Oleh:
Paramita Koriston
Theresia Loelita
Lisya Limadhy
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul ‘Hidroponik
untuk
Memaksimalkan Pemanfaatan Ruang Hijau’ sebagai bentuk partisipasi atas lomba karya
tulis
ilmiah tingkat SMA/SMK se-Sulawesi Tengah tahun 2013, yang diselenggarakan oleh
Dinas
Cipta Karya, Perumahan dan Tata Ruang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Meskipun
banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses penelitian,
pengkajian ulang
dan penyusunan, tetapi akhirnya penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam menyusun karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada keluarga, teman-teman sesama pelajar, serta semua pihak yang sudah
turut
memberi kontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan
karya
ilmiah ini.
Dengan selesainya karya ilmiah ini penulis berharap dapat memberikan pengetahuan
tambahan tentang manfaat hidroponik dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau
kepada siapapun yang akan membacanya, dan juga sebagai bahan referensi di masa yang
akan
datang bagi mereka yang membutuhkan informasi tentang hidroponik.
Penulis pun sadar bahwa karya ilmiah yang telah penulis susun ini masih sangat jauh
dari sempurna. Seperti kata pepatah, "Tak ada gading yang tak retak,", maka begitu
pula
karya ilmiah ini, masih memiliki banyak kekurangan dan kesalahan di sana-sini.
Untuk itu
penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun,
demi penyempurnaan karya ilmiah ini di masa yang akan datang.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sekarang ini, kita semua dihadapkan oleh masalah keterbatasan lahan. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan dan menata
ruang yang ada secara efisien. Karena keterbatasan lahan tersebut, semakin banyak
pembangunan yang mulai merambah ke daerah yang seharusnya diperuntukkan
sebagai lahan hijau. Apalagi, Indonesia merupakan suatu negara yang sedang dalam
tahap perkembangan, sehingga banyak pembangunan yang masih direncanakan. Lalu
bagaimana ke depannya? Tentu saja lahan hijau kita akan semakin berkurang. Padahal,
lahan hijau adalah salah satu kekayaan Indonesia yang sangat penting untuk
dipertahankan.
Mengapa kita semua membutuhkan lahan hijau? Seperti yang telah kita
ketahui, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dampak dari pemanasan global
semakin dapat kita rasakan. Peningkatan suhu yang cukup drastis pada atmosfer bumi,
laut dan daratan, meningkatnya resiko kanker kulit karena efek rumah kaca yang
menyebabkan penipisan pada lapisan atmosfer, mencairnya es di kutub utara dan
kutub selatan yang berdampak langsung pada naiknya level permukaan air laut, serta
berbagai dampak lainnya.
Namun, dampak-dampak dari pemanasan global tersebut dapat diminimalisir.
Penghijauan merupakan salah satu pencegahan yang paling mudah dan dapat
dilakukan oleh siapa saja. Dengan penghijauan, kadar karbondioksida di udara akan
dapat dikurangi, dan sebaliknya, kadar oksigen di udara akan dapat ditingkatkan.
Itulah mengapa lahan hijau menjadi sangat penting untuk dipertahankan, dan
bahkan diperluas. Hidroponik—atau budidaya tanaman tanpa tanah—adalah suatu
alternatif penghijauan yang dapat diterapkan bahkan di area yang sempit sekalipun.
Hidroponik bahkan dapat dilakukan dengan menyusun rak-rak secara vertikal,
sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan ruang yang ada. Selain itu metode
budidaya tanaman secara hidroponik juga lebih hemat tenaga dan air.
Hidroponik juga dapat membantu memberi solusi atas masalah pangan yang
sedang kita hadapi, karena dapat diterapkan untuk membudidayakan sayur-sayuran.
3
Sayur-sayuran yang dihasilkan juga memiliki kualitas dan kuantitas yang lebih,
serta
lebih mudah dipanen. Hasilnya juga dapat dimanfaatkan secara komersial.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merasa terdorong untuk
meneliti dan mengkaji ulang sebaik mungkin mengenai metode bercocok tanam secara
hidroponik, dengan harapan metode tersebut dapat diterapkan di kemudian hari untuk
mengatasi pemanasan global dengan penggunaan ruang yang lebih efektif. Penelitian
ini dituangkan dalam suatu karya ilmiah sederhana yang berjudul “Hidroponik untuk
Memaksimalkan Pemanfaatan Ruang Hijau”.
1.2
Permasalahan
1.2.1
Apa sajakah keunggulan dari metode cocok tanam secara hidroponik sehingga
dapat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau?
1.2.2
Apa saja
1.2.4
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup karya ilmiah ini meliputi keunggulan dari metode cocok tanam
secara hidroponik, langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan budidaya
tanaman secara hidroponik, penerapan metode hidroponik dalam berbagai skala, serta
bagaimana peran serta masyarakat dalam memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau
dengan metode hidroponik.
