Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK 6

BIOKIMIA TANAMAN

Di susun oleh:
1. Farhan Nur Fahmi (220110035)
2. Oinike Rogate Parapat (220110063)
3. Arman Alfaridzi (220110066)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2023
LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK 6
BIOKIMIA TANAMAN

Disusun Oleh:

1. Farhan nur Fahmi (220110035)


2. Oinike Rogate Parapat (220110063)
3. Arman Alfaridzi (220110066)

Laporan telah diterima sebagai persyaratan yang


diperlukan dalam menempuh praktikum Biokimia
Tanaman

Yogyakarta,17 april 2023


Mengetahui/Menyetujui

Dosen Pengampu, Asisten Praktikum,

Drs. Riyanto,M.Si.
KATA PENGANTAR

Assalmu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
Biokimia Tumbuhan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Praktikum Mekanisasi Pertanian. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Biokimia Tumbuhan di kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Riyanto, M.Si. Selaku
Dosen Praktikum Biokimia Tanaman, serta Lourensia Ulfa selaku CoAss Praktikum Biokimia
Tumbuhan.

Laporan yang telah penulis susun ini dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan
sekaligus mengembangkan kemampuan diri para mahasiswa/i program studi Agroteknologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik
yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan yang akan datang. Penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta,17 april 2023


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………………………..
B. Tujuan Praktikum……………………………………………………………………..
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………..
BAB III. METODE PELAKSANAAN……………………………………………….
A. Waktu dan Tempat………..………………………………………………………..
B. Alat dan Bahan…………………………………………………………………..
C. Cara Kerja……………………………………………………………………….
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………./
A. Hasil…………………………………………………………………………………..
B. Pembahasan…………………………………………………………………………...
BAB V. KESIMPULAN………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
LAMPIRAN……………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Selada merupakan salah satu sayuran daun yang digemari oleh masyarakat. Selada
biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan. Restoran-restoran serta hotel juga
menggunakan selada dalam masakannya, misalnya salad, hamburger, dan gado-gado. Selada
memiliki berbagai kandungan gizi, seperti serat, vitamin A, dan mineral. Kandungan gizi
pada sayuran terutama vitamin dan mineral tidak dapat disubstitusi oleh makanan pokok.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk serta kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi
dan manfaat kesehatan maka permintaan konsumen terhadap selada semakin meningkat.
Peningkatan permintaan ini menuntut adanya peningkatan produksi. Namun, kondisi
alam dan luasan lahan produksi kadang menjadi kendala dalam kegiatan budidaya sayuran.
Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan dengan teknik budidaya yang memiliki
efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Teknik budidaya secara hidroponik merupakan salah
satu upaya intensifikasi yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
dalam penggunaan lahan dan penggunaan larutan nutrisi (Ardian, 2007).
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman yang menggunakan air sebagai
medium tanamnya yang mengandung nutrisi dan oksigen dalam kadar tertentu. Menurut
Susila (2017) hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman dalam lingkungan terkendali,
tanpa tanah, dengan pemberian hara tanaman yang terkendali, serta dapat dilaksanakan
menggunakan substrate maupun tanpa substrate. Terdapat beberapa teknik dalam menerapkan
budidaya sayuran secara hidroponik, diantaranya yaitu teknik hidroponik sistem terapung
Susila and Koerniawati (2004) Nutrient Film Technique (NFT), dan aeroponik (Smith, 2005).
Pada awalnya sistem hidroponik identik dengan penanaman tanpa media tanah, akan
tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi, hidroponik digunakan untuk penumbuhan
tanaman dengan mengontrol nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhannya. Larutan unsur hara
atau nutrisi sebagai sumber pasokan air dan mineral merupakan faktor yang sangat penting
untuk pertumbuhan dan kualitas hasil tanaman pada budidaya sistem hidroponik. Namun
pemberian larutan nutrisi pada tanaman hidroponik ini harus diperhatikan jenisnya dan
diperlukan kontrol yang tepat. Pemberian kadar nutrisi yang tidak sebanding dengan
kebutuhan tanaman mengakibatkan tanaman kerdil, daun menguning dan gugur sehingga
tanaman tidak saling menaungi satu sama lain dan luas daun tanaman rendah (Indrawati,
Indradewa, & Utami, 2012).
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah tentang pertumbuhan dan
hasil selada (Lactuca sativa L.) pada nutrisi berbeda secara hidroponik.
B.Tujuan Praktikum

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui langkah -langkah penanaman tumbuhan melalui sistem hidroponik
2. Untuk mengetahui tata cara pembenihan dalam sistem hidroponik
3. Untuk mengetahui tahapan apa saja yang akan di lakukan dalam menanam tumbuhan
secara hidroponik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang cukup digemari Oleh
masyarakat. Selada digunakan sebagai sayuran pelengkap yang dimakan Mentah dan
dijadikan salad. Selain itu, Selada memiliki berbagai konsentrasi gizi Yang lengkap dan
mengandung senyawa lainnya yang berkhasiat sebagai obat. Semakin bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia serta meningkatnya Kesadaran pemerintah akan kebutuhan gizi
menyebabkan bertambahnya Permintaan akan sayuran (Mas’ud, 2009). Faktor iklim menjadi
salah satu syarat Tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selada banyak dijumpai di dataran
tinggi, Jika ditanam di dataran rendah perlu penggunaan varietas yang sesuai agar Tanaman
dapat berkembang dengan baik. Salah satunya selada varietas olga red, Varietas ini cocok
ditanam pada suhu 15-30°C.
Selada sudah umum dikonsumsi secara mentah, oleh karena itu produksi Selada
harus bersih dan terbebas dari tanah. Potensi untuk mengembangkan Komoditas yang bersih
dan memperoleh hasil yang berkualitas dapat dilakukan Dengan cara pengelolaan teknik
budidaya. Teknik budidaya yang dapat Menghasilkan produk yang berkualitas baik adalah
dengan menggunakan Teknologi hidroponik (Susila, 2004). Sistem hidroponik memiliki
keunggulan Diantaranya sayuran akan cepat tumbuh dan mengeluarkan hasil yang berkualitas
Tinggi, bersih dan bebas dari racun (Wibowo, 2013). Salah satu metode yang cocok untuk
diterapkan dalam budidaya tanaman secara hidroponik yaitu Nutrient Film Technique (NFT)
yang dimana akar tanaman dialiri oleh sirkulasi nutrisi Dengan tipis setinggi 3mm (Rosliani,
2005).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknologi hidroponik Berkaitan dengan
pemilihan media tanam (substrat) yang digunakan. Salah satu Media tanam yang baik adalah
hidrogel. Hidrogel berfungsi menyerap dan Menyimpan air dan nutrisi untuk tanaman dalam
jumlah besar secara proporsional Pada saat dibutuhkan oleh tanaman, dengan demikian
tanaman akan selalu Mempunyai persediaan air dan nutrisi setiap saat karena hidrogel
berfungsi Menyerap dan melepaskan (Irawan, 2007). Hidrogel dapat diperoleh dengan
Mudah dengan cara memanfaatkan sampah rumah tangga, salah satunya diaper Dapat
menjadi campuran media tanam karena memiliki kandungan hidrogel Didalamnya dan
bersifat non toxic artinya aman bagi lingkungan dan tanaman.
Ketersediaan nutrisi merupakan hal yang paling berpengaruh didalam Budidaya
hidroponik terhadap pertumbuhan tanaman. Bercocok tanam sistem Hidroponik mutlak
memerlukan pupuk sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Pupuk diberikan dalam bentuk
larutan yang mengandung unsur makro dan mikro Didalamnya. Pupuk tanaman yang dipakai
dalam budidaya hidroponik berupa Larutan nutrisi AB mix. Selain memerlukan nutrisi yang
mencukupi tanaman juga Membutuhkan tingkat nilai EC yang sesuai. Electrical Conductivity
(EC) pada Pupuk AB mix merupakan kepekatan hara pada pupuk. EC ideal adalah spesifik
Untuk setiap tanaman dan tergantung pada kondisi lingkungan (Sonneveld & Voogt, 2009).
Nilai EC larutan nutrisi sangat penting untuk diketahui karenaberhubungan dengan
pengaturan nutrisi essensial bagi tanaman. Pengaturan EC Berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman, karena kelebihan dan kekurangan EC Akan berdampak buruk bagi tanaman, oleh
karena itu pada setiap fase Pertumbuhan dilakukan perubahan nilai konsentrasi EC (Sutiyoso,
2004).
BAB III
METODE PELAKSAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Biokimia Tanaman Bududaya Selada Secara Hidroponik Dengan
sistem NFT dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 13 Maret 2023
Tempat : Laboratorium Agronomi dan green house Universitas Mercu Buana
Yogyakarta.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a) pH meter
b) TDS & EC meter
c) Gelas ukur
d) Pipet tetes
e) Ember
f) Tisu
g) Pipa hidroponik
h) Pinset
i) Cutter
j) Net pot
k) Botol aqua
l) Penggaris
m) Nampan sedang

2. Bahan
a) Air
b) H2SO4
c) HCL
d) NaOH
e) Rockwool
f) Pupuk kalnitrat
g) Pupuk MAG-S
h) Pupuk calnit
i) Pupuk MKP
j) Pupuk ZK
k) Pupuk libref BMX
l) Aquades

D. Cara Kerja
Cara kerja tanaman selada hidroponik ada 4 yaitu:
1. Penyemaian benih
a) Siapkan alat dan bahan seperti cutter, penggaris, rockwool, pinset, nampan
sedang, air, dan biji selada.
b) Potong rockwool tersebut menggunakan cutter menjadi 9 bagian dengan ukuran
ketebalan 2x2 cm.
c) Kemudian taruh di atas nampan sedang dan basahi dengan air hingga benar-
benar basah.
d) Diamkan sebentar .
e) Buatlah lubang di tengah rockwool tersebut menggunakan pinset tapi jangan
terlalu dalam.
f) Setiap lubang diisi dengan 2 biji selada.
g) Masukkan penyemaian tadi keruang gelap hingga terlihat biji selada tersebut
berkecambah.
h) Setelah biji selada berkecambah pindahkan ke green house, lakukan -
pengamatan dan siram setiap hari hingga memiliki daun.

2. Pembuatan larutan AB mix :


• Pembuatan larutan A
a) Siapkan pupuk kalnitrat, pupuk libref BMx, dan pupuk calnit.
b) Lakukan penimbangan pada pupuk kalnitrat sebanyak 193,86 gram, pupuk
libref BMx 6 gram, dan pupuk kalnitrat 61,30 gram.
c) Setelah semua nya di timbang larutkan dengan air sebanyak 0,5 liter.
d) Setelah semuanya sudah larut, tambahkan lagi air sebanyak 0,5 liter dan
aduk lagi hingga rata.
e) Kemudian pindahkan larutan tersebut kedalam botol aqua yang sudah
tersedia dan tutup dengan rapat.

• Pembuatan larutan B
a) Siapkan pupuk MKP, pupuk ZK, pupuk MAG-S.
b) Lakukan penimbangan pada pupuk MKP sebanyak 27,31 gram, pupuk ZK
54,22 gram, dan pupuk MAG-S 100 gram.
c) Setelah semuanya di timbang larutkan dengan air sebanyak 0,5 liter.
d) Setelah semuanya sudah larut, tambahkan lagi air sebanyak 0,5 liter dan
aduk lagi hingga rata.
e) Kemudian pindahkan larutan tersebut kedalam botol aqua yang sudah
tersedia dan tutup dengan rapat.

3. Pindah Tanam
a) Setelah bibit tumbuh dan berumur hampir 3 minggu, bibit selada siap untuk di
pindahkan.
b) Ambil 1 net pot kemudian diisi dengan 1 bibit selada.
c) Setelah itu letakkan net pot yang sudah di isi bibit selada tersebut pada pipa
hidroponik.

4. Perawatan
a) Lakukan pengecekan volume air, ppm, pH, dan Ec setiap hari.
b) Jika ppm dan EC nya terlalu tinggi tambahkan air untuk menurunkannya.
c) Jika pH terlalu tinggi gunakan H2SO4 atau HCl untuk menurunkan pH nya.
d) Setelah melakukan pengecekan volume, bilas alat-alat yang digunakan
menggunakan aquades dan keringkan dengan tissu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.0 Pengamatan Ph,EC,PPM dan Volume Penambahan Larutan


N0 TANGGAL pH EC PPM Volume Keterangan
(µS/cm) (mg/L) Penambahan
Larutan (ml)
1. 28 Maret 2023 9,0 440 881 Daun menguning
2. 29 Maret 2023 5,7 809 480 Daun menguning
3. 30 Maret 2023 6,4 823 492 Daun menguning
4. 31 Maret 2023 6,4 893 399 Daun menguning
5. 1 April 2023 6,2 798 570 Daun menguning
6. 3 April 2023 6,5 856 428 H2SO4 : 80 ml Daun menguning
Ganti air
7. 4 April 2023 8,4 1078 579 Daun menguning
8.. 5 April 2023 6,3 446 893 Daun menguning
9. 6 April 2023 6,5 921 490 Daun menguning
10.. 7 April 2023 6,3 853 428 Daun menguning
11. 8 April 2023 6,4 802 750 Daun menguning
12. 10 April 2023 6,5 1700 853 Larutan A :20ml Daun menguning
Larutan B :20ml Ganti air
13. 11 April 2023 8,3 914 1806 Daun menguning
14. 12 April 2023 6,3 1746 873 Daun menguning
15. 13 April 2023 6,3 1821 892 Daun menguning
16. 14 April 2023 6,1 1112 829 Daun menguning
B. Pembahasan

