Green House dapat diuraikan


sebagai berikut:
1. Observasi/Pengamatan
Observasi merupakan aktivitas mengamati atau pengamatan suatu objek
tertentu secara langsung di lapangan dengan tujuan memperoleh informasi
2. Wawancara dan Diskusi
Wawancara merupakan proses memperoleh informasi dengan cara tanya jawab
dan bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau narasumber yang
berada di lapangan.
3. Studi Literatur
Studi literatur merupakan kegiatan yang berkenaan dengan studi pustaka atau
pengumpulan data pustaka, membaca, serta mengelola hasil yang di dapat.
Metode ini bertujuan untuk mencari referensi teori yang sesuai atau relevan
dengan permasalahan yang ditemukan. Studi literatur juga dapat digunakan
sebagai pendukung gagasan terhadap suatu hal yang sedang dibahas.
4. Dokumentasi
Metode ini dilakukan untuk menyediakan dokumentasi–dokumentasi yang
akurat dengan kondisi dilapangan. Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi
data yang dibutuhkan selama Praktik pengoperasian sesuai dengan topik yang
dibahas.

2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Smart Green House
Istilah pada greenhouse berasal dari kata “green” yang mempunyai arti yaitu
hijau dan “house” yang mempunyai arti yaitu rumah. Jadi, istilah itu biasa
diterjemahkan sebagai rumah hijau. Selain itu, penamaan ini juga disebabkan
oleh adanya tanaman yang ditanam di dalamnya yang terlihat hijau dari luar
karena dinding pada greenhouse yang tembus pandang (tembus cahaya),
dengan manfaatkan radiasi sinar matahari untuk pertumbuhan tanaman.
Greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri dari
bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh permukaan
bangunan, baik atap ataupun dindingnya. Greenhouse biasanya dimiliki oleh
perguruan tinggi atau lembaga pendidikan, balai penelitian dan perusahaan
yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura.
Di daerah tropis, greenhouse berfungsi sebagai pelindung tanaman terhadap
curah hujan dan sinar matahari yang sangat berlebihan. Selain itu juga
greenhouse mempunyai fungsi tambahan seperti:
a. Menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman.
b. Menghindarkan lahan dari kondisi yang becek.
c. Mencegah masuknya air hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat
mengencerkan larutan hara).
d. Mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar
pada saat terik.
e. Fotosintesis dapat berlangsung sempurn.

Kelebihan dan kekurangan Smart Green House

Greenhouse sebagai sarana penunjang agribisnis dan hortikultura sangat


mendukung upaya peningkatan produksi dan kontinuitas produk. Hal ini dibantu
oleh manipulasi yang mudah dari lingkungan yang ada di Greenhouse. Manipulasi
lingkungan ini dilakukan dengan dua cara yaitu untuk menghindari kondisi

3
lingkungan yang tidak diinginkan dan menciptakan kondisi lingkungan yang
diinginkan.

Beberapa kelebihan dari greenhouse yang berasal dari kondisi lingkungan yang
dikehendaki antara lain :
1. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
2. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan
kebutuhan pertumbuhan tanaman.
3. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
4. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan
mutu.
5. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan. segala bentuk
cuaca yang berlebihan.
Kekurangan greenhouse adalah di perlukan dana yang cukup besar dalam
proses pembangunan karena di butuhkan bahan bangunan yang berkualitas jika
memakai bahan bangunan yang tidak berkualitas akan berisiko dalam jangka
pendek yang akan sangat merugikan pengeluaran sarana budidaya pendukung
tanaman yang bersifat menurunkan produktifitas tanaman.

Tipe tipe Smart Green House

Bangunan greenhouse berupa bangunan yang berkerangka atau dibentuk


menggelembung, diselubungi bahan bening atau tembus cahaya sehingga dapat
meneruskan cahaya secara optimum untuk produksi dan melindungi tanaman dari kondisi
iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Menurut bentuk konstruksi
bangunannya, greenhouse memiliki bermacam-macam tipe, diantaranya:

a. Tipe Tunnel
Greenhouse tipe tunnel merupakan greenhouse yang berbentuk seperti lorong
setengah lingkaran. Atap yang berbentuk melengkung sangat efektif untuk
menghindari dari terpaan angin.

4
b. Tipe Piggy Back
Greenhouse ini banyak digunakan di daerah tropis dengan banyak bukaan pada
atapnya sebagai ventilasi untuk pertukaran udara dan mempertahankan suhu dan
kelembaban udara.

c. Tipe Multispan
Greenhouse tipe ini adalah campuran antara dari kedua tipe diatas yaitu tipe
tunnel dan tipe piggy back. Tipe ini mempunyai kelebihan yaitu strukturnya kuat
tetapi tetap memiliki ventilasi maksimal.

