Anda di halaman 1dari 21

APLIKASI ELASTISITAS BAHAN

Oleh
Ayu Mega Mustika Dewi (161200004)
Gabriela Khatarine (161200006)
Kadek Dwi Trisna Prasanti (161200022)
Ni Luh Setiawati (161200038)

Kelas A1 Farmasi Klinis

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN
MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang
Hyang Widhi Wasa), karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul Aplikasi Elastisitas Bahan tepat waktu. Makalah ini
disusun dalam rangka memenuhi salah satu prasyarat dalam menempuh mata kuliah
Fisika yang diampu oleh Ibu Kadek Listuayu,S.Pd.M.Si.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami tantangan dan
hambatan, akan tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak, tantangan ini dapat diatasi.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari yang sempurna, baik dari
segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik membangun sangat
diharapkan guna memperbaiki karya ini dan makalah berikutnya.
Akhir kata, penulis berharap, makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca.

Denpasar, 18 November 2016


Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.4 Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari elastisitas pada bahan ........................................................ 4

2.2 Sifat elastisitas pada bahan ........................................................................ 4

2.3 Penerapan elastisitas pada suatu benda ..................................................... 11

2.4 Contoh soal terkait elastisitas .................................................................... 15

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan .................................................................................................. 17
3.2 Saran ......................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benda yang mengalami gaya dianggap tidak mengalami perubahan bentuk. Namun,
kenyataannya setiap benda akan mengalami perubahan bentuk apabila diberikan gaya
pada benda tersebut. Pada benda elastis, akan terjadi pertambahan panjang yang
merupakan akibat dari adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Benda ini
berlaku hampir pada semua materi padat, tetapi hanya pada suatu batas tertentu.
Apabila benda yang terjadi terlalu besar, maka benda pun akan meregang dengan
sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan benda tersebut akan patah. Gaya
luar yang dikerjakan pada benda tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk
pada benda (deformasi) yang tidak melebihi batas proposional. Dalam fisika, elastisitas
adalah kemampuan suatu zat padat untuk kembali ke bentuk awal setelah mendapat
gangguan luar yang diterapkan dan kemudian dihilangkan. Sebuah benda dengan
tingkat tinggi elastisitasnya mampu untuk memiliki banyak perubahan bentuknya, dan
masih bisa kembali ke bentuk aslinya. Zat padat dengan sedikit atau tanpa elastisitas
baik menjadi cacat permanen atau pecah ketika sebuah gaya yang diterapkan kepada
mereka. Elastisitas secara jangka panjang juga dapat digunakan untuk menggambarkan
kemampuan proses atau sistem untuk meregangkan atau bersikap fleksibel. Karena
molekul yang membentuk zat padat, cairan, dan gas, mereka semua bereaksi secara
berbeda terhadap tekanan dari luar.
Molekul-molekul yang membentuk zat padat diposisikan sangat dekat bersama-
sama dan ditemukan dalam susunan yang rapat. Ini berarti bahwa ada sedikit ruang
yang akan diberikan ketika gaya diterapkan pada suatu padatan. Molekul-molekul
cairan dan gas dalam posisi menyebar yang terpisah lebih jauh, dan bergerak lebih
bebas daripada zat padat. Ketika sebuah gaya yang diterapkan pada cairan dan gas,
mereka dapat mengalir disekitar gaya, atau akan mengalami dikompresi, atau tidak
seperti kebanyakan zat padat. Ada tiga kelas yang berbeda regangan (strain), tengangan

1
(stress) dan geser yang dapat mempengaruhi benda padat. Yang pertama adalah strain
juga disebut regangan yang terjadi ketika gaya yang sama tetapi berlawanan arah
diterapkan pada kedua ujung benda. Kompresi merupakan jenis yang kedua dari stress
atau tegangan, yang terjadi ketika sebuah benda yang diletakkan di bawah tekanan,
atau gaya dorong pada zat padat ini dalah arah 90 derajat dari permukaannya atau tegak
lurus bayangkan seperti meremukkan gulungan kertas kosong. Jenis terakhir dari
tegangan adalah geser, yang terjadi ketika gaya tersebut sejajar dengan permukaan
benda. Ini adalah jumlah gaya yang diterapkan pada suatu objek, bukan durasi, yang
akan menentukan apakah ia dapat kembali kebentuk semula. Ketika zat padat tidak
dapat kembali kebentuk aslinya, dikatakan telah melewati batas elastis. Batas elastis
adalah jumlah maksimum tegangan yang dapat dialami oleh zat padat yang akan
memungkinkan untuk kembali ke bentuk normal. Batas ini tergantung pada jenis bahan
yang digunakan. Misalnya karet gelang memiliki elastisitas tinggi, dan dengan
demikian batas elastis tinggi dibandingkan dengan batu bata beton, yang hampir tidak
elastis dan memiliki batas elastis yang sangat rendah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari elastisitas pada bahan?
2. Bagimanakah sifat elastisitas pada bahan?
3. Bagaimanakah penerapan elastisitas pada suatu benda?
4. Bagaimanakah contoh soal terkait elastisitas?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Untuk mengetahui pengertian elastisitas pada bahan;
3. Untuk mengetahui sifat dari elastisitas bahan;
4. Untuk mengetahui penerapan elastisitas pada suatu benda;
5. Untuk memahami soal yang terkait dengan elastisitas.

2
1.4 Manfaat Penulisan
1. Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai elastisitas pada bahan;
2. Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai sifat elastisitas bahan;
3. Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai penerapan elastisitas pada benda;
4. Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai pengerjaan soal yang terkait
dengan elastisitas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Elastisitas Bahan


Elastisitas adalah sifat benda yang cenderung mengembalikan keadaan ke
bentuk semula setelah mengalami perubahan bentuk karena pengaruh gaya
(tekanan atau tarikan) dari luar. Ketika diberi gaya, suatu benda akan mengalami
deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk. Karena mendapat gaya, molekul-
molekul benda akan bereaksi dan memberikan gaya untuk menghambat deformasi.
Gaya yang diberikan kepada benda dinamakan gaya luar, sedangkan gaya reaksi
oleh molekul-molekul dinamakan gaya dalam. Ketika gaya luar dihilangkan, gaya
dalam cenderung untuk mengembalikan bentuk dan ukuran benda ke keadaan
semula.

2.2 Sifat Elastisitas Bahan


Dalam ilmu fisika sifat benda dibedakan menjadi dua, yaitu sifat elastis dan
sifat plastis.
1. Sifat Elastis

Gambar 1.1
Kemampuan suatu zat padat untuk kembali kebentuk awal setelah mendapat
gangguan luar yang diterapkan dan kemudian dihilangkan. Benda-benda yang
memiliki elastisitas atau bersifat elastis, seperti karet gelang, pegas, dan pelat

4
logam disebut benda elastis. Pada gambar 1.1, apabila sebuah gaya F diberikan
pada sebuah pegas panjang pegas akan berubah. Jika gaya terus diperbesar, maka
hubungan antara perpanjangan pegas dengan gaya yang diberikan dapat
digambarkan dengan grafik dibawah ini.

Gambar 1.2
Berdasarkan grafik tersebut, garis lurus OA menunjukkan besarnya gaya F yang
sebanding dengan pertambahan panjang x. Pada bagian ini pegas dikatakan
meregang secara linier. Jika F diperbesar lagi sehingga melampaui titik A, garis
tidak lurus lagi. Hal ini dikatakan batas linieritasnya sudah terlampaui, tetapi pegas
masih bisa kembali ke bentuk semula. Apabila gaya F diperbesar terus sampai
melewati titik B, pegas bertambah panjang dan tidak kembali ke bentuk semula
setelah gaya dihilangkan. Ini disebut batas elastisitas atau kelentingan pegas. Jika
gaya terus diperbesar lagi hingga di titik C, maka pegas akan putus. Jadi, benda
elastis mempunyai batas elastisitas. Jika gaya yang diberikan melebihi batas
elastisitasnya, maka pegas tidak mampu lagi menahan gaya sehingga akan putus.

5
2. Sifat Plastis
Sifat plastis yaitu sifat benda yang tidak bisa kembali kebentuk semula setelah gaya
luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Contoh benda plastis adalah
tanah liat dan plastisin (lilin mainan).

Molekul-molekul cairan dan gas dalam posisi menyebar yang terpisah lebih
jauh, dan bergerak lebih bebas daripada zat padat. Ketika sebuah gaya yang
diterapkan pada cairan dan gas, mereka dapat mengalir di sekitar gaya, atau akan
mengalami dikompresi, atau tidak seperti kebanyakan zat padat. Besaran-besaran
yang berhubungan dengan sifat elastisitas benda antara lain sebagai berikut.
a. Tegangan ()
Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas
penampang tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.

b. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami
tegangan. Regangan dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan
panjang suatu benda terhadap panjang awalnya. Secara matematis, regangan
dirumuskan sebagai berikut.

6
c. Modulus Elastisits (Modulus Young)
Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang
tertentu untuk meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young
merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan pada benda. Nilai
modulus Young menunjukkan tingkat elastisitas suatu benda. Semakin besar
nilai modulus Young, semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk
meregangkan benda. Modulus Young dirumuskan sebagai berikut.

d. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu.
Apabila gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan
kembali ke bentuk semula ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi,
apabila gaya yang diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda
tidak dapat kembali ke bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah bentuk.

e. Elastisitas pada pegas


Pegas merupakan benda elastis karena dapat kembali ke bentuk semula
ketika gaya pada pegas dihilangkan. Gaya yang dapat menggerakkan benda
kembali ke bentuk semula disebut gaya pemulih.
1. Hukum Hooke
Pada tahun 1678, Robert Hooke menyatakan apabila pegas ditarik
dengan suatu gaya tanpa melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan
bekerja gaya pemulih yang sebanding dengan simpangan benda dari titik
seimbangnya tetapi arahnya berlawanan dengan arah gerak benda.
Pernyataan ini dikenal dengan hukum Hooke. Secara matematis, hukum
Hooke dinyatakan sebagai berikut.

7
F =-k x,
Tanda negatif pada hukum Hooke bermakna bahwa gaya pemulih pada
pegas selalu berlawanan dengan arah simpangan pegas. Tetapan pegas (k)
menyatakan ukuran kekakuan pegas. Pegas yang kaku memiliki nilai k
yang besar, sedangkan pegas lunak memiliki k kecil.
2. Tetapan Gaya pada Benda Elastis
Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa modulus Young
dirumuskan sebagai berikut.

Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat
ditulis sebagai berikut.

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas sebesar F


=-k x atau F = -k Dengan demikian, konstanta gaya pada benda
elastis dapat dirumuskan sebagai berikut.

3. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas


Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang
sesuai gaya yang diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi
gayaberupa susunan pegas (lebih dari satu)? Berbagai macam susunan
pegas antara lain sebagai berikut.
a. Susunan Seri pegas

8
Pertambahan panjang pegas yang disusun seri merupakan jumlah
pertambahan panjang kedua pegas. Jadi, tetapan pegas yang
disusun seri dihitung:

Jadi, ketetapan pegas yang disusun seri dihitung:

9
b. Susunan paralel pegas

Gaya mg digunakan untuk menarik kedua pegas sehingga


pertambahan panjang kedua pegas sama.

hukum hooke dan elastisitas

Konstanta pegas sendiri memiliki arti fisis sebagai ukuran kekakuan dari
sebuah benda. Atau dengan kata lain, pegas yang memiliki kontansta pegas k
yang besar cenderung lebih kaku dan berlaku sebaliknya.

10
2.3 Penerapan Elastisitas Pada Suatu Benda
Dalam kehidupan sehari-hari, alat yang menerapkan sifat elastis bahan banyak
dijumpai. Misalnya, pada mainan anak-anak seperti pistol-pistolan, mobil-
mobilan, dan ketapel; perlengkapan rumah tangga seperti kursi sudut dan
spring-bed. Di sini akan dikemukakan beberapa contoh pemanfaatan peranan
sifat elastis bahan.
a. Alat Ukur Gaya Tarik Kereta Api
Alat ini dilengkapi dengan sejumlah pegas yang disusun sejajar. Pegas pegas
ini dihubungkan ke gerbong kereta api saat kereta akan bergerak. Hal ini di
lakukan untuk diukur gaya tarik kereta api sesaat sebelum meninggalkan
stasiun.

b. Peredam Getaran atau Goncangan Pada Mobil


Penyangga badan mobil selalu dilengkapi pegas yang kuat sehingga
goncangan yang terjadi pada saat mobil melewati jalan yang tidak rata
dapat diredam. Dengan demikian, keseimbangan mobil dapat dikendalikan.

c. Peranan Sifat Elastis dalam Rancang Bangun


Untuk menentukan jenis logam yang akan digunakan dalam membangun
sebuah jembatan, pesawat, rumah, dan sebagainya maka modulus Young,
tetapan pegas, dan sifat elastis, logam secara umum harus diperhitungkan.

11
d. Contoh-Contoh Pemanfaatan Sifat Elastis dalam Olahraga
Di bidang olahraga, sifat elastis bahan diterapkan, antara lain, pada papan
loncatan pada cabang olah raga loncat indah dan tali busur pada olahraga
panahan. Karena adanya papan yang memberikan gaya Hooke pada atlit,
maka atlit dapat meloncat lebih tinggi daripada tanpa papan. Sedangkan tali
busur memberikan gaya pegas pada busur dan anak panah.

e. Penerapan Pegas pada sepeda motor atau mobil


Pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan sepeda motor.
Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor.
Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor
yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda
motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan
gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan.

12
Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah
termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara
merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman
ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda
motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya
berat sampai batas tertentu.

Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitasnya, maka lama
kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Agar pegas sepeda motor dapat
awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang
sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh
pegas (biasanya dua orang).

Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga
pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api. Pada mobil, terdapat juga
pegas pada setir kemudi. Untuk menghindari benturan antara pengemudi
dengan gagang setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum
I Newton (Hukum Inersia), ketika tabrakan terjadi, pengemudi (dan
penumpang) cenderung untuk terus bergerak lurus.

f. Tiang dan Balok penyanggah pada pintu


Setiap rumah atau bangunan lainnya pasti memiliki pintu atau
penghubungruangan yang bentuknya seperti gambar di bawah. Kebanyakan
bangunan menggunakan batu dan bata sebagai bahan dasar (disertai campuran
semen dan pasir).

Persoalannya, batu dan bata sangat lemah terhadap tarikan dan geseran
walaupun kuat terhadap tekanan. Misalnya, jika batu dan bata ditumpuk
(disusun secara vertikal) dalam jumlah banyak, batu dan bata tidak mudah patah
(bentuknya tetap seperti semula). Dalam hal ini batu dan bata sangat kuat

13
terhadap tekanan. Tetapi jika batu dan bata mengalami tegangan tarik dan
tegangan geser, batu dan bata mudah patah. Oleh karena itu digunakan balok
untuk mengatasi masalah ini. Balok mampu mengatasi tegangan tarik, tegangan
tekan dan tegangan geser. Jika kita amati balok penyanggah pada pintu rumah,
tampak bahwa balok tersebut tidak berubah bentuk. Sebenarnya terdapat
perubahan bentuk balok, hanya perubahannya sangat kecil sehingga tidak
tampak ketika dilihat dari jauh. Bagian atas balok mengalami mampatan akibat
adanya tegangan tekan yang disebabkan beban di atasnya, sedangkan bagian
bawah balok mengalami pertambahan panjang (akibat tegangan tarik).
Tegangan geser terjadi di dalam balok.

g. Timbangan
Timbangan yang kita gunakan untuk mengukur berat badan (dalam fisika,
berat yang dimaksudkan di sini adalah massa) juga memanfaatkan bantuan
pegas. Hidup kita selalu ditemani oleh pegas. Neraca pegas yang digunakan
untuk mengukur berat badan, terdapat juga neraca pegas yang lain.

h. Dinamometer
Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping adalah alat

pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada

percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas

tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan

percobaan mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas dikaitkan dengan

sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang. Regangan

pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya ditunjukkan oleh

jarum pada skala yang terdapat pada samping pegas.

14
2.4 Contoh Soal
1. Diketahui panjang sebuah pegas 25 cm. Sebuah balok bermassa 30 gram
digantungkan pada pegas sehingga pegas bertambah panjang 7 cm.
Tentukan modulus elastisitas jika luas penampang pegas 100 cm2
Diketahui :
Lo = 25 cm
L = 7 cm
m = 30 gram = 0.03 kg
F = w = m . g = 0.03(10) = 0,3 N
A = 100 cm2 = 0.01 m2
Ditanya :
E . . . .?
Jawab :
E = /e
E = (F /A ) / (L/Lo)
E = ( 0,3 N/ 0,01 m2) / (7 cm /25 cm )
E = (30 N/m2 ) / (0,28)
E = 107,1 N/m2
2. Sepotong kawat homogen panjangnya 140 cm dan luas penampangnya 2
mm2. Ketika ditarik dengan gaya sebesar 100 N, bertambah panjang 1
mm. Modulus elastik kawat bahan kawat tersebut adalah...
Diketahui:
Lo = 140cm = 1,4m
A = 2mm2 = 2.10-6 m2
F = 100 N
L = 1mm = 1.10-3 m
Ditanya: E?
Jawab:

15
a. Terlebih dahulu Hitung Tegangan

Tegangan = = 100 N / 2 . 10-6 m2

Tegangan = 50 . 106 N/m2
b. Hitung Regangan
Regangan = L / L0 = 10-3 / 1,4 m
c. Hitung Modulus Young

E = = (50 . 106 N/m2 ) : (10-3 / 1,4 m )

E = 7 . 1010 N/ m2

3. Berapa gaya yang dikerahkan agar sebuah pegas dengan konstanta pegas
40 N/m yang panjang mula-mula 5 cm menjadi 7 cm?
Penyelesaian :
Diketahui :
k = 40 N/m,
x1= 5 cm = 0,05 m,
x2= 7 cm = 0,07,
x = 0,07 m - 0,05m = 0,02 m
Jawab :
Besar gaya pegas F = - kx = (-40 N/m)(0,02 m) = -0,8 N
Gaya yang harus dikerahkan agar pegas meregang besarnya sama dengan
gaya pegas tetapi berlawanan arah. Besar gaya yang harus dikerahkan 0,8
N.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Elastisitas adalah kemampuan suatu zat padat untuk kembali ke bentuk
awal setelah mendapat gangguan luar yang diterapkan dan kemudian
dihilangkan. Sebuah benda dengan tingkat tinggi elastisitasnya mampu
untuk memiliki banyak perubahan bentuknya, dan masih bisa kembali ke
bentuk aslinya. Dalam ilmu fisika sifat benda dibedakan menjadi dua, yaitu
sifat elastis dan sifat plastis. Kemampuan suatu zat padat untuk kembali
kebentuk awal setelah mendapat gangguan luar yang diterapkan dan
kemudian dihilangkan. Benda-benda yang memiliki elastisitas atau bersifat
elastis, seperti karet gelang, pegas, dan pelat logam disebut benda elastis.
Sedangkan, sifat plastis yaitu sifat benda yang tidak bisa kembali kebentuk
semula setelah gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan.
Contoh benda plastis adalah tanah liat dan plastisin (lilin mainan). Besaran-
besaran yang berhubungan dengan sifat elastisitas benda antara lain
tegangan (), regangan (e), Modulus Elastisits (Modulus Young), batas
elastis, elastisitas pada pegas.

3.2 Saran
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dipahami oleh pembaca;
2. Harapan dari penulis adalah adanya saran maupun kritik yang dapat
membagun bagi penulis untuk pembuatan tugas makalah yang
selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ajarwati, Elsa.2016.Fisika Elstisitas.


https://www.academia.edu/5761863/Fisika_elastisitas_makalah.
(diakses tanggal 20 November 2016).
Anonim.2015.Hukum Hooke.http://ilmualam.net/elastisitas-dan-hukum-
hooke.html.(diakses tanggal 21 November 2016).
Zulqarnain,
Etrin.2014.Elastisitas.http://dokumen.tips/documents/makalah-
elastisitas-lengkap.html.(diakses tanggal 22 November 2016).

18

Anda mungkin juga menyukai