Anda di halaman 1dari 16

PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI PERKOTAAN

DENGAN MELAKUKAN PEMBUDIDAYAAN TANAMAN


HIDROPONIK

MAKALAH
Disusun untuk Melengkapi UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Ahmad Ikhsan
22 / SMBP B / 23691

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Pengertian Hidroponik .................................................................................2
B. Teknik Hidroponik .......................................................................................3
C. Faktor-faktor penting dalam budidaya Tanaman Hidroponik......................4
D. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik .............................................6
BAB III PENUTUP ..............................................................................................12
A. Kesimpulan ................................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat
Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa
masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan
pertanian. Para petani biasanya menggunakan tanah untuk media dalam
mengembangkan hasil pertaniannya. Melihat banyaknya lahan yang tidak
dipakai oleh masyarakat untuk lahan pertanian, maka saat ini ada cara lain untuk
memanfaatkan lahan sempit sebagai usaha untuk mengembangkan hasil
pertanian, yaitu dengan cara bercocok tanam secara hidroponik.
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam dengan menggunakan
media tanam selain tanah, seperti batu apung, kerikil, pasir, sabut kelapa,
potongan kayu atau busa. Hal tersebut dilakukan karena fungsi tanah sebagai
pendukung akar tanaman dan perantara larutan nutrisi dapat digantikan dengan
mengalirkan atau menambah nutrisi, air dan oksigen melalui media tersebut.
Melalui teknik ini akan lebih banyak tanaman yang dapat dibudidayakan dalam
satuan ruang yang sempit. Bahkan tanaman akan tumbuh lebih produktif meski
tanpa media tanah. Sehingga sistem bercocok tanam secara hidroponik dapat
memanfaatkan lahan yang sempit.
Kebutuhan pangan bagi manusia seperti sayuran dan buah-buahan semakin
meningkat dengan seiring perkembangan jumlah penduduk. Namun,
keterbatasan lahan menjadi salah satu kendala yang dialami masyarakat
khususnya wilayah perkotaan yang ingin menanam bahan pangan ini. Melihat
masalah tersebut, saya sebagai mahasiswa membuat makalah ini untuk
memberikan pengetahuan tentang cara memanfaatkan lahan sempit agar
menjadi lebih bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hidroponik dan bagaimana penjelasannya ?
2. Apa saja teknik hidroponik?
3. Apa saja faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik?
4. Bagaimana teknik budidaya sayuran secara hidroponik?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani yaitu hydro artinya “air” dan ponos
artinya “kerja”. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture, yang artinya
tanaman tumbuh tanpa tanah. Pada umumnya sistem hidroponik memiliki
media tumbuh berupa tabung atau tangki panjang yang diisi beberapa tanaman
sekaligus dan digenangi air secara terus menerus. Unsur dasar yang dibutuhkan
tanaman adalah unsur hara dan sumber air yang terkandung di dalam tanah,
yang diserap oleh akar.
Budidaya hidroponik biasanya dilakukan di dalam rumah kaca untuk
memastikan pertumbuhan tanaman optimal dan terlindungi sepenuhnya dari
pengaruh luar seperti hujan, hama, penyakit, iklim dan lain-lain. Untuk
mencapai hasil panen yang baik dan melimpah harus memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi kualitas hasil panen, salah satunya adalah tingkat
kelembaban rumah kaca atau lainnya.
Tanaman hidroponik ini bisa ditanam dalam skala kecil di rumah sebagai
hobi atau dalam skala besar untuk tujuan komersial. Tanaman umum yang
ditanam dengan hidroponik meliputi sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.
Keuntungan menanam dengan sistem hidroponik adalah:
1. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2. Penggunaan pupuk lebih efisien (lebih hemat).
3. Lebih mudah mengganti tanaman mati dengan yang baru.
4. Tidak membutuhkan banyak tenaga kerja karena cara kerja lebih efisien dan
terstandar.
5. Tanaman dapat tumbuh lebih cepat pada kondisi yang tidak kotor dan rusak.
6. Hasil panen lebih tahan lama dan lebih tinggi dari menanam di tanah.
7. Harga eceran hidroponik lebih tinggi dari produk non hidroponik.
8. Beberapa tanaman dapat ditanam di luar musim.
9. Tidak ada resiko banjir, erosi, kekeringan atau ketergantungan pada kondisi
alam.

2
10. Tanaman hidroponik bisa dilakukan dengan lahan atau ruang yang terbatas.

B. Teknik Hidroponik
Ada dua teknik utama dalam bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan yang kedua menggunakan media. Metode berbasis
solusi tidak memerlukan substrat keras untuk pertumbuhan akar, hanya larutan
nutrisi yang cukup. Contoh metode teknik larutan yang umum digunakan adalah
teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Teknik media tergantung dari jenis
media yang digunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan
batu bata, serbuk gergaji dan lain-lain sebagai pengganti tanah. Terlepas dari
teknologi yang digunakan, sebagian besar talang terbuat dari plastik, tetapi
bahan lain dapat digunakan, termasuk kolam beton, kaca, baja, kayu, dan bahan
padat lainnya. Tutupnya harus terlindung dari cahaya untuk mencegah
pertumbuhan ganggang di air umpan penuh. Beberapa teknik hidroponik yang
umum digunakan dijelaskan di bawah ini:
1. Teknik larutan statis
Teknik ini sudah dikenal suku Aztec sejak lama, sejak pertengahan abad
ke-15. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu, bisa berupa
ember plastik, baskom, baskom semen atau wadah. Solusinya biasanya
mengalir perlahan atau tidak perlu dikeringkan. Saat tidak ada aliran,
ketinggian larutan dijaga serendah mungkin agar akar tanaman berada di atas
larutan. Dengan cara ini tanaman mendapatkan oksigen yang cukup. Setiap
tanaman memiliki lubangnya sendiri. Posisi bak dapat diatur untuk
mengakomodasi pertumbuhan tanaman. Bak bening dapat ditutup dengan
aluminium foil, food grade, plastik hitam atau bahan lain untuk menghalangi
cahaya dan mencegah pertumbuhan jamur. Anda dapat membuat gelembung
oksigen dalam larutan menggunakan pompa akuarium. Larutan dapat diganti
secara berkala, misalnya setiap minggu, atau bila larutan turun di bawah
kadar tertentu, dapat diisi dengan air atau larutan nutrisi baru.

3
2. Teknik Larutan Alir
Ini adalah metode penanaman
hidroponik di mana larutan nutrisi
dari tangki besar terus mengalir
melewati akar tanaman. Teknik
ini lebih mudah dikontrol karena
suhu dan larutan nutrisi dapat
dikontrol dari tangki besar yang
digunakan untuk ribuan tanaman. Teknik yang banyak digunakan dengan
teknik larutan aliran ini adalah teknik film nutrisi, juga dikenal sebagai
NFT. Teknik ini menggunakan lubang buatan yang terbuat dari daun tipis
anti-merah, tempat tanaman ditanam. Air mineral hara bersirkulasi di
sekitar parit sehingga terbentuk lapisan tipis di sekitar tumbuhan yang
berfungsi sebagai makanan tumbuhan. Parit dibuat dengan lapisan yang
sangat tipis, sehingga cukup untuk menembus akar dan membentuk lapisan
nutrisi di sekitar akar dan cukup oksigen untuk tanaman.
3. Teknik Agregat Media
Teknik ini menggunakan media tanam seperti kerikil, pasir, arang
sekam, batu bata, dan media lainnya yang disterilkan sebelum digunakan
untuk mencegah adanya bakteri di lingkungan. Pemberian pakan dilakukan
dengan menyiram substrat dengan selang air berisi larutan nutrisi yang
disimpan dalam tangki atau baskom besar

C. Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Tanaman Hidroponik


Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam menanam tanaman
hidroponik. Berikut ini adalah 4 faktor penting dalam budidaya tanaman
hidroponik.
1. Unsur Hara
Unsur hara begitu penting dalam tanaman hidroponik. Dua unsur hara
yang penting, yaitu unsur hara mikro dan makro. Unsur hara makro
dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif

4
tinggi. Beberapa komponen dari unsur hara makro meliputi N, P, K Ca, Mg,
dan S. Sedangkan unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi
yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Unsur
hara yang tersedia bagi tanaman pada pH 5.5-7.5 tetapi yang terbaik adalah
6.5. Hal ini dikarenakan pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia
bagi tanaman. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam
pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan
hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
Dan perlu diingat kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda
menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman.
2. Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Substrat yang baik membuat nutrisi tetap
tersedia, kelembapan terjamin, dan drainase baik. Media yang digunakan
harus dapat menghasilkan air, unsur hara dan oksigen serta tidak boleh
mengandung zat yang bersifat racun bagi tanaman. Bahan yang biasa
digunakan sebagai media tanam hidroponik antara lain rockwool, perlit,
tanah liat, butiran, jantung kelapa, vermikulit, pelet, pasir, kerikil, pecahan
batu bata, arang tempurung, jamur, dll. Bahan yang digunakan sebagai
media tumbuh mempengaruhi sifat lingkungan lingkungan. Suhu, ventilasi
dan kelembaban lingkungan bervariasi tergantung pada bahan yang
digunakan sebagai lingkungan.
3. Oksigen
Keberadaan oksigen sangat pentig dalam setiap tumbuhan, termasuk
sistem tanaman hidroponik. Oksigen ini berpengaruh kuat pada akar
tumbuhan sehingga tanaman dapat berkembang dengan baik. Namun,
rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun,
sehingga sulit menembus dinding sel. Akibatnya, tanaman akan kekurangan
air. Ini bisa menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada di tanah yang
tergenang.

5
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain: menambahkan gelembung-gelembung udara dalam larutan (kultur air),
penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti
akar yang terekspose dalam larutan hara dan mengatur lubang udara di
penanaman untuk kultur agregat.
4. Air
Air memberikan pengaruh cukup kuat terhadap tanaman hidroponik.
Kualitas air yang baik dan bisa dipergunakan juga harus diperhitungkan.
Air yang bisa digunakan harus sesuai tingkat salinitas yang tidak melebihi
2500ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta
tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat
meracuni tanaman.

D. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik


1. Media
Media hidroponik yang baik memiliki Ph yang netral atau antara 5.5–
6.5. Selain itu, media harus porous dan dapat mempertahankan kelembapan.
Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap
pertumbuhan tanaman.
a. Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunakan media berupa pasir halus, arang
sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah
didapat dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak
terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau sabut kelapa.
b. Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai,
yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang
ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan
sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme
yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu, dan sebagainya yang dapat

6
hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih
mudah hancur, penggunannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian.
Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
2. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman
bergantung pada kualitas benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih,
yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih.
Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang
mempunyai nilai jual di atas rata-rata adalah tomat recento, ketimun jepang,
melon, parika, selada, kailan, dan lain-lain.
3. Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan tanam hidroponik yang diperlukan adalah: wadah semai, bisa
menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau
kotak kayu. Wadah untuk tanaman dewasa, biasanya menggunakan polybag
berukuran 30-40 cm dengan lubang secukupnya untuk mengalirkan
kelebihan air saat penyiraman.
a) Kertas tisu/koran basah untuk mempertahankan kelembapan
b) Ayakan pasir untuk mengayak media semai
c) Handsprayer untuk penyiraman
d) Centong pengaduk media
e) Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
f) Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
g) Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk
mengikat tanaman
h) Ember penyiram
4. Pelaksanaan
a. Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk
dahulu secara merata.
1) Persemaian Tanaman

7
a) Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan
ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dalam air hangat
kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah
semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih
diletakkan dengan pinset secara horizontal 4-5 mm di bawah
permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke
wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit
sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
b) Persemaian benih kecil
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan
sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar.
Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di
tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir
kering steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah
tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media
semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup
dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman. Wadah semai
sebaiknya dikenakan sinar matahari setiap pagi selama 1-2 jam
agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah
benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit
mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag
pembibitan.
2) Perlakuan Semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu
disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat
menyebabkan serangan penyakit busuk.
3) Pembibitan

8
Setelah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih
kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag
pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan
mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah
semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak
kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada
pot/polybag pembibitan.
4) Transpalanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan
media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag.
Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam
green house agar sterilitas media tetap terjaga. Setelah wadah tanam
siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap
dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot
pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukannya
dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar
polybag secara horizontal.
5) Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila
media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Media tanam
hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan
sampai terlambat. Jenis dan cara penyimpanan adalah sebagai
berikut:
a) Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat
atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut:
• Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup
dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga

9
kelembapan media. Untuk benih berukuran besar digunakan
gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer
• Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor sebanyak 5-6 kali
sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
• Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memberikan 1.5-2.5 1
larutan encer hara setiap harinya.
b) Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation
System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman
semprot dan tetes. Sumber tenaga berasal dari pompa.
6) Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah:
a) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang
tidak dikehendaki, tunas, air, atau cabang yang terkena serangan
penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento
hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
b) Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari
memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga
tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut
diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang
rami).
c) Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah
sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada
ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan
perlakuan tanpa penjarangan bunga.

10
d) Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun
dengan pestisida.
5. Panen dan Pasca panen
a) Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/hasil
panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan
alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-
hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya. Kriteria panen masing-masing jenis sayuran
berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah
belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi
perlu diperhatikan.
b) Penanganan pasca panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi
oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi
tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama
dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan
pasca panen sangat penting bagi karena kualitas produk tidak semata-
mata dari hasil prosduksi saja, melainkan sangat tergantung dan
ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan,
metode pengangkutan maupun selektivitas produk. Kerusakan produk
dapat dikurangi dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah. Pada umumnya sistem hidroponik memiliki media
tanam berupa pipa atau wadah panjang berisi banyak tanaman sekaligus
yang dialiri air secara terus-menerus.
2. Terdapat dua teknik utama dalam bercocok tanam hidroponik. Yang
pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode
yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk
pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Teknik
media adalah tergantung dari jenis media yang digunakan, bisa berupa sabut
kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain
sebagai pengganti tanah.
3. Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman
hidroponik adalah unsur hara, media tanam hidroponik, oksigen, dan air.
4. Teknik budidaya sayuran secara hidroponik diantaranya menggunakan
media, benih, peralatan budidaya hidroponik, pelaksanaan, panen dan pasca
panen.
B. Saran
1. Teknik budidaya secara hidroponik ini sangat bagus jika diterapkan dalam
penanaman tanaman, karena bisa dilakukan dimanapun.
2. Disarankan menambahkan sistem penyemprotan hama yang dapat
diaktifkan jika terdapat hama tanaman.

12
DAFTAR PUSTAKA

Roidah, I. S. (2014). Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem


hidroponik. Jurnal Bonorowo, 1(2), 43-49.

Masduki, A. (2017). Hidroponik sebagai sarana pemanfaatan lahan sempit di dusun


Randubelang, Wakeharjo, Sewon, Bantul. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi
hasil pengabdian kepada masyarakat, 1(2), 185-192.

Anas, D. S. (2013). Bahan ajar mata kuliah dasar-dasar hortikultura. Bogor:


Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Sumartono, G. H., & Sumarni, E. (2013). Pengaruh suhu mediatanam terhadap


pertumbuhan vegetatif kentang hidroponik di dataran medium tropika
basah. Jurnal Agronomika, 13(1).

Satya, M. T., & Tejaningrum, A. (2017). Manajemen Usaha Budidaya Hidroponik.


Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas, 1(2), 53-57.

Rumengan, T. E. T. I. F., & Adam, A. A. (2017). Hidroponik untuk Pemula.

Alviani, P. (2015). Bertanam hidroponik untuk pemula. Bibit publisher.

Siswadi, S. (2018). Hidroponik, solusi cerdas bertanam di lahan sempit perkotaan.


Adi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1).

Lingga, P. (2004). Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Istiqomah, S. (2006). Menanam Hidroponik Ganeca Exact.

Dewantoro. (2012). Hidroponik dengan Sistem Pertanian Ramah Lingkungan


Harian Medan Bisnis, 15 Oktober 2012, 4.

Lestari, A. P., Riduan, A., & Martino, D. (2020). Pengembangan sistem pertanian
hidroponik pada lahan sempit komplek perumahan. SAINTIFIK, 6(2), 136-
142.

Krismawati, A. (2012). Teknologi hidroponik dalam pemanfaatan lahan


pekarangan. BPTP: Malang.

13
Rosliani, R., & Sumarni, N. (2005). Budidaya tanaman sayuran dengan sistem
hidroponik.

Aini, N., & Azizah, N. (2018). Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara
Hidroponik. Universitas Brawijaya Press.

14

Anda mungkin juga menyukai