4
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dan sasaran dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
2.1
2.2
2.3
2.4
5
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1
Keunggulan
dari
Metode
Cocok
Tanam
Secara
Hidroponik
untuk
Dalam sistem hidroponik, tanaman dapat ditanam berdekatan. Dengan luas area
yang sama, sistem hidroponik dapat menanam empat kali lebih banyak jika
dibandingkan dengan tanaman yang ditanam secara tradisional. Apalagi apabila
tanaman hidroponik tersebut ditempatkan di atas rak-rak yang disusun secara
vertikal, maka ruang yang ada akan dapat lebih dimaksimalkan.
b.
Pada sistem hidroponik, kadar nutrisi dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.
Nutrisi yang diserap juga lebih maksimal. Ini mengakibatkan tanaman hidroponik
tumbuh relatif lebih cepat. Hal ini juga bisa menghemat penggunaan pupuk.
c.
d.
Penyakit yang berasal dari tanah tidak akan menyerang karena bertanam
hidroponik tidak menggunakan tanah.
e.
f.
Konsumsi air dalam hidroponik relatif lebih sedikit. Dalam banyak kasus,
tanaman hidroponik hanya menggunakan sepersepuluh air dibanding tanaman
yang ditanam di tanah, sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu
tertampung di dalam wadah yang dipakai. Selain itu, air juga dapat digunakan
secara lebih efektif, karena gulma dan tumbuhan pengganggu tidak dapat tumbuh
dan mengambil persediaan air dari tanaman utama.
g.
h.
i.
6
3.2
3.2.2
3.2.3
3.2.4
hidroponik
sangat
penting
untuk
keberhasilan
dalam
7
di pasaran atau bisa juga dibuat/diracik sendiri. Pembuatan nutrisi hidroponik
dapat dilakukan dengan mencampurkan masing-masing 1000 gram pupuk
urea, pupuk KCL dan pupuk NPK, serta 50 gram pupuk daun gandasil ke
dalam air, hingga didapatkan 20 liter nutrisi hidroponik. Pada saat tanaman
memasuki fase pertumbuhan generatif, komposisi pupuk urea dapat dikurangi
sampai 50% sehingga tinggal 500 gram. Sebaliknya komposisi pupuk NPK
ditambah sampai 50% hingga menjadi 1500 gram.
3.2.5
Pemeliharaan
Jika hal-hal di atas sudah siap, maka bibit dapat ditanam secara
hidroponik. Selanjutnya tinggal memperhatikan pemeliharaan tanaman.
Usahakan nutrisi tanaman terpenuhi, agar pertumbuhan tanaman lebih optimal.
3.3
3.3.2
8
penanaman dalam skala ini juga cenderung lebih menekankan pada nilai
produksi.
3.3.3
(greenhouse), dan dapat dijadikan suatu peluang wisata, lapangan kerja baru,
serta dapat menambah pemasukan kas pemerintah dengan produksi yang
dihasikan.
3.4
9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Kini penulis berada pada tahap akhir dari karya ilmiah ini, yaitu kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
4.1.3 Metode hidroponik dapat diterapkan dalam berbagai skala, yaitu skala kecil,
skala menengah dan skala besar.
4.2
Saran
Dalam penulisan karya ilmiah yang sederhana ini, penulis telah mempelajari
dan meneliti mengenai hidroponik untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang hijau,
sehingga penulis mempunyai beberapa saran:
a.
b.
Bagi pemerintah, dapat memperkenalkan metode hidroponik secara lebih luas kepada
masyarakat agar bisa dimanfaatkan sebagai suatu solusi dalam usaha penghijauan.
c.
10
DAFTAR PUSTAKA
Istiqomah, Siti. (2007). Menanam Hidroponik. Jakarta: Azka Press. ISBN 978-979-
121148-2.
Nicholls, R.C. (2000). Beginning Hydroponics: Hidroponik Bercocok Tanam tanpa
Tanah.
Semarang: Dahara Prize. ISBN 979-501-090-5.
Sameto, Hudoro. (2009). Hidroponik Sederhana Penyejuk Ruangan. Jakarta: Penebar
Swadaya. ISBN 979-489-717-5.
Tim Karya Tani Mandiri. (2012). Pedoman Bercocok Tanam dengan Hidroponik. Bandung:
Nuansa Aulia. ISBN 978-979-071-083-2.
Harianti, Devi & Oktoyournal. (2005). Buku Ajar Hidroponik dan Rumah Kaca.
Payakumbuh: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.
Anonim. Apa Itu Tanaman Hidroponik. http://yukiwaterfilter.com/in/artikel-152-apa-
itutanaman-hidroponik.html (diakses pada tanggal 31 Oktober 2013).
Bramanti,
Azmi.
Dampak
Pemanasan
Global
bagi
Kehidupan
Manusia.
http://sirmanggisak.blogspot.com/2013/07/dampak-pemanasan-global-bagi-kehidupan
.html (diakses pada tanggal 31 Oktober 2013).
Shyro,
Amien.
Berbagai
Keunggulan
Hidroponik.
group.blogspot.com/2012/06/berbagai-keunggulan-hidroponik.html
http://shyro(diakses
pada
Mukhiban.
Cara
Menanam
Tanaman
Secara
Hidroponik.
(diakses
pada
tanggal
November
2013).
11
LAMPIRAN GAMBAR