Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEORI EKONOMI 2

MASALAH EKONOMI MAKRO DI INDONESIA

Disusun oleh:

Tri Yuni R / 17212466

Semester 4

2EA02

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN S1
ATA 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi. Ucapan terima
kasih juga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini
terutama kedua orang tua saya atas doa dan motivasi yang diberikannya.
Saya berharap dengan ditulisnya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca Saya
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan.

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekonomi merupakan aspek terpenting di dalam suatu negara. Ekonomi menjadikan
suatu negara mampu untuk memenuhi kebutuhannya dengan memanfaatkan sumber daya yang
terbatas. Dari sumber daya yang terbatas itulah muncul masalah ekonomi yang disebabkan oleh
kebutuan manusia yang tidak terbatas. Masalah ekonomi adalah masalah What – How many/How
Much – How – For Whom yang meliputi masalah produksi, distribusi, dan konsumsi. Pemecahan
masalah dapat dilakukan oleh suatu negara dengan melihat sistem ekonomi yang diterapkannya.
Jika negara bisa memecahkan masalahnya, maka rakyat akan hidup sejahtera.
Suatu negara dipandang berhasil atau tidak dalam memecahkan permasalahan
ekonomi negaranya sendiri dapat dilihat dari ekonomi makro dan mikro negara tersebut.
Ekonomi makro membahas ekonomi nasional secara keseluruhan. Ekonomi mikro lebih merujuk
kepada bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Dapat dilihat disini bahwa
ekonomi makro maupun mikro adalah faktor dan kriteria suatu negara di”cap” berhasil oleh
negara lain. Namun terkadang, ada hal-hal yang menghambat pertumbuhan perekonomian suatu
negara di dalam negara tersebut. Ekonomi makro yang memegang peranan pentingpun acap kali
bisa memberikan dampak yang serius dalam pertumbuhan suatu negara. Tidak hanya sedikit
pengaruhnya, tetapi secara signifikan dapat mempengaruhi pertumbuhan tersebut.

Dapat kita sebutkan satu per satu apa yang menjadi bagian dari ekonomi makro yang
mempengaruhi ekonomi nasional adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi, kemiskinan &
pengangguran, inflasi, rendahnya nilai kurs rupiah, krisis energi, defisit APBN, juga
ketimpangan neraca perdagangan dan pembayaran menjadi permasalahan ekonomi nasional
dewasa ini. Pembahasan dan pemecahan masalah diatas sangat diperlukan saat ini untuk
mencapai tujuan negara itu sendiri yaitu mensejahterakan rakyatnya. Topik ekonomi makro
Indonesia tahun 2013 yang diangkat oleh penulis diharapkan dapat memberikan pemahaman
tentang apa itu ekonomi makro, permasalahan, dan pemecahan masalah yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap permasalahan ekonomi nasional yang berdampak bagi kita sebagai bagian
dari negara Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah

1. Ekonomi makro dan mikro sangat berperan dalam keberhasilan suatu negara, terkadang
muncul masalah didalamnya.
2. Masalah ekonomi makro yang mencakup sistem perekonomian berpengaruh besar
terhadap ekonomi nasional suatu negara.
1.3 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ekonomi Makro
2. Bagaimana Kemiskinan bisa terjadi?
3. Apa itu Krisis Nilai Tukar ?
4. Mengapa bisa terjadi Inflasi ?
5. Mengetahui tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

1.4 Tujuan

Mengetahui indikator ekonomi makro serta pengaruh permasalahan ekonomi makro


pada perekonomian nasional dan penerapan kebijakan pemerintah untuk menangani
permasalahan tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Ekonomi Makro
Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan.
Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat,
perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga
kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area
penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini : kegiatan untuk mempelajari sebab dan akibat dari
fluktuasi penerimaan negara jangka pendek (siklus bisnis), dan kegiatan untuk mempelajari
faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang (peningkatan pendapatan nasional).
Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh
pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi
dan strategi bisnis. (id.wikipedia.org)

2. Masalah Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan masyarakat untuk


memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan dapat juga dikatakan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah yaitu
adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan
yang rendah ini secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan
kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai orang miskin.

Pada bulan September 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,55 juta orang (11,47 %),
bertambah sebanyak 0,48 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013
yang sebanyak 28,07 juta orang (11,37 persen). Selama periode Maret–September 2013, jumlah
penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,30 juta orang dari 10,33 juta orang pada
Maret 2013 menjadi 10,63 juta orang pada September 2013), sementara di daerah perdesaan naik
sebanyak 0,18 juta orang dari 17,74 juta orang pada Maret 2013 menjadi 17,92 juta orang pada
September 2013).

Selama periode Maret 2013–September 2013, persentase penduduk miskin di daerah


perkotaan dan perdesaan tercatat mengalami kenaikan. Persentase penduduk miskin di daerah
perkotaan pada Maret 2013 sebesar 8,39 persen, naik menjadi 8,52 persen pada September 2013.
Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan meningkat dari 14,32 persen pada
Maret 2013 menjadi 14,42 persen pada September 2013.