5
Sedangkan menurut material konstruksi bangunan yang digunakan, greenhouse
dapat dikasifikasikan menjadi:
a. Greenhouse Bambu
Greenhouse dengan material bambu umumnya dipakai sebagai greenhouse
produksi. Greenhouse ini secara umum adalah jenis greenhouse yang paling
murah biaya untuk pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani
sebagai sarana produksi. Namun kelemahan dari greenhouse ini adalah
umurnya yang relative pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media
timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka
atap pada greenhouse bambu terbatas dalam menggunakan plastic UV.

b. Greenhouse Kayu
Greenhouse dengan material kayu jauh lebih baik jika dibandingkan dengan
greenhouse dengan material bambu, terutama jika menggunakan jenis kayu
yang tahan air seperti kayu ulin dan bengkrai. Kelebihan dari greenhouse
kayu ini adalah umurnya biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi
lingkungannya lebih baik.

6
HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbandingan kondisi awal GH

Sebelum menjalani proses rehabilitasi, Green House menghadapi beberapa


masalah pada atapnya. Kondisi awalnya terdapat lobang dan paranet atas yang tidak
terpasang dengan baik pada rangka atap. Bahkan, dua bagian paranet benar-benar
terlepas dari strukturnya. Namun demikian, terdapat bahwa rangka atap tidak mengalami
kerusakan yang parah, mengurangi kebutuhan akan perbaikan besar. Hal ini menunjukkan
bahwa permasalahan utama terletak pada bagian permukaan atap dan beberapa bagian
aksesori. Dengan demikian, rehabilitasi dapat difokuskan pada perbaikan tersebut untuk
mengembalikan Green House ke kondisi optimalnya.

Perbaikan kondisi akhir GH

Setelah pemasangan kembali paranet, kondisi atap Green House telah


membaik. Meskipun demikian, masih ada sebagian kecil bagian atap yang belum
diperbaiki karena keterbatasan peralatan. Salah satunya adalah kurangnya tangga
yang dibutuhkan untuk mencapai area yang perlu diperbaiki. Kondisi ini
menunjukkan bahwa meskipun langkah-langkah perbaikan sudah dilakukan, masih
ada kendala teknis yang perlu diatasi untuk memastikan pemulihan total. Oleh
karena itu, diperlukan upaya lebih lanjut dalam mengatasi kendala tersebut agar

7
seluruh bagian atap Green House dapat diperbaiki secara menyeluruh dan
memastikan keberlanjutan fungsinya.
Prosedur kerja
- Mahasiwa memperbaiki atap denagn cara naik pada bagian rangka dinding
untuk mencapai pada bagian yang rusak
- Gunakan tali rapia untuk menyambungkan kembali paranet dengan rangka
atap
- Ikat paranet sekuat mungkin agar paranet tidak terlepas kembali
Permasalahan dalam rehabilitasi GH
Permasalahannya dalam rehabilitasi SGH yaitu kurangnya tangga yang
dibutuhkan untuk mencapai area yang perlu diperbaiki. Kondisi ini menunjukkan
bahwa meskipun langkah-langkah perbaikan sudah dilakukan, masih ada kendala
teknis yang perlu diatasi untuk memastikan pemulihan total. Oleh karena itu,
diperlukan upaya lebih lanjut dalam mengatasi kendala tersebut agar seluruh bagian
atap Green House dapat diperbaiki secara menyeluruh dan memastikan
keberlanjutan fungsinya.

8
PENUTUP

Simpulan

1. Melakukan rehabilitasi pada Smart Green House adalah langkah yang


penting untuk memperbaiki kondisinya agar dapat berfungsi secara optimal.
2. Mengetahui kondisi umum di Smart Green House menjadi dasar yang
penting sebelum melakukan rehabilitasi, karena hal ini memungkinkan
untuk menentukan jenis perbaikan yang diperlukan dan mengidentifikasi
area-area yang membutuhkan perhatian khusus.

Saran
Saran yang dapat disampaikan agar pratikum selanjutnya dapat berjalan
dengan baik yaitu disarankan untuk memfasilitasi rehabilitasi smart greenhouse
ini agar dapat memperbaiki dengan maksimal dikarenakan pratikum sebelumnya
kurangnya alat untuk rehabilitasi greenhouse tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Castilla, Nicolas. 2012. Greenhouse Technology and Management. CAB


International, Spain.
Bosner Joseph. 2021. Greenhouse Gardening: A Step-By-Step Guide on How to
Grow Foods and Plants for Beginners. One Elite Publishing, Utah.
Esmay ML and Dickson J. 1986. Environtment Control for Agricultural
Buildings. AVI Publishing Co. Inc. Westport
Hanan JJ, Holley WD, and Goldberry KL. 1978. Greenhouse Management.
New York: Springer-Verlag
Kramer PJ. 1983. Water Relations of Plants. London: Academic Press
Manohar KR, Igathinathane C. 2007. Greenhouse Technology and
Management, 2nd Ed. Hyderabad (IN): BS Publications.
Ponce Pedro, Ponce Pedro Cruz, Molina Arturo, Cepeda Paul, Lugo Esther
and MacCleery Brian. 2014. Greenhouse Design and Control.
Taylor & Francis, London.
Suhardiyanto H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika
Basah : Permodelan dan Pengendalian Lingkungan. Bogor (ID): IPB
Press.
Takakura T. 1989. Climate under Cover. Tokyo: University of Tokyo
Unwin DM. 1980. Microclimate Measurement for Ecologists. London:
Academic Press

10
LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai