Anda di halaman 1dari 20

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat : Jln Raya Kampus Unud, Jimbaran, Badung, Bali 80361
Telpon : (0361) 701954, 701797, 701812
Laman : www.unud.ac.id

POLA PERTANIAN MASA DEPAN “JIG SAW”

Neofi Hudandini Mardiyanto (2206541086)a, Fitriyah Fajar Wati (2206541091)a, Nidya Levina
Cirstin Br Tarigan (2206541092)a, Ane Tressya Kisky Br Sihite (2206541093)a, Putu Gita Santi
Dewi (2206541094)a

a Kelas-C, Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl Raya Kampus Unud,


Jimbaran, Badung, Bali 80361

A. PERTANIAN GEOKULTUR
1.1 Definisi Pertanian Geokultur
Pertanian geokultural adalah perpaduan antara komponen alam, seni, dan budaya di dunia
pertanian. Pertanian geokultur biasa disebut dengan kebudayaan dunia pertanian yang
terbagi atas geologi, kesenian dan kearifan local, interaksi antar penduduk, serta hal lain
yang berkaitan dalam kebudayaan pertanian.
1.2 Sejarah Pertanian Berdasarkan Lokasi
Perkembangan pertanian di China yang mencakup system lumbung nasional dan praktik
serikultur atau budidaya ulat sutra. China telah mengembangkan mesin tumbuk bertenaga
air pada abad ke 1 SM khusus digunakan untuk pertanian. Pompa rantai telah ditemukan
pada abad ke 1 M bertenaga air maupun hewan, yang menggerakan system roda mekanik.
Teori lokasi yang berkaitan dengan pertanian salah satunya adalah teori Von Thunen,
sejarahnya berkaitan dengan pengamatan terhadap pola pertanian.
1.3 Ciri Ciri Pertanian Geokultur
1) Kesadaran Lingkungan.
Sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari system ekologis yang ada.
Keseimbangan adalah indicator adanya keharmonisan
2) Bernilai Ekonomis
Sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi
diri sendiri maupun orang lain.

Page | 1
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

3) Berwatak Kemasyarakatan atau social


Sistem pertanian harus selaras dengan norma-norma sosial dan budaya yang dianut
dan di junjung oleh masyarakat disekitar.
1.4 Sistem Pertanian Geokultur
Sistem pertanian geokultur merupakan system integritas pertanian yang menggabungkan
beberapa sector seperti pertanian, seni, kebudayaan, dan kemasyarakatan. Dan system
pertanian geokultur sendiri berbeda beda setiap daerah, Contoh : Orientasi ruang tradisional
yang dianut masyarakat Bali dibentuk oleh tiga sumbu, yaitu: (1) sumbu religi, (2) sumbu
bumi, dan (3) sumbu kosmis (Putra, 1985). Sumbu Religi, berorientasi pada lintasan terbit
dan terbenamnya matahari dengan arah Kangin (Timur) sebagai nilai Utama (arah terbitnya
matahari) dan arah Kauh (Barat) sebagai nilai Nista (arah terbenamnya matahari). Sumbu
Bumi, berorientasi pada gunung dan laut. Nilai Utama ada di arah gunung atau Kaja
sedangkan nilai Nista ada di arah laut atau Kelod. Sumbu Kosmis, merupakan varian dari
sumbu religi dan sumbu bumi, mempunyai pengertian Menek (naik) dan Twun (turun),
dengan tiga tingkatan tata nilai, yaitu Menek (Utama), Tengah (Madya) dan Tuwun (Nista)
(Geria, 2005).
1.5 Sifat Pertanian Geokultur
Pertanian geokultur ini sendiri akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, karena
seiring berjalannya waktu teknologi semakin canggih, begitu juga dalam sector pertanian
yang mengalami perubahan yang sangat signifikan, jadi masyarakat mau tidak mau juga
harus mengikuti perkembangan agar hasil yang di dapatkan semakin maksimal.
1.6 Jenis Pertanian Geokultur
Jenis pertanian geokultur itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu : dengan cara
modern dan tradisional. Pertanian modern merupakan teknologi atau inovasi di bidang
pertanian yang lebih maju, dari segi mesin, pengendalian hama penyakit sampai panen dan
pasca panen. Hal yang membedakan pertanian modern dengan pertanian tradisional adalah
perlakuan atau cara perawatan dan budidayanya. dan Pertanian tradisional ditandai sejak
manusia mulai menetap dan berladang pada satu lokasi. Sistem pertanian ini merupakan
model pertanian yang masih sangat sederhana yang sifatnya ekstensif dan tidak
memaksimalkan penggunaan input seperti teknologi, pupuk kimia dan pestisida.

B. RUMAH KACA
2.1 Definisi Rumah Kaca
Menurut Herry Suhardiyanto (2009, p1), Rumah kaca adalah rumah tanaman untuk
memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman,
cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam greenhouse sedangkan tanaman

Page | 2
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

yang terhindar dari kondisi yang tidak menguntungkan, yaitu suhu udara yang terlalu rendah,
curah hujan yang terlalu tinggi, dan tiupan anginnya yang terlalu kencang. Di dalam
greenhouse, parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu
cahay matahari, suhu udara, kelembapan udara, pasokan nutrisi, kecepatan angina, dan
konsentrasi karbondioksida dapat dikendalikan dengan lebih mudah.
2.2 Sistem Energi
Sistem energi di dalam rumah kaca meliputi sumber energi beserta peralatan pemakai
energi. Sumber energi dapat berupa energi listrik yang berasal dari jaringan listrik PLN
maupun dari sel surya. Peralatan pemakai energi meliputi semua peralatan yang digunakan
untuk menjamin kelangsungan proses penanaman sampai menuai hasil. Yang termasuk
peralatan ini adalah alat pengatur suhu dan kelembaban, alat penambah kadar CO2, serta alat
pengairan dan penerangan.Alat pengatur suhu dapat berupa pemanas, kipas angin, dan sensor
thermostat. Pemanas dapat menggunakan bahan bakar minyak tanah atau gas, ataupun
menggunakan energi listrik.
2.3 Ciri - Ciri Rumah Kaca
1) Berbentuk Seperti Rumah
2) Bebahan Dasar Dari Kaca atau Plastik
3) Tetep bisa bercocok Di musim hujan
4) Suhu terperangkap di dalam runahkaca dan cocok untuk musim dingin atau daerah
pegunungan
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Rumah Kaca
4.4.1 Kelebihan Rumah Kaca
Kelebihan rumah kaca yang pertama jelas adalah untuk mengurangi potensi
tanaman terserang oleh berbagai macam hama. Karena kita tahu dengan ditutupnya
tanaman menggunakan rumah kaca tersebut maka hama yang masuk ke kebun tentu
saja lebih sedikit dan lebih mudah untuk diatasi. Adapun kelebihan green house yang
kedua adalah bisa meningkatkan kualitas tanaman yang ditanam. Hal ini
dikarenakan green house juga bisa menjaga tanaman dari air hujan sehingga tanaman
tidak terkontaminasi dengan air asam dan dengan perawatan tanaman yang lebih
intensif maka tanaman akan dapat tumbuh dengan kualitas yang lebih baik.
4.4.2 Kekurangan Rumah Kaca
Kekurangan dari rumah kaca adalah tentu saja biaya pembangunan yang
membutuhkan biaya yang relatif mahal. Kita tahu untuk membuat green house yang
berkualitas tentu saja membutuhkan alat dan bahan yang berkualitas yang hanya bisa
didapatkan dengan membeli dengan biaya yang tidak sedikit. Apalagi apabila kebun
yang dimiliki cukup besar tentu saja biaya yang dikeluarkan juga akan lebih mahal.
Adapun penggunaan green house tersebut kebanyakan dilakukan di sistem

Page | 3
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

penanaman hidroponik skala industri yang dimanfaatkan lebih untuk membangun


bisnis dari hidroponik.
4.5 Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang cocok untuk pertanian rumah kaca biasanya adalah:
1) Tanaman yang mempunyai siklus hidup pendek, seperti : melon, semangka, dan sayuran.
2) Penanaman bibit pohon tanaman keras yang siklus hidupnya panjang, seperti kayu jati,
sengon, dan pohon untuk hutan tanaman industri.
4.6 Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah proses masuknya radiasi dari matahari dan terjebaknya radiasi di
dalam atmosfer akibat GRK sehingga menaikkan suhu permukaan bumi. Justru pada proporsi
tertentu, efek rumah kacalah yang memberikan kesempatan kehidupan berbagai makhluk di
planet ini. Artinya efek rumah kaca bukan sesuatu yang buruk, namun justru memberikan
manfaat bagi kehidupan. Setiap benda dengan suhu permukaan di atas 0° K memancarkan
radiasi, dan setiap radiasi mempunyai sifat gelombang. Suhu permukaan menentukan kisaran
panjang gelombang energi yang dipancarkan. Misalnya saja, radiasi dari matahari yang
sampai ke bumi termasuk radiasi dengan panjang gelombang pendek, antara 0,2 sampai
dengan 4,0 mikrometer (µm).
4.7 Manfaat Rumah kaca
1) Hemat Uang Belanja
Manfaat rumah kaca yang pertama dan paling utama adalah dapat menghemat uang
belanja,Menumbuhkan buah dan sayuran di kebun atau rumah sendiri akan membantu
mengurangi biaya bulanan atau belanja makanan.Selain itu, jika kamu seorang petani buah
atau sayuran, harga produk segar yang kamu buat akan lebih bisa bersaing dengan yang
lain.Memilih untuk menumbuhkan sendiri bahan makanan dengan berkebun di rumah
kaca juga dapat memberikan kalian kendali lebih besar atas biaya kontrol dan jenisnya.
2) Menjaga Kehangatan Tumbuhan
Di beberapa negara yang dilalui 4 musim, akan lebih sulit mengembangkan beberapa
tanaman karena udaranya yang kurang mendukung untuk beberapa jenis tanaman.Manfaat
rumah kaca bisa menjaga kehangatan tumbuhan seperti awal musim semi yang udaranya
dingin dibandingkan musim lain.Udara dingin yang terlalu ekstrim bisa membuat
beberapa jenis tumbuhan tak akan sanggup bertahan sehingga hanya ada beberapa yang
bertahan hidup.
3) Melindungi Tanaman dari Cuaca Ekstrim
Rumah kaca akan melindungi tanaman dari udara yang ekstrim, lho.Dengan adanya
rumah kaca tumbuhan akan dapat tetap bertahan meskipun di luar sedang terjadi udara

Page | 4
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

dingin maupun sangat panas.Di beberapa negara dengan cuaca ekstrim, manfaat rumah
kaca sangat diperlukan bahkan instalasi dengan biaya mahal sekalipun. Rumah ini akan
menjaga beberapa jenis tumbuham agar tetap bertahan hidup.
4) Bisa Mengontrol Kadar Air di Sekitar Kebun
Manfaat rumah kaca lainnya adalah bisa mengontrol jumlah air yang masuk ke dalam
tumbuhan di dalam rumah kaca.Tumbuhan yang hidup di dalam rumah kaca akan
terhindar dari hujan dan pengairan yang tidak perlu.Air yang disiramkan pun dapat kamu
kontrol setiap harinya sehingga, tumbuhan mendapatkan jumlah air sama setiap
harinya.Pastikan air yang masuk tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
5) Mencegah Tanaman Terserang Hama
Selanjutnya, rumah kaca untuk pertanian akan mencegah tanaman terserang oleh
hama.Menyimpan atau menanam tumbuhan di dalam rumah kaca akan lebih terlindungi
dibandingkan di alam bebas.Selain hama, tanaman yang hidup di dalam rumah kaca juga
tidak akan terserang sejenis penyakit tanaman. Dalam rumah kaca juga tidak akan
terserang sejenis penyakit tanaman.
6) Lingkungan yang Serba Guna
Di dalam rumah kaca, jenis tanaman yang kamu tanam akan langsung digabungkan di
satu tempat tanpa banyak pembatasan.Selain itu, rumah kaca dapat berfungsi sebagai
ruang penyimpanan alat berkebun.Jadi, semua peralatan berkebun bisa kalian taruh di
dalam rumah kaca, sehingga mudah diambil jika membutuhkannya.
7) Mendapatkan Pasokan Makanan
Daerah atau negara yang terletak pada garis lintang tinggi cenderung hanya akan
memiliki jenis tumbuhan yang sedikit.Tetapi, di Indonesia jarang terjadi hal seperti
itu.Manfaat rumah kaca bagi perkebunan sendiri dapat menjaga agar pasokan pangan
milikmu tetap terpenuhi.Ini sangat bermanfaat sekali bila jenis sayuran seperti cabai di
pasar harganya sedang melambung tinggi, kamu bisa dengan mudah menanam cabai di
dalam rumah kaca milikmu.

C. HIDROPONIK
3.1 Pengertian Hidroponik
Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman dengan menggunakan air yang telah
dilarutkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sebagai media tumbuh tanaman untuk
menggantikan tanah. Konsentrasi larutan nutrisi harus dipertahankan pada tingkat tertentu
agar pertumbuhan dan produksi tanaman optimal (Istiqomah, 2006). Hidroponik dapat
menjadi salah satu alternatif terbatasnya lahan pertanian dan dapat dilakukan pada lahan

Page | 5
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

yang kesuburannya rendah maupun wilayah padat penduduk. Komoditas yang dapat dipilih
dalam budidaya secara hidroponik seperti endieve, selada keriting hijau, selada keriting
merah, lollo rossa, butterhead, christine, packcoy, monde dan selada Romain yang jarang
dibudidayakan petani konvensional
3.2 Kebutuhan Dasar Tanaman Hidroponik
Berikut ini adalah Kebutuhan Dasar Tanaman Hidroponik :
1) Air
Kualitas air dapat menjadi masalah serius terutama jika anda mengaplikasikan sistem
hidroponik dalam menanam tanaman.
2) Oksigen
Selain digunakan untuk respirasi, oksigen juga dibutuhkan tanaman dalam sistem
perakarannya guna melaksanakan fungsi akar dalam menyerap air dan hara.
Pada
media tanah umumnya kebutuhan oksigen sudah tersedia cukup, namun pada tanaman
yang tumbuh dalam air, pasokan oksigen terlarut dalam air akan cepat terkuras dan dapat
menjadi berkurang drastis saat suhu air terlalu tinggi.
3) Cahaya
Sebagian besar jenis tanaman sayuran daun, buah dan juga bunga memerlukan
sekurangnya 8 sampai 10 jam sinar matahari langsung setiap hari untuk menghasilkan
kualitas tanaman yang baik.
4) Suhu
Tanaman akan dapat tumbuh dengan baik hanya dalam rentang suhu terbatas. Suhu
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan
terganggu sehingga mengurangi produksitifitasnya.
5) Nutrisi Mineral
Tanaman memerlukan mineral tertentu untuk dapat bertahan hidup yang dipasok
melalui akar. Dalam pertanian umumnya mineral ini disediakan oleh tanah dan dengan
penambahan pupuk seperti pupuk kandang, kompos, pupuk anorganik dan garam2
mineral lainnya. Dalam metode hidroponik unsur-unsur penting yang dibutuhkan
tanaman ini dibuat dari garam-garam mineral yang telah dimurnikan sehingga larut
dalam air dan di ukur keseimbangannya. Nutrisi mineral yang dibutuhkan dalam jumlah
besar contohnya adalah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur.
Sedangkan unsur-unsur mikronutrien seperti besi, mangan, boron, seng, tembaga,
molibdenum, dan klorin juga dibutuhkan tetapi dalam jumlah yang sangat kecil.

Page | 6
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

3.3 Alasan Mengapa Hidroponik


Ada beberapa alasan mengapa pakai hidroponik di zaman sekarang ini telah jadi salah
satu metode bertanam yang sangat cocok dilakukan, terlebih di tengah keterbatasan sebuah
lahan. Berikut adalah penjelasan alasannya:
1) Hidroponik memberi berbagai kelebihan
Metode Hidroponik memberi berbagai kelebihan. Media yang akan dipakai biasanya
bisa lebih mempermudah akar dalam menyerap air serta nutrisi, jadi pertumbuhan
tanaman akan lebih optimal.
Memang jika tanaman dengan media tanah, sumber nutrisi maupun makanan bagi
tumbuhan terdapat dalam unsur hara tanah. Tetapi hal itu cukup berbeda jika memakai
Metode tanam hidroponik, dimana sumber nutrisi maupun makanan dari tanaman akan
berasal dari air nutrisi yang telah disalurkan dengan pipa.
2) Hidroponik menjadi solusi lahan sempit maupun lahan tidak subur
Dengan metode satu ini, maka dapat menanam banyak jenis tanaman walaupun
mempunyai lahan yang sempit maupun tidak subur.
Bahkan alat yang dipakai dalam metode ini juga sangat sederhana, cukup disiapkan
pipa serta sistem pompa air agar dapat memenuhi kebutuhan air dalam tanaman. Pipa
yang dibuat bersusun ini sangatlah membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan
lahan tanam yang sempit.
3) Metode Hidroponik Bisa diatur dengan Ponsel
Dengan perkembangan teknologi saat ini, bisa lebih memudahkan semua orang yang
cukup kesulitan dalam mengecek suhu sampai pH air yang dipakai sebagai media tanam
hidroponik. Hal ini dapat diatur langsung dengan melakukannya lewat ponsel masing-
masing.
4) Pertumbuhan gulma sedikit
Ketika menanam di tanah, terdapat banyak gulma yang yang mengganggu
pertumbuhan Tanaman. Oleh karena itu, dengan menggunakan hidroponik tanpa
menggunakan tanah, maka pertumbuhan gulma tersebut sedikit.
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik
2.3.1. Kelebihan hidroponik
1) Tidak membutuhkan tanah. Hal ini akan membuat area bercocok tanam
menjadi semakin bersih karena tidak menggunakan tanah sama sekali.

Page | 7
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

2) Pertumbuhan tanaman akan lebih cepat. Ini karena nutrisi yang dibutuhkan
oleh tanaman akan terserap secara lebih baik mengingat media yang digunakan
berbentuk cair.
3) Tidak perlu melakukan penyiraman tanaman seperti bercocok tanam pada
umumnya. Ini karena media yang digunakan sudah memakai air.
4) Tenaga yang dibutuhkan lebih sedikit. Kita tidak perlu melakukan pengolahan
lahan, penanaman serta memanen. Metodenya lebih praktis dan juga efisien.
5) Proses memanen tanaman nantinya akan menjadi lebih mudah apabila
dibandingkan dengan metode bercocok tanam yang menggunakan tanah.
6) Hasil panen dari metode hidroponik cenderung lebih banyak. Kelebihan
hidroponik yang satu ini kurang begitu diketahui sehingga banyak orang-orang
yang masih meragukannya.
7) Menanam menggunakan metode hidroponik cenderung akan lebih menghemat
tempat. Kita tidak memerlukan lahan hingga beberapa hektar untuk bercocok
tanam. Justru metode hidroponik cocok untuk dilakukan di lahan sempit
bahkan di daerah perkotaan.
8) Buah serta sayur yang dihasilkan dari metode hidroponik akan menjadi lebih
steril karena bebas dari pestisida ataupun herbisida berbahaya. Hal ini tentu
jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan sayur dan buah yang ditanam
di lahan perkebunan dan menggunakan pestisida.
9) Resiko tanaman terserang hama serta penyakit akan lebih kecil.
10) Metode bercocok tanam menggunakan hidroponik tidak akan tergantung
cuaca. Kita bisa tetap bercocok tanam pada saat cuaca panas maupun dingin.
11) Kelebihan hidroponik yang terakhir yaitu penggunaan pupuk dalam metode
ini akan dapat menjadi lebih hemat serta efisien.
2.3.2. Kekurangan Hidroponik
Walaupun banyak kelebihan yang bisa didapatkan dari menanam dengan teknik
hidroponik, namun terdapat pula beberapa kekurangan. Adapun kekurangan dari
menanam dengan teknik hidroponik adalah sebagai berikut:
1) Investasi awal teknik hidroponik ini cukup mahal, karena memerlukan wadah
dan sarana khusus untuk menanamnya.
2) Manajemen, modal dan tenaga kerja intensif.
3) Memerlukan ilmu dan keterampilan khusus untuk meramu pupuk yang
digunakan untuk menanam tanaman dengan teknik ini, agar bisa memenuhi
kebutuhan nutrisi tanaman yang ditanam.
4) Selain itu, hidroponik menggunakan sistem nutrisi disirkulasi atau close
system, sehingga jika ada tanaman yang terkena patogen, seluruh tanaman bisa
rusak dengan cepat akibat terkena patogen yang sama (Resiko serangan hama
dan penyakit masih tinggi dan dapat menyebar dalam sistem sirkulasi).

Page | 8
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

5) Perhatian sangat tinggi.


6) Dibutuhkan nutrisi (pupuk) dengan formulasi tertentu.
7) Persaingan dengan produk sejenis dari pertanian tradisional dengan harga lebih
murah.
8) Bila terjadi kesalahan pada sistemnya, maka tanaman akan mati.

3.5 Jenis-Jenis Sistem Hidroponik


1) Sistem sumbu (Wick System)
Merupakan salah satu sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik
karena tidak memiliki bagian yang bergerak sehingga tidak menggunakan pompa atau
listrik. Sistem sumbu merupakan sistem pasif dalam hidroponik karena akar tidak
bersentuhan langsung dengan air.
2) Sistem rakit apung (Water Culture System)
Merupakan sistem yang paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif, cukup
mudah digunakan karena tidak membutuhkan alat yang terlalu banyak, yang dibutuhkan
box atau wadah yang dapat terbuat dari bahan plastik, styrofoam dan aerator.
3) Sistem NFT (Nutrient Film Techique System)
Konsep dasar NFT ini adalah suatu metode budidaya tanaman dengan akar tanaman
tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat
memperoleh cukup air, nutrisi, dan oksigen.
4) Sistem irigasi tetes (Drip System)
Adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan teknik yang menghemat air
dan pupuk dengan meneteskan larutan secara perlahan langsung pada akar tanaman.
5) Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow System)
Ebb and Flow System atau disebut juga Flood and Drain System atau Sistem Pasang
Surut merupakan salah satu sistem hidroponik dengan prinsip kerja yang cukup unik.
Dalam sistem hidroponik ini, tanaman mendapatkan air, oksigen, dan nutrisi melalui
pemompaan dari bak penampung yang dipompakan ke media yang nantinya akan dapat
membasahi akar (pasang).
6) Sistem Aeroponik
Merupakan cara bercocok tanam dengan menyemprotkan nutrisi ke akar tanaman.
Nutrisi yang disemprotkan mempunyai bentuk seperti kabut. Aeroponik adalah suatu
sistem penanaman sayuran yang paling baik dengan menggunakan udara dan ekosistem
air tanpa menggunakan tanah. Teknik ini merupakan metode penanaman hidroponik
dengan menggunakan bantuan teknologi.

Page | 9
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

3.6 Media Tanam yang Dapat Digunakan Untuk Hidroponik


Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik
perlu mendapatkan nutrisi lengkap, yakni yang terdiri dari unsur-unsur makro (N, P, K, Ca,
Mg, S) dan mikro (Cl, Mn, Fe, Cu,Zn, B, dan Mo) (Chekliet al., 2017).
Selain itu, jenis media tanam juga berpengaruh pada tingkat produksi (yield) tanaman,
kandungan biomassa kering (dry matter), serta kualitas tanaman yang mencakup
tekstur,warna, dan rasa (Putra & Yuliando, 2015). Media tanam berfungsi sebagai
tempat melekatnya akar, penyokong bagi tanaman, dan perantara larutan nutrisi (Ainina
& Aini, 2018). Menurut Moesa (2016), terdapat beberapa media tanam yang biasa
digunakan dalam budidaya tanaman menggunakan sistem hidroponik, yaitu:
1) Rockwool
Rockwool dibuat dengan melelehkan kombinasi batu dan pasir dan kemudian
campuran diputar untuk membuat serat yang dibentuk menjadi berbagai bentuk dan
ukuran. Proses ini sangat mirip dengan membuat permen kapas. Bentuk bervariasi dari
1"x1"x1" dimulai dengan bentuk kubus hingga 3"x12"x36" lempengan, dengan
berbagai ukuran lainnya. Rockwool media semai dan media tanam yang paling baik dan
cocok untuk sayuran. Rockwool dapat menghindarkan dari kegagalan semai akibat
bakteri dan cendawan penyebab layu fusarium.
2) Spons
Media tanam spons sangatlah ringan, sehingga sangat mudah untuh dipindahkan dan
ditempatkan dimana saja. Spons tidak memerlukan pemberat lagi karena setelah disiram
oleh air spons akan menyerap air sehingga tanaman dapat berdiri tegak. Hasil yang
didapatkan media tanam spons adalah pertumbuhan tanaman yang lebih prima, bisa
dipakai berulang kali, tanaman lebih subur tanpa proses adaptasi, mampu menyimpan
kandungan air lebih dari 2 minggu, dan kekebalan terhadap jamur yang beresiko
merusak tanaman.
3) Coconut Coir (sabut kelapa)
Coconut Coir dikenal juga sebagai coco peat adalah bahan sisa setelah serat telah
dihapus dari kulit terluarnya dari kelapa. Coconut Coir bersimbiosis dengan jamur
Trichoderma, yang berfungsi sebagai melindungi akar dan merangsang pertumbuhan
akar.
4) Sekam bakar
Sekam bakar merupakan media tanam yang dapat digunakan untuk
membudidayakan sayuran buah tidak hanya sayuran daun saja. Media tanam sekam

Page | 10
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

bakar tidak membebani akar tanaman karena ringan sehingga tanaman dapat tumbuh
secara bebas dan leluasa.
5) Perlite
Perlite adalah batuan vulkanik yang telah super panas menjadi kerikil kaca sangat
ringan. Material ini juga digunakan sebagai campuran tanah dalam pot untuk
mengurangi kepadatan tanah. Perlite memiliki ukuran yang sama. Perlite merupakan
perpaduan dari granit, obsidian, batu apung dan basalt. Batu vulkanik ini secara alami
menyatu pada suhu tinggi mengalami apa yang disebut Metamorfosis Fusionic.
6) Vermikulit
Vermikulit memiliki bentuk yang hampir mirip dengan perlit, namun media ini dapat
menyerap kadar air lebih tinggi dibandingkan perlit. Sehingga banyak orang yang lebih
memilih mengunakan vermikulit dibandingkan dengan perlit.
7) Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA)
LECA adalah shell (cangkang) keramik ringan dengan inti sarang lebah yang
diproduksi dengan menembakkan tanah liat alami untuk suhu dari 1100-1200°C dalam
tungku berputar. Pelet dibulatkan dalam bentuk dan jatuh dari tempat pembakaran di
kelas sekitar 0-32 mm dengan kepadatan rata-rata curah kering sekitar 350 kg/m³. Bahan
tersebut disaring menjadi beberapa kelas yang berbeda sesuai aplikasi.
8) Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media
untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang
tanaman. Bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.
Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan
dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam.
9) Wood fibre (serbuk kayu)
Serbuk kayu adalah substrat organik yang sangat efisien untuk hidroponik. Serbuk
kayu telah terbukti mengurangi efek-efek penghambat pertumbuhan tanaman.
10) Gravel (kerikil).
Jenis yang sama yang digunakan dalam akuarium, kerikil dapat digunakan, asalkan
dicuci terlebih dahulu. Memang, tanaman yang tumbuh di tempat yang beralaskan
kerikil dengan air beredar menggunakan power head pompa listrik, yang pada dasarnya
sedang tumbuh hidroponik menggunakan kerikil. Kerikil murah, mudah untuk
dibersihkan, saluran air yang baik dan tidak akan menjadi basah kuyup. Namun, kerikil

Page | 11
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

juga berat, dan jika sistem tidak menyediakan air terus menerus, akar tanaman dapat
mengering.
11) Brick Shards (pecahan bata)
Pecahan bata memiliki sifat yang mirip dengan kerikil. Mereka memiliki kelemahan
tambahan mungkin mengubah pH dan memerlukan pembersihan ekstra sebelum
digunakan kembali.
12) Kapas
Kapas merupakan media tanam yang sangat baik sebagai langkah awal dalam
penyemaian benih sebelum benih ditanam pada media tanam lain. Kapas memiliki daya
serap terhadap air sangat tinggi sehingga pemberian nutrisi untuk tanaman hidroponik
sangat bagus. Disamping itu, media semai kapas lebih dikenal dan mudah didapatkan.
13) Gabus/styrofoam
Gabus adalah jenis bahan anorganik yang dibuat dari campuran kopolimer styren
yang dapat digunakan sebagai alternatif media tanam. Pada awalnya media tanam ini
hanya digunakan sebagai aklimatisasi bagian tanaman sebelum ditanam di lahan luas.
Saat ini di beberapa nursery menggunakan gabus sebagai salah satu campuran untuk
meningkatkan porositas pada media tanam.
3.7 Teknik-Teknik dalam Hidroponik
Teknik-Teknik yang dapat dilakukan dalam Hidroponik, yaitu:
1) Sistem Wick
Metode sumbu memanfaaatkan prinsip kapilaritas dengan menggunakan sumbu atau
bahan yang mudah menyerap air, seperti kain sebagai penghubung antara nutrisi dan
bagian perakaran pada media tanam. Akar tanaman tidak langsung menyentuh larutan
nutrisi, namun tumbuh dalam media. Metode ini mudah untuk pemula yang
membutuhkan perhatian secara berkala. Ketika cadangan larutan nutrisi hampir habis,
maka dapat diisi ulang dengan larutan nutrisi yang baru. Metode sumbu tersirkulasi juga
bisa diotomatisasi dengan menggunakan pompa di reservoir untuk mengalirkan nutrisi
ke perakaran tanaman.
2) Hydroponic System (FHS) atau Rakit Apung
Metode FHS dilakukan dengan cara tanaman ditancapkan pada lubang styrofoam
yang terapung di atas permukaan larutan nutrisi yang ada di dalam reservoir, sehingga
akar tanaman terendam larutan nutrisi.
Pada FHS atau rakit apung, aerasi dapat berjalan lancar dengan meletakkan mangkok
kecil yang dilubangi di dalam reservoir untuk memberi ruang antara larutan nutrisi

Page | 12
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

dengan akar tanaman. Selain itu, juga bisa menggunakan alat seperti aerator, pompa
akuarium, atau powerhead dengan nepel udara yang dimasukkan dalam reservoir.
Pastikan cek secara berkala untuk memastikan akar tanaman mengenai larutan nutrisi.
3) Pasang dan Surut (Ebb and Flow atau Flood and Drain)
Metode pasang dan surut dengan nama lain Ebb and Flow atau Flood and Drain ini,
bekerja dengan pompa yang secara berkala mengalirkan larutan nutrisi ke reservoir
hingga merendam akar dan dialirkan kembali ke reservoir dengan interval waktu tertentu.
Pompa diatur dengan timer untuk menentukan waktu pompa menyala dan pompa
mati. Saat pompa nyala, larutan nutrisi mengalir hingga merendam akar, yang kemudian
disebut pasang atau pembanjiran. Drainase terjadi saat surut atau pengeringan yang
dilakukan ketika larutan nutrisi mencapai level tertentu. Saat pompa yang diatur dengan
timer mati, maka air akan turun menuju ke reservoir yang dikenal proses surut atau
pengeringan.
Media yang memiliki water holding capacity atau kapasitas menahan air tinggi,
seperti moss dan cocopeat dapat menyebabkan pembasahan media yang berlebih.
Sehingga, aerasi atau ketersediaan oksigen untuk tanaman rendah. Tetapi, ada beberapa
sumber yang menyatakan jika media mampu menahan air dengan baik, maka tanaman
tidak kekeringan dan siklus flood and drain lebih lama. Selanjutnya, media yang cepat
kering, seperti rockwool dan perlite umumnya lebih bagus dibandingkan media yang
memiliki kelembapan tinggi. Sedangkan media yang terlalu cepat kering, seperti
hydroton membutuhkan siklus flood and drain terlalu sering.
4) Drip irrigation atau Irigasi Tetes
Metode irigasi tetes dilakukan dengan cara pemberian larutan nutrisi dalam bentuk
tetes (drip), sehingga lebih menghemat air dan nutrisi.
Metode ini sesuai untuk tanaman yang berukuran besar dan memerlukan waktu
pertumbuhan yang cukup lama. Misalnya, tanaman cabai, tomat, mentimun, melon,
semangka, dan lain-lain. Kelebihan metode ini yaitu lebih hemat air. Kekurangannya
yaitu apabila terjadi penyumbatan pada selang, maka harus dibongkar.
5) Deep Water Culture (DWC)
Metode deep water culture, yaitu tanaman ditempatkan pada net pot dan akar ada di
dalam larutan nutrisi.
6) Nutrient Film Technique (NFT)
Metode NFT memiliki akar tanaman yang tumbuh pada lapisan larutan nutrisi yang
dangkal dan tersirkulasi. Hal ini memungkinkan tanaman memperoleh air, nutrisi, dan
oksigen secara cukup.

Page | 13
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

Metode NFT sesuai untuk sayuran hijau seperti sawi, selada, bayam, pakcoy, timun,
tomat, dan lain-lain. Metode ini sangat banyak digunakan dan populer untuk hidroponik
skala bisnis dan skala besar. Namun untuk petani hidroponik pemula, skala kecil, atau
petani hobi jarang menggunakan metode ini. Metode NFT membutuhkan perhatian dan
perawatan yang ekstra agar hasil panen optimal.
Usaha tersebut meliputi pengecekan aliran larutan nutrisi, suhu udara di dalam pipa
dan sterilisasi larutan nutrisi. Kegagalan yang biasa terjadi pada sistem NFT untuk
hidroponik pemula, yaitu akar tanaman yang menyumbat pipa sehingga mencegah aliran
nutrisi berjalan normal, kemudian penyebaran penyakit yangsangat cepat jika tidak
memperhatikan gejala awal, dan larutan nutrisi yang kurangsteril menyebabkan
tumbuhnya jamur.
7) Aquaponik
Aquaponik adalah budidaya ikan dan tanaman secara terintegrasi dalam sirkulasi
semi-tertutup. Metode ini mendukung pertanian berkelanjutan dan terintegrasi yang
mengombinasikan akuakultur dan hidroponik.
8) Aeroponik
Pemberian larutan nutrisi pada aeroponik dengan cara menyemprotkan larutan nutrisi
yang dikabutkan ke akar tanaman yang menggantung bebas di udara.
3.8 Jenis-Jenis Tanaman Hidroponik
1) Paprika
Tanaman hidroponik yang pertama yaitu paprika. Jenis tanaman ini biasanya
dibudidayakan secara konvensional. Namun siapa sangka jika paprika bisa ditanam
dengan sistem hidroponik.
Hal penting yang patut diperhatikan saat menanam paprika secara hidroponik yaitu
asupan nutrisinya. Jaga kandungan nutrisi yang dbutuhkan dan sesuaikan dengan fase
tumbuhnya.
2) Tomat
Mungkin sejauh ini kita sering melihat tomat ditanam di lahan terbuka. Namun
ternyata tomat juga bisa ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik. Langkah
pertama yang perlu dilakukan saat menanam tomat hidroponik yakni membeli benih
yang bersertifikat.
Mengapa benih bukan bibit? Sebab ketika kita membeli bibit, kita tidak mengetahui
kualitas persemaian bibit tersebut. Saat melakukan penyemaian sendiri, kita bisa yakin
dengan sepenuhnya bahwa tanaman tersebut terbebas dari ancaman patogen.

Page | 14
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

Selain benih, media tanam juga menjadi hal yang tak boleh lupa untuk diperhatikan.
Untuk menanam tomat hidroponik, biasanya menggunakan media cocopeat karena
sesuai dengan kebutuhan tanaman ini.
Perhatikan juga perawatan rutin lainnya. Seperti menyiram, memberi nutrisi,
melakukan penyulaman, dan lain sebagainya.
3) Selada
Selada merupakan jenis tanaman hidroponik yang cepat panen. Usianya cukup
pendek yakni hanya sekitar 30 – 45 hari. Ada banyak jenis selada, namun yang sering
dibudidayakan yaitu selada daun hijau dan daun merah.
Tanaman ini biasanya dikonsumis sebagai lalap, salad, atau jensi olahan makanan
lain. Rasanya yang segar ditambah dengan tekstur renyah membuat sayuran ini banyak
dibudidayakan di rumah.
Bagi para petani hidroponik, selada merupakan komoditas yang bernilai ekonomis
tinggi. Karena umumnya tanaman ini dijual di supermarket dengan target pasar
masyarakat menengah ke atas.
4) Kangkung
Kangkung merupakan tanaman hidroponik rumahan yang bayak dibudidayakan.
Merawat tanaman ini cukup mudah. Anda hanya perlu memberikan nutrisi yang cukup
dan kangkung bisa tumbuh dengan baik.
Kangkung juga bisa dipanen dalam waktu yang relatif singkat. Di umur tanam 4
minggu saja, kangkung sudah tampak besar dan siap untuk dipanen. Keunggulan lainnya
dari tanaman ini yaitu bisa di panen berulang kali.
Jadi saat memanen kangkung, cukup potong bagian atasnya tanpa membuang akar
tanaman ini. Biarkan beberapa minggu lalu tanaman kangkung akan tumbuh kembali.
Setidaknya tanaman ini bisa dipanen sampai dua kali dalam satu kali masa tanam.
5) Pakcoy
Tanaman hidroponik lainnya yang biasa dibudidayakan yaitu pakcoy. Tanaman ini
mengandung banyak vitamin dan mineral. Selain itu, pakcoy juga bisa diolah menjadi
berbagai makanan yang menyehatkan.
Sama seperti kangkung, pakcoy juga mudah untuk dibudidayakan dengan sistem
hidroponik. Biasanya menanam pakcoy secara hidroponik dilakukan dengan
menggunakan media rockwool.
Pakcoy juga memiliki umur tanam yang singkat. Usia satu bulan saja, ukurannya
sudah cukup besar dan siap untuk dipanen.

Page | 15
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

6) Seledri
Sayuran yang satu ini biasanya digunakan untuk tambahan sup. Aroma yang khas
ditambah manfaat seledri yang beragam membuat banyak orang menyukainya.
Seledri ternyata bisa juga ditanam dengan sistem hidroponik. Bahkan Anda bisa
menanam seledri menggunakan sistem wick atau sumbu. Tanaman ini cukup mudah dan
cocok untuk berbagai jenis sistem pertanaman.
7) Melon
Selain sayuran, buah-buahan juga bisa ditanam menggunakan sistem hidroponik.
Proses budidaya melon hidroponik diawali dengan pemilihan benih, penyemaian,
penanaman, perawatan, hingga panen. Seluruh tahapan tersebut harus dilakukan dengan
baik agar melon dapat tumbuh dengan sehat dan optimal.
8) Semangka
Selain melon, semangka juga bisa menjadi pilihan tanaman hiroponik lainnya. Buah
yang kaya air ini memang banyak digemari. Semangka hasil hidroponik memiliki nilai
ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan semangka biasa.
Untuk menanamnya tidak sulit. Tahapan budidanya diawali dengan pemilihan bibit,
penyemaian, penenaman, pemeliharaan, hingga akhrinya penen. Waktu panen buah
semangka hidroponik sekitar 2 – 3 bulan setelah tanam.
9) Anggur
Kita mungkin biasanya melihat anggur dibudidayakan di tanah. Namun siapa
sangka jika buah yang batangnya merambat ini bisa juga ditanam dengan sistem
hidroponik. Untuk bisa membudidayakan anggur dengan cara hidroponik, maka syarat
tumbuhnya harus dipenuhi. Sehingga pertumbuhan anggur bisa optimal.
10) Strawberry
Buah yang rasanya masam ini juga bisa dibudidayakan menggunakan sistem
hidroponik. Sistem budidaya ini dirasa lebih praktis dan mudah dibandingkan budidaya
strawberry secara konvensional. Jenis hidroponik yang bisanya digunakan untuk
menanam strawberry yaitu hidroponik sistem tetes.

D. PLANT FACTORY
4.1 Pengertian
Plant Penerapan plant factory dapat didukung dengan menggunakan konsep pertanian
presisi yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memaksimalkan
output, juga mengurangi dampak terhadap lingkungan. Plant factory pada dasarnya

Page | 16
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

bertujuan untuk membentuk lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman.


Lingkungan tersebut diharapkan mudah untuk dikontrol dan diatur sehingga tanaman
didukung oleh perkembangan serta pertumbuhan yang optimal.factory merupakan suatu
konsep teknologi yang memfasilitasi terbentuknya lingkungan yang tepat dan baik bagi
pertumbuhan tanaman, mudah dikontrol, tidak membutuhkan lahan yang luas, dan
diterapkan di dalam ruangan sehingga tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca di luar ruangan
[4]. Konsep plant factory berbeda dengan rumah kaca (green house). Rumah kaca (green
house) berfokus pada konsep bangunan untuk pertanian yang membuat tanaman terisolir dari
kondisi ekstrim lingkungan luar [5]. Rumah kaca (green house) adalah bangunan semi
lingkungan yang memanfaatkan energi cahaya matahari, sedangkan, untuk smart green
house merupakan sebuah metode pertanian berupa rumah kaca (green house) yang telah
menggabungkan antara teknologi dengan pertanian rumah kaca (green house) [6]. Smart
green house ini adalah bangunan semi lingkungan yang cahaya, suhu dan kelembabannya
dikontrol dengan teknologi. Sedangkan Plant Factory membuat fasilitas di dalam ruangan
untuk mencapai pencahayaan stabil, suhu dan kelembaban relatif yang baik bagi tanaman
tanpa pengaruh kondisi luar [7]. Jadi, rumah kaca (green house) ini sebuah konsep rumah
tanaman dengan artian membutuhkan bangunan tersendiri untuk tanaman, bersifat semi
lingkungan, smart green house ini sebuah konsep rumah tanaman yang telah digabungkan
dengan teknologi, untuk kedua jenis ini membutuhkan energi lingkungan sedangkan untuk
plant factory ini tidak membutuhkan bangunan khusus tanpa bersifat semi lingkungan dan
dapat ditempatkan dalam ruangan tetapi membutuhkan banyak energi listrik.Penerapan plant
factory dapat didukung dengan menggunakan konsep pertanian presisi yang bertujuan untuk
mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memaksimalkan output, juga mengurangi
dampak terhadap lingkungan. Plant factory pada dasarnya bertujuan untuk membentuk
lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Lingkungan tersebut diharapkan mudah
untuk dikontrol dan diatur sehingga tanaman didukung oleh perkembangan serta
pertumbuhan yang optimal.
4.2 Kelebihan dan Kekurangan
1.2.1 Kelebihan plant factory
1) Mampu berproduksi sepanjang tahun tanpa dibatasi musim
2) Mampu menghasilkan produksi dan frekuensi panen yang lebih tinggi
3) Aplikasi dapat dilakukan diseluruh tempat dengan memerlukan luasan yang
relatif kecil
4) Sistem ini dapat lebih efisien dengan dikombinasikan dengan vertikultur
5) Pengaturan kualitas produksi dapat dilakukan seperti ukuran dan bentuk
produk
6) Kandungan nutrisi dalam suatu produk dapat mencapai maksimal
7) Produk yang lebih sehat dan terbebas dari penggunaan pestisida
8) Berpontensi untuk memprooduksi mengembangkan tanaman transgenik dan
tanpa khawatir adanya kerusakan ataupun gen flow

Page | 17
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

9) Daya tahan produk yang lebih tinggi


10) Hambatan kegiatan budidaya tanaman lebih rendah karena kegiatan dilakukan
dalam ruangan tertutup
11) Keamanan tanaman oleh faktor eksternal lebih terjamin
12) Mengurangi kebutuhan air yang lebih
13) Tidak memerlukan banyak pekerja sehingga biaya produksi dapat ditekan
1.2.2 Kekurangan plant factory
1) Memerlukan biaya yang lebih tinggi baik dari segi konstruksi, fasilitas
pengaturan ruangan, system controling, dan lain - lain.
2) Memerlukan energi yang lebih tinggi untuk memenuhi seluruh kebutuhan
tanaman
3) Memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikan plant factory
4) Jenis tanaman yang dapat ditanam di plant factory lebih terbatas
5) Memerlukan perawatan yang intensif seperti pengaturan lingkungan,
kandungan nutrisi dalam hidroponik, polinasi, dan lain - lain
6) Sterilisasi lingkungan dan alat dari OPT harus diperhatikan
4.3 Sifat Plan Factory
1) Mudah Dikontrol
Karena sifatnya yang mudah dikontrol, plant factory dipercaya dapat mengatasi
permasalahan mengenai ketidakstabilan kondisi lingkungan. Budidaya tanaman dengan
konsep Plant factory dapat menggunakan berbagai jenis lampu dengan warna yang
beragam yang telah didesain sesuai kebutuhan tanaman. Dengan penerapan teknologi
Plant factory ini pengguna dapat mengontrol tanaman budidaya seperti Ph, nutrisi,
temperature dan kelembaban. Sayuran yang dihasilkan bersih dan terbebas dari
kandungan kimia seperti pestisda serta bebas dari serangan hama dan penyakit tanaman.
2) Tidak Membutuhkan Lahan yang Luas dan Diterapkan di dalam Ruangan
Meski diterapkan dalam ruangan tertutup, Pengaturan kondisi lingkungan harus tetap
diperpertimbangkan seperti pencahayaan (intensitas cahaya, panjang gelombang, dan
panjang hari), kelembaban, suhu, dan konsentrasi CO2 yang mampu mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. kemungkinan adanya hambatan dan
gangguan kegiatan budidaya tanaman menjadi lebih rendah karena kegiatan budidaya
dilakukan pada ruangan tertutup dan tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca di luar
ruangan. hal ini juga memungkinkan seorang ahli tanaman mencapai produksi yang
konstan sepanjang tahun.
3) Lingkungan dan Alat Tersterilitas
Maksud dari sifat ini yaitu pada lingkungan yang dijadikan sebagai tempat
tumbuhnya tanaman haruslah Sterilil juga dengan peralatannya. Kita perlu

Page | 18
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

memerhatikan agar tidak adanya sumber penyakit yang terbawa dari luar ke dalam plant
factory. Bisa diambil contoh yaitu seperti Hama atau penyakit.
4) Harus Memiliki Modal yang Cukup Banyak
Dalam menjalankan plant factory, modal atau dana yang diperlukan cukup tinggi
untuk memenuhi kebutuhan seperti keperluan tanaman, peralatan dalam pengaturan
ruangan, pengaturan controling system, energi yang dikeluarkan hingga biaya
maintenance jika terjadi gangguan. Gangguan yang terjadi pada salah satu komponen
dalam plant factory dapat beresiko terjadi gangguan pada hasil bahkan kegagalan dalam
kegiatan penanaman tanaman dalam plant factory.
4.4 Konsep Plant Factory
Plant Factory merupakan konsep teknologi yang memfasilitasi pembentukan
lingkungan yang sesuai dan baik untuk pertumbuhan tanaman, mudah dikendalikan, tidak
membutuhkan lahan yang luas, dan diaplikasikan di dalam ruangan sehingga tidak
terpengaruh oleh kondisi cuaca luar ruangan. Oleh karena itu dibuat sistem yang secara
otomatis mengontrol dan memantau kondisi lingkungan tanaman seperti suhu, kelembaban
dan cahaya. Sistem ini menggunakan Arduino mega 2560 sebagai mikrokontroler, DHT22
sensor suhu dan kelembaban untuk menilai suhu dan kelembaban ruangan, RTC sebagai
indikator waktu penyinaran tanaman, modul micro SD sebagai penyimpanan data untuk
sensor dan aktuator, dan modul Bluetooth sebagai media pengiriman data. Aktuator ini terdiri
dari kipas angin untuk mengontrol suhu, humidifier untuk mengontrol kelembaban dan LED
sebagai pengganti penerangan tanaman. Semua kondisi suhu, kelembaban dan aktuator dapat
dipantau melalui aplikasi Android.
Sistem standar plant factory adalah wadah kultur hidroponik, kontrol suhu dan
kelembapan, konsentrasi CO2, pengaturan larutan unsur hara, dan juga pengaturan cahaya.
Pada plant factory, tumbuh kembang tanaman dapat diamati secara intensif guna mengetahui
laju dan juga prediksi bakal panen. Sistem plant factory dalam ruangan sangat bergantung
pada kuantitas dan kualitas cahaya buatan yang digunakan dan sesuai dengan kebutuhan
tanaman.

Page | 19
Dasar-Dasar Bioteknologi Pertanian Kelompok 4

Daftar Pustaka :
Agroteknologi Universitas Medan Area. 2020. Greenhouses and How They Work.
https://agroteknologi.uma.ac.id/2020/12/28/rumah-kaca-dan-bagaimana-cara-kerjanya/.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2023.
Chairunnisa, Shafira., 2023. 7 Manfaat Rumah Kaca Untuk Perkebunan Yang Subur. Dari
Menjaga Tanaman Hingga Mendapat Pasokan Makanan!. https://berita.99.co/manfaat-
rumah-kaca-kebun/. Diakses pada tanggal 15 Maret 2023.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo. Budidaya Hidroponik.
https://dlhk.sidoarjokab.go.id/downloads/HIDROPONIK.pdf. Diakses pada tanggal 15
Maret 2023.
Hidroponik. 2018. Kelebihan Dan Kekurangan Green House.
http://hidroponikuntuksemua.com/2018/10/10/kelebihan-dan-kekurangan-green-house/.
Diakses pada tanggal 15 Maret 2023.
John, W. Bartok J.R., 2021. In review: greenhouse film plastic properties. https://greenhousemag-
com.translate.goog/article/tech-solutions-in-review-greenhouse-film-plastic-
properties/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc. Diakses pada tanggal
15 Maret 2023.
Neurafarm. 2021. Plant Factory, Teknologi Menanam Masa Kini.
https://www.neurafarm.com/blog/InfoTania/Teknologi%20Pertanian/plant-factory-
teknologi-menanam-masa-kini. Diakses pada tanggal 15 Maret 2023.
Qonit M.A.H., A.A Fauzi., dan S. Mubarok., 2018. Review: Pemanfaatan Teknologi Plant Factory
untuk Budidaya Tanaman Sayuran di Indonesia. Universitas Padjadjaran. Jurnal Agrotek
Indonesia 3(1): 44-50.
Riadi, Muchlisin., 2020. Hidroponik (Pengertian, Manfaat, Sistem, Media Tanam dan Jenis
Tanaman). https://www.kajianpustaka.com/2020/08/hidroponik-pengertian-manfaat-
sistem.html. Diakses pada tanggal 15 Maret 2023.
Sopandi, Tatang., 2018. Teknik Dasar Hidroponik. Surabaya: Universitas Adi Buana Program
Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Page | 20

Anda mungkin juga menyukai