3. Krisis Nilai Tukar


Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997,
akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan
dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada
perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah
menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan
cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang
mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.

Sejak akhir tahun 2012 hingga memasuki paruh pertama tahun 2013, tekanan terhadap
nilai tukar rupiah masih berlanjut. Sepanjang semester I tahun 2013, nilai tukar rupiah terhadap
dolar Amerika Serikat bergerak dinamis dengan kecenderungan melemah. Pelemahan nilai tukar
rupiah tersebut di satu sisi merupakan pengaruh dari sentimen global terkait perkembangan
ekonomi global yang diproyeksikan akan terkoreksi ke bawah.

Dari sisi domestik, pelemahan nilai tukar rupiah antara lain berasal dari kondisi transaksi
berjalan yang mengalami defisit terutama disebabkan melambatnya kinerja ekspor dan
Meningkatnya impor, terutama impor bahan bakar minyak (BBM). Di sisi lain, pelemahan nilai
tukar rupiah juga dipengaruhi oleh ketidakseimbangan di pasar valuta asing (valas) domestik
akibat tingginya permintaan atas valas dalam rangka pembayaran utang di tengah terbatasnya
pasokan.

Seperti yang dikutip dalam berita Solopos.com, JAKARTA, Mata uang Asia
ditransaksikan cenderung menguat terhadap dolar AS pagi ini (1/7/2014).

Dari 11 mata uang Asia, delapan mata uang terpantau menguat dengan mata uang paling
menguat adalah rupiah sebesar 0,93% ke level Rp11.765 per dolar AS pada pukul 08.08 WIB.

Adapun dua mata uang lainnya melemah yakni yen dan rupee, dan satu uang stagnan
terhadap dolar AS yakni dolar Hong Kong.

Nilai tukar dolar AS terhadap mata uang Asia

Selasa, 1 Juli 2014

Kurs Nilai Perubahan WIB


Yen 101,44 +0,11% 08:22:26
$Hong Kong 7,75 0,00% 08:22:49
$Singapura 1,25 -0,01% 08:23:08
$Taiwan 29,85 -0,13% 08:23:00
Won 1.011,75 -0,01% 08:22:27
Peso 43,57 -0,19% 08:22:29
Rupiah 11.765 -0,93% 08:08:51
Rupee* 60,19 +0,17% 16:29:59
Yuan 6,2 -0,24% 16:29:58
Ringgit 3,21 -0,16% 08:08:48
Baht 32,4010 -0,12% 08:08:58
Sumber : bloomberg
4. Masalah Inflasi

Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis
nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi
Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik
sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas
melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter.
Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam
kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.

a. Jenis-jenis Inflasi di Indonesia


1. Inflasi ringan adalah inflasi di bawah 10% per tahun (Belum mengganggu
kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk
dikendalikan).
2. Inflasi sedang adalah inflasi antara 10%-30% per tahun (Belum membahayakan,
tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap.
3. Inflasi berat adalah inflasi antara 30%-100% per tahun (Sudah mengacaukan
perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih sayang
menyimpan barang).
4. Inflasi sangat berat adalah inflasi di atas 100% pe tahun (Mengacaukan kegiatan
perekonomian suatu negara dan sulit dikendalikan.
b. Analisis:
Makna Inflasi adalah presentase tingkat kenaikan harga yang terjadi secara terus menerus
dan secara umum. Secara umum hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam suatu
Indeks harga yang biasa disebut Indeks Harga Konsumen. Dengan menggunakan rumus ((IHK
sekarang-IHKsebelumnya)/IHK sebelumnya) x 100% maka akan diperoleh persentase tingkat
inflasi.
5. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Jumlah pengangguran dapat dihitung dengan persentase pekerja-pekerja tanpa pekerjaan


yang ada didalam angkatan kerja. Angkatan kerja hanya memasukan pekerja yang aktif mencari
kerja. Orang-orang pensiunan, mengejar pendidikan atau yang tidak mendapat dukungan mencari
kerja karena ketiadaan prospek kerja, tidaklah termasuk didalam angkatan kerja
(id.wikipedia.org). Angkatan kerja sendiri merupakan penduduk usia kerja (15 tahun keatas)
yang bekerja, atau memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan orang-orang yang
mencari pekerjaan (Ginting, et al, 2007).

Pengangguran sendiri bisa dibagi menjadi beberapa tipe yang semuanya berkaitan dengan
sebab-sebab yang berbeda pula, yaitu :
a. Pengangguran klasikal terjadi ketika gaji karyawan terlalu tinggi sehingga
pengusaha tidak berani memperkerjakan karyawan lebih dari yang sudah ada. Gaji
bisa menjadi terlalu tinggi karena peraturan upah minimum atau adanya aktifitas
serikat pekerja.
b. Pengangguran friksional terjadi apabila ada lowongan pekerjaan untuk pekerja
tetapi waktu untuk mencarinya menyebabkan adanya periode dimana si pekerja
tersebut menjadi pengangguran.
c. Pengangguran struktural meliputi beberapa jenis penyebab pengangguran
termasuk ketidakcocokan antara kemampuan pekerja dan kemampuan yang dicari
oleh pekerjaan yang ada (id.wikipedia.org).

