Anda di halaman 1dari 17

Tugas Ilmu bangunan dan lingkungan Pertanian

BANGUNAN GREENHOUSE

DOSEN PENGAPU:
DR. RER. NAT. OLLY SANNY HUTABARAT, STP.,M.SI.

DISUSUN OLEH
FERNANDO G041191057

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumuhan dan perkembangan tanaman holtikultura merupakan suatu aspek yang
penting karena tahaman tersebut merupakan tanaman yang mengandung gizi berupa
serat, vitamin, protein dan lain-lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Pertumbuhan tanaman holtikultura perlu ditujang dengan sebuah bangunan agar
pertumbuhannya tidak terganggu oleh faktor seketarnya seperti kurangnya
pencahayaan dan sebaginya salah satu bangunan yang digunakan untuk meningkatkan
produktifitas tanaman adalah greenhouse. Greenhouse adalah sebuah bangunan yang
dibentuk untuk menghindari dan merawat tanaman terhadap berbagai macam cuaca.
Jenis tanaman yang tidak sesuai dengan iklim lokal seperti, tanaman hias, sayuran
dan buah yang bernilai ekonomi tinggi namun sulit dibudidayakan di lahan luar dapat
dibudidayakan melalui pengendalian iklim didalam green house.
konstruksi bangunan greenhouse terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling
menopang dan mendukung satu dan lainnya dalam menopang pembebanan yang
terjadi untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada bangunan. Struktur bangunan
yang baik merupakan struktur yang layak dalam memenuhi kebutuhan struktural
bangunan sehingga dapat tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi penggunanya.
Keamanan struktur bangunan mutlak harus memperhatikan sifat fisik dan mekanik
bahan yang disertai pertimbangan faktor keselamatannya.
Iklim memiliki pengaruh penting terhadap kondisi fungsional greenhouse
dalam menciptakan kondisi yang optimal bagi budidaya tanaman. Parameter iklim di
sekitar bangunan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap kondisi lingkungan
di dalam bangunan pada ruang terbatas yang berbeda dengan kondisi iklim di luar
bangunan. Kondisi lingkungan disekitar greenhouse tersebut sangat mempengaruhi
kondisi kenyaman termal di dalam bangunan.
Agar kontruksi bangunan greenhouse dapat bertahan lama dan tahan terhadap
faktor yang mempengaruhi umur bangunan tersebut seperti iklim, cuaca dan lain lain
diperlukan pemilihan kontruksi yang tepat dan perawatan pada bangunan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan referensi mengenai bangunan
greenhouse yang meliputi manfaat bangunan, spesifikasi bangunan, pengelolaan
bangunan yang digunakan sebagai acuan dalam pembangnan, perawatan bangunan
fungsi dari bangunan tersebut.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukan kajian mengenai bangunan greenhouse untuk mengetahui manfaat
dari bangunan green house, spesifikasi bangunan, pengelolaan bangunan untuk di
aplikasikan di dalam bidang pertanian khusunya pada tanaman holtikultura
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Greenhouse
Rumaha Kaca (Greenhouse) Rumah kaca memiliki bentuk yang menyerupai dengan
rumah-rumahan yang tertutup dan transparan yang bisa ditembus oleh cahaya
matahari. Lalu cahaya matahari dimanfaatkan untuk menanam tanaman agar tanaman
tersebut tumbuh secara optimal tanpa dipengaruhi adanya iklim luar. Untuk tujuan
tersebut, rumah kaca sebaiknya mempunyai transmisi cahaya yang tinggi, konsumsi
panas yang rendah, ventilasi yang cukup dan efisien, struktur yang kuat, kontruksi,
dan biaya operasional yang murah serta berkualitas tinggi. Rumah kaca merupakan
media yang digunakan untuk mengendalikan dan menjaga keadaan iklim, serta
lingkungan di dalam suatu ruangan atau bisa disebut dengan iklim buatan untuk
menjaga kelembapan udara, tanah, suhu, dan intensitas cahaya. Sehingga besarnya
suhu, tingkat kelembapan, dan kadar asam dalam tanah di dalam rumah kaca tersebut
akan berbeda dengan kondisi suhu, kelembapan, dan tanah diluarnya. Beberapa
parameter yang diperhatikan didalam rumah kaca, diantaranya adalah suhu ruangan,
suhu tanah, kelembapan udara, pengairan, pemupukan, kadar cahaya, dan pergerakan
sirkulasi udara (ventilasi). Dan pada penelitian ini parameter yang digunakan adalah
suhu dan kelembaban. Serta bentuk rumah kaca yang akan di design adalah dalam
bentuk kotak yang memiliki ventilasi untuk pergerakan sirkulasi udara (Ancela, 2015)

Gambar 1. Greenhouse (Sumber: Nafila et al., 2018).


konstruksi bangunan greenhouse terdiri dari bagianbagian struktur yang saling
menopang dan mendukung satu dan lainnya dalam menopang pembebanan yang
terjadi untuk memberikan kekuatan dan kekakuan pada bangunan. Struktur bangunan
yang baik merupakan struktur yang layak dalam memenuhi kebutuhan struktural
bangunan sehingga dapat tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi penggunanya.
Keamanan struktur bangunan mutlak harus memperhatikan sifat fisik dan mekanik
bahan yang disertai pertimbangan faktor keselamatannya (Nafila et al., 2018)

2.2 Parameter Lingkungan Pertumbuhan Tanaman

Menurut (Rizkiani et al., 2020) Parameter lingkungan pertumbuhan tanaman dalam


greenhouse di pengaruhu oleh beberapa faktor seperti :
1. Cahaya Faktor cahaya pada bangunan greenhouse berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu pada proses fotosintesis
tanaman. Dalam proses ini energi cahaya sangat diperlukan untuk
berlangsungnya penyatuan CO2 (karbondioksida) dan H2O (air) untuk
membentuk karbohidrat. Sumber cahaya pada bangunan greenhouse dibagi
menjadi dua, yakni cahaya alami matahari dan cahaya buatan. Cahaya matahari
yang masuk ke dalam greenhouse harus dapat diserap, ditransmisikan, atau
bahkan dipantulkan kembali. Pengaturan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengontrol gelombang cahaya yang diterima oleh tanaman dan untuk
mengontrol suhu di dalam bangunan greenhouse. Energi cahaya matahari yang
masuk ke dalam greenhouse secara radiasi dipantulkan ke seluruh permukaan
pada bangunan yang terkena cahaya secara langsung. Energi ini diubah menjadi
energi panas. Pada tanaman, energi panas berpengaruh pada proses
evapotranspirasi atau proses kehilangan cairan pada tanaman. Pengendalian
cahaya untuk masuk ke dalam bangunan dapat melalui dua akses, yakni melalui
atas bangunan dan melalui samping bangunan. Akses cahaya dari samping
melalui bukaan atau material transparan pada selubung bangunan. Akses cahaya
dari atas dilakukan dengan menerapkan skylight.
2. Angin atau Udara Pengendalian angin atau udara pada greenhouse diperlukan
untuk menghindari penumpukan udara panas akibat dari cahaya matahari yang
masuk ke dalam bangunan. Pengendalian udara juga diperlukan dalam
penelitian tanaman, pada kegiatan penelitian dibutuhkan kondisi udara tertentu
sesuai dengan kebutuhan lingkungan tumbuh tanaman. Pengendalian udara
pada greenhouse dapat mengunakan sistem penghawaan berupa ventilasi baik
secara alamiah maupun mekanis.
3. Utilitas Air (Irigasi) Salah satu kebutuhan utama dalam budidaya tanaman
adalah air. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air dalam greenhouse,
diperlukan rancangan sistem utilitas air yang baik pada tanaman. Pengertian
utilitas air pada tanaman atau irigasi secara umum yaitu pemberian air kepada
tanah dengan maksud untuk memasok lengas esensial bagi pertumbuhan
tanama. Pemberian air irigasi pada tanaman harus disesuaikan dengan
fungsinya, yaitu digunakan untuk memberikan nutrisi pada tanaman (peraturan
pemerintah No. 23 pasal 4 dan 7 tahun 1982 tentang irigasi). Pemberian air
irigasi diberikan secara tepat dan efisien sesuai dengan jumlah dan waktu yang
diperlukan oleh tanaman agar memperoleh hasil pertanian yang optimal.
4. Media tanam Media tanam merupakan bahan atau perantara yang digunakan
untuk tempat tumbuh dan berkembang akar tanam. Bahan media tanam yang
umum adalah media tanah, serbuk kayu, pakis, dsb. Namun dalam
perkembangannya, media tanam berupa bahan ini dapat ditiadakan dengan tetap
memerhatikan unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Teknologi yang
digunakan untuk media tanam tanpa bahan tanam dikenal dengan istilah
hidroponik.

Gambar 2. Media Tanam (Sumber Rizkiani et al., 2020).


2.3 Perawatan Dan Pemeliharaan Greenhouse

Menurut (Hakim et al., 2021) Adapun cara pemeliharaan green house antara lain:
1. Membongkar kembali atap serta tatanan Green House Pembongkaran atap ini
dilakukan untuk karena atap green house sudah tidak layak pakai maka kami
berinisiatif untuk membongkar atap yang menjadikan awal action dari
perbaikan green house. Pembongkaran atap juga mempermuda dalam proses
pengerjaan dan dalam menentukan letak-letak tanamanan dengan baik.
2. Membersihkan lingkungan Green House setelah pembongkaran dilakukan
Membersihkan lingkungan green house setelah pembongkaran sangat
diperlukan karena sisa-sisa atap yang diperlukan harus dipindahkan agar
nampak lebih indah, bukan hnya itu sja pemangkasan tanaman-tanman liar juga
diperlukan untuk menjaga kebersihan serta perkembangan tanaman yang ada
pada green house.
3. Pemasangan atap pada Green House Pemilihan bahan atap hams
mempertimbangkan karakteristik fislk, tennal, optik, dan harga bahan tersebut.
Karakteristik termal atap rurnah tanaman terhadap radiasi matahari meliputi
transmissivity, absorptivity, dan reflectivity. Dari segi optik, atap rumah
tanaman perlu mempunyai karakteristik dapat meneruskan sebanyak mungkm
sinar tampak yang diperlukan tanaman untuk fotosintesis. Berbagai jenis bahan
Pendahuluan atap rumah tanaman masing-masing mempunyai karakteristik
tertentu, baik fisik maupun termal. Karakteristik fisik dan radiasi termal
(panjang gelombang >2800 nm) beberapa bahan atap rumah tanaman. Di dalam
greenhouse, parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, yaitu cahaya matahari, suhu udara, kelembaban udara, pasokan
nutrisi, kecepatan angin, dan konsentrasi karbondioksida dapat dikendalikan
dengan lebih mudah. Penggunaan greenhouse memunglunkan dilakukannya
modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi
lebih mendekati kondisi optimum bagi perturnbuhan tanaman.
4. Pembuatan pintu pada Green House Pembuatan intu dilakukan sebabkan
karena pintu green house sudah sangat layak pakai, kayu yang mulai rapuh dan
rang besi yang tidak bagus sehingga pembuatan pintu sangat diperluka. Bukan
anya itu saja tetapi pintu green house juga salah satu cara untuk menjaga
tanman-tanaman yang ada digreen house karena lokasi green house kali ini
terletak dipemungkiman rumah warga sekitar yang memiliki ternak, sehingga
pembuatan pintu ini utama dalam kegiatan yang dilakukan
5. Pengecetan pada Green House Pengecetan green house dilakukan untuk
memberikan efek lebih indah dikarenakan cet yang digunakan berwarna hijau
sesuai dengan tanaman-tanaman hijau yang ada pada green house.
6. Pembuatan pot tanaman organik yang terbuat dari botol bekas Pembuatan pot
tanaman organik yang terbuat dari botol bekas ini merupakan wadah untuk
penanaman bibit yang dilakukan untuk memanfaatkan botol bekas yang tidak
digunakan yang berserakan di lingkungan green house. Agar lebih bermanfaat
maka botol bekas dijadikan tempat penaman bibit kangkung dan bayam.
7. Penataan pot pada stand pot tanaman organik pada Green House Rak stand pot
dari material kayu cocok digunakan untuk jenis tanaman apa saja. Secara
desain, rak ini memang lebih sederhana dibandingkan rak bermaterial besi.
Namun, rak dari kayu memberikan kesan yang lebih natural. Rak kayu juga
cocok digunakan di dalam ataupun luar ruangan. Tidak hanya itu, kehangatan
material kayu yang berpadu dengan tanaman organik yang indah akan
menciptakan harmoni yang memberikan efek menenangkan

2.4 Fungsi Greenhouse

Menurut Usman, (2017) Greenhouse memiliki fungsi yaitu:


1. Menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman, karena air hujan
dapat menyebabkan tumbuhan tersebut rusak atau mati, karena suhu diluar
ruangan yang berbeda-beda.
2. 2) Menghindarkan lahan dari kondisi yang becek, jika lahan becek, maka
struktur tanah akan berubah yang dapat menyebabkan pertumbuhan suatu
tumbuhan dapat terganggu.
3. Mencegah masuknya air hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat
mengencerkan larutan hara)
4. Mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada
saat terik. Ada dua fungsi atap plastik pada greenhouse yaitu menghindari panas
terik, dan ketika matahari menyentuh atap greenhouse maka panas akan diserap
dan akan dihasilkan pencahayaan yang di butuhkan oleh tumbuhan yang ada di
dalamnya. Dalam hal ini, greenhouse biologi juga sudah memenuhi kriteria.
Hanya saja atap greenhouse yang kurang bening sehingga kurang maksimal
untuk menerima cahaya.
5. Mengurangi tingkat serangan OPT. OPT sendiri merupakan organisme
pengganggu tanaman seperti kutu dan lain-lain.
6. Fotosintesis dapat berlangsung secara sempurna. Jadi, kualitas atap pada
greenhouse berpengaruh pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan
yang ada di dalam greenhouse tersebut.

2.5 Struktur Greenhouse

Menurut Usman, (2017) bangunan green house memiliki beberapa struktur antara
lain:
1. Tinggi rumah tanaman
 Tinggi bangunan minimum 3,4 – 4 m, ini agar udara tidak panas. Kisaran
suhu yang baik 25 oC – 27 oC dengan kelembaban minimum 50%.
 Tinggi talang air 2.8 m – 3 m untuk rumah dengan banyak atap (multi span)
guna memberi keleluasaan mesin bebas bergerak.
2. Pondasi
 Pondasi harus dirancang kuat menahan beban ke atas, penggulingan, dan
penurunan beban ke bawah.
 Pondasi permanen harus disiapkan utntuk material berupa kaca dan plastik
berat.
 Rumah tanaman yang ditutup dengan polyethylene biasanya tidak
memerlukan pondasi yang kuat. Tetapi tiang pendukung harus di set pada
pijakan kaki beton. Untuk rumah tanaman terbuat dari kayu maka dinding
beton yang diperkuat pada bagian bawah dengan tinggi 0.4 harus
dipersiapkan sebagai pendukung bangunan.
3. Ventilasi :
 lebar ventilasi greenhouse yang harus dirancang adalah pembukaan 18-
29% dari lebar lantai.
 Ventilasi berfungsi agar udara panas keluar lancer.
4. Rangka dan penutup
 Rangka harus mampu menahan beban jeruji pembawa hingga 25 kg atau
m2.
 Rangak harus mampu menahan tiupan angin maksimum 250 km atau jam
Material rangka dapat menggunakan baja, kayu dan aluminium
5. Penutup harus cukup terang untuk meneruskan cahaya secara optimal. Bersifat
awet dan ekonomis 25 Menahan beban berata dari tiupan angin hingga 150 km
atau jam Harus dipasang secara erat atau pas
6. Material penutupan
 Kaca : dapat meneruskan cahaya paling bagus.
 Plastik polyethylene melindungi atap dengan bagus dri hujan, harga murah,
dan memrlukan sedikit komponen struktural.
 Serat kaca (fiberglass) : bersifat awet, kaku, dan tersedia dalam berbagai
tingkat penerusan cahaya.
 Plastik gelombang lembaran : perlindungan yang baik dari hujan,
penerusan cahaya yang lebih bagus, plastik jenis ini memiliki harga, biaya
perawatan, dan pemasangan tinggi.
 Kasa (screen) : kasa biasa digunakan untuk peneduhan, perlindungan dari
dahan atau ranting yang jatuh, tapi tidak bisa melindungi dari hujan. Kasa
memiliki harga, biaya pemasangan, biaya perawatan yang rendah
2.6 Bentuk Atap Greenhouse
Menurut Usman, (2017) Bentuk atap greenhouse Konstruksi greenhouse memiliki
beberapa jenis berdarakan penampang melintang yaitu:
1. Flat. Tipe flat memiliki konstruksi sederhana digunakan untuk proses
persemaian.

Gambar .3. Atap datar (flat) (Sumber: Usman, 2017)


2. Shed. Tipe shed memiliki konstruksi atap miring yang bersandar pada dinding
bangunan lain (base wall) dan ada juga yang tidak.

Gambar .4. Atap Tipe shed (Sumber: Usman, 2017)


3. Uneven span. Tipe uneven span memiliki kontruksi bagian atap yang memiliki
kemiringan berbeda pada tiap sisinya.
4. Gable. Tipe gable memiliki konstruksi atap berbentuk segitiga sama sisi, dan
dindin berbentuk tegak.
Gambar .6. Atap Uneven span (Sumber: Usman, 2017)

Gambar .7. Atap segitiga (gable) (Sumber: Usman, 2017)


5. Venlo house. Tipe venlo house memiliki konstruksi hasi dari modifikasi gable
untuk digunakan dalam hal komersil, dengan tiga atau emapt atap gable dalam
satu bentang.

Gambar .8. Atap segitiga pantau (venlo house) (Sumber: Usman, 2017)
6. Mansard. Tipe mansard memiliki konstruksi atap rumah berbentuk kurva
lengkung yang terdiri dari beberapa segmen garis lurus agar memaksimalkan
radiasi matahari yang akan diserap oleh greenhouse.
7. Arch. Tipe arch memiliki kontrusksi atap berbentuk lengkung agar lebih
muda dalam hal pemasangan plastic film sebagai bahan dasar atapnya.

Gambar .9. Atap Arch (Sumber: Usman, 2017)


8. Quonset dan Cold Frame. Tipe quonset dan cold frame memiliki konstruksi
hasil modifikasi dari tipe arch.

2.7 Standar Bangunan Greenhouse

Standar bangunan greenhouse Perancangan greenhouse di kawasan tropis basah


seperti di Indonesia, memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dengan
rancangan greenhouse di kawasan subtropik. Kawasan subtropika dengan empat
musim, rumah tanaman memiliki peran penting sebagai fasilitas produksi sayuran
daun, sayuran buah, dan bunga dengan prinsip penggunaan greenhouse, pemanenan
panas radiasi matahari memungkinkan pertumbuhan tanaman pada
musim dingin, karena suhu udara di dalamnya dapat dijaga agar tidak terlalu rendah.
Rumah tanaman atau greenhouse kawasan iklim tropis basah dirancang dengan fungsi
utama sebagai pelindung tanaman dari gangguan lingkungan yang tidak sesuai
dengan melindungi dari serangan hama penyakit, angin kencang, dan
panas berlebihan Usman, (2017)
2.8 Jenis Dan Tipe Greenhouse
Jenis greenhouse Jenis greenhouse adalah pembedaan ragam greenhouse berdasarkan
material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa pada perbedaan
biaya pembangunan dan umur pakai greenhouse menurut Usman, (2017) Greenhouse
yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu greenhouse bambu,
greenhouse kayu dan greenhouse besi.
1. Greenhouse bambu

Gambar 10. Greenhouse Bambu (Sumber: Usman, 2017)


Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai greenhouse produksi. Greenhouse ini
secara umum adalah jenis greenhouse yang paling murah biaya pembuatannya dan
banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Namun kelemahan
dari greenhouse ini adalah umurnya yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat
menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya,
maka greenhouse bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
2. Greenhouse kayu

Gambar 11. Greenhouse Kayu (Sumber: Usman, 2017)


Lebih baik dari greenhouse bambu adalah grenhouse dengan material kayu, terutama
jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding greenhouse bambu
umur pakai greenhouse kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan
lebih baik. Beberapa jenis greenhouse kayu, bagian dinding bawah dibuat dari
pasangan bata yang diplester. Jenis greenhouse ini bahan atapnya sudah lebih
bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca. 30
3. Greenhouse besi Gambar II.9.

Gambar 12. Greenhouse Besi (Sumber: Usman, 2017)


Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah greenhouse yang
menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped
galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan sehingga tidak
terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi,
tetapi sanitasi yang terjadwal. Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis
tambahan peralatan atau optional dapat dipasangkan pada jenis greenhouse besi,
sehingga penggunaan greenhouse dapat dilakukan secara
3. PENUTUP

Kesimpulan
Greenhouse merupakan rumah tempat tumbuh tanaman holtikultura yang dibangun
untuk dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman tersebut dimana suhu dan
intensitas pencahayaan yang di terima pada tanaman dapat di atur sesuai kebutuhan
agar bangunan greenhouse ini dapat bertahan lama di perlukan kontruksi yang baik
serta perawatan pada bangunan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ancela, S. (2015). Rancang Bangun Pengontrolan Suhu Dan Kelembaban Pada


Green House Dengan Jarak Jauh. skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Hakim, N. P., Apriani, A., Amri, S., & Anggraeni, P. (2021). Peningkatan
Produktivitas Green House Untuk Tanaman Organik Kangkung Dan Bayam
Di Smk Negeri 1 Bantaeng. Journal Lepa-Lepa Open, 1, 520–528. Https:
Atau Atau Ojs.Unm.Ac.Id Atau Jllo Atau Article Atau Download Atau
18763 Atau Pdf
Nafila, A., Prijatna, D., & Herwanto, T. (2018). Percobaan Rumah Kaca Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran ( Structural And Functional Analysis Of
Greenhouse, Case Study At Experimental Field And Greenhouses Faculty
Of Agriculture , Universitas Padjadjaran). Jurnal Teknotan, 12(1), 36–49.
Rizkiani, D. N., Sumadyo, A., & Marlina, A. (2020). Greenhouse Sebagai Wadah
Penelitian Hortikultura. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur (Senthong),
3(2), 461–470.
Usman, N. (2017). Kawasan Hortikultura Dengan Konsep Greenhouse Di Makassar.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin : Makassar.

Anda mungkin juga menyukai