Anda di halaman 1dari 37

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN & PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN
Jl. Kusumanegara No. 2 Yogyakarta Telp. (0274) 375528

LAPORAN PRAKTIKUM

I. Identitas
Mata Kuliah : Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Acara Praktikum : Budidaya Paprika Hijau (Capsicum annuum var. grossum)
Hidroponik Sistem Irigasi Tetes Berbasis Smart Greenhouse di P4S
Petani Muda Keren Sayram Garden
Tujuan : 1. Mahasiswa mampu melakukan budidaya paprika hijau sesuai
dengan SOP di P4S Petani Muda Keren Sayram Garden
2. Mahasiswa mampu menerapkan teknologi berkelanjutan pada
budidaya paprika hijau hidroponik sistem irigasi tetes berbasis
smart greenhouse
Lokasi : Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Petani
Muda Keren Sayram Garden
Jl. Laksmana No.19, Pancasari, Kec. Sukasada, Kabupaten
Buleleng, Bali 82191
Hari, Tanggal : 20 Oktober 2023
Nama Mahasiswa : Rivaldi Rahmana
NIREM : 03.01.21.0167
Semester :V
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Dosen Pengampu : Annisa Khoiriyah, S.P., M.Sc.

II. Dasar Teori


A. Paprika (Capsicum annum var. Grossum)
Paprika merupakan tanaman hortikultura dari golongan sayuran yang umumnya
dimanfaatkan untuk keperluan pangan (Andriyani, 2018). Paprika (Capsicum annum var.
Grossum) merupakan tanaman sayuran yang memiliki potensial besar untuk dikembangkan
di Indonesia. Paprika merupakan tanaman sayuran yang relatif baru dikenal yaitu sejak
tahun 1990-an (SOP Budidaya Paprika, 1990). Ditunjukkan oleh tingginya minat masyarakat
terhadap konsumsi paprika. Produksi paprika di Indonesia belum dapat memenuhi
permintaan dari dalam negeri sedangkan pasar ekspor paprika Indonesia telah mencapai
Taiwan, Singapura dan beberapa negara lainnya (Widyaningrum, MIskiyah, & Winarti, 2016).
Paprika mengandung zat gizi yang cukup tinggi terdiri dari protein, lemak, karbohidrat,
vitamin A, B, C, serta mineral Ca, Fe, P, dan K. rasa dan warna buah paprika bermacam-
macam tergantung varietas yang ditanam. Zat kapsaisin yang biasanya terdapat pada buah
cabai tidak terkandung dalam paprika sehingga rasa paprika tidak pedas, bahkan cenderung
manis (SOP Budidaya Paprika, 1990). Paprika terdiri dari beberapa warna yaitu paprika
merah, paprika kuning, dan paprika hijau (Herawati, 2012). Paprika merupakan salah satu
jenis tanaman tropis dan subtropic yang dapat tumbuh dengan suhu berkisar 21°C-27°C dan
suhu pada malam hari sekitar 16°C-25°C.
Paprika dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia seperti Bandung Barat,
Cianjur, Bogor, dan Bantaeng (Para Mesti Anna Reza, Syuhriatin, 2021). Paprika memiliki
beberapa macam warna seperti merah, kuning, hijau, dan orange. Paprika kuning memiliki
kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan yang diperlukan oleh tubuh. Diantaranya
vitamin C vitamin E, vitamin B6, vitamin K1, vitamin A, kalium, dan folat. Dari warnanya yang
terang terlihat bahwa buah paprika kuning mengandung karotenoid, pigmen alami yang
menyebabkan tumbuhan memiliki warna kuning hingga merah. Salah satu jenis karotenoid
yang umum terdapat pada paprika kuning adalah jenis violaxanthin. Karotenoid berperan
sebagai antioksidan yang dapat mencegah timbulnya kanker, penuaan dini, atau penyakit
degenerative lainnya. Manfaat paprika kuning yaitu meningkatkan sistem imun, menangkal
radikal bebas, mencegah penuaan dini, membantu menurunkan kadar kolestrol dalam darah,
mencegah diabetes, kesehatan imun, kesehatan mata, merilekskan syaraf, dan membantu
menyehatkan kulit.
Budidaya paprika kuning memiliki beberapa komponen syarat tumbuh yaitu berupa
ketinggian tempat, temperatur, kelembaban, curah hujan, keasaman tanah, dan intensitas
cahaya matahari. Tanaman paprika membutuhkan ketinggian 700-1500 mdpl, dan akan
optimal pada ketinggian 1000 mdpl. Paprika dapat tumbuh di dataran rendah namun
hasilnya kurang baik. Temperatur yang dibutuhkan tanaman paprika pads 21°C-27°C pada
siang hari dan 13°C-16°C pada malam hari. Menurut Y.H Indriyani (2000), di Indonesia
tanaman ini cocok ditanam di dataran tinggi yang mempunyai suhu 16C-25°C. Tanaman
paprika membutuhkan kelembaban udara sekitar 80%, jika kelembaban terlalu tinggi maka
akan terjadi pembusukan akar sebaliknya jika kelembaban terlalu rendah maka akan terjadi
die-back atau layu pucuk. Curah hujan optimal untuk tanaman paprika yaitu 250 mm/bulan.
Derajat keasamaan sangat berpengaruh pada pertumbuhan paprka, sehingga dibutuhkan
pH optimal yaitu 6,5. Intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman yaitu 22%-
30% dari intensitas cahaya matahari total yang diterima tanaman. Tahapan buddiaya paprika
yang dapat doilakukan yaitu penyemaian, penanaman, perawatan, panen, dan pasca panen
(Reftiana, 2023).
B. Hidroponik
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yakni hydro yang berarti air, dan panos
artinya daya. Hidroponik merupakan suatu metode atau cara yang digunakan dalam
bercocok tanam dengan memanfaatkan air sebagai media tanamnya menggantikan tanah.
Jenis hidroponik yang dapat digunakan adalah NFT, DFT, fertigasi, atau system dutch bucket
(Ayu, 2021). Media yang digunakan sebagai pengganti tanah ada;ah arutan nutrisi dan udara
secara eksklusif (misalnya sistem NFT (Nutrient Film Technique), DFT (Deep Flow
Technique) dan aeroponic). Selain menggunakan media air, hidroponik dapat menggunakan
media substrat seperti pasir, kerikil, sabut kelapa, sekam, arang sekam, rockwool, dan
lainnya (Nurul, 2023).
Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi
(applicator, emission device) yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan
frekuensi yang tinggi di sekitar perakaran tanaman(Andriyani, 2018). Dirjen pengelolaan
lahan dan air Departemen Pertanian (2008) dalam Udiana, dkk (2014) menjelaskan
komponen sistem irigasi tetes terdiri dari sumber irigasi, pompa dan tenaga penggerak dan
jaringan perpipaan. Jaringan pipa terdiri dari penetas, pipa lateral, pipa sub utama, pipa
utama, dan komponen pendukung (Andriyani, 2018). Teknik irigasi tetes melakukan
pemberian air irigasi dengan jalan meneteskan air ke pipa-pipa di sepanjang larikan tanaman
yang disebut Drip Irrigation dapat memberikan produksi yang optimal dan penggunaan air
irigasi berlangsung lebih efisien dan efektif dalam budidaya tanaman (Nora et al., 2020).
C. Smart Greenhouse
Greenhouse berasal dari kata “green” yang memiliki arti hijau dan “hpuse” yang
memiliki arti rumah. Adanya tanaman yang dibudidayakan di dalamnya terlihat hijau dari luar
karena dinding greenhouse yang tembus pandang dengan manfaatkan radiasi sinar
matahari untuk pertumbuhan tanaman. (Ristian et al., 2022). Greenhouse merupakan suatu
lingkungan tumbuh tanaman yang bersifat terkendali sebagai penjamin keberhasilan tumbuh
dari pengaruh lingkungan seperti suhu, kelembaban udara, intensitas matahari, dan hama
penyakit (Syah et al., 2018). Bangunan greenhouse berupa bangunan yang berkerangka
atau dibentuk menggelembung. Selubung bangunannya terdapat bahan bening atau tembus
cahaya sehingga dapat meneruskan cahaya secara optimum untuk produksi melindungi
tanaman dari kondisi iklim yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Menurut bentuk,
konstruksi bangunannya greenhouse memiliki bermacam-macam tipe. Seperti, tipe tunnel,
piggy back, dan tipe multispan.
Smart greenhouse merupakan alat bantu petani untuk mendapatkan kualitas dan
kuantitas produk pertanian yang lebih baik dibandingkan dengan cara konvensional.
Komponen perangkat keras pada sistem smart greenhouse terdiri dari mikrokontroler,
sensor, actuator, sistem komunikasi, dan sumber tegangan. Sensor yang dimiliki smart
greenhouse pada umumnya adalah sensor suhu dan sensor kelembaban. Sensor
kelembaban air ditancapkan pada tanah lalu mengukur kelembaban, apabila tanah
terdeteksi kurang lembab maka sensor air akan otomatis menyiram tanah tanaman melalui
selang. Fitur sensor dapat terlihat pada panel LCD yang terpasang di atas smart
greenhouse.
III. Alat & Bahan
i. Alat
Tabel 1. Alat Budidaya
No Nama Alat Fungsi
Pengambilan benih untuk persemaian dan
1 Pinset pengambilan hasil persemaian untuk
dipindahtanamkan pada media lain
Baki persemaian/ tray Tempat persemaian benih paprika kuning
2
bersih untuk menjadi bibit paprika
3 Thermometer ruang Mengukur suhu ruang
4 pH meter Mengukur Tingkat keasaman pH air
5 EC meter Mengukur konduktivitas air
Mengukur jumlah partikel atau konsentrasi
6 TDS meter
terlarut pada air
Mengukur kelembaban atmoster yang dapat
7 Hygrometer menunjukkan kelembaban relative,
kelembaban mutlak, atau keduanya.
Alat menyemprotkan pestisida pada tanaman
8 Hand sprayer
paprika
Seperangkat alat untuk mengairi paprika
9 Peralatan irigasi
kuning dengan sistem irigasi tetes
Untuk memotong tangkai buah yang akan
10 Gunting tanaman dipanen, sebagai alat potong pada
pemangkasan dan pewiwilan
Alat bantu penampungan panen paprika
11 Keranjang
kuning
Untuk memotong tangkai buah paprika yang
12 Pisau
akan dipanen
Untuk melakukan pembersihan buah yang
13 Lap kering
akan dipanen agar lebih mengkilat

ii. Bahan
Tabel 2. Bahan Budidaya
No Nama Alat Fungsi
1 Benih paprika kuning Bahan tanam budidaya paprika kuning
Media tanam yang berfungsi untuk menjaga
kondisi tanah agar memiliki porositas tinggi
dan ringan, memacu pertumbuhan
2 Arang sekam steril mikroorganisme yang berguna bagi tanaman,
mengatur pH tanah, mempertahankan
kelembaban, menyuburkan tanah dan
tanaman
3 Rockwool steril Media tanam yang ramah lingkungan
Kertas tissue dan Mengendalikan penyakit dari jamur atau
4
fungisida previcur N cendawan pada paprika kuning
MPHP (Mulsa Plastik Menjaga uap pada pembibitan paprika agar
5
Hitam Putih) uap yang naik akan dikembalikan ke tanah
Polybag besar (21x32 Wadah pengganti pot dan untuk wadah arang
6
cm) sekam sebagai bantalan media tanam paprika
Wadah untuk pemindahan tanam dari
7 Polybag kecil (7x15 cm)
persemaian selama 30 hari
Sebagai bahan irigasi untuk tanaman dan
8 Air bersih campuran fungisida, pestisida, nutrisi AB mix
pada tanaman
9 Nutrisi AB mix Sebagai sumber nutrisi makro dan mikro
tanaman agar tumbuh dengan baik
Digunakan untuk merambatkan tanaman
10 Tali
paprika kuning ke arah atas
Pengendalian kimia pada penyakit
Pestisida (insektisida dan yangberasal dari cendawan, jamur, dan
11
fungisida) bakteri yang menyerang tanaman paprika
kuning
Pengendali ramah lingkungan untuk
12 Sabun
antropoda yang menyerang paprika kuning
Untuk mempersingkat waktu pematangan
13 Karbit ( kalsium karbida )
buah
Digunakan untuk bahan packaging pada
14 Plastic paprika kuning agar terhindar dari panas dan
air hujan
Mengatasi serta mengendalikan gulma dan
rumput liar, tanpa harus menggunakan bahan
15 Weadmat kimia. Dibuat dari bahan woven fabric dengan
lapisan anti UV, sehingga dapat menyerap
oksigen dengan baik.

IV. Cara Kerja


Tabel 3. Cara Kerja Budidaya Paprika
Nama Waktu
No Dokumentasi Keterangan Foto
Kegiatan Pelaksanaan

Persiapan alat 16 Oktober Terdapat pada tabel 1


1
dan bahan 2023 dan tabel 2

Dilakukan
perendaman
menggunakan air
Perendaman 17 Oktober
2 hangat selama 30
Benih 2023
menit kemudian
ditiriskan pada kain
bersih

Jarak tanam
penyemaian yaitu 1-
2 cm dengan
menggunakan
18 Oktober
3 Penyemaian media tana marang
2023
sekam yang telah
dibasahi
menggunakan air
panas
Penutupan
menggunakan
18 Oktober mulsa bertujuan
Perawatan s/d agar media tanam
4
persemaian 30 Oktober tetap lembab akibat
2023 uap air yang naik
akan dikembalikan
ke bawa oleh mulsa

Polybag kecil
berguna untuk
tempat pindah
Persiapan
tanam bibit dari
media tanam 18 Oktober
5 persemaian untuk
pada polybag 2023
beradaptasi. Ukuran
kecil
polybag yang
digunakan adalah
7x15 cm.

Polybag besar
Persiapan digunakan sebagai
media tanam 19 Oktober media tanam utama
6 pada budidaya ini.
pada polybag 2023
besar Sebagai tempat
pindah tanam bibit
dari polybag kecil ke
polybag besar.
Ukuran dari polybag
Penataan besar yaitu 21x32
19 Oktober cm.
7 paving/
2023 Paving ditata sesuai
bantalan
dengan jarak selang
drip yang digunakan
yaitu 100x 50 cm.
Pemasangan Pemasangan irigasi
19 Oktober
8 irigasi tetes tetes dilakukan lebih
2023
pada polybag dahulu dibandingkan
peletakkan polybag.
Selang drip akan
ditindih oleh polybag
Penataan
agar tidak bergerak.
polybag pada 19 Oktober
9 Masing-masing
paving dan 2023
polybag diberi
irigasi tetes
bagian 1 stick drip
untuk pemenuhan
nutrisi.
10 Pemindahan 30 Oktober Bibit semai yang
tanam bibit 2023 berusia 10-12 hss
pada polybag dipindahkan ke
kecil polybag kecil untuk
beradaptasi dengan
lingkungan dan
mempermudah
perawatan sebelum
menggunakan
selang drip.
Bibit muda
dipindakan ke
polybag besar
setelah berusia 30
hst (terhitung sejak
Pemindahan pindah tanam
tanam bibit 30 November pertama). Polybag
11
pada polybag 2023 kecil dilubangi pada
besar bagian bawah dah
ditumpang tindihkan
pada polybag besar.
Selang drip
ditancapkan pada
polybag kecil.

Saat tanaman sudah


dipindahkan pada
Pemasangan
polybag besar maka
stick irigasi 30 November
12 pemberian nutrisi AB
tetes pada 2023
mix sudah
tanaman
menggunakan
sistem irigasi tetes

Pengisian nutrisi AB
mix dilakukan setiap
30 November
Pengisian hari. Tiap hari
2023 s/d
nutrisi AB mix membutuhkan 1000
13 habis masa
pada bak liter air nutrisi untuk
produktif
penampung pemenuhan
paprika
kebutuhan 1700an
tanaman paprika.

Peracikan nutrisi AB
30 November
mix dilakukan setiap
2023 s/d
Peracikan stok cairan nutrisi
14 habis masa
nutrisi AB mix habis. Sehingga
produktif
nutrisi AB mix bubuk
paprika
akan dicairkan ke
dalam tong untuk
dijadikan stock agar
tidak setiap hari
meracik.

Pengecakan pH,
EC, dan TDS
dilakukan untuk
mengetahui
30 November
kekurangan atau
Pengecekan 2023 s/d
kelebihan dalam
15 pH, EC, dan habis masa
pemberian nutrisi AB
TDS air produktif
mix yang
paprika
diformulakan.
Pengecakan dibagi
menjadi 2 yaitu in
dan out

30 November Penyiraman
2023 s/d dilakukan secara
16 Penyiraman habis masa otomatis melalui
produktif sensor suhu dan
paprika kelembaban.
Penyulaman
dilakukan pada 1
MST. Penyulaman
7 Desember dilakukan untuk
17 Penyulaman
2023 mengganti tanaman
yang rusak/ layu/
mati agar populasi
awal tidak berubah.

Pemasangan tali
dilakukan saat usia
Pemasangan 20 Desember
18 3 MST dengan cara
tali 2023
melilitkan pada
batang paprika

Pemangkasan atau
Pemangkasan 30 Desember pewiwilan dilakukan
19
/ pewiwilan 2023 pada 4 MST dengan
interval 7-11 hari
Penyiangan
dilakukan setiap 1-2
minggu sekali untuk
Setiap 1-2 meminimalisir
20 Penyiangan
minggu sekali munculnya OPT

Pembersihan
Pembersihan Setiap hari greenhouse untuk
21
greenhouse jika kotor meminimalisir
munculnya OPT

Pemupukan
dilakukan dengan
27 Januari cara manual,
22 Pemupukan dilakukan setelah
2024
tanaman berusia
kurang lebih 2 bulan

sebelum Pemindahan stick


Pemindahan
28 Januari drip dilakukan
23 stick drip
2024 setelah masa
irigasi tetes
generative tanaman

sesudah

Seleksi buah
dilakukan pada 6-7
MST agar buah
yang dipelihara
dapat besar dan
3 Februari
maksimal
2024 s/d
24 Seleksi buah masa
produktif
paprika habis

25 Pematangan 6 April 2024 Pematangan buah


buah (seharusnya) menggunakan karbit
dengan cara
mengelap buah agar
mempercepat
proses pematangan
buah

Dokumentasi
diambil pada
greenhouse lain
(tanaman yang
sudah berlangsung
masa pematangan
buah)

Saat terlihat Pengendalian OPT


Pengendalian gejala OPT dilakukan saat
26
OPT yang sudah terjadi gejala
menyerang serangan

Panen dilakukan
pada paprika kuning
berusia 3,5 BST
13 April 2024 hingga masa
(seharusnya) produktif habis
s/d habis sekitar 10 bulan.
27 Panen masa
produktif Dokumentasi
tanaman diambil pada
paprika greenhouse lain
(tanaman yang
sudah berlangsung
masa panen)

Pasca panen yang


dilakukan yaitu
13 April 2024 sortasi, grading, dan
(seharusnya) packaging
s/d habis
28 Pasca Panen masa Dokumentasi
produktif diambil pada
tanaman greenhouse lain
paprika (tanaman yang
sudah masa pasca
panen)

V. Hasil Pengamatan
Pengamatan dilakukan saat tanaman berusia 3 MST hingga 12 MST yaitu dimulai pada
tanggal 21 Desember 2023. Variabel yang dijadikan bahan pengamatan yaitu jumlah daun dan
tinggi tanaman. Jumlah daun diamati setelah dilakukan pewiwilan atau pemangkasan daun non
produktif. Pada satu greenhouse terdapat 16 baris, dengan setiap baris terdapat 56 polybag.
Pada setiap polybag terdapat 2 tanaman. Kami mengambil sample secara acak yaitu terdiri dari
10 baris. Pada masing-masing baris mengambil 10 sample tanaman.
Berikut merupakan hasil data yang telah dilakukan pengamatan.
a. Pengamatan Jumlah Daun
Tabel 4. Data Pengamatan Paprika Variabel Jumlah Daun
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-3
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 6 6 7 8 6 5 6 6 5 5 6
II 7 6 5 5 6 5 6 6 6 7 5.9
III 4 5 6 7 8 9 8 6 8 7 6.8 6.08
IV 5 5 6 6 6 6 7 6 6 6 5.9
V 4 5 4 6 6 6 7 7 7 6 5.8
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-4
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 8 9 9 11 8 6 9 10 7 8 8.5
II 9 10 6 7 4 7 8 3 4 9 6.7
III 6 5 9 10 11 12 10 8 10 11 9.2 8.28
IV 7 8 9 7 10 9 9 8 9 10 8.6
V 7 7 7 9 10 8 9 9 10 8 8.4
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-5
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 9 10 10 12 10 7 10 11 8 9 9.6
II 10 12 9 12 9 6 9 13 5 10 9.5
III 9 9 10 11 12 13 12 9 11 12 10.8 10.06
IV 11 10 10 8 11 10 10 10 10 11 10.1
V 10 9 10 10 11 9 12 10 11 11 10.3
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-6
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 12 14 16 11 12 9 12 13 10 12 12.1
II 12 14 12 15 11 9 11 14 9 11 11.8
III 12 11 10 12 12 16 16 12 11 14 12.6 12.1
IV 12 13 12 11 12 12 9 12 10 12 11.5
V 13 10 12 12 14 12 15 13 12 12 12.5
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-7
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 10 12 14 9 10 7 10 11 8 10 10.1
II 10 12 10 13 9 7 9 12 7 9 9.8 10.1
III 10 9 8 10 10 14 14 10 9 12 10.6
IV 10 11 10 9 10 10 7 10 8 10 9.5
V 11 8 10 10 12 10 13 11 10 10 10.5
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-8
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 13 15 17 10 10 10 13 13 10 12 12.3
II 12 14 12 15 11 9 11 14 9 11 11.8
III 13 14 11 11 13 15 15 13 10 14 12.9 12.16
IV 12 13 12 11 12 12 9 12 10 12 11.5
V 14 11 13 11 13 11 13 14 11 12 12.3
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-9
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 16 18 20 13 13 13 16 16 13 15 15.3
II 15 17 15 18 14 12 14 17 12 14 14.8
III 16 17 14 14 16 18 18 16 13 17 15.9 15.16
IV 15 16 15 14 15 15 12 15 13 15 14.5
V 17 14 16 14 16 14 16 17 14 15 15.3
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-10
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 19 21 22 16 16 14 19 19 15 17 17.8
II 18 19 18 21 16 14 17 20 15 15 17.3
III 18 20 16 17 17 20 19 18 15 18 17.8 17.56
IV 19 19 17 17 17 16 14 18 16 18 17.1
V 19 17 19 16 19 16 19 20 16 17 17.8
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-11
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 21 25 25 20 19 18 22 23 19 20 21.2
II 21 22 22 24 20 18 20 24 19 18 20.8
III 21 23 18 20 19 22 22 21 19 22 20.7 20.72
IV 22 21 20 21 20 19 18 20 20 21 20.2
V 21 19 22 19 21 20 22 23 20 20 20.7
Variabel Pengamatan Jumlah Daun Minggu Ke-12
Tan Tan Tan Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke- ke- ke- ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 Rata Seluruh
7 8 9 10
I 21 30 30 27 26 25 29 29 24 26 26.7
II 23 28 29 30 25 25 27 30 28 23 26.8
26.26
III 23 28 25 25 24 28 28 27 25 28 26.1
IV 23 27 25 25 26 26 24 26 26 28 25.6
V 21 24 29 25 27 26 28 29 26 26 26.1

b. Pengamatan Tinggi Tanaman


Tabel 5. Data Pengamatan Paprika Variabel Tinggi Tanaman (cm)
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-3
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 3 4 3.5 4 3.3 3.4 4 3 4.2 4 3.64
II 4.1 4 3 3.6 3.4 3 3.2 3.3 3 4.5 3.51
III 3 3.3 3.4 3.6 3.8 4 2.9 3.8 3.7 4 3.55 3.416
IV 3.1 3 3.4 3.6 3.2 3.8 3.5 3 3 2.8 3.24
V 3 3 3 2.8 3.2 3.7 3.8 3 2.9 3 3.14
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-4
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 6 7 6.4 6.8 6.7 6.2 7 6 7.4 7 6.65
II 7 7 6 6.7 6.6 6.2 6.7 6.4 6 7.7 6.63
III 6.1 6.3 6.4 6.6 6.9 7.4 5 6.1 6.7 7 6.45 6.498
IV 6.1 6 6.8 6.6 6 6.8 7 6.4 6.7 5.9 6.43
V 6 6.3 6.4 6.4 6.8 6.7 6.8 6 5.9 6 6.33
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-5
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 15 15.9 15.4 15.9 15.7 15 16.2 15.3 16 15.9 15.63
II 16 15.7 14.9 15.7 15.5 15.2 15.5 15.4 15 16.7 15.56
III 15.1 15.3 15.3 15.6 15.8 16.2 14 15.1 15.7 16 15.41 15.448
IV 15 15 15.6 15.6 14.8 15.8 15.8 15.4 15.7 14.9 15.36
V 15 15.3 15.3 15.4 15.8 15.5 15.8 15 14.8 14.9 15.28
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-6
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 20.4 21.3 20.8 21.3 21.1 20.4 21.6 20.7 21.4 21.3 21.03
II 21.4 21.1 20.3 21.1 20.9 20.6 20.9 20.8 20.4 22.1 20.96
III 20.5 20.7 20.7 21 21.2 21.6 19.4 20.5 21.1 21.4 20.81 20.848
IV 20.4 20.4 21 21 20.2 21.2 21.2 20.8 21.1 20.3 20.76
V 20.4 20.7 20.7 20.8 21.2 20.9 21.2 20.4 20.2 20.3 20.68
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-7
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 23.9 24.8 24.3 24.8 24.6 23.9 25.1 24.2 24.9 24.8 24.53
24.348
II 24.9 24.6 23.8 24.6 24.4 24.1 24.4 24.3 23.9 25.6 24.46
III 24 24.2 24.2 24.5 24.7 25.1 22.9 24 24.6 24.9 24.31
IV 23.9 23.9 24.5 24.5 23.7 24.7 24.7 24.3 24.6 23.8 24.26
V 23.9 24.2 24.2 24.3 24.7 24.4 24.7 23.9 23.7 23.8 24.18
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-8
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 28.9 29.8 29.3 29.8 29.6 28.9 30.1 29.2 29.9 29.8 29.53
II 29.9 29.6 28.8 29.6 29.4 29.1 29.4 29.3 28.9 30.6 29.46
III 29 29.2 29.2 29.5 29.7 30.1 27.9 29 29.6 29.9 29.31 29.348
IV 28.9 28.9 29.5 29.5 28.7 29.7 29.7 29.3 29.6 28.8 29.26
V 28.9 29.2 29.2 29.3 29.7 29.4 29.7 28.9 28.7 28.8 29.18
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-9
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 34.9 35.8 35.3 35.8 35.6 34.9 36.1 35.2 35.9 35.8 35.53
II 34.3 34 33.2 34 33.8 33.5 33.8 33.7 33.3 35 33.86
III 33.4 33.6 33.6 33.9 34.1 34.5 32.3 33.4 34 34.3 33.71 34.068
IV 33.3 33.3 33.9 33.9 33.1 34.1 34.1 33.7 34 33.2 33.66
V 33.3 33.6 33.6 33.7 34.1 33.8 34.1 33.3 33.1 33.2 33.58
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-10
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 39.8 40.7 40.2 40.7 40.5 39.8 41 40.1 40.8 40.7 40.43
II 39.2 38.9 38.1 38.9 38.7 38.4 38.7 38.6 38.2 39.9 38.76
III 38.3 38.5 38.5 38.8 39 39.4 37.2 38.3 38.9 39.2 38.61 38.968
IV 38.2 38.2 38.8 38.8 38 39 39 38.6 38.9 38.1 38.56
V 38.2 38.5 38.5 38.6 39 38.7 39 38.2 38 38.1 38.48
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-11
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 45.8 46.7 46.2 46.7 46.5 45.8 47 46.1 46.8 46.7 46.43
II 45.2 44.9 44.1 44.9 44.7 44.4 44.7 44.6 44.2 45.9 44.76
III 44.3 44.5 44.5 44.8 45 45.4 43.2 44.3 44.9 45.2 44.61 44.968
IV 44.2 44.2 44.8 44.8 44 45 45 44.6 44.9 44.1 44.56
V 44.2 44.5 44.5 44.6 45 44.7 45 44.2 44 44.1 44.48
Variabel Pengamatan Tinggi Tanaman Minggu Ke-12
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 52.2 53.1 52.6 53.1 52.9 52.2 53.4 52.5 53.2 53.1 52.83
II 51.6 51.3 50.5 51.3 51.1 50.8 51.1 51 50.6 52.3 51.16 51.368
III 50.7 50.9 50.9 51.2 51.4 51.8 49.6 50.7 51.3 51.6 51.01
IV 50.6 50.6 51.2 51.2 50.4 51.4 51.4 51 51.3 50.5 50.96
V 50.6 50.9 50.9 51 51.4 51.1 51.4 50.6 50.4 50.5 50.88
c. Diameter Buah Paprika Kuning
Tabel 6. Data Pengamatan Paprika Variabel Jumlah Daun
Variabel Pengamatan Diameter Buah Panen ke-1
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 6.5 8 8.6 7 6.8 6.9 8 8.2 8.4 9 7.74
II 7 7.8 7.6 7.5 7.9 9 9.2 10 11.3 11 8.83
III 8.9 9.3 10.4 10.5 11.4 11.8 12 10.6 9.6 8.8 10.33 9.848
IV 9.7 9.6 10.5 10.9 11 11.7 11.4 10.5 10.8 10.9 10.7
V 10.5 11 12 11.2 13 12.5 11.7 11.8 11.5 11.2 11.64
Variabel Pengamatan Diameter Buah Panen ke-2
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 10 8.9 8.9 10.4 6.5 9.7 8.4 8.9 9.5 8.9 9.01
II 8 8.1 12 12.5 8.5 9 9.8 10.3 11.5 11.2 10.09
III 9.4 11.7 10.5 10.6 10.6 11.6 13 11 12 11.7 11.21 10.482
IV 10.5 9.5 10.3 10.9 11.2 11.6 11.5 11.6 10.8 10.9 10.88
V 10.5 10.2 11 11.2 12.9 11 11.5 11.2 11.5 11.2 11.22
Variabel Pengamatan Diameter Buah Panen ke-3
Tan Rata-
Baris Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Tan Rata- Rata
ke-
Ke- ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5 ke-6 ke-7 ke-8 ke-9 Rata Seluruh
10
I 11.6 9 9.1 10.5 7 9.2 7 8.4 9.4 7 8.82
II 8 8.1 12 12.3 6 6.5 9.5 10.9 11.1 12 9.64
III 9.4 9.2 9.9 10.2 10 11.9 12.8 13 12.1 11.9 11.04 10.078
IV 10.2 9.6 10.4 12 11.8 13 11.5 1.4 10.5 10.7 10.11
V 7 9.7 11 11.4 11.6 12 11.7 11 11.4 11 10.78

VI. Hasil dan Pembahasan


1. Paprika Kuning (Capsicum annum L.)
Paprika (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan
sedikit pedas dari suku terong-terongan atau Solanaceae). Produksi paprika di Indonesia
belum dapat memenuhi permintaan dari dalam negeri sedangkan pasar ekspor paprika
Indonesia telah mencapai Taiwan, Singapura dan beberapa negara lainnya. Kandungan
dalam buah paprika yang akan bermanfaat bagi tubuh manusia sehingga banyak konsumen
yang berminat mengkonsumsi paprika. Kandungan per 100 garam paprika yaitu berupa :
Tabel 7. Kandungan Nutrisi Pada Paprika Kuning
Kandungan dalam 100 gram paprika Jumlah
Kalori -
Protein (g) 0,9
Lemak (g) 0,3
Karbohidrat (g) 4,4
Kalsium (mg) 7
Fosfor (mg) 22
Zat Besi (mg) 0,4
Vitamin A (IU) 22
Vitamin B1 (mg) 540
Vitamin B2 (mg) 0,02
Vitamin C (mg) 160
Niasin (mg) 0,4
Air (mg)
Kalori -

Berikut merupakan klasifikasi tanaman paprika :


Kerajaan : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Eudikotil
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : C. annuum
Nama binomial : Capsicum annuum L.

2. Hidroponik Sistem Irigasi Tetes


Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang
berarti daya. Hidroponik atau budidaya tanaman tanpa tanah merupakan suatu metode
penanaman tanaman yang memanfaatkan air dengan memenuhi kebutuhan nutrisi (unsur
hara) setiap tanaman dapat tumbuh dengan baik. Budidaya menggunakan hidroponik
menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan terbatasnya lahan
pertanian. Salah satu yang dapat digunakan untuk budidaya secara hidroponik yaitu sistem
irigasi tetes. Media tanam yang dapat digunakan pada sistem penanaman menggunakan
hidroponik irigasi tetes yaitu arang sekam, rockwool, spon/busa, serbuk serabut kelapa,
zeolite, pecahan genteng/ batu bata, kerikil, serbuk serat pakis, dan lainnya. Persyaratan
yang diperlukan oleh nedia dalam budidaya menggunakan hidroponik yaitu mampu
menyerap air, adanya sirkulasi udara, dan murah.
Sistem irigasi tetes atau drip tip merupakan sistem irigasi dimana pemberian airnya
melalui jalur pipa ekstensif yang umumnya berdiameter kecil. Pemberian air pada sistem
irigasi tetes dilakukan menggunakan beberapa nozel yang diletakkan pada permukaan tanah
dekat dengan perakaran tanaman. Kelebihan menggunakan sistem irigasi tetes yaitu dapat
menghilangkan sebagian besar kehilangan air yang disebabkan oleh penguapan, limpasan,
overspray, erosi dan angin. Irigasi tetes lebih efisien dibandingkan sistem irigasi lainnya
karena kecepatannya yang tepat, hanya di daerah perakaran sehingga mengurangi jumlah
penggunaan air akibat penguapan dan limpasan permukaan. Pemberian air dan nutrisi pada
daerah perakaran juga mencegah adanya daun yang terbakar akibat penyiraman atau
pemupukan. Penggunaan irigasi tetes dapat menyediakan air selama musim kemarau,
mengurangi penggunaan tenaga kerja, menyalurkan air ke tempat yang diinginkan, dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas panen, serta mengusahakan tanah selalu basah.
Kelemahan dari penggunaan irigasi tetes yaitu potensi penyumbatan akibat faktor
fisik, kimia, dan biologi yang dapat mengurangi efisiensi dan kinerjanya. Penumpukan garam
akibat terdapat daerah yang tidak terbasahi maka dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Kebutuhan control harus cermat karena jika pemberian air yang tidak memenuhi
kebutuhan tanaman akan menghambat pertumbuhannya.
Komponen irigasi tetes yang digunakan yaitu :
a. Sumber air
Penggunaan air bersih menjadi kunci keberhasilan irigasi tetes karena penyumbatan
menjadi penghambat.
b. Sumber tenaga, pompa, dan pengatur tekanan
Berfungsi sebagai pengangkat air menuju jaringan perpipaan untuk irigasi tanaman.
c. Katup kendali dan perangkat back flow
Berfungsi untuk mengontrol air dan mencegah adanya kontaminan dari irigasi ke sumber
air.
d. Saringan atau filter
Berfungsi sebagai saringan untuk membuang pasir atau partikel kecil yang terlarut agar
tidak menyumbat saluran irigasi.
e. Jaringan lateral
Jaringan lateral berfungsi untuk menyalurkan air dari pipa manifold ke tanaman.
f. Emitter
Emitter berfungsinuntuk menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar tanaman
dengan debit yang rendah dan tekanan mendekati atmosfer.
g. Peralatan control dan monitoring
Peralatan control terdiri dari pengukur tekanan, katup pengendalim serta perangkat lain
untuk mengontrol dan memantau sistem irigasi tetes.

Cara pemasangan irigasi tetes pada budidaya paprika kuning hidroponik yaitu:
a. Sebelum pemasangan irigasi tetes, lebih baik memasang paving sesuai jarak tanam
terlebih dahulu
b. Perencanaan sistem
Penentuan area tama,am yang akan disiram, jenis tanaman, dan kebutuhan air
c. Pengukuran dan pemilihan bahan
Mengukur jarak tanaman dan perhitungan panjang selang tetes yang dibutuhkan, memilih
selang tetes yang ebrkualitas tinggi dan tahan terhadap tekanan air serta sinar UV.
Komponen yang diperlukan adalah pipa utama, selang penyambung, katup, filter, dan
alat pengatur aliran.
d. Pemasangan pipa utama
Pemasangan pipa utama menghubungkan dengan sumber air atau tandon ke area
tanaman.
e. Penempatan selang tetes
Memastikan selang diletakkan dengan jarak yang konsisten agar distribusi air dan nutrisi
AB mix merata. Gunakan pengangga seperti kawat untuk menjaga agar selang tetes
tetap pada tempatnya.
f. Pemasangan komponen
Memasang katup pengatur aliran dan filter pada pipa utama. Filter akan membantu
mencegah tersumbatnya selang tetes oleh partikel yang mengganggu. Pemasangan
lainnya yaitu alat pengatur aliran, seperti regulator tekanan agar memastikan aliran air
stabil.
g. Pemasangan selang tetes dan emitter
Penyambungan selang tetes ke pipa utama menggunakan selang penyambung.
Tempatkan emitter atau alat tetesan di ujung selang tetes. Memastikan jumlah emitter
sesuai dengan kebutuhan air tanaman.
h. Uji sistem
Buka katup secara perlahan dan memeriksa setiap selang tetes serta emitter. Memeriksa
kebocoran atau masalah lainnya dan memastikan aliran air merata.
i. Pengaturan otomatis
Atur jadwal penyiraman paprika kuning yaitu pukul 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00
menggunakan alar pengatur seperti timer dan senspr kelembaban tanah.
j. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan yang dilakukan untuk memastikan tidak ada penyumbatan pada selang
tetes atau emitter.

3. Smart Greenhouse

Smart Greenhouse Tipe Campuran Tampak Atap Smart GH

Smart greenhouse adalah integrasi data ke internet yang terhubung dengan


database yang diakses menggunakan aplikasi android smartphone dengan fitur-fitur seperti
update hingga controlling. Teknologi smart greenhouse berguna untuk memodifikasi iklim
mikro dengan penerapan teknologi berupa sensor di dalam bangunan dan otomatisasi
fertigasi. Greenhouse memiliki tiga tipe yang berbeda yaitu :
a. Tipe Tunnel
Greenhouse tipe tunnel berbentuk Lorong setengah lingkungan dengan atap
berbentuk melengkung sangat efektif menghindari kerasnya terpaan angin. Kerangka
pada tipe ini menggunakan pipa besi yang kuat sehinga tidak cocok untuk struktur dari
kayu. Tipe ini banyak digunakan pada daerah sub tropis yang efektif pada musim dingin
dan salju.
b. Tipe Piggy Back
Greenhouse tipe piggy back banyak digunakan pada daerah tropis karena banyak
menggunakan bukan pada atapnya sebagai ventilasi pertukaran udara dan
mempertahankan suhu dan kelembaban udara. Tidak cocok untuk daerah dengan
tiupan angin yang kencang.
c. Tipe Multispan
Greenhouse tipe multispan merupakan tipe campuran antara tipe tunnel dengan tipe
piggy back karena memiliki kelebihan dari kedua tipe tersebut. Memiliki struktur kuat dan
ventilasi yang maksimal.
Pada budidaya paprika kuning hidroponik di P4S Petani Muda Keren Sayram
Garden menggunakan tipe greenhouse multispan. Dilengkapi dengan berbagai sensor
dengan sistem IoT sehingga sudah disebut sebagai smart greenhouse. Internet of Things
(IoT) adalah suatu jaringan yang menghubungkan suatu objek dengan berbagai objek
lainnya. Identitas pengenal dan alamat internet (IP) berguna untuk berkomunkasi dan
bertukar informasi mengenai dirinya sendiri maupun lingkungan yang diinderainya.
Perangkat mikrokontroler merupakan perangkat yang mampu mengendalikan perangkat-
perangkat yang berada di sekitar kita ataupun jauh dari kita. IoT didukung oleh beberapa
komponen penting elektronika berupa sensor analog capasitive soil moisture yang berfungsi
untuk mengukur kelembaban tanah dan suhu udara. Sensor kelembaban dan suhu berfungsi
untuk mengukur kelembaban dan suhu udara dalam greenhouse yang disalurkan ke modul
WiFi dan mikrokontroler (pusat pengolahan data). Database berfungsi untuk media
pengolahan informasi yang tersimpan di computer secara sistematis dan mudah diakses.
Pada smart greenhouse yang dimiliki terdapat komponen seperti :
a. Kipas Angin Greenhouse
Kipas angin digunakan untuk menurunkan suhu di greenhouse apabila suhu melebihi dari
standar yang ditentukan. Sensor suhu akan memberikan signal kepada kipas untuk
menurunkan suhu.
b. Atap Terbuka
Atap terbuka otomatis pada greenhouse berguna untuk menurunkan suhu yang terlalu
panas di dalam greenhouse. Atap terbuka terhubung dengan sensor suhu sehingga akan
otomatis terbuka. Tidak menutup kemungkinan bisa dioperasikan secara manual jika
dibutuhkan.
c. Springkel,
Springkel di greenhouse berfungsi untuk menaikkan maupun menurunkan kelembaban
udara di greenhouse. Jika kelembaban rendah maka springkel akan aktif mengalirkan air
secara meluas.
d. Timer digital
Timer digital berfungsi untuk mengatur waktu penyiraman maupun pemberian nutrisi
pada irigasi tetes. Pada budidaya paprika kuning memerlukan 5 waktu pemberian nutrisi
dan air yaitu pada pukul 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00.

Kipas Greenhouse Springkel

Timer Digital Termometer greenhouse

Atap Terbuka Otomatis Kotak Smart Farming

4. Budidaya Paprika Kuning (Capsicum annum L.) Hidroponik Sistem Irigasi Tetes Pada
Smart Greenhouse
Tabel 8. Identitas Komoditas Yang Dibudidayakan
Tanaman Paprika
Varietas
Usia Panen 3,5 Bulan
Tanggal Tanam 30 November 2023
Tanggal Panen 22 April 2024 (seharusnya)
Luasan
Populasi 1792 tanaman

Paprika merupakan komoditas yang memiliki potensi ekspor yang cukup besar.
Berikut merupakan standar operasional prosedur atau SOP budidaya paprika kuning
hidroponik dengan sistem irigasi tetes pada smart greenhouse :
a. Persemaian
Persemaian adalah menyediakan biit bermutu untuk ditanam di greenhouse dengan
tujuan menyiapkan bibit yang sehat dan seragam. Berikut merupakan tahapan
persemaian budidaya paprika kuning :
1. Benih paprika direndam pada air hangat selama 30 menit lalu ditiriskan diatas pada
gelas kaca
2. Persiapan media persemaian menggunakan arang sekam dengan mencuci arang
sekam menggunakan air panas lalu ditiriskan
3. Media persemaian berupa arang sekam dimasukkan ke dalam baki persemaian
4. Tisikan benih paprika yang telah direndam ke atas kain steril agar benih tidak terlalu
basah saat proses penyemaian
5. Lubangi media persemaian dengan pinset secara melintang (horizontal)
6. Tempatkan benih paprika kuning pada lubang tanam media persemaian sedalam 0,5
cm dengan jarak 1-2 cm secara berjejer.
7. Benih dalam baki ditutup menggunakan MPHP, warna hitam pada MPHP berada di
bagian atas.
8. Pada usia 7 hss, mulsa dapat dibuka agar menyesuaikan udara luar.
9. Pada saat tanaman berusia 10-12 hss, bibit dibiarkan di tempa terbuka yaitu di
polybag kecil dengan ukuran 7, 5 x 15 cm . bertujuan agar bibit dapat beradaptasi
dengan lingkungan sebelum dilakukan pemindahan pada media tana marang sekam
10. Pemeliharaan bibit tanaman muda paprika kuning dengan cara penyiraman dan
pemberian hara sebanyak 3-4 kali sehari mulai pukul 08.00-16.00
Bibit paprika kuning perlu dipindahkan ke polybag kecil terlebih dahulu agar
perawatan bibit muda lebih mudah karena belum menggunakan teknologi yang
sudah dirancang.
b. Persiapan tanam
Persiapan tanam merupakan kegiatan penyiapan lahan dan media yang baik agar
pertumbuhan tanaman optimal. Berikut merupakan tahapan persiapan tanam pada
budidaya paprika kuning ;
1. 7 hari sebelum tanam dilakukan sterilisasi greenhouse dengan menyemprotkan
larutan formalin 3% pada dinding rumah kaca, tanah, dan mulsa atau weedmat.
2. Media tanam berupa arang sekam dimasukkan ke dalam polybag ukuran 21x32 cm
3. Pengisian arang sekam pada polybag besar
4. Polybag yang telah diisi diletkkan pada bantalan berupa paving dengan jarak antar
polybag 100 x 50 cm (panjang x lebar).
5. Sehari sebelum tanam, media tanam dijenuhkan kembali dengan larutan hara
dengan EC 1,5
Susunan paving, polybag, dan saluran irigasi tetes

c. Penanaman
Penanaman merupakan rangkaian kegiatan memindahkan bibit dari polybag kecil ke
polybag besar di greenhouse. Berikut merupakan tahapan penanaman pada budidaya
paprika kuning :
1. Cek kelembaban pada media tanam
2. Potong bagian bawah polybag kecil secara melingkar
3. Tanam bibit atau tanaman muda pada polybag besar dengan cara menanam bibit
sekaligus polybag kecil secara bertingkat
4. Pada setiap polybag terdiri dari 2 bibit yang akan ditampung.
5. Dripper stick ditancapkan pada polybag kecil (bagian atas) karena bibit paprika muda
membutuhkan unsur hara makro dan mikro dari nutrisi ABmix sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
d. Penjenuhan media tanam
Penjenuhan media tanam merupakan langkah agar media yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Penjenuhan selama satu malam diberi nutrisi ABmix
paprika pekat dosis dewasa agar menghilangkan lapisan lilin yang terkandung pada
arang sekam sehingga arang sekam dapat mengikat air. Selain itu agar akar pemenuhan
nutrisi pada media tanam baru dapat terpenuhi tanpa terbuang sia-sia.
e. Pemasangan tali pada tanaman
Pemasangan tali berguna untuk menyangga tanaman agar tetap berdiri tegak dan
sinar matahari dapat masuk secara merata keseluruh permukaan daun. Berikut
merupakan tahapan pemasangan tali pada budidaya paprika kuning :
1. Pengajiran dilakukan pada tanaman berusia 1-2 MST mengggunakan tali rami
2. Pengikatan hanya dililitkan pada batang tanaman sehingga tidak melukai batang
paprika kuning
f. Pemberian nutrisi AB mix
Nutrisi AB mix merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh
tanaman hidroponik yang disalurkan melalui selang fertigasi irigasi tetes atau drip tip.
Pemberian nutrisi AB mix pada paprika kuning dilakukan sebanyak 5 kali yaitu pada
pukul 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 WITA. Pembuatan nutrisi dilakukan dengan
mencampurkan 1000 liter air bersih dengan 5 liter masing-masing nutrisi A dan B.
Berikut merupakan nutrisi AB mix yang harus diberikan:
Tabel 9. Komposisi Nutrisi AB mix Pada Paprika Kuning
Larutan 1000 liter vegetatif paprika kuning
Komposisi Kandungan Berat (Gram)
B Meroke MAG-S MgSO4.7H20 380
B Meroke MAP (NH4)H2PO4 20
B Meroke SOP K2SO4 90
B Meroke VITAFLEX Micro Pre Mix 40
B Meroke MKP KH2PO4 180
A Meroke Mikro Fe Fe EDDHA 10
EDDHA
A Meroke CALNIT 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H20 1050
A Meroke KALINITRA KN03 470
Larutan 1000 liter generatif paprika kuning
Komposisi Kandungan Berat (Gram)
B Meroke MAG S MgSO4.7H20 380
B Meroke MAP (NH4)H2PO4 20
B Meroke SOP K2SO4 90
B Meroke VITAFLEX Micro Pre Mix 40
B Meroke MKP KH2PO4 180
A Meroke Mikro Fe Fe EDDHA 10
EDDHA
A Meroke CALNIT 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H20 1050
A Meroke KALINITRA KN03 550

Cara pemberian nutrisi pada sistem irigasi tetes yaitu nutrisi dipompa dan disalurkan
melalui pipa selang PE kedalam. Kebutuhan nutrisi tiap polybag setiap harinya
membutuhkan 1000 ml/ hari. Pemberian nutrisi harus disesuaikan dengan kondisi iklim
dan usia produktif tanaman. Jika pada cuaca panas maka pemberian nutrisi dilakukan 5
kali, sedangkan saat musim hujan maka pemberian nutrisi dilakukan hanya 3 kali sehari.
g. Penyiraman
Penyiraman merupakan proses kegiatan pemberian air secara bersamaan (fertigasi).
Penyiraman paprika kuning menggunakan springkel yang telah terhubung dengan
sensor kelembaban dan telah diatur oleh sistem IoT melalui laptop sehingga dengan
sendirinya springkel menyala. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari yaitu pada
pukul 10.00 WITA dan 16.00 WITA. Durasi penyiraman sekitar 10 menit hingga tanaman
dan media tanam cukup akan kebutuhan airnya.
Jika suhu greenhouse lebih dari 30°C dan kelembaban kurang dari 50% maka
dilakukan pengkabutan dengan springkel secara otomatis.
h. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan tujuan agar mempertahankan populasi tanaman
dengan mengganti tanaman yang rusak atau mati baik karena pengaruh iklim, OPT, dan
lainnya. Proses penyulaman paprika dilakukan pada usai 3-7 hst.
i. Pemasangan tali
Pemasanan tali bertujuan untuk menopang paprika agar tanaman yang
dibudidayakan tida rubuh. Tanaman paprika yang dibudidayakan dapat tumbuh dan
optimal hingga mencapai ketinggian 4 meter. Pemasangan tali dilakukan pada usia 7-14
hst menggunakan benang putih di atas kangit-langit greeehouse.
Pada ujung tali dipasang kait menggunakan kawat, kemudian tali dikaitkan ke kawat
yang telah dipasang di langit-langit greenhouse. Kemudian tali dapat dililitkan pada
batang paprika.
j. Pelilitan
Kegiatan pelilitan bertujuan untuk memperkokoh tanaman agar dapat tumbuh secara
maksimal. Pelilitan dilakukan dengan cara melilitkan tali pada batang tanman searah
jarum jam hingga bagian pucuk menghadap atas.
k. Pemupukan
Pemupukan merupakan proses kegiatan pemberian unsur hara secara bersamaan.
Pemupukan dapat dilakukan dengan menambahkan beberapa unsur diluar nutrisi AB
mix. Dosis setiap tanaman mendapatkan 1 gelas sedang yang disiramkan di dekat akar
tanaman.
l. Pemangkasan/ pewiwilan
Pemangkasan atau pewiwilan adalah mengatur dan mengurangi cabang dan tunas
air di ketiak daun untuk mendapatkan hasil buah yang maksimal. Tunas air merupakan
tunas baru yang tumbuh di sekitar ketiak batang tanaman. Jumlah daun yang dipelihara
hanya 3-7 daun pada setiap batang. Kegiatan pewiwilan dapat dilakukan bersama
dengan pelilitan dengan interval hari 7-11 hari. Berikut merupakan tahapan
pemangkasan atau pewiwilan pada budidaya paprika kuning:
1. Pada pemangkasan cabang dan tunas di ketiak daun diatur sehingga hanya tersisa 2
cabang utama atau dengan 1 cabang sekunder. Pemangkasan dapat dilakukan
sampai bunga yang dipelihara tumbuh mekar
2. Pada pemangkasan daun, batan utama hingga percabangan pertama dibiarkan
tanpa daun. Daun yang tua dan sakit dapat dibuang
3. Pada pemangkasan bunga, bunga yang terbentuk di cabang utama harus dibuang
agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman ke atas
4. Dari satu ketiak sebaiknya tersisa 1 bunga agar buah yang dihasilkan besar dan
maksimal
m. Seleksi cabang
Seleksi cabang dilakukan untuk memilih atau menyimpan cabang yang baik dan
seragam dilihat dari tinggi dan besar batang tanaman. Cabang yang dipelihara adalah 2
cabang sedangkan cabang lainnya dilakukan topping atau pemberhentian titik tumbuh.
Tujuannya agar unsur hara dapat dimaksimalkan oleh cabang terpilih.
n. Seleksi buah
Seleksi buah merupakan membuang buah yang pertumbuhannya kurang baik baik
dari segi bentuk, warna, ukuran, dan tingkat kemulusan agar buah yang baik dapat
tumbuh dengan maksimal. Berikut merupakan tahapan seleksi buah pada budidaya
paprika kuning :
1. Seleksi buah pertama dilakukan pada umur 6-7 MST dengan membuang buah yang
terlalu berdempetan maka salah satunya harus dibuang
2. Seleksi buah kedua dapat dilakukan pada 8-10 MST dengan menyisakan 3-4 buah
per pohonnya
o. Pengendalian organisme pengganggu tanaman
Pengendalian OPT merupakan upaya merawat tanaman dengan mengendalikan
OPT agar tanaman tumbuh sehat dan mengurangi resiko kerugian yang dapat
ditimbulkan akibat serangan OPT. Berikut merupakan jenis OPT menyerang paprika
kuning di P4S Petani Muda Keren Sayram Garden yaitu:
1. Hama Trips (Trips parpispinus)
Bagian yang diserang adalah bagian daun, bunga, dan buah tanaman
paprika. Daun dan bunga yang terserang oleh trips akan menimbulkan gejala seperti
daun keriting dan bergelombang.

Daun yang terkena trips

2. Kutu Daun Persik (Myzus persicae)


Bagian yang diserang adalah bagian pucuk dan daun muda dengan
menusuk dan menghisap cairan yang menyebabkan tanaman menjadi keriput,
berwarna kekuningan, terhambat proses pertumbuhan, kerdil, layu, dan mati.

Tanaman Terserang Kutu Daun Persik

3. Layu Fusarium
Layu fusarium dapat terjadi akibat kelembaban yang terlalu tinggi sehingga
daun tanaman menjadi menguning, pucat bagian tulang daun, batang yang
membusuk, dan akhirnya tanaman menjadi layu.

Batang yang terkena layu fusarium

4. Layu Bakteri
Layu bakteri disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum yang dapat
menginfeksi inti sel tanaman dan menyebabkan gejala yang ditandai pucuk tanaman
menjadi layu. Gejala awal berasal dati atas menurun ke tanaman bagian tubuh
bawah seperti batang dan lainnya.

Tanaman terserang layu bakteri


Buah Paprika terserang layu bakteri

5. Busuk Pantat Buah (Bloosom End Root)


Penyebab dari busuk pantat buah yaitu endapan air hujan yang terakumulasi
menjadikan kulit buah paprika tipis dan berisi banyak air. Busuk pantat disebabkan
karena plasmolysis yang mengering, cekung, dan lebih kaku. Cara mencegahnya
yaitu memenuhi asupan kalsium.
6. Penyakit bercak daun serkospora
Disebabkan oleh jamur patogen Cercospora capsici Heal et Wolf. C. capsici
dapat menyerang semua bagian tanaman, yaitu daun, tangkai daun, batang, tangkai
bunga dan bunga namun jarang terjadi pada buah. Serangan pada daun dapat
menimbulkan “defoliasi”. Bercak pada daun berbentuk bulat sirkuler, bagian tengah
berwarna abu – abu tua, dengan bagian pinggir berwarna cokelat tua. Bercak juga
mempunyai jalur – jalur sepusat yang tampak lebh jelas jika dilihat pada permukaan
atas daun. Bercak berukuran 0,25 cm, dapat meluas hingga mempunyai garis tengah
0,5 cm atau lebih.

Daun yang terkena penyakit bercak daun serkospora

Upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian OPT yaitu harus berdasarkan
lima tepat :
1. Tepat sasaran
2. Tepat jenis
3. Tepat waktu
4. Tepat dosis
5. Tepat cara
Pengaplikasian pestisida dilakukan setiap 3-4 hari sekali tergantung pada kondisi
tanaman. Pestisida yang digunakan adalah Pervicur-N 1-2 ml/ Liter yang memiliki bahan
aktif Propomakar hidroklorida. Insektisida dapat menggunakan Joker 75 SP dan Zychate
dengan bahan aktif Asefat dan Imidakloprid 2 cc/Liter. Fungisida yang digunakan adalah
Kontaf 50 SC berbahan aktif Heksakonazol 2 g/Liter. ZPT yang digunakan adalah atonik
berbahan aktif natrium 2,4 dinitrog=fenol, natrium 5 nitroguaikol, natrium orto nitrofenol,
dan natrium para nitrofenol 2 cc/ Liter. Perekat yang digunakan adalah Supract Agent
Apsa berbahan aktif Alkil Aril Alkoksilat dan Asam Oleat 0,25 ml/ Liter
p. Panen
Panen merupakan kegiatan memetik buah sesuai kriteria yang diinginkan untuk
mendapatkan buah dengan tingkat kematangan sesuai dengan permintaan pasar.
Produktivitas panen setiap pohon mencapai 3 kg. sehingga dalam jumlah populasi 1792
mendapatkan produktivitas 5.376 kg. Berikut merupakan tahapan panen pada budidaya
paprika kuning :
1. Paprika kuning dapat dipanen pada usia 3, 5 BST (Bulan Setelah Tanam)
2. Paprika kuning dipanen dengan tingkat kematangan 80-90%
3. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar buah tidak kering dan pembusukan
pada batang
4. Buah paprika kuning dipetik pada bagian tangkai menggunakan gunting atau pisau
tajam. Pastikan tidak menggores batang atau buah lainnya pada satu pohon tersebut
karena bisa menyebabkan jamur atau cendawan mudah masuk ke bagian tanaman.
5. Letakkan buah paprika kuning pada wadah yang telah disediakan di tempat yang
teduh ahar tidka layu bahkan lembek.
q. Pasca panen
Pasca panen merupakan kegiatan penanganan buah setelah dipanen hingga siap
untuk didistribusikan. Tujuannya untuk menjadmin keseragaman ukuran buah, mutu
buah, dan sesuai dengan permintaan pasar. Berikut merupakan tahapan pasca panen
pada budidaya paprika kuning :
1. Sortasi, dilakukan pengelompokkan pada buah yang rusak, tidak layak, cacat,
dan buah yang baik
2. Grading, dilakukan pengelompokkan berdasarkan grade buah paprika agar
mendapatkan harga yang sesuai dengan pasar
3. Packing, masukkan paprika pada kantong plastik atau kardus yang telah
disediakan sesuai kesepakatan dengan konsumen paprika kuning. Packing
menggunakan kantong plastik berukuran 10 kg.

5. Faktor Pertumbuhan Paprika Kuning Hidroponik Sistem Irigasi Tetes Pada Smart
Greenhouse
a. Media tanam
Media tanam yang dapat digunakan untuk menunjang produktivitas paprika kuning
yaitu rockwool, arang sekam, krikil, zat silikat, busa, pasir, sabut kelapa, dan pecahan
batu bata. Media yang digunakan harus disterilkan dengan merendam, membilas, dan
mendisinfeksi. Menjemur di sinar matahari selama minimal 3 hari dapat membunuh
cendawan dan pathogen yang terdapat pada media tanam setelah digunakan
sebelumnya.
b. Ketinggian tempat budidaya
Tanaman paprika membutuhkan ketinggian 700-1500 mdpl, dan akan optimal pada
ketinggian 1000 mdpl. Paprika dapat tumbuh di dataran rendah namun hasilnya kurang
baik.
c. Temperature
Temperatur yang dibutuhkan tanaman paprika pads 21°C-27°C pada siang hari dan
13°C-16°C pada malam hari. Di Indonesia tanaman ini cocok ditanam di dataran tinggi
yang mempunyai suhu 16C-25°C.
d. Kelembaban udara
Tanaman paprika membutuhkan kelembaban udara sekitar 80%, jika kelembaban
terlalu tinggi maka akan terjadi pembusukan akar sebaliknya jika kelembaban terlalu
rendah maka akan terjadi die-back atau layu pucuk.
e. Curah hujan
Curah hujan optimal untuk tanaman paprika yaitu 250 mm/bulan. Derajat keasamaan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan paprka, sehingga dibutuhkan pH optimal yaitu
6,5.
f. Intensitas cahaya
Intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman yaitu 22%-30%

6. Kendala Penggunaan Teknologi Pada Budidaya Paprika Kuning


a. Kendala penggunaan sistem irigasi tetes pada paprika kuning hidroponik
Sistem irigasi tetes banyak membantu petani paprika di Desa Pancasari khususnya
di P4S Petani Muda Keren Sayram Garden pada beberapa tahun belakangan. Namun
penerapan irigasi tetes dapat menimbulkan kendala baik teknis maupun finansial. Berikut
merupakan kendala dan cara penanganan pada penggunaan sistem irigasi tetes :
- Penyumbatan emitor
Tersumbatnya emitor diakibatkan kecilnya selang sehingga mengurangi
tingkat emisi penggunaan air. Penyumbatan mengakibatkan meingkatnya biaya
pemeliharaan karena diperlukan pemeriksaan, perbaikan, dan penggantian
penghasil emisi akibat sumbatan. Cara penanganannya adalah memilih emitor yang
memerlukan sedikit perawatan, perancangan sistem yang baik dan tidak terburu-
buru, memastikan air dan nutrisi tidak menggumpal sehingga menyebabkan
tersumbatnya emitor.
- Perkembangan akar tanaman yang terbatas
Irigasi tets biasanya hanya membasahi sebagian zona akar sehingga
terbatasnya zona lembab. Distribusi akar yang terkonsentrasi dapat mengurangi
Kemampuan tanaman dalam menahan angin. Penanganan yang cocok dilakukan
yaitu pengoperasian sistem irigasi tetes dengan cermat sesuai tanaman yang
dibudidayakan.
- Akumulasi garam di pinggiran zona akar
Air dengan sanitasi tinggi digunakan untuk irigasi daerah kering
menyebabkan garam cenderung terakumulasi di pinggiran zona basah dan
antarmuka antara zona irigasi dan non irigasi. Kasus ini tidak terlalu sering terjadi di
budidaya paprika kuning yang kami lakukan.
- Tingginya biaya sistem irigasi tetes
Biaya pada sistem irigasi tetes lebih tinggi dibandingkan dengan sistem irigasi
permukaan atau irigasi springkel portable. Hal tersebut dikarenakan peralatan pipa
dan filtrasi dalam jumlah besar untuk membersihkan dan mengairi. Namun manfaat
dari irigasi tetes lebih banyak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Penanganan yang dilakukan yaitu melakukan budidaya secara luas dan populasi
yang banyak agar biaya yang tinggi dapat ditutup oleh hasil yang maksimal.
b. Kendala penggunaan smart greenhouse
Smart greenhouse merupakan teknologi yang diharapkan membantu petani dalam
melakukan budidaya. Namun terkadang terdapat kendala saat di lapangan. Berikut
merupakan kendala dari penggunaan teknologi seperti smart greenhouse :
- Sensor error
Sensor error diakibatkan sensor merupakan ciptaan manusia sehingga tidak
selancar yang diharapkan. Terkadang pendeteksi suhu yang salah menyebabkan
kipas menyala. Hal yang bisa fatal yaitu saat turun hujan namun suhu panas
mengakibatkan masuknya air hujan ke greenhouse karena terbuka secara otomatis
atas bagian atas akibat sensor suhu. Penanganan yang dilakukan yaitu pengamatan
setiap hari pada semua greenhouse sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan
sensor. Sebagian dilakukan secara manual seperti pengecekan pH. TDS, dan EC.
Selain itu pembukaan atap bagian atas greenhouse juga bisa dilakukan dengan caa
manual.
- Perawatan mahal
Biaya 1 smart greenhouse dapat mencapai 1 milyar, hal tersebut menjadi
kendala petani kecil yang tidak bisa membuat smart greenhouse. Perawatan yang
dilakukan seperti penggantian plastic atap, penggantian weedmad, dan lainnya
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
- Jam kerja terbatas
Jam kera terbatas diakibatkan di dalam greenhouse memiliki suhu ruang
yang lebih tinggi dari suhu di luar ruangan. Sehingga efisiensi kerja hanya dilakukan
pada 06.00-10.00 dan 14.00-18.00 saja.

7. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Paprika Kuning


Hasil pengamatan yang telah dilakukan sejak 21 Desember 2023 hingga Lokasi
pengamatan berada di P4S Petani Muda Keren Sayram Garden. Pengamatan dilakukan
setiap satu minggu sekali setelah dilakukan pewiwilan atau pemangkasan daun. Variable
pengamatan yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengambilan sampel
secara acak yaitu 10 baris, pada setiap baris diambil 10 sampel. Berikut merupakan hasil
yang diperoleh dari pengamatan pertumbuhan paprika kuning hidroponik di smart
greenhouse :
a. Rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada tanaman paprika usia 3 MST – 9 MST adalah
baris pertama, sedangkan rata-rata jumlah daun tertinggi usia 3 MST – 9 MST adalah
baris ketiga
b. Rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada tanaman paprika usia 10 MST adalah baris
pertama, sedangkan rata-rata jumlah daun tertinggi usia 10 MST adalah baris pertama,
ketiga, dan kelima
c. Rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada tanaman paprika usia 11 MST adalah baris
pertama, sedangkan rata-rata jumlah daun tertinggi usia 11 MST adalah baris pertama
d. Rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada tanaman paprika usia 12 MST adalah baris
pertama, sedangkan rata-rata jumlah daun tertinggi usia 12 MST adalah baris kedua
e. Rata-rata diameter buah paprika kuning pada panen pertama yaitu 9, 848 gram
f. Rata-rata diameter buah paprika kuning pada panen kedua yaitu 10, 482 gram
g. Rata-rata diameter buah paprika kuning pada panen ketiga yaitu 9, 078 gram
h. Penambahan tinggi tanaman setiap minggunya berkisar 3-9 cm. tanaman tertinggi rata-
rata berada pada baris pertama, kemungkinan diakibatkan karena nutrisi tanaman pada
selang irigasi baris pertama lebih lancar dari baris lainnnya. Selain itu, baris pertama
letaknya berdekatan dengan pintu masuk sehingga memungkinkan sinar matahari masih
bisa masuk kedalam greenhouse sehingga mempengaruhi pertumbuhan tinggi paprika
kuning.

8. SWOT Pada Budidaya Paprika Kuning (Capsicum annum L.) Hidroponik Sistem Irigasi
Tetes Pada Smart Greenhouse
P4S Petani Muda Keren Sayram Garden yang terletak di Jl. Laksamana No. 19
Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng merupakan salah satu P4S yang
melakukan budidaya paprika. Pada P4S Petani Muda Keren Sayram Garden memiliki 13
greenhouse binaan dalam budidaya paprika hidroponik. Penanaman paprika di Provinsi Bali
memiliki banyak keuntungan secara materi dan ekonomi karena paprika banyak diminati oleh
WNA (Warga Negara Asing) atau turis manca negara yang menjadikan paprika sebagai
bahan makanan pada makanan luar negeri seperti pizza, soup, dan lainnya. Paprika memiliki
beberapa macam warna buah yaitu warna merah, orange, hijau, dan kuning. Konsumen di
Provinsi Bali memiliki minat pada paprika merah dan kuning karena sesuai dengan kebutuhan
pasar. Dalam melaksanakan budidaya paprika kuning sistem irigasi tetes pada smart
greenhouse harus mengetahui analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, and
Threats) agar tidak terjadi kegagalan tinggi. Berikut merupakan analisis SWOT yang perlu
diperhatikan :
Strengths Weakness
1. Paprika merupakan komoditas 1. Hama penyakit pada paprika yang
unggulan di Provinsi Bali rumit
2. Penggunaan teknologi irigasi tetes 2. Seringkali terjadi kesalahan prediksi
yang mempermudah pekerjaan petani oleh sensor
3. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya 3. Irigasi tetes rawan terjadi
tenaga kerja penyumbatan saluran
4. Nilai jual paprika yang tinggi 4. Nutrisi yang dialirkan pada media
5. Sensor pada smart greenhouse tanam seringkali mengendap
mempermudah pemantauan agar 5. Jika media tanam terlalu poros maka
tidak setiap saat harus di cek karena tidak dapat menahan air dan nutrisi
sudah terjadwal dan terkontrol yang diberikan kepada tanah

Oppurtunities Threats
1. Memperbanyak jumlah populasi 1. Persaingan buah paprika dari pasar
dengan memanfaatkan luasan impor yang tinggi
greenhouse yang ada dengan 2. Ancaman musim hujan, jika air hujan
pengaturan jarak tanam dan teknologi masuk ke tandon air nutrisi akan
yang ada menyebabkan adanya sumber
2. Kebutuhan paprika yang semakin penyakit baru bagi tanaman
tinggi karena Provinsi Bali memiliki 3. Tingkat kerusakan teknologi yang
Kunjungan WNA yang banyak tinggi jika terlalu lalai
3. Smart Greenhouse dan irigasi tetes
merupakan teknologi yang dapat
berkelanjutan sehingga bisa dijasikan
sebagai ajang agrowisata
4. Dapat terjadi pembaharuan sistem
menjadi lebih modern dengan
penambahan fitur lainnya

VII. Kesimpulan
Paprika (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan penghasil buah yang berasa manis dan
sedikit pedas dari suku terong-terongan atau Solanaceae). Hidroponik atau budidaya tanaman
tanpa tanah merupakan suatu metode penanaman tanaman yang memanfaatkan air dengan
memenuhi kebutuhan nutrisi (unsur hara) setiap tanaman dapat tumbuh dengan baik. Smart
greenhouse adalah integrasi data ke internet yang terhubung dengan database yang diakses
menggunakan aplikasi android smartphone dengan fitur-fitur seperti update hingga controlling.
Teknologi smart greenhouse berguna untuk memodifikasi iklim mikro dengan penerapan
teknologi berupa sensor di dalam bangunan dan otomatisasi fertigasi. Sensor yang digunakan
pada budidaya paprika kuning di P4S Petani Muda Keren Sayram Garden adalah sensor suhu,
kelembaban, dan penyiraman otomatis. Komponen pendukung pada greenhouse yaitu kipas
greenhouse, atas terbuka otomatis, dan springkel.
Faktor yang mendukung budidaya paprika kuning sistem irigasi pada smart greenhouse
adalah media tanam, ketinggian 700-1500 mdpl dan akan optimal pada ketinggian 1000 mdpl,
cocok ditanam di dataran tinggi yang mempunyai suhu 16C-25°C, kelembaban udara sekitar
80%, curah hujan optimal untuk tanaman paprika yaitu 250 mm/bulan, pH optimal yaitu 6,5, dan
intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh tanaman yaitu 22%-30%. Tahapan budidaya
paprika kuning sistem irigasi tetes adalah penyemaian, penanaman, pemeliharaan (penyiraman
dan pemupukan, penyulaman, pemasangan tali, pelilitan, pewiwilan, seleksi cabang, seleksi
buah, aplikasi pestisida, serta pengendalian hama dan penyakit), panen, hingga pasca panen.
Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknologi irigasi tetes dan smart greenhouse
adalah sensor error seperti terkadang pendeteksi suhu yang salah menyebabkan kipas menyala.
Hal yang bisa fatal yaitu saat turun hujan namun suhu panas mengakibatkan masuknya air hujan
ke greenhouse karena terbuka secara otomatis atas bagian atas akibat sensor suhu. Perawatan
mahal seperti perawatan yang dilakukan seperti penggantian plastic atap, penggantian
weedmad, dan lainnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu jam kerja terbatas
diakibatkan di dalam greenhouse memiliki suhu ruang yang lebih tinggi dari suhu di luar ruangan.

VIII. Daftar Pustaka


Aini, N dan Azizah, N. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Hidroponik.
Universitas Brawijaya Press.

Andriyani, C. N. (2018). Analisis Biaya Budidaya Paprika Hidroponik Lembang. Karya Ilmiah
Mahasiswa, 2(2), 1–8.

https://paktanidigital.com/artikel/syarat-tumbuh-paprika/ (Diakses pada 3 Januari 2024)

Listianda, AS. 2021. Bertanam Paprika Secara Hidroponik. Elementa Media

Metasari, R. 2023. 5 Fakta Menarik Tentang Paprika. Elementa Media


Nora, S., Yahya, M., Mariana, M., Herawaty, H., & Ramadhani, E. (2020). Teknik Budidaya Melon
Hidroponik dengan Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation). Agrium, 23(1), 21–26.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/agrium/article/view/5654

Para Mesti Anna Reza, Syuhriatin, S. M. R. (2021). ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN


PAPRIKA (Capsicum annuum var. grossum) BERDASARKAN POLA TANAM. 3(1), 23–32.

Ristian, U., Ruslianto, I., & Sari, K. (2022). Sistem Monitoring Smart Greenhouse pada Lahan
Terbatas Berbasis Internet of Things (IoT). Jurnal Edukasi Dan Penelitian Informatika
(JEPIN), 8(1), 87. https://doi.org/10.26418/jp.v8i1.52770

SOP Budidaya Paprika. (1990).

Susanto, T. 2015. Rahasia Sukses Budidaya Tanaman Dengan Metode Hidroponik. Bibit
Publisher.

Syah, A. N. A., Nuryawati, T., & Litananda, W. S. (2018). Pengembangan Smart Greenhouse
Untuk Budidaya Holtikultura. Seminar Nasional PERTETA 2018, 2010, 1–10.
http://www.ccw.ir/content/92/default.aspx

Disahkan di Yogyakarta tanggal 9 Februari 2024


Dosen Pengampu Praktikan

Annisa Khoiriyah, S.P., M.Sc. (Maulidya Hilda Prameswari)


LAMPIRAN

Bunga pada paprika Grading Paprika Kuning

Sortasi Paprika Kuning Packing Paprika Pengiriman Pizza Hut

Kardus Packing Paprika Papan Identitas Budidaya Paprika Pada


Greenhouse

Anda mungkin juga menyukai