Kota Kediri
2024
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Dalam setiap budidaya dan penelitian tanaman dilakukan di lingkungan dan iklim
ideal tanaman tumbuh. Jika dipindah lingkungan dan iklim yang tidak sesuai maka
tanaman tersebut tidak akan tumbuh optimal. Hal tersebut menjadi sebuah keraguan dan
hambatan bagi proses penelitian dan budidaya tanaman. Untuk mengatasi hal itu, maka
dibuatlah kondisi yang iklim yang ideal sesuai dengan ikim asal tanaman.
Rumah kaca biasa disebut green house merupakan teknologi budidaya dan
penelitian tanaman yang ditujukan merakayasa beberapa variabel agar sesuai dengan
kondisi lingkungan asli agar dapat menyediakan faktor tumbuh kembang tanaman saat itu.
Variabel-variabel pokok yang perlu diatur dalam rumah kaca yaitu temperatur,
kelembaban udara, kelembaban tanah dan intensitas cahaya (Hariadi, T. K, 2007).
IoT (Internet of Things) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan kita untuk
menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor jaringan dan
aktuator untuk memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri, sehingga
memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak berdasarkan informasi
baru yang diperoleh secara independen (Ménard, A., 2017). Pada penelitian ini, digunakan
aplikasi Blynk yang terintegrasi dengan green house. Aplikasi ini dapat diakses melalui
smartphone pengguna asalkan keduanya terhubung dengan jaringan internet.
Pada penelitian ini dirancang purwarupa green house yang dapat dikontrol
parameter suhu, kelembapan, intensitas cahaya, dan kebutuhan arinya agar kondisi di
dalam green house tetap stabil. Digunakan mikrokontroler ESP32 yang berfungsi sebagai
pusat pengontrolan, penghubung dengan aplikasi, dan sumber data masing-masing sensor.
Mikrokontroler ESP32 akan mengirim data ke aplikasi dan ditampilkan, pengguna dapat
melihat kondisi lingkungan green house secara real time.
Green house ini memiliki banyak perangkat elektronik di dalamnya yang pasti
membutuhkan banyak enegi listrik dalam penggunaannya. Banyaknya pennggunaan listrik
ini juga berdampak ke emisi karbon. Demi mendukung pengurangan emisi karbon, green
house ini memiliki panel surya sebagai penghasil energinya.
I. 2. Rumusan Masalah
I. 3. Tujuan
1. Merancang sistem green house otomatis yang mampu bertindak sebagai petani
pada umumnya dengan menyiram, memberi pupuk, dan mengendalikan iklim di
dalam green house secara otomatis.
2. Mengimplementasikan teknologi IoT yang terintegrasi dengan smartphone
pengguna sehingga pengguna dapat mengontrol dan mengawasi green house.
3. Mempermudah petani atau pengguna dalam merawat dan membudidaya tanaman
dan lebih efisien waktu dalam prosesnya.
4. Sebagai sarana penelitian untuk mengembangkan metode budidaya tanaman
terbaik untuk menghasilkan hasil yang optimal.
5. Memodernisasi pertanian menuju produksi yang efisien, kesejahteraan petani, dan
sistem pangan yang berkelanjutan di era ini.
I. 4. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Manfaat Penelitian Teoritis :
1. Menyumbangkan pemahaman baru di bidang pertanian khususnya pada teknologi
green house dengan memperkenalka konsep IoT dalam implementasinya.
2. Memperkaya literatur ilmiah dengan menggabungkan prinsip-prinsip teknologi
mikrokontroler, sensor-sensor pengendali iklim, dan IoT dalam pengembangan sistem
green house yang efisien dan efektif.
3. Mengembangkan pengetahuan tentang integrasi teknologi informasi dengan aplikasi
pada Blynk pada smartphone yang dapat mengontrool green house dalam konteks
modernisasi pertanian yang dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah kaca disebut juga rumah hijau, rumah tanaman, dan green house adalah
sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas
atau plastik; Dia menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dan matahari
memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang yang lainnya di dalam bangunan ini
(Suhardiyanto, Herry 2009).
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam rumah kaca antara lain suhu
ruangan, suhu tanah, kelembapan, pengairan, pemupukan, kondisi pencahayaan, dan
sirkulasi udara (ventilasi). Rumah kaca iklim tropis sangat layak dan menawarkan banyak
keuntungan untuk produksi dan pemuliaan tanaman.
II. 2. Faktor Eksternal Pertumbuhan Tanaman
II. 2. 1. Nutrisi
Saat ini, sebagian besar petani menggunakan program pupuk cair sebagai
sarana utama menyediakan nutrisi tanaman. Frekuensi pemberian pupuk juga
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Namun secara umum diterima bahwa
pemupukan terus menerus (mengencerkan pupuk setelah setiap penyiraman) adalah
sistem terbaik untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
II. 2. 2. Suhu dan Kelembapan Udara
Suhu mempengaruhi fisiologi tumbuhan, termasuk aktivitas enzim. Jika
suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah maka pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Suhu pertumbuhan optimal dikatakan 15C hingga 30C.
II. 2. 3. Cahaya
II. 2. 4. Karbondioksida
Fotosintesis menggunakan CO2 untuk menghasilkan gula yang terurai
dalam respirasi dan membantu tanaman. Faktor atmosfer dan lingkungan seperti
cahaya, air, nutrisi, kelembaban dan suhu mempengaruhi tingkat pemanfaatan
CO2, namun jumlah CO2 di atmosfer memiliki dampak yang lebih besar.
II. 3. 2. DHT 11
Ultrasonic Mist Maker adalah Alat yang dapat merubah air biasa menjadi
awan kabut seperti dinginnya es yang biasa terlihat pada biang es. Alat ini bekerja
menggunakan proses ultrasonic atomization yang mengubah air menjadi kabut.
Pompa air yang digunakan adalah pompa air kecil dengan daya 5Vdc.
Kipas pada rumah kaca berfungsi sebagai pengatur sirkulasi udara di dalam
rumah kaca. Udara dari luar rumah kaca dimasukkan ke dalam untuk
mendinginkan udara yang ada di dalam rumah kaca.
II. 3. 6. Sensor pH
II. 3. 7. Lampu UV
Panel surya adalah sebuah alat yang terdiri dari sel surya yang terbuat dari
bahan semikonduktor untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya didasari oleh pertemuan semikonduktor jenis P dan semikonduktor jenis
N (Hidayanti, Fitri, 2020)
Aplikasi Blynk merupakan pusat kontrol kita terhadap rumah kaca dengan prinsip
IoT. ESP32 merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk mengintegrasikan sistem
rumah kaca dengan Blynk. Langkah pertama adalah dengan menginstal aplikasi Blynk ke
perangkat yang akan digunakan sebagai kontrol rumah kaca. Kemudian buat akun Blynk
agar semua data projek kita tidak hilang. Selesai membuat akun, pilih menu “New
Project”.
Tempat penelitian adalah lokasi dimana objek penelitian ada atau tempat dimana
proses penelitian berlangsung. Penelitian ini dilakukan di lingkungan sekitar SMAN 2 Kediri.
Peneliti mengambil lokasi ini karena berbagai faktor, yakni karena kemudahan akses
informasi mengenai proses penelitian dan alat yang akan diuji juga dapat dengan mudah di
tempatkan di lokasi penelitian.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Hariadi, T.K., 2007. SISTEM PENGENDALI SUHU, KELEMBABAN DAN CAHAYA DALAM
RUMAH KACA. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika 10, 82–93.
Ménard, A. 2017. How can we recognize the real power of the Internet of Things.
https://www.mckinsey.com/businessfunctions/digital-mckinsey/our-insights/howcan-we-recognize-
the-realpower-of-the-internet-of-things (06 Februari 2024)
Suhardiyanto, H. 2009. Teknologi Rumah Tanaman untuk lklim Tropika Basah Pemodelan dan
Pengendalian Lingkungan. In IPB Press Bogor (p. 58).
Diw Satrio, Dimas. 2012. Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler ATmega16.
Bandung: Politeknik Negeri Bandung
Wagyana, A., & Rahmat. 2019. Prototype Modul Praktik Untuk Pengembangan Aplikasi Internet Of
Things (Iot). Jurnal Ilmiah Setrum, 240-241.
Hidayanti, Fitri. 2020. Aplikasi Sel Surya (PDF). 107. Jakarta Selatan
Rahmawati, Y., dan Sujito. 2019. Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Malang: Universitas Negeri Malang.
IoT Controlled LED using ESP32 with Blynk App. 2019. https://iotdesignpro.com/projects/iot-controlled-
led-using-esp32-with-blynk-app [06 Maret 2024]