Anda di halaman 1dari 5

Sinopsis Praktek Lapang

BUDIDAYA TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) SECARA HIDROPONIK


SISTEM DFT (Deep Flow Technique) DI ACEH TAMIANG

OLEH:

DESSY WULANDARI
1705101050063

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang mempunya nilai gizi dan
bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan serta manfaat sayuran yang ada menyebabkan
konsumsi sayur masyarakat Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Selain itu juga
seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat menyebabkan industri seperti
pabrik-pabrik semakin berkembang, sehingga menyebabkan lahan pertanian yang semakin
terbatas terutama di perkotaan. Hidroponik merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produktifitas tanaman terutama di lahan terbatas.
Hidroponik adalah sistem budidaya tanaman dengan menggunakan media non
tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dengan pemenuhan nutrisi pada tanaman.
Pemenuhan nutrisi tanaman tersebut dilakukan karena menggantikan fungsi tanah sebagai
pendukung akar tanaman dan perantara nutrisi dengan mengalirkan atau menambah nutrisi,
air, dan oksigen melalui media tanam yang digunakan. Hidroponik juga salah satu sistem
pertanian masa depan dikarenakan sifatnya yang dapat diusahakan di berbagai tempat
seperti di desa, di kota, di lahan terbuka ataupun di dalam ruangan sekalipun. Sehingga
dengan menerapkan sistem ini, dapat mengatasi beberapa masalah budidaya tanaman salah
satunya adalah keterbatasan lahan. Selain itu juga, sistem hidroponik dapat diusahakan di
semua musim dan kelebihan lainnya adalah produksi per tanaman lebih besar dan
kualitasnya yang lebih baik, harga yang lebih tinggi, kepadatan tanaman per satuan luas
dapat dilipat gandakan sehingga mengurangi penggunaan lahan, mutu produk (bentuk,
ukuran, rasa, warna, serta kebersihan) lebih terjamin, pemeliharaan tanaman yang lebih
mudah, dan panen dapat sesuai dengan kebutuhan pasar (Susilo, 2019).
Budidaya tanaman secara hidroponik terdiri aras beragam teknik, salah satunya
adalah teknik DFT (Deep Flow Technique). Sistem DFT merupakan penyempurnaan dari
system NFT. Pada sistem DFT ketika aliran nutrisi tanaman terhenti, air nutrisi tersebut
tidak langsung habis pada talang air tetapi masih tersisa menggenangi perakakaran
tanaman tersebut. Sehingga apabila tidak ada aliran listrik selama 6 hingga 7 jam, tanaman
masih mendapatkan nutrisi. Ataupun dengan teknik ini dapat menghemat penggunaan
listrik dikarenakan dapat mengatur waktu pengaliran air nutrisi dengan timer, sehingga
tanaman tidak seharian dialiri oleh aliran nutrisi tanaman tersebut (Umar et al, 2016).
Tanaman sayuran adalah tanaman yang sering digunakan dalam budidaya secara
hidroponik dikarenakan batang sayur-sayuran tidak terlalu besar dan berat. Salah satu jenis
sayur yang mudah dibudidayakan adalah tanaman sawi. Sayuran ini memiliki sifat yang
tahan terhadap air hujan, masa panen yang terbilang cukup pendek, serta tidak tergantung
terhadap musim sehingga dapat dipanen sepanjang tahun (Wibowo et al, 2013). Salah satu
jenis sawi yang cukup popular dan banyak dikonsumsi masyarakat adalah pakcoy.
Tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) termasuk dikelompokkan dalam tanaman sawi yang
mudah didapat dengan harga yang ekonomis. Kandungan nutrisi yang terdapat pada
pakcoy adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serta pangan, Ca, P, Fe, Vitamin A, B,
dan C sehingga diminati masyarakat selain karena rasanya yang enak. Tanaman pakcoy
dapat tumbuh optimal apabila ditanam pada lahan yang memiliki unsur hara makro dan
mikro yang cukup tinggi, sehingga dengan cara budidaya secara intensif pemberian
nutrisinya dengan sistem hidroponik diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan
meningkatkan produktifitas tanaman pakcoy tersebut.

1.2. Tujuan Praktek Lapang


Adapun tujuan dari praktek lapang adalah untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam melakukan budidaya tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) dengan system
hidroponik DFT (Deep Flow Technique) serta mengetahui hasil dan pertumbuhan tanaman
pakcoy dengan menggunakan sistem DFT.

1.3. Manfaat Praktek Lapang


Adapun manfaat dari praktek lapang ini adalah untuk menambah kemampuan
mahasiswa baik teori maupun teknis dalam melakukan budidaya tanaman pakcoy dengan
sistem hidroponik DFT.
BAB II. METODOLOGI PELAKSANAAN

2.1. Tempat dan Waktu


Praktek lapang dilaksanakan di Kebun Usaha Hidroponik “Aceh Hidroponik”,
Aceh Tamiang. Praktek Lapang ini dilaksanakan selama 5 minggu mulai dari tanggal 10
Agustus - 14 September 2020.

2.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data pada praktek lapang adalah field research yaitu
penelitian yang dilakukan dengan meninjau dan mengamati secara langsung pada tempat
penelitian untuk mendapatkan data-data yang akurat. Berikut beberapa teknik yang
digunakan pada field research, antara lain yaitu:
a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan secara langsung, seperti pengamatan lokasi serta pengenalan gambaran
umum tempat praktek Lapang tersebut.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui proses tanya
jawab dengan pembimbing di lapangan.
c. Studi pustaka, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengambilan referensi yang berkaitan dengan teknik pengujian rutin
benih pangan.
d. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengambilan gambar atau foto tentang kegiatan-kegiatan yang ada di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Susilo, I. B.. 2019. Pengaruh konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk organic cair
terhadap hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) dengan sistem hidroponik DFT.
Berkala Ilmiah Pertanian. 2(1): 34-41.

Umar, U.F., Y. N. Akhmadi, dan Sanyoto. 2016. Jago Bertanam Hidroponik Untuk
Pemula. AgroMedia Pustaka, Jakarta Selatan.

Wibowo, S. dan A. Asriyanti. 2013. Aplikasi hidroponik NFT pada budidaya pakcoy
(Brassica rapa chinensis). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 13(3): 159-167.

Anda mungkin juga menyukai