Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Kewirausahaawan

Nama Kelompok : - Irmansyah Yuwono Ardhi


- Anurty Abu Faridz
- Abdullah Fauzan Hasyim
- Zainul Muttaqin
- Dharana Nataniel
Kelas : Jepang Pagi B
Mata Pelajaran : Kewirausahawan
Dosen Matkul : Ahmad Kurnia, S.Pd., M.M.

Alamat : Jl. Cut Mutia No.16a, RT.001/RW.011, Margahayu, Kec. Bekasi


Timur., Kota Bekasi, Jawa Barat 17113, Indonesia
Telp. (0822)46462727 Email: info.mail@stba-jia.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai syarat mengikuti ujian akhir semester.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu khususnya kepada para Dosen
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah kami , sekian dan terima kasih.

Bekasi, 12 Desember 2021

Penyusun
Daftar isi
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dunia sudah semakin canggih dengan teknologI-teknologi yang sangat membantu


manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih
selaras dengan perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia,
sehilngga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan
pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga
yang kita lihat deasa ini, yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan
pangan pokok, melainkan hanya untuk memperkaya diri.

Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai
metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah
bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media
tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi
pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang
menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap
pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah.
Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat,
hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam.

B. Rumusan Masalah
 Apa itu hidroponik?
 Bagaimana cara berkebun menggunakan hidroponik?
 Bagaimana cara berbisnis menggunakan hidroponik?
 Apa saja Teknik hidroponik?
 Apa saja metode hidroponik?

C. Tujuan
 Agar siswa mengetahui awal mula teknik budidaya hidroponik.
 Agar siswa mengetahui pengertian hidroponik serta penjelasan mengenai hidroponik.
 Agar siswa mengetahui macam-macam teknik budiadaya hidroponik.
 Agar siswa mengetahui factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya
hidroponik.
 Agar siswa mengetahu prospek teknik budidaya hidroponik.
 Agar siswa mengetahui penerapan teknik budidaya hidroponik terhadapa sayuran.
BAB II
Pembahasan

A. Etimologi

Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air
dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya
tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan
tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilless.

B. Metode Hidroponik

Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang
berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam
dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian
sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik
bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan
pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Di mana pun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila
nutrisi (unsur hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah
adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian
bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan
hidroponik, di mana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi.
C. Teknik Hidroponik

Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama
menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan
tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan
mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan
statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis
media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata,
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponikterbuat dari
plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid
lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan
lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi.

Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai:

1. Teknik Larutan Statis


Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa
Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember
plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-
pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, makaketinggian larutan dijaga
serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian
tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapat lubang untuk setiap tanaman.
Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus
pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik
hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari
tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam
larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur,
misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa
diisi kembali dengan air atau larutanbernurtrisi yang baru.
2. Teknik Larutan Alir
Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan
mengalirkanterus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman.
Teknikini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi
dapatdiatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah
satuteknik yang bdanyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah
tekniklapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik
inimenggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat,
dantanaman disemai di parit tersebut.
Di sekitar saluran parit tersebut dialirkanair mineral bernutrisi sehingga sekitar
tanaman akan terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit
dibuat dengan aliran air yangsangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar
dan menimbulkan lapisannutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk
tanaman.

3. Teknik Agregat Media


Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam,
batubata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum
dipergunakanuntuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan
denganteknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi
yangditampung dalam tangki atau tong besar.

D. Media & Benih Hidroponik

Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu
media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat
dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
 Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam
atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan
harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di
dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk
gergaji atau serbuk sabut kelapa.

 Media untuk tanaman dewasa


Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu
pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah
arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih
terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti
cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam
bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat
untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau
membuat sendiri.

 . Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman
teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih,
yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan
komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan
pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-
rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon
dan lain-lain.
E. Peralatan Hidroponik

Peralatan yang diperlukan adalah :

Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai,
atau kotak kayu. Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm
dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.

 Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban.


 Ayakan pasir untuk mengayak media semai.
 Handsprayer untuk penyiraman.
 Centong pengaduk media.
 Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai.
 Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant.
 Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk
mengikat tanaman.
 Ember penyiram.
BAB III
Pelaksanaan

Beritkut adalah tatacara pelaksanaan hidroponik:

1. Persiapan media semai


Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.

2. Persemaian tanaman

3. Persemaian benih besar

Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya
dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan
dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan
dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit
dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar
12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

4. Persemaian benih kecil


Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media
setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering
steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan
di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai
tipis-tipis (3-5 mm).
Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi
dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya
dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan
baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang. Setelah bibit
mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.

5. Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan
air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit
busuk.

6. Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu
dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan
baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu
setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada
lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.

7. Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu
dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat
lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap
dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara
perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara
jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara
transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara
horisontal.

8. Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh
dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga
penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai
berikut:
 Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung.
Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :

 Pada masa persemaian


Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer
4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran
besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.

 Pada masa pembibitan


Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari
dan ditambahkan larutan encer hara.

 Pada masa pertumbuhan dan produksi


Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara
setiap harinya.

 Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip
Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber
tenaga berasal dari pompa.

9. Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki,
tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat
recento hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
 Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan
penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan
teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali
(benang rami).
 Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar.
Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak
menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
 Pengendalian hama dan penyakit
 Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

Analisa Usaha Hidroponik Sayuran dan Buah :

Nah, bagaimana dengan analisa usaha hidroponik skala besar? Apakah besaran biayanya
sama seperti skala rumahan. Agar tidak penasaran, yuk simak panduan berikut ini.

Jenis Sayuran dan Buah Hidroponik :

– Cabai Hidroponik.

– Kentang Hidroponik.

– Tanaman Hidroponik Selada.

– Tomat Hidroponik perlu di beri penyangga.

– Kol Hidroponik.

– Jagung Manis Hidroponik

– Kacang Panjang Hidroponik.

– Bayam Merah Hidroponik.

– Wortel Hidroponik

dan masih banyak lagi jenis sayuran hidpronik lainnya.


1. Rincian Modal Usaha Sayuran Hidroponik

Hidroponik merupakan sistem bercocok tanam tanpa menggunakan media tanam. Sistem ini
mengutamakan kualitas tanaman higienis, bergizi tinggi, dan sehat. Maka, untuk berbisnis
tanaman dengan kriteria tersebut, diperlukan modal awal yang cukup besar.

Secara umum, berikut rincian modal awal bisnis hidroponik dengan asumsi jenis tanaman sawi.

A. Modal Investasi

N KETERANGAN HARGA
O
1 Bangunan 25 m2 semi permanen Rp.13.000.000
2 Pemasangan listrik 2.200 Watt Rp.2.000.000
3 Instalasi hidroponik tingkat 100 m2 x Rp.500.000 per Rp.50.000.000
meter persegi
4 Pompa sirkulasi 3/4 2 buah Rp.6.000.000
5 Air jet pump1 buah Rp.1.500.000
6 Tangki air 1.500 liter Rp.1.900.000
7 Pemasangan jaringan utilitas Rp.1.000.000
8 Peralatan hidroponik Rp.1.650.000
Total Modal Investasi Rp.77.050.000

B. Modal Kerja

N KETERANGAN HARGA
O
1 Benih sawi 8 bungkus x Rp30.000 per bungkus Rp.240.000
2 Media tanam rockwoll4 paket (isi 18 kotak ukuran 2,5 x Rp.60.000
2,5 cm per kotak) x Rp15.000 per paket
3 Nutrisi 32 botol x Rp40.500 Rp.1.296.000

4 Label dan kemasan Rp.2.500.000

TOTAL Rp.4.096.000

C. Modal Operasional

N KETERANGAN HARGA
O
1 Tenaga kerja 1 orang Rp.1.500.000
2 Penyusutan bangunan dan peralatan Rp.1.044.000
3 Biaya listrik, transportasi, air Rp.2.700.000
TOTAL Rp.5.244.000

N KETERANGAN HARGA
O
1 Modal Investasi Rp.77.050.000
2 Modal Kerja Rp4.096.000
3 Modal Operasional Rp5.244.000
TOTAL Rp86.390.000

2. Peralatan Tanaman Hidroponik

Bertanam dengan metode hidroponik harus didukung dengan peralatan lengkap agar proses
budidaya berjalan lancar. Berikut ini daftar peralatan yang wajib Anda miliki sebelum memulai
budidaya sayuran organik.

1) pH meter—untuk mengukur kadar keasaman media tanam dan nutrisi.


2) Pipa paralon—penampung cairan nutrisi dan air.
3) Netpot—wadah tanaman dengan lubang-lubang kecil di bawahnya.
4) EC meter—mengukur kadar larutan nutrisi.
5) Timbangan meja—untuk menimbang tanaman.