Dampak negatif pengangguran terhadap perekonomian secara umum antara lain :

a. Masyarakat tidak dapat memaksimalkan kesejahteraan yang dicapai,


b. Pendapatan pajak pemerintah rendah,
c. Melemahkan pertumbuhan ekonomi (Pujiati, 2010 : 6).

Cara Mengatasi Pengangguran di Indonesia antara Lain adalah :

a. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama


yang bersifat padat karya
b. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang
timbulnya investasi baru
c. Menggalakkan pengembangan sector Informal, seperti home indiustri
d. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sector agraris
dan sector formal lainnya
e. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan,
jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara
langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Masalah ekonomi nasional merupakan cakupan dari ekonomi makro. Suatu negara dalam
rangka mengembangkan kehidupan ekonominya pastilah akan menemui beberapa hambatan.
Hambatan-hambatan itu merupakan masalah internal negara yang harus diselesaikan oleh
pemerintahan negara tersebut. Hambatan itu seperti laju inflasi yang tidak terkendali dan
masalah pengangguran yang tidak terlepas dari masalah kualitas dan kuantitas penduduk di
Indonesia yang sangat beragam. Dalam menyelesaikan masalahnya, pastilah suatu negara
menerapkan kebijakannya sebagai pemegang otonomi. Kebijakan itu berhasil atau tidak
merupakan hasil akhir yang harus diperjuangkan.

Peningkatan kesejahteraan penduduk adalah tujuan utama negara maka negara


dalam rangka mengatasi permasalahan kuantitas sumber daya manusia yang besar di
Indonesia, pemerintah mencanangkan :

1. Peningkatan keterampilan para pencari kerja melalui balai Latihan Kerja (BLK)
yang tersebar di seluruh nusantara.
2. Pengadaan program yang disebut tenaga kerja muda mandiri professional
(TKMMP) untuk membentuk wirausaha yang tangguh dalam ilmu pengetahuan,
kompetisi, dan perkembangan transformasi usaha.
3. Pelaksanaan program padat karya, yaitu suatu kegiatan atau usaha yang lebih
menekankan pada penggunaan tenaga kerja daripada modal.
4. Penciptaan iklim usaha yang baik sehingga meningkatkan iklim investasi dan
menarik minat investor. Dengan banyaknya investor dalam negeri maupun luar
negeri berarti akan menambah lapangan kerja baru.
5. Pembukaan kerjasama dengan negara lain dalam rangka menerima dan mengirim
tenaga kerja.
6. Penerapan kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat konstruktif untuk
mengontrol jumlah uang yang beredar, sehingga inflasi dapat ditargetkan.
7. Menerapkan good corporate governance untuk sistem perbankan di Indonesia
agar tercipta perbankan yang sehat dan stabil.
8. Melakukan penelitan dan pengembangan dalam rangka mencari sumber alternatif
selain BBM.

Dari keseluruhannya itu, kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah tidak akan
berhasil jika tidak ada partisipasi dari rakyat sendiri. Jadi, perekonomian suatu negara
akan membaik jika pemerintaha dan rakyatnya mau bekerja sama dalam menghadapi
problematika ekonomi di negaranya.

3.2 SARAN

Dengan adanya permasalahan yang dihadapi negara dalam mengembangkan


perekonomiannya, diharapkan masyarakat menyadari bahwa tugas pemerintah tidaklah mudah
dalam menumbuh kembangkan perekonomian negara. Sebagai masalah ekonomi jangka panjang,
pertumbuhan ekonomi makro Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah dan rakyat.
Pemerintah sebagai regulator dan rakyat sebagai pelaku ekonomi harus bertindak sesuai fungsi
masing-masing agar tercapai citi-cita negara.

Menyadari potensi diri lebih baik, untuk meningkatkan taraf hidup pada setiap individu,
tidak hanya mencari lapangan pekerjaan, namun diharapkan masyarakat dapat menciptakan
lapangan pekerjan agar perekonomian semakin lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ismailrasulong.wordpress.com

http://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/

http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/acontent/lapsem%20I%20APBN%202013.pdf

http://loeandguefriends.blogspot.com/2013/04/permasalahan-ekonomi-makro.html

http://www.scribd.com/doc/103479731/22/Perkembangan-Tingkat-Kemiskinan-di-Indonesia-
1998%E2%80%932012

http://k3dkebumen.wordpress.com/2014/01/23/angka-kemiskinan-di-tahun-2014-bertambah-048/

Boediono, DR. 1993. Ekonomi Makro. Yogyakarta : BPFE

Id.wikipedia.org

www.bi.go.id

www.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai