Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN PERSEMAIAN

TANAMAN SAYUR HIDROPONIK

LAPORAN UMKM TEKNOLOGI HIDROPONIK

Oleh :

DWIMIA SARI
SRI WAHYUNI
RESKI MAIYEDI
WENDY PRASETYA
IYAN EDIVIRSON
DEVID SEBASTIAN

Dosen Pengampu :

LEFFY HERMALENA S.Pi.,M.Si


NIDN : 1015037601

Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Eka Sakti

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-nya sehingga penyusun dapat melaksanakan Praktikum
Teknologi Hidroponik dan menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum dengan
judul Pengaruh Jenis Air Terhadap Pertumbuhan Persemaian Tanaman Sayur
Hidroponik. Selama penyusunan laporan ini penyusun menyadari banyak pihak
yang telah memberikan bantuan baik moral maupun spiritual kepada peyusun baik
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pada kesempatan ini penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Leffy Hermalena S.Pi.,M.Si
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah dan juga kepada teman teman seangkatan
mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Eka Sakti, yang turut membantu yang tidak dapat penyusun sebutkan
satu per satu. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala kritik, saran, dan informasi akan
diterima dengan ikhlas. Penyusun berharap semoga Laporan Praktikum Teknologi
Hidroponik ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca dan semua pihak.

Padang,3Juli 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bercocok tanam merupakan kegiatan yang sejak dahulu telah dilakukan


oleh nenek moyang kita. Kegiatan bercocok tanam lebih terkhusus pada sektor
pertanian yang dapat menunjang kebutuhan ekonomi masyarakat/petani. Petani
telah terbiasa melakukan sistem konvensional dalam bertani, yaitu dengan
mengolahan lahan terlebih dahulu, kemudian menunggu hujan turun adalah waktu
yang tepat untuk menanam. Tentu saja ini bukan lah kegiatan yang efektif jika
dibandingkan antara zaman dahulu dan zaman modern seperti saat ini.

Di Negara maju, kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan praktis, lebih


terkontrol dan terjadwal. Sistem bercocok tanam yang dikembangkan namun telah
ada sejak dahulu yaitu sistem hidroponik. Hidroponik merupakan cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah. Tanah yang sejatinya merupakan tempat
tumbuhnya tanaman dapat digantikan dengan media inert, seperti pasir, arang
sekam, rockwool, kapas, kerikil, dll. Di daerah dengan lahan yang tidak
produktif/margin, hidroponik menawarkan kegiatan pertanian yang dapat
dikembangkan dengan baik. Pertanian hidroponik mampu memberikan hasil
produksi dengan mutu yang tinggi yang dapat meningkatkan nilai jual tanaman
tersebut. Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada
budidaya dengan tanah. Lahan yang digunakan juga tidak perlu terlalu luas
asalkan nutrisi pada tanaman terpenuhi. Penggunaan sistem hidroponik lebih
menguntungkan, produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan
penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada
tanaman yang mati, bisa dengan mudah diganti dengan tanaman baru, dan
tanaman memberikan hasil yang kontinue.
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah :

1.) Apakah jenis air berpengaruh pada pertumbuhan benih tanaman ?


2.) Manakah air yang paling baik digunakan untuk persemaian ?
3.) Apakah nutrisi berperan penting pada saat persemaian ?

C. TUJUAN

1.) Mahasiswa mampu mengamati proses pertumbuhan tanaman


2.) Mahasiswa mampu menganalisa dan mengintrepetasikan air dan nutrisi
yang baik digunakan selama persemaian tanaman
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HIDROPONIK

Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman, terutama jenis sayuran


dan buah tanpa menggunakan media tanam berupa tanah. Media tanam yang
digunakan berupa rockwool, sekam bakar, hidrotion, atau pasir dengan
menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Semakin
menyempitnya lahan produktif, terutama di kota-kota besar membuat budidaya
tanaman melalui teknik hidroponik menjadi menarik dan semakin penting.
Apalagi kebutuhan manusia akan tanaman seperti sayuran dan buah semakin
meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dunia.

Menanam hidroponik pada dasarnya hampir sama dengan cara menanam


secara konvensional, baik itu cara pemilihan bibit, penyemaian hingga cara
penanamannya. Hanya saja media tanam antara menanam hidroponik dan
menanam secara konvensional berbeda.

Pada prinsipnya, cara menyemai benih tanaman hidroponik hampir sama


dengan cara konvensional, yang berbeda adalah teknik cara menyemai benih
tanaman tersebut. Sebelum ditanaman pada wadah hidroponik, benih sayur harus
disemai terlebih dahulu. Meskipun bisa langsung ditanam, proses penyemaian
dinilai penting. Proses penyemaian bertujuan agar pertumbuhan akar tanaman
lebih terkontrol sehingga tidak menjuntai atau menyentuh larutan nutrisi saat
ditanam.

B. PERTUMBUHAN PERSEMAIAN TANAMAN

Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume sel, pertambahan ukuran


sel yang bersifat irreversible (tidak dapat balik), karena adanya pembelahan
mitosis atau pembesaran sel. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dengan
busur pertumbuhan atau auksanometer. Tahapan pertumbuhan pada tanaman

 Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji
yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Proses
perkecambahan pada biji terdiri dari 2 proses :

1. Proses fisika, terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi), akibat dari
potensial air rendah pada biji yang kering.
2. Proses kimia, dengan masuknya air, biji mengambang dan kulit akan
pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon
giberelin. Hormon ini akan mendorong aleuron untuk mensintesis dan
mengeluarkan enzim. Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam endosperma.Misalnya, enzim amilase
menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi glukosa. Glukosa ini
diperlukan untuk pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.

 Tipe perkecambahan ada dua macam, antara lain:

1. Tipe perkecambahan epigeal

Tipe ini terjadi jika plumula (calon daun) dan kotiledon muncul di atas
permukaann tanah. Contoh: kacang hijau dan kacang tanah.

2. Tipe perkecambahan hypogeal

Tipe ini terjadi jika plumula (calon daun) muncul di atas permukaan tanah,
sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh: kacang kapri
dan jagung.

 Macam-Macam Pertumbuhan Pada tumbuhan

1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya
aktivitas meristem primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang.
Titik tumbuh primer dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar dan ujung batang.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan. Sel-sel
di daerah ini memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
c. Daerah diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi
menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan struktur khusus.
2. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan yang terjadi karena
adanya aktivitas dari sel-sel meristem sekunder, yaitu kambium dan
kambium gabus (felogen). Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan
dikotil.

C. FAKTOR PENGARUH TERHADAP KUALITAS TANAMAN

Kualitas tanaman yang baik dipengaruhi oleh :

a. Kualitas Benih

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Benih yang dipilih


untuk semai harus memiliki kualitas daya berkecambah yang baik dan
tahan penyakit. Untuk mengetahui daya kualitas benih dapat dilakukan
dengan metode sederhana. Metode sederhana dapat dilakukan dengan
merendam benih menggunakan air bersih dan tunggu sekitar 10 sampai 15
menit. Setelah itu, benih yang berada dalam kondisi tetap tenggelam dapat
digunakan dan memiliki daya perkecambahan yang lebih baik
dibandingkan benih yang berada dalam kondisi terapung diatas.
b. Pemilihan Media Semai

Tempat tumbuh dan berkembangnya semaian merupakan sesuatu


yang harus diperhatikan dengan serius. Media semai merupakan media
yang digunakan untuk benih tumbuh dan berkembang, termasuk juga pada
persemaian. Pemilihan media semai menjadi salah satu faktor untuk
mendukung dalam keberhasilan persemaian. Media untuk persemaian
khususnya hidroponik harus dalam keadaan bersih, steril, dan mampu
menyimpan air dengan baik. Kondisi bersih dan steril ini wajib agar tidak
menghambat proses benih dalam berkecambah.

c. Kebutuhan Air

Air merupakan faktor penting dalam persemaian karena untuk


menjaga kelembaban dan mendukung proses perkecambahan benih.
Kegagalan dalam persemaian terjadi karena saat proses perkecambahan,
air yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan. Jumlah air yang
terlalu sedikit membuat benih kering dan tidak dapat berkecambah dengan
baik dan jika jumlah air terlalu banyak dapat menjadikan benih menjadi
busuk dan tidak dapat berkecambah.

d. Kebutuhan Cahaya

Cahaya merupakan faktor terpenting dalam fotosintesis untuk


tumbuh dan berkembang tanaman, begitupun untuk proses persemaian.
Fotosintesis, proses dimana tanaman memasak makanan yang
membutuhkan cahaya, air, dan CO2. Semaian harus mendapat cahaya yang
cukup untuk proses perkecambahan benih. Efek negatif yang didapat jika
semaian kurang cahaya adalah benih sulit berkecambah, lambat
berkecambah dan dapat terjadi etiolasi. Ciri dari terjadinya etiolasi adalah
dengan memanjangnya batang namun tidak diikuti dengan pertumbuhan
daun.
e. Kebersihan

Kebersihan tempat persemaian adalah sesuatu yang wajib


dilakukan untuk mendapatkan hasil semaian yang baik. Menjaga
kebersihan berfungsi untuk menekan dan menghindari adanya jamur,
bakteri, dan virus yang dapat menghambat proses perkecambahan. Hal
wajib yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan adalah dengan
menggunakan wadah untuk semaian dan peralatan menyemai dalam
kondisi bersih. (Bayu, 2012)

D. AIR

Air (H 2 O) adalah cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau
yang ada dan dibutuhkan dalam kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, yang
secara kimiawi air terbentuk dari Hidrogen dan Oksigen. Air merupakan salah
satu faktor yang dapat mempercepat perkecambahan dan menghentikan masa
dormansi biji. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan
sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati
adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji menyerap air
dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk
embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-
sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik.

Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah hormon perkecambahan


awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin
meningkat. Selain itu masuknya air pada biji juga menyebabkan enzim aktif
bekerja. Bekerjanya enzim merupakan proses kimia. Enzim amilase bekerja
memecah tepung menjadi maltosa, selanjutnya maltosa dihidrolisis oleh maltase
menjadi glukosa. Protein juga dipecah menjadi asam - asam amino. Senyawa
glukosa masuk ke dalam proses metabolisme dan dipecah menjadi energi dan
senyawa karbohidrat yang menyusun struktur tubuh Asam - asam amino
dirangkaikan menjadi protein yang berfungsi menyusun struktur sel dan enzim -
enzim baru. Asam - asam lemak terutama dipakai untuk menyusun membran sel.

Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang


aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran
radikula makin besar dan kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada
akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup
lunak bagi embrio untuk dipecah.

Fungsi air untuk tanaman adalah:


1) Memberikan tekanan turgor pada dinding sel sehingga sel dapat membelah
dan tumbuh.
2) Merangsang terjadinya proses imbibisi, yaitu proses penyerapan air oleh
biji.
3) Sebagai bahan baku fotosintesis sehingga tanaman memproduksi glukosa.
4) Mendistribusikan hasil-hasil fotosintesis keseluruh bagian tanaman.
5) Bila tanaman kekurangan air, maka tanaman akan kering dan kekurangan
nutrisi karena tidak ada yang mengangkut nutrisi itu. Tapi jika kelebihan
air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan
terhambat dan kemungkinan akan mati.
 Jenis air yang digunakan :
1. Air AC
Air buangan AC memiliki kandungan yang berbeda dengan air biasa
seperti air sumur atau air keras. Air ini bisa disamakan dengan air suling
(namun tidak teralu bersih) karena tidak memiliki kandungan mineral di
dalamnya. Maka dari itu, air ini sangat cocok untuk dipakai menyiram
tanaman karnivora yang tidak bisa disiram dengan air mineral.
2. Air sumur
Air sumur mengandung banyak mineral yang baik untuk tanaman, air
sumur juga tidak mengandung antibiotik sehingga tidak membunuh
mikroba yang ada pada media tanam, yang bertugas sebagai dekomposer,
pengurai, pelarut hara, pemfiksasi, dan mikoriza. Air sumur adalah air
tanah yang mengandung fosfor dan zat kapur, air sumur baik digunakan
untuk penyiraman tanaman, air sumur juga mengandung kalium dan
magnesium.
3. Air mineral
Kandungan air di dalam jaringan tanaman sayuran berkisar antara 70 – 90
%. Dalam proses fotosintesa di dalaum daun, air merupakan salah satu
molekul yang mutlak diperlukan untuk menghasilkan karbohidrat. Karena
air merupakan salah satu sumber unsur Hidrogen (H) dan salah satu
sumber unsur Oksigen (O), dua diantara unsur penting yang dibutuhkan
tanaman.

4. Air PDAM

Air PDAM memiliki kandungan mineralnya sedikit karena air PDAM


sudah mengalami proses penjernihan, penyaringan, dan pengendapan
sehingga banyak mineral yang terbuang. Air PDAM sudah diberi klorin /
kaporit untuk membunuh mikroba dalam tanah yang berfungsi sebagai
decomposer, pengurai, pelarut hara, pemfiksasi (N), dan mikoriza.
Sehingga tanamannya jadi kurang subur. Air PDAM yang mengandung
kaporit / klorin dalam jangka panjang akan meracuni tanaman mulai dari
pH tanah, kesadaran, KTK tanah, residu klorin, dan kekahatan /
kekurangan unsur lain yang tertekan oleh klorin. Tanah yang sering
disiram dengan air ini akan cepat keras karena akumulasi klorin yang
berlebih, sehingga akar tanaman tidak berkembang biak.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

 Waktu : Senin, 20 Maret 2022.


 Tempat : Blasta Cafe
.

B. ALAT dan BAHAN


 Alat :

a. Nampan plastik

b. Gergaji / pisau

c. Tusuk gigi

d. Penggaris

 Bahan :

a. Rockwool

b. benih kangkung, sawi pahit, pak coy, selada merah, selada hijau, bayam
merah, sawi dakota, dan sawi pagoda.

c. Air AC, Air sumur, Air mineral, dan air PDAM.

C. CARA KERJA

1) Rendam benih dalam air biasa. Jika bibit tenggelam maka bibit tersebut
baik digunakan.
2) Memotong rockwool sejumlah yang akan digunakan dengan menggunakan
pisau atau gergaji besi kecil ukuran umum dalam pemotongan rockwool
yang digunakan adalah 2,5 × 2,5 × 2,5 cm.
3) Letakkan rockwool pada tray / alas semai.
4) Basahi rockwool dengan cara menyiram atau merendam, angkat dan
jangan peras.
5) Lubangi rockwool dengan menggunakan pinset atau tusuk gigi sedalam
0,5 cm.
6) Tanam 1 bibit / lubangi untuk tanaman besar seperti pakchoy dan selada,
lalu 3-5 benih untuk kangkung. Sedangkan untuk benih bayam hanya
menempelkan secukupnya dengan menggukan ujung jari yang dihasilkan
dan tidak pernah menghitung jumlahnya.
7) Setelah selesai menanam semua benih, simpan semaian selama semalam
atau sampai ada benih yang pecah . Akan lebih baik jika semaian disimpan
di tempat yang teduh dan tidak ada cahaya.
8) Setelah benih sprout, langsung kenalkan semaian dengan sinar matahari.
Ini dilakukan untuk menghindari tanaman menjadi kutilang atau etiolasi.
Perlu diperhatikan bahwa untuk menjemur semaian, tidak perlu menunggu
semua tanaman sprout. Jika sudah lebih dari 30% semaian sprout saja,
anda dapat langsung membawanya ke sinar matahari.
9) Selama tahap semai, pastikan media semai selalu dalam keadaan lembab
dengan cara menyemprotkan air memakai semprotan / spray atau
menyiram dasar tempat semaian agar rockwool tetap lembab.
10) jika semaian sudah berdaun, air yang digunakan untuk melembabkan dapat
menggunakan air nutrisi dengan PPM rendah sekitar 200-300 ppm.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Air AC
No. Tanaman Jumlah Bibit Keterangan
Hari Kecambah Tinggi Tanaman
Jadi
Minggu ke-1
Sawi
1 3 10
Pakchoy 1.11
Selada
2 2 12 0.54
Merah
Minggu ke-2
Sawi
1 4 12 2.86
Pakchoy
Selada
2 3 13 1.37
Merah

Tabel 4.1 persemaian menggunakan air AC

Air Sumur
Tinggi
No. Tanaman Hari Jumlah Bibit
Tanaman keterangan
Kecambah Jadi
(cm)
Minggu ke-1

1 kangkung 2 19 6.4
Sawi
2 1 10 1.4
Pagoda
Minggu ke-2

1 Kangkung 3 23 9.033
Sawi
2 2 12 1.83
Pagoda

Tabel 4.2 persemaian menggunakan air sumur


Air Mineral
Tinggi
No. Tanaman Jumlah
Hari Kecambah Tanaman keterangan
Bibit Jadi
(cm)
Minggu ke-1

Bayam
1 1 142 1.41666667
Merah
2 Sawi Pahit 2 6 0.2875
Minggu ke-2

Bayam
1 1 142 2.25
Merah
2 Sawi Pahit 1.83333 11 1.625

Tabel 4.3 persemaian menggunakan air mineral

Air PDAM
No. Tanaman Jumlah Bibit Tinggi Keterangan
Hari Kecambah
Jadi Tanaman
Minggu ke-1
1 Sawi Dacota 3 11 1.52
2 Selada Hijau 3 10 0.82
Minggu ke-2
1 Sawi Dacota 5 12 2.80
2 Selada Hijau 3 12 1.52

Tabel 4.4 persemaian menggunakan air PDAM

B. PEMBAHASAN

Air berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengaruh


air sangatlah penting karena air merupakan faktor yang paling utama bagi
tanaman. Jika tanaman di beri air, namun air tersebut mengandung bahan
berbahaya di dalamnya, maka tanaman tersebut akan mati. Jadi kita harus
mengetahui air apa saja yang berguna bagi tanaman tersebut. Sesuai dengan tabel
yang telah tercantum diatas, telah diperoleh data dari praktikum teknologi
hidroponik mengenai pengaruh jenis air terhadap pertumbuhan persemaian
tanaman sayur hidroponik, yakni air yang digunakan antara lain ;

a. Air AC
Pada data yang tertera di tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tanaman sawi
pakchoy pada hari kecambah ketiga terdapat 10 bibit jadi pada minggu
pertama dan pada hari kecambah keeempat terdapat 12 bibit jadi pada
minggu kedua dengan rata-rata tinggi normal dan tidak etiolasi. Begitu
pula dengan tanaman pada hari kecambah kedua terdapat 12 bibit jadi dan
hari ketiga terdapat 13 bibit jadi dengan tinggi yang normal pula atau tidak
etiolasi. Hal ini dikarenakan air buangan AC memiliki kandungan yang
berbeda dengan air biasa seperti air sumur atau air keras, sehingga cocok
untuk digunakan sebagai air persemaian hidroponik karena
pertumbuhannya bagus dan seimbang.
b. Air sumur
Pada data yang tertera di tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tanaman kangkung
pada hari kecambah kedua terdapat 19 bibit jadi pada minggu pertama,
lalu pada hari kecambah ketiga terdapat 23 bibit jadi pada minggu kedua.
Sedangkan tanaman sawi pagoda pada hari kecambah pertama terdapat
bibit jadi sebanyak 10 pada minggu pertama dan pada minggu kedua di
hari kecambah kedua terdapat 12 bibit jadi. Dapat dilihat bahwa memang
persemaian dengan air sumur memiliki jumlah bibit jadi yang lebih banyak
daripada air AC tetapi disini kondisi tanaman kangkung dan sawi
pagodanya mengalami etiolasi, sehingga tidak dapat dikatan lebih baik
dari air AC.
c. Air mineral
Pada data yang tertera di tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tanaman bayam
merah pada hari kecambah pertama terdapat sebanyak 142 bibit jadi pada
minggu pertama, begitu pula pada minggu kedua di hari kecambah kedua
terdapat sebanyak 142 bibit jadi, yang artinya bibit jadinya tidak
mengalami pertambahan yang signifikan. Lalu pada tanaman sawi pahit
pada minggu pertama dihari kecambah kedua terdapat 6 bibit jadi, dan
pada minggu kedua dihari kecambah 1.83333 terdapat 11 bibit jadi sawi
pahit dengan masing-masing kondisi tanaman yang sama-sama lambat
pertumbuhan dan perkembangannya, mulai dari batang dan daun tetapi
tidak etiolasi. Maka bisa dibilang masih kalah bagus dengan persemaian
menggunakan air AC
d. Air PDAM
Pada data yang tertera di tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tanaman sawi
dakota di minggu pertama pada hari kecambah ketiga terdapat 11 jumlah
bibit jadi dan pada minggu kedua di hari kecambah kelima terdapat 12
bibit jadi, sedangkan tanaman satunya yakni selada hijau pada minggu
pertama di hari kecambah ketiga terdapat 10 bibit jadi, lalu pada minggu
kedua di hari kecambah ketiga terdapat 12 bibit jadi. Persemaian dengan
air PDAM ini adalah yang paling kurang bagus dan kurang cocok
digunakan untuk persemaian tanaman sayur hidroponik daripada dengan
air yang lainnya, sekali lagi masih kalah dengan air AC, karena hasilnya
yang kurang maksimal diantara yang lain, selain pertumbuhannya lambat
dan juga pertumbuhannya mengalami etiolasi, hal ini karena air PDAM
mengandung kaporit / klorin, yang apabila dalam jangka panjang akan
meracuni tanaman mulai dari pH tanah, kesadaran, KTK tanah, residu
klorin, dan kekahatan / kekurangan unsur lain yang tertekan oleh klorin,
sehingga tanamannya jadi kurang subur.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan


media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau
bahana lainnya yang mengandung unsure hara. Teknik hidroponik ini juga
terjamin kebebasannya dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih cepat dan
pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati bisa diganti dengan
tanaman baru dengan mudah tanaman akan memberikan hasil yang continue, dan
lain sebagainya.

Air merupakan faktor penting dalam persemaian karena untuk menjaga


kelembaban dan mendukung proses perkecambahan benih. Kegagalan dalam
persemaian terjadi karena saat proses perkecambahan, air yang diberikan kurang
sesuai dengan kebutuhan. Jumlah air yang terlalu sedikit membuat benih kering
dan tidak dapat berkecambah dengan baik dan jika jumlah air terlalu banyak dapat
menjadikan benih menjadi busuk dan tidak dapat berkecambah.

Jenis air diantara air AC, Air sumur, Air mineral dan Air PDAM, yang
paling baik digunakan untuk persemaian yakni air AC, karena air buangan AC
memiliki kandungan yang berbeda dengan air biasa seperti air sumur atau air
keras, sehingga cocok untuk digunakan sebagai air persemaian hidroponik karena
pertumbuhannya bagus dan seimbang.

B. SARAN

Agar menunjang keberhasilan kegiatan praktikum maka apabila


selanjutnya melakukan persemaian lagi, terutama tanaman hortikultura disarankan
menggunakan air AC untuk mengembangkan teknik bertanam hidroponik secara
maksimal dan diharapkan mampu meningkatkan hasil produksi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. “Manfaat Air AC Untuk Tanaman”. Diunduh pada


https://www.99.co/blog/indonesia/manfaat-air-ac/. Tanggal 16 Mei
2019.

Bahri. 2015. “Laporan Pengaruh Jenis Air Terhadap Kecepatan Pertumbuhan


Kacang Hijau”. Diunduh pada
http://modernbahri.blogspot.com/2015/12/setelah-kita-melakukan-
praktikum-pasti.html. Tanggal 15 Mei 2019.

Franata, Rendy. 2013. “Makalah Teknik Hidroponik”. Diunduh pada


https://www.academia.edu/4972128/Makalah_Hidroponik?
auto=download. Tanggal 13 Mei 2019.

Hakim, Abdul. 2011. “Pengaruh Kandungan Air pada Tanaman”. Diunduh pada
http://tikabdhakim.blogspot.com/2011/09/kti-pengaruh-kandungan-air-
pada-tanaman.html. Tanggal 15 Mei 2019.

Kaleleng, Ashabul Kahfi. 2016. “Tugas Biologi Terapan Praktikum Hidroponik”.


Diunduh pada http://azhabulnoezdha.blogspot.com/2016/12/laporan-
praktikum-hidroponik.html. Tanggal 16 Mei 2019.

Meilinda, Anik. 2015. “Pengaruh Jenis Air Terhadap Pertumbuhan dan


Perkembangan Tanaman”. Diunduh pada
http://meilindapogong.blogspot.com/2015/10/v-
behaviorurldefaultvmlo_1.html. Tanggal 14 Mei 2019.

Wahyu, Dwi. 2013. “Pengaruh Jenis Air Terhadap Pertumbuhan Kecambah


Tanaman Kacang Hijau”. Diunduh pada http://dewahyu-
wm.blogspot.com/2013/10/pengaruh-jenis-air-terhadap-
pertumbuhan.html. Tanggal 15 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai