Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM Hari, tanggal : Rabu, 28 Februari 2024

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN Dosen Praktikum : Dr. Ir Mohamad Solahudin, M.Si


DALAM LINGKUNGAN Asisten Praktikum : Rafli Arya Fahrezi F1401201016
TERKENDALI Adela Puspa Arjani F1401201031

AGRIBUSINESS AND TECHNOLOGY PARK

Disusun Oleh:
P4/Kelompok 3
Rafi Rizky Mulyadi F1401211033
Hadyan Faruqi Hermawan F1401211071
Muhammad Bisma Permana F1401211074
Nikita Amanda F1401211077
Muhamad Fahri Nur Rifki F1401211089
Thoriq Aziz Al Madani F1401211102

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
IPB UNIVERSITY
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman sebagai makhluk hidup memiliki banyak faktor yang mampu
mempengaruhi pertumbuhannya, mulai dari faktor internal hingga eksternal.
Faktor internal meliputi benih atau tanaman itu sendiri (gen dan hormon),
sementara faktor eksternal meliputi suhu, udara, kelembaban, cahaya, nutrisi juga
tanah (Darmawan et al. 2015). Faktor yang berpengaruh pada tanaman ini dapat
diatur agar mampu memberikan kondisi paling optimal bagi tanaman. Usaha ini
dapat dilakukan dengan meletakkan tanaman pada lingkungan yang terkendali. Di
antara contoh lingkungan yang terkendali adalah greenhouse dan plant factory.
Sistem plant factory merupakan cara untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman, karena pada sistem ini tanaman terisolasi dari lingkungan luar yang
mampu mempengaruhi tanaman. Kelebihan lain dari sistem ini yaitu sistem ini
bersifat terkontrol sehingga tanaman di dalam tidak terpengaruh ketidakstabilan
lingkungan di alam (Wakahara dan Mikami 2010). Plant Factory merupakan
salah satu teknologi budidaya pertanian yang berorientasi masa depan yang dapat
mengatasi permasalahan ketidakstabilan kondisi lingkungan dan faktor luar, serta
pemanfaatan ruang untuk budidaya pertanian. Sistem lainnya yang telah
disebutkan adalah greenhouse. Greenhouse adalah struktur bangunan tertutup
yang berfungsi sebagai wadah pertumbuhan tanaman yang sesuai dengan
kebutuhan lingkungan tumbuhnya (Rizkiani et al. 2020). Greenhouse mampu
melindungi tanaman dari radiasi matahari namun tetap meneruskan cahayanya.
Kedua tempat ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi
tanaman dengan mengatur faktor-faktor yang berpengaruh pada tanaman, seperti
suhu, nutrisi dan cahaya.
Penerapan lingkungan terkendali dapat ditemui pada Agribusiness and
Technology Park (ATP), Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tempat ini merupakan
pusat pengembangan dan pendampingan pengembangan tanaman hortikultura dari
hulu sampai hilir bagi para petani. Selain itu, terdapat berbagai macam
greenhouse, screenhouse dan plant factory dengan berbagai macam sistem kontrol
yang dapat dipelajari oleh mahasiswa.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah menganalisis dan mempelajari kontrol
suhu, nutrisi dan pencahayaan pada lingkungan terkendali di Agribusiness and
Technology Park (ATP).
BAB II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di Agribusiness and Technology Park, Institut
Pertanian Bogor pada 28 Februari 2024, pukul 13.00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah buku catatan
dan handphone untuk dokumentasi.

Prosedur

Gambar 1. Tahapan prosedur praktikum


BAB III
PEMBAHASAN
Praktikum Teknik Produksi Tanaman dalam Lingkungan Terkendali
minggu 6 dilaksanakan pada Agribusiness and Technology Park (ATP). Dilakukan
tour berkeliling wilayah ATP dan diberi penjelasan pada setiap spot atau tempat.
Terdapat banyak fasilitas penunjang seperti pembibitan, greenhouse, perkebunan
dan area packaging greenhouse.
3.1 Kebun Pepaya

Gambar 2 Kebun pepaya


Buah pepaya (Carica papaya L.) merupakan buah yang dapat
dibudidayakan di daerah tropis asal Meksiko Selatan, mempunyai nilai ekonomis
tinggi, dan banyak digemari masyarakat baik dalam maupun luar Indonesia
(Sujiprihati dan Suketi 2011). Budidaya pepaya tak mengenal musim sehingga
buah ini selalu tersedia sepanjang tahun di Indonesia, khususnya pepaya Calina.
Pepaya jenis ini mempunyai keunggulan: kulitnya lebih mulus, dagingnya tebal,
ukurannya middle, dan rasa lebih manis (Ratih 2015). Irigasi yang digunakan
pada kebun pepaya Calina ini menggunakan irigasi tetes yang diberikan dua kali
dalam sehari dengan masing-masing pohon memiliki 2 emitter.. Irigasi tetes hanya
memberikan air, sementara nutrisi diberikan secara manual dengan pupuk tabur.
Karena pepaya ditanam pada lahan terbuka, maka pencahayaannya tidak diatur
sama sekali. Walaupun ditanam pada lahan terbuka, masih ada pemanfaatan
teknologi berupa penggunaan drone untuk memantau jumlah buah yang
dihasilkan oleh setiap pohonnya.
3.2 Kebun Anggur
Kebun anggur yang terletak pada ATP ditanam di dalam screenhouse
dengan luasan lebih dari 200 m2. Anggur yang ditanam berupa anggur merah dan
hijau. Alasan penggunaan screenhouse adalah untuk memberi naungan pada
tanaman ketika terjadi hujan dan melindungi dari hama. Hujan deras yang
langsung mengenai tanaman berisiko untuk merusak tanaman dengan
merontokkan buahnya. Sementara hama yang biasa menyerang tanaman anggur
adalah kutu kebul, kutu loncat, belalang dan ulat. Hama dapat menyerang bagian
akar, batang, daun, tunas, sulur dan buah. Serangan hama pada tanaman anggur
mampu berdampak pada pertumbuhan yang buruk dan produktivitas rendah
(Setiawan 2023). Screenhouse yang digunakan tidak memiliki pengendalian suhu
maupun cahaya. Irigasi yang digunakan adalah irigasi tetes. Nutrisi yang
digunakan pada tanaman anggur antara lain POC (pupuk organik cair) dan NH4.
Aturan pemupukan yang dilakukan pada tanaman anggur adalah minggu 1 POC, 2
kimia, 3 POC, 4 kimia dan minggu 5 tidak dilakukan pemupukan (excel break).
Excel break adalah memotong atau menghentikan pertumbuhan pada pohon
anggur. Metode excel break merupakan salah satu solusi agar pertumbuhan
cabang bisa tumbuh merata.

Gambar 3 Kebun anggur


3.3 Plant Factory

Gambar 4 Plant factory


Plant factory yang terdapat pada ATP merupakan pertanian modern yang
lingkungannya dapat dikendalikan di dalam ruangan atau bangunan tertutup.
Pencahayaan untuk tanaman memakai sinar UV (ungu) dan sinar full spectrum
(putih) dimana lampu tersebut dapat menggantikan fungsi dari sinar matahari
sehingga tanaman tetap dapat berfotosintesis (Rahman et al. 2020). Pada plant
factory juga dapat mengetahui suhu air menggunakan sensor DS, kelembaban
dengan sensor DHT, sensor cahaya, dan menggunakan pH meter. Pipa untuk
penanaman memiliki kemiringan 5° sehingga air dapat mengalir menggunakan
gaya gravitasi. Suhu pada plant factory diatur dengan range 20-26°C. Tujuan dari
penanaman pada plant factory adalah untuk meningkatkan efisiensi produksi
tanaman dengan mengoptimalkan kondisi pertumbuhan serta dapat
memungkinkan produksi tanaman tanpa tergantung pada musim atau cuaca.
3.4 Greenhouse Anggrek

Gambar 5 Greenhouse anggrek


Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang paling banyak diekspor
di Indonesia. Dalam budidaya anggrek, pemantauan keadaan tanaman adalah hal
yang penting. Parameter–parameter yang perlu dipantau antara lain: kelembaban,
suhu, intensitas cahaya dan sebagainya. Parameter–parameter tersebut sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman dapat tumbuh dengan baik jika
kelembaban, suhu, intensitas cahaya terpenuhi dengan baik. Kelembaban anggrek
yang baik berkisar antara 60–80 %. Kelembaban tidak boleh terlalu tinggi saat
malam hari dan tidak boleh terlalu rendah saat siang hari (Najikh et al 2018). Pada
greenhouse anggrek mempunyai suhu yang lembab dan menggunakan sprayer
3.5 Smart Greenhouse - Nursery

Gambar 6 Smart greenhouse - nursery


Smart greenhouse nursery pada ATP merupakan fasilitas untuk
penyemaian dimana sebelum tanaman ditempatkan dalam landscape (taman),
tanaman ditumbuhkan dan dirawat pada smart greenhouse nursery. Penyemaian
yang dilakukan pada greenhouse ini dapat dipantau dan dikendalikan kondisinya
sehingga dapat meningkatkan efisiensi proses penyemaian tanaman. Penyemaian
dilakukan menggunakan irigasi tetes dan mempunyai alat feeder otomatis. Selain
itu, dalam melakukan kontrol cahaya, smart greenhouse dilengkapi dengan
paranet yang bisa dibuka dan ditutup menyesuaikan sinar matahari yang masuk.
Greenhouse ini juga dilengkapi dengan kipas sirkulasi dan misting device untuk
mengatur suhu dan kelembaban. Kipas sirkulasi digunakan untuk meningkatkan
dan melancarkan sirkulasi udara dalam ruangan, mengurangi kelembaban
ruangan, serta menjaga lingkungan dari hama dan juga serangga. Sementara
misting device digunakan untuk mengendalikan kelembaban udara di dalam
ruangan (Fitriawan et al. 2018).
3.6 Greenhouse NFT
Greenhouse dengan sistem Nutrient Film Technique (NFT) adalah
teknologi yang mengarahkan larutan nutrisi ke akar tanaman secara langsung
melalui saluran yang dangkal. Tumbuhan yang ditanami pada greenhouse NFT
merupakan tanaman pakcoy. Sistem Nutrient Film Technique (NFT) merupakan
solusi inovatif untuk menanam tanaman pakcoy secara efisien dan produktif.
Dengan menggunakan teknologi NFT, air dan nutrisi disalurkan secara langsung
ke akar tanaman, memberikan nutrisi yang tepat dan memungkinkan tanaman
untuk tumbuh dengan baik. Selain itu, greenhouse ini juga dilengkapi dengan
chiller, sebuah perangkat yang digunakan untuk mengontrol suhu larutan nutrisi.
Dengan menjaga suhu larutan pada tingkat yang optimal, tanaman pakcoy dapat
tumbuh dan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Greenhouse NFT ini dirancang dengan cermat untuk memastikan kondisi
lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. Sistem irigasi NFT yang
dipilih memungkinkan air dan nutrisi disalurkan secara efisien, sementara
penggunaan chiller membantu menjaga suhu larutan nutrisi pada tingkat yang
diperlukan. Dengan kombinasi teknologi canggih ini, greenhouse NFT
memberikan lingkungan yang optimal bagi tanaman pakcoy untuk tumbuh dengan
cepat dan menghasilkan panen yang melimpah. Ini merupakan solusi modern dan
efisien untuk pertanian tanaman sayuran yang berkualitas tinggi dan
berkelanjutan.

Gambar 7 Greenhouse NFT


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kunjungan ke Agribusiness and Technology Park pada minggu ke-6
memberikan kami gambaran langsung mengenai penerapan lingkungan terkendali
untuk berbagai macam komoditas.Terdapat banyak greenhouse, screenhouse, dan
plant factory sebagai contoh aplikasi lingkungan terkendali. Komoditas yang
ditanam berupa pepaya, anggur, bunga anggrek, dan pakcoy. Sistem kontrol suhu,
nutrisi dan cahaya memiliki banyak variasi, mulai dari yang paling dasar pada
lahan terbuka dan yang lebih konkret pada plant factory. Sistem kontrol suhu
yang ditemui berupa kipas sirkulasi pada greenhouse dan air conditioner pada
plant factory dengan bantuan sensor DS dan DHT. Sistem kontrol cahaya berupa
paranet dan cahaya buatan (warna ungu dan putih). Terakhir untuk sistem nutrisi
masih banyak menggunakan cara manual, sedangkan pada plant factory
digunakan pH meter.
.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Yusuf M, Syahruddin I. 2015. Pengaruh berbagai media tanam terhadap
pertumbuhan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao. L). Jurnal Agroplantae.
4(1):13–18.
Fitriawan H, Dwipakresna IBM, Sulistyanti SR, Trisanto A. 2018. Pemantauan dan
pengendalian kondisi lingkungan greenhouse tanaman paprika dengan teknologi
ZigBee. Di dalam: Seminar Nasional Teknik Elektro 2018. hlm 186.
Najikh RA, Ichsan MHH, Kurniawan W. 2018. Monitoring kelembaban, suhu, intensitas
cahaya pada tanaman anggrek menggunakan ESP8266 dan arduino nano. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 2(11):4607-4612.
Rahman F, Rokhmat M, Fathonah IW. 2020. Analisis Perbandingan Suhu Sistem
Terkontrol Dan Sistem Konvensional Pada Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Hidroponik Sistem Rakit Apung. eProceedings of Engineering. 7(2):4301-4302.
Rizkiani DN, Sumadyo A, Marlina A. 2020. Greenhouse sebagai wadah penelitian
hortikultura. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur. 3(2):461–470.
Wakahara T, Mikami S. 2010. Adaptive nutrient water supply control of plant factory
system by reinforcement learning. Di dalam: SCIS and ISIS 2010 - Joint 5th
International Conference on Soft Computing and Intelligent Systems and 11th
International Symposium on Advanced Intelligent Systems. hlm 1020–1025.
Setiawan R. 2023. Identifikasi hama anggur (Vitus vinifera L.) di Pekanbaru [skripsi].
Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultas Syarif Kasim.
Sujiprihati, S., & Suketi, K. (2009). Budi Daya Pepaya Unggul. Penebar Swadaya Grup.
Prihatiningtyas, R., & Wijaya, N. H. (2015). Analisis peningkatan kualitas pada rantai
pasok buah pepaya calina. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 6(3), 206-224.

Anda mungkin juga menyukai