Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BANGUNAN PERTANIAN

MEMPERSIAPAN GREEN HOUSE DALAM MENGHADAPI


BERBAGAI KONDISI MUSIM ATAUPUN IKLIM

Oleh:

Ahmad Fahmi Nur Irfani (215100200111021)


Absensi 15

DEPARTEMEN TEKNIK BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan pertanian adalah suatu bentuk fisik yang didesain dan dipergurnakan sebagai
sarana pendukung pada bidang pertanian khususnya, termasuk fasilitas seperti kandang, gudang
penyimpanan, rumah kaca, pusat pengolahan dan pengemasan, serta banyak infratruktur
pertanian lainnya. Bangunan pertanian juga memiliki ukuran yang bervariasi dan tergantung
pada jenis bidang pertanian yang dilakukan.
Karena dilihat dari beberapa aspek, bangunan pertanian yang didesain dengan baik dan
benar dapat membantu untuk meningkatkan efisiensi pengoprasionalannya, kemudian juga
dengan adanya analisis dan desain dari bangunan pertanian ini diharapkan mampu untuk
meningkatkan segi produktivitas melalui pengaturan ruang yang efisien serta dibantu dengan
teknologi yang canggih. Dengan tanpa adanya analisis bangunan pertanian maka kemungkinan
tingkat keamanan dari bangunan tersebut sangat minim baik itu keamanan fisik maupun non
fisik, karena dari analisis tersebut kita bisa mengetahui apakah bangunan tersebut aman dan
layak untuk digunakan. Kemudian juga desain bangunan pertanian dapat membantu kita dalam
mengoptimalisasi kan sumber daya yang ada.
Greenhouse atau rumah hijau merupakan struktur arsitektur mirip rumah tertutup yang
berfungsi sebagai wadah tumbuh tanaman untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tumbuh
tanaman. Dalam perkembangannya, kondisi ruang rumah kaca dapat disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian botani, sehingga rumah kaca berfungsi sebagai wadah penelitian botani.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah mengenai persiapan green house dalam menghadapi
berbagai kondisi musim ataupun iklim adalah :
1. Untuk mengetahui bentuk atau desain green house yang baik dalam menghadapi
berbagai kondisi musim ataupun iklim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Greenhouse


Greenhouse adalah suatu bangunan untuk menanam tanaman dengan struktur atap dan
dinding tembus pandang. Sedangkan rumah kaca menurut SNI No.7604 Tahun 2010
merupakan suatu struktur arsitektur mirip rumah tertutup yang berfungsi sebagai wadah tumbuh
tanaman untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tumbuh tanaman. Kelebihan wadah tanaman
sistem tertutup (indoor) adalah untuk melindungi tanaman dari unsur-unsur, menghindari
serangan hama, menjaga kualitas tanaman dan memungkinkan pengendalian jadwal
pertumbuhan tanaman. Rumah kaca di daerah tropis sering digunakan untuk mengontrol suhu,
tekanan udara, dan energi matahari (Rizkiani et al., 2020).
Menurut Khafi et al (2019), green house adalah salah satu bangunan tempat Anda bisa
menanam tanaman di dalam ruangan. Atap bangunan ini bisa terbuat dari kaca atau diganti
dengan plastik transparan. Semakin panas karena pengaruh gelombang elektromagnetik
matahari. Greenhouse memungkinkan Anda menangkap energi panas matahari yang
dipancarkan dan menyimpan energi panas tersebut di dalam bangunan rumah kaca,
memanaskan udara di dekat tanah dan mencegah udara naik dan keluar. Oleh karena itu, rumah
kaca dapat menangkap radiasi.
Greenhouse adalah bangunan yang memungkinkan Anda menyesuaikan iklim dengan
kebutuhan tanaman. Variabel terpenting yang perlu dikontrol dalam rumah kaca adalah
intensitas cahaya, kelembaban tanah, kelembapan, dan suhu. Kemajuan teknologi elektronik
memungkinkan pengendalian variabel-variabel tersebut secara otomatis dan terus menerus.
Menyesuaikan cahaya, kelembapan, suhu, dan irigasi memerlukan pengendalian variabel-
variabel ini. Rumah kaca biasanya dilengkapi dengan berbagai sensor dan aktuator yang harus
dikontrol secara hati-hati dan tepat. Mengamati hasilnya sangat mahal dan memakan waktu,
sehingga sulit untuk mengamati atau menyesuaikan secara langsung (Sartika et al., 2017)

2.2 Fungsi Greenhouse


Fungsi greenhouse adalah sebagai kebun percobaan dan laboratorium bagi objek penelitian.
Pengendalian kondisi lingkungan tumbuh pada pola tanam hortikultura melingkupi pengaturan
suhu ruang, kelembapan udara dalam ruang, intensitas matahari yang masuk ke dalam ruang,
dan pengendalian hama penyakit tanaman. Pengendalian kondisi ruang ini dapat disesuaikan
dengan kebutuhan kegiatan penelitian (Rizkiani et al., 2020).
Greenhouse biasa digunakan untuk penelitian terhadap ketahanan suatu tanaman pada hama
tanaman, uji coba pemupukan, persilangan tanaman, perocbaan tanaman hidroponik, maupun
budidaya tanaman diluar musim tanam tanaman tersebut. Greenhouse dapat mejauhkan
tanaman dari gangguan penyakit ataupun hama yang tidak inginkan. Greenhouse yang
dibangun di Indonesia kebanyakan digunakan untuk kegiatan budidaya tanaman dan percobaan
daya tahan hama terhadap tanaman. Pada prinsipnya pengembangan greenhouse digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hasil pertanian yang berkelanjutan tanpa mengenal musim.
Struktur greenhouse didaerah tropis sering digunakan untuk mengontrol suhu, karena apabila
suhu tinggi dapat mempercepat tanaman kehilangan air dan tenaga. Oleh karena itu pada
praktiknya tanaman yang berada dalam greenhouse disarankan perbedaan suhu antara siang
hari dan malam hari sekitar 5℃-10℃ agar mendapatkan suhu yang stabil sesuai dengan
kebutuhan tanaman (Mu’affaq, 2021).
Menurut Fajarini et al (2022), greenhouse merupakan sebuah bangunan kontruksi yang
berfungsi untuk menghindari atau memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta kondisi
lingkungan yang dikehendaki dalam pemeliharaan tanaman, seiring berkembangnya
agribisnis dan pendukung bidang pertanian lainya peranan greenhouse sangat dibutuhkan,
hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil panen.
Greenhouse juga memiliki fungsi untuk melindungi tanman terhadap kondisi alam yamng
bersifat tidak menguntungkan. Dengan adanya greenhouse, kondisi lingkungan yang ada di
greenhouse dapat diatur serta dikontrol dengan kebutuhan tanaman. Selain hal-hal yang tertera
diatas, penggunaan greenhouse juga dapat mengurangi intensitas serangan hama penyakit
karena tanaman terlindungi didalam ruangan (Kurniawan, 2002).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Greenhouse


Adapun kendala atau masalah yang harus diperhatikan dalam pembangunan bangunan
greenhouse ini adalah mulai dari suhu, cahaya, angin, air, serta media tanam yang akan
digunakan.
1. Cahaya
Faktor cahaya pada bangunan greenhouse berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yaitu pada proses fotosintesis tanaman. Dalam proses ini energi
cahaya sangat diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO2 (karbondioksida) dan
H2O (air) untuk membentuk karbohidrat. Sumber cahaya pada bangunan greenhouse
dibagi menjadi dua, yakni cahaya alami matahari dan cahaya buatan. Cahaya matahari
yang masuk ke dalam greenhouse harus dapat diserap, ditransmisikan, atau bahkan
dipantulkan kembali. Pengaturan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengontrol
gelombang cahaya yang diterima oleh tanaman dan untuk mengontrol suhu di dalam
bangunan greenhouse. Energi cahaya matahari yang masuk ke dalam greenhouse secara
radiasi dipantulkan ke seluruh permukaan pada bangunan yang terkena cahaya secara
langsung. Energi ini diubah menjadi energi panas. Pada tanaman, energi panas
berpengaruh pada proses evapotranspirasi atau proses kehilangan cairan pada tanaman.
2. Angin/Udara
Pengendalian angin atau udara pada greenhouse diperlukan untuk menghindari
penumpukan udara panas akibat dari cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan.
Pengendalian udara juga diperlukan dalam penelitian tanaman, pada kegiatan penelitian
dibutuhkan kondisi udara tertentu sesuai dengan kebutuhan lingkungan tumbuh
tanaman. Pengendalian udara pada greenhouse dapat mengunakan sistem penghawaan
berupa ventilasi baik secara alamiah maupun mekanis.
3. Utilitas Air (Irigasi)
Salah satu kebutuhan utama dalam budidaya tanaman adalah air. Sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan air dalam greenhouse, diperlukan rancangan sistem utilitas air
yang baik pada tanaman. Pengertian utilitas air pada tanaman atau irigasi secara umum
yaitu pemberian air kepada tanah dengan maksud untuk memasok lengas esensial bagi
pertumbuhan tanama. Pemberian air irigasi pada tanaman harus disesuaikan dengan
fungsinya, yaitu digunakan untuk memberikan nutrisi pada tanaman (peraturan
pemerintah No. 23 pasal 4 dan 7 tahun 1982 tentang irigasi). Pemberian air irigasi
diberikan secara tepat dan efisien sesuai dengan jumlah dan waktu yang diperlukan oleh
tanaman agar memperoleh hasil pertanian yang optimal.
4. Media Tanam
Media tanam merupakan bahan atau perantara yang digunakan untuk tempat tumbuh
dan berkembang akar tanam. Bahan media tanam yang umum adalah media tanah,
serbuk kayu, pakis, dsb. Namun dalam perkembangannya, media tanam berupa bahan
ini dapat ditiadakan dengan tetap memerhatikan unsur hara yang diberikan kepada
tanaman. Teknologi yang digunakan untuk media tanam tanpa bahan tanam dikenal
dengan istilah hidroponik. Pada sistem hidroponik ini terdapat 6 tipe dasar yaitu : Deep
water culture, Nutrient film technique NFT, Expandable drip system, The ebb and flow
system, dan aeroponic (Rizkiani et al., 2020).
5. Suhu
Struktur greenhouse didaerah tropis sering digunakan untuk mengontrol suhu, karena
apabila suhu tinggi dapat mempercepat tanaman kehilangan air dan tenaga. Oleh karena
itu pada praktiknya tanaman yang berada dalam greenhouse disarankan perbedaan suhu
antara siang hari dan malam hari sekitar 5℃-10℃ agar mendapatkan suhu yang stabil
sesuai dengan kebutuhan tanaman (Mu’affaq, 2021).
2.4 Bentuk Desain Bangunan Greemhouse
Berdasarkan parameter lingkungan tanaman hortikultura, dihasilkan desain bangunan
greenhouse hortikultura sayur dan buah dalam balai penelitian dan pengembangan tanaman
pangan kabupaten Pemalang. Desain bentuk bangunan yaitu greenhouse beratap segitiga
berkanopi (doro gepak). Desain bentuk greenhouse menggunakan bangunan dengan model atap
segitiga (gable) berkanopi. Pemilihan bentuk ini berdasarkan beberapa alasan, yakni (1) bentuk
greenhouse dengan model atap miring disesuaikan dengan prinsip bangunan tropis, sehingga
dapat memaksimalkan kondisi matahari dan penghawaan pada bangunan. (2) bagian kanopi
digunakan sebagai ruang ventilasi mekanis pada bangunan greenhouse yang dapat mengontrol
suhu ruang berdasarkan kebutuhan penlitian. (3) Dari aspek tampilan bangunan akan
menampilkan fasad yang fungsional dan efisien dengan mengekspos sistem utilitas yang
menunjang bangunan. Struktur atap pada bangunan greenhouse merupakan struktur atap miring
dengan bentuk segitiga berkanopi (pada struktur atap jawa dikenal sebagai atap doro gepak),
dengan kemiringan atap 30⁰. Kemiringan atap ini merupakan kemiringan atap yang ideal dalam
mengalirkan air hujan yang jatuh pada atap. Struktur atap teridiri dari kuda-kuda, rangka atap
dan penutup. Struktur dinding berfungsi sebagai pelindung bagian dalam greenhouse dari
pengaruh luar ruang seperti angin dan hama, selain itu juga sebagai kontrol parameter cahaya
pada greenhouse dengan penggunaan elemen tembus cahaya pada dinding. (Rizkiani et al.,
2020).
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bangunan pertanian adalah suatu bentuk fisik yang didesain dan dipergurnakan sebagai
sarana pendukung pada bidang pertanian khususnya, termasuk fasilitas seperti kandang, gudang
penyimpanan, greenhouse, pusat pengolahan dan pengemasan, serta banyak infratruktur
pertanian lainnya. Green house atau rumah hijau merupakan struktur arsitektur mirip rumah
tertutup yang berfungsi sebagai wadah tumbuh tanaman untuk memenuhi kebutuhan
lingkungan tumbuh tanaman. Dalam perkembangannya, kondisi ruang rumah kaca dapat
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian botani, sehingga rumah kaca berfungsi sebagai wadah
penelitian botani. Fungsi greenhouse adalah sebagai kebun percobaan dan laboratorium bagi
objek penelitian. Pengendalian kondisi lingkungan tumbuh pada pola tanam hortikultura
melingkupi pengaturan suhu ruang, kelembapan udara dalam ruang, intensitas matahari yang
masuk ke dalam ruang, dan pengendalian hama penyakit tanaman.
Adapun kendala atau masalah yang harus diperhatikan dalam pembangunan bangunan
greenhouse ini adalah mulai dari suhu, cahaya, angin, air, serta media tanam yang akan
digunakan. Berdasarkan parameter lingkungan tanaman hortikultura, dihasilkan desain
bangunan greenhouse hortikultura sayur dan buah dalam balai penelitian dan pengembangan
tanaman pangan kabupaten Pemalang. Desain bentuk bangunan yaitu greenhouse beratap
segitiga berkanopi (doro gepak). Desain bentuk greenhouse menggunakan bangunan dengan
model atap segitiga (gable) berkanopi.
DAFTAR PUSTAKA

Fajarini ISW, Amal MI, Utami S, Lina M. 2022. Peningkatan perekonomian masyarakat desa
Thekelan melalui revitalisasi pengembangan greenhouse desa. Prosiding Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 3 : SNPPM2022 ST-314).
Khafi AM, Erwanto D, Utomo YB. 2019. Sistem kendali suhu dan kelembaban pada
greenhouse tanaman sawi berbasis IoT. Generation Journal 3(2) : 37-45.
Kurniawan D. 2002. Pengontrol Otomatis Greenhouse. Laporan Proyek Akhir. Program Studi
Teknik Elektro. Universitas Jember.
Mu'affaq, M. N. (2021). Sistem Monitoring dan Otomasi Penyiraman, Pengatur Ph, dan
Pengatur Suhu Berbasis Internet Of Things Pada Greenhouse Mengunakan Logika
Fuzzy. Skripsi. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Rizkiani DN, Sumadyo A, Marlina A. 2020. Greenhouse sebagai wadah penelitian hortikultura
pada balai penelitian dan pengembangan tanaman pangan di Pemalang. Senthong 3(2)
: 461-470.
Sartika EM, Sarjono TR, Cornellius N. 2017. Otomasi pada Simulator Greenhouse dengan
SCADA berbasis Web. Setrum: Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-
komputer 6(2) : 205-214.

Anda mungkin juga menyukai