3. Pembuatan Instalasi Hidroponik

Instalasi hidroponik terdiri dari 7 jenis, yaitu wick system, ebb&flow system, drip system,
NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow Technique), aeroponic, dan water culture
system. Anda bisa menggabungkan sistem NFT dan DFT untuk membuat hidroponik bertingkat.
Berikut langkah-langkahnya.

1) Pertama, siapkan peralatan dan bahan untuk membuat sistem hidroponik NFT-DFT.
2) Langkah kedua, buatlah rak bertingkat dengan bentuk huruf A menggunakan bahan kayu.
3) Ambil pipa paralon, lalu buat lubang dengan menggunakan bor. Jarak antarlubang
minimal 20 cm. Setelah pembuatan lubang selesai, tutup salah satu ujung paralon.
4) Kemudian, pasang pipa paralon di rak yang sudah dibuat. Gunakan lengkungan besi
untuk menyangga PVC. Lalu, atur kemiringannya agar pertumbuhan tanaman tidak
terhambat.
5) Siapkan netpot, kemudian masukkan rockwoll berisi benih tanaman ke dalamnya. Satu
kotak rockwoll untuk satu netpot.
6) Setelah itu, Anda bisa tuangkan nutrisi ke pipa paralon yang sudah dipasang bersusun.
Namun, larutan tersebut tidak boleh memenuhi paralon; maksimal setengahnya.

4. Sumber Nutrisi Tanaman Hidroponik

Nutrisi hidroponik fungsinya sama seperti pupuk yang digunakan pada penanaman metode
konvensional. Jenis nutrisi terbaik untuk tanaman hidroponik adalah AB Mix. Produk ini terdiri
dari campuran pupuk A (kalium) dan B (sulfat dan fosfat).

Agar tidak menimbulkan endapan, hindari mencampur pupuk dalam keadaan pekat. Anda
harus menambahkan air supaya nutrisinya terserap ke akar tanaman. Namun, berhati-hatilah;
tanaman bisa terbakar jika dosis AB Mix terlalu tinggi.
5. Harga Jual Tanaman Hidroponik

Harga jual tanaman hasil budi daya hidroponik dibedakan berdasarkan jenis dan kualitas.
Sebagai referensi, tahun 2017 lalu, harga jual pakcoy mencapai Rp7.500 per sayuran. Sementara
selada coy dan selada keriting dibanderol Rp8.500. Bahkan, harga selada per kilogram mencapai
Rp35.000 di supermarket.

Anda dapat mengunduh analisa usaha tanaman hidroponik dan contoh proposal bisnis sayuran
hidroponik.pdf pada bagian akhir dari artikel ini.

6. Menghitung Omset dan Keuntungan

Lama pemeliharaan menentukan jumlah keuntungan dan omset yang Anda peroleh. Untuk
perhitungan hidroponik pakcoy, berikut rinciannya berdasarkan subtopik pertama.

 Estimasi harga pakcoy000 per kilogram dengan masa pemeliharaan 28 hari. Hasil panen
diperkirakan mencapai 630 kg.
 Maka, omsetnya Rp22.000 dikalikan 630 kg, hasilnya Rp13.860.000.
 Jadi, keuntungan per bulan dihitung dari total omset dikurangi modal kerja dan
operasional.

Laba : Rp13.860.000 – Rp9.340.000 = Rp4.520.000.

7. Risiko Usaha Hidroponik

Setiap usaha pasti memiliki risiko, begitu pun dengan hidroponik. Berikut ini beberapa risiko
yang mungkin Anda alami ketika memutuskan menggunakan sistem hidroponik.

 Usaha hidroponik membutuhkan keterampilan khusus agar bisa melakukan perawatan


dengan benar. Semisal, untuk mengisi larutan nutrisi, Anda harus mengetahui cara
mengontrol dosis dan mengukur pH.
 Bertanam dengan sistem hidroponik bisa mendatangkan kerugian besar jika tanaman
banyak mati.

Nah, sekarang pastinya Anda sudah memahami cara menyusun analisa usaha hidroponik dan
contoh proposal usaha sayuran hidroponik yang tepat. Jadi, tunggu apa lagi? Segera beralih ke
sistem hidroponik untuk mendapatkan profit besar.

Daftar Pustaka

2, K. (2021). Berkebun sambil berbisnis, hidroponik. Bekasi: Kelompok 2.

Anda mungkin juga menyukai