Pada praktikum acara budidaya selada secara hidroponik ini sistem yang digunakan
adalah NFT.Menurut (Rosliani, 2005) salah satu metode yang cocok untuk diterapkan
dalam budidaya tanaman secara hidroponik yaitu Nutrient Film Technique (NFT)
yang dimana akar tanaman dialiri oleh sirkulasi nutrisi Dengan tipis setinggi 3mm.
Sistem NFT merupakan teknik hidroponik yang mengalirkan nutrisi pada tinggi ± 3
mm dari perakaran tanaman hidropoik. Sistem NFT dapat dirangkai menggunakan
pipa PVC atau talang air dan pompa listrik yang berfungsi membantu sirkulasi nutrisi.
Faktor penting sistem NFT terletak pada kemiringan pipa PVC atau talang air dan
kecepatan nutrisi yang mengalir pada tanaman. Penggunaan sistem NFT akan
mempermudah untuk pengendalian perakaran pada tanaman dan kebutuhan tanaman
dapat terpenuhi dengan cukup(Sari, E,2016).Untuk tanaman yang digunakan adalah
selada(Lactuca sativa L.).Selain itu media tanam yang digunakan adalah
rockwool,media ini sangat cocok digunakan karena selain berfungsi sebagai penopang
dan sarana menyalurkan larutan nutrisi atau aiDan untuk variable yang diamati adalah
pH,EC,PPM dan kondisi tanaman.

Pada variabel pH,rentang pH normal untuk tanaman hidroponik selada( Lactuca


sativa L.) adalah 5,5 sampai 6,5.Harga pH dapat memberikan informasi tentang
kekuatan suatu asam atau basa.Pada konsentrasi yang sama,semakin kuat suatu asam
semakin besar konsentrasi ion H+ dalam larutan dan itu berarti semaki kecil harga pH
-nya.Sebaliknya,semakin kuat suatu basa semakin besar konsentrasi OH- dalam
larutan.Semakin besar ion OH- berarti semakin kecil kosentrasi ion H+ dalam
larutan.Jadi semakin kuat suatu basa semakin besar harga pH-nya.Dari tabel hasil
pengamatan Ph,EC,PPM dan Volume Penambahan Larutan didapati bahwa hasil
pengamatan pH yang tidak sesuai dengan rentan pH normal adalah pengamatan
nomor 1(satu) pH sebesar 9,0,pengamatan nomor 7(tujuh) pH sebesar 8,4 dan
pengamatan nomor 13 pH sebesar 8,3.Dampak dari ketidaksesuaian pH pada tanaman
hidroponik ini yaitu pertama, tanaman tidak mampu menyerap nutrisi dari larutan
apabila pH larutan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Kedua, tanaman akan layu
karena nutrisi makro dan mikro tidak masuk. Ketiga, pH>7,5 akan mengurangi
ketersedian zat besi, magnesium, tembaga dan boron sedangkan pH<6 berdampak
pada menurunnya daya larut terhadap asam pospat, kalsium, magnesium dan pH 3 – 5
di atas suhu 260 menyebabkan pertumbuhan dan penyebaran penyakit disebabkan
oleh jamur.Dampak yang dapat dilihat saat pengamatan adalah daun berwarna
kekuningan.Untuk itu Kadar pH yang berubah harus dikontrol sesuai dengan yang
dibutuhkan dengan menambahkan larutan.Larutan yang digunakan untuk
pengontrolan pH larutan nutrisi ada dua jenis yaitu pH up dan pH down. Larutan
untuk menaikkan pH yang digunakan adalah larutan NaOH dan larutan untuk
menurunkan pH adalah larutan H2SO4 dan HCL.

Electric Conductivity (EC) merupakan aliran listrik di dalam air yang diukur
dengan menggunakan alat EC meter.EC dalam hidroponik penting diperhatikan
karena dapat mempengaruhi metabolisme tanaman seperti kecepatan fotosintesis,
aktivitas enzim, dan potensi penyerapan ion-ion larutan oleh akar (Sutiyoso, 2004)
Setiap jenis dan umur tanaman membutuhkan larutan dengan EC yang berbeda-
beda.Untuk nilai EC yang baik adalah 800 µS/cm.Dari table 1.0 didapati bahwa
banyak nilai EC hasil pengamatan yang melebihi 800 µS/cm dan hanya sedikit nilai
EC hasil pengamatan yang mendekati 800 µS/cm.Hal ini tentu saja berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman.Menurut Dyka (2018), nilai EC yang terlalu tinggi
menghambat serapan hara dengan meningkatkan tekanan osmotik, sedangkan nilai EC
rendah dapat mempengaruhi kesehatan tanaman selada karena menyebabkan selada
kekurangan nutrisi ditandai dengan daun yang mengalami kekuningan.Untuk itu perlu
dilakukan pengendalian nilai EC agar pertumbuhan tanaman dapat normal,dengan
cara apabila EC kurang maka bisa ditambah nutrisi AB mix sedikit demi sedikit
sambul dicek hingga nilai EC mendekati 800 µS/cm dan apabila nilai EC terlalu tinggi
maka bisa ditambahkan air pada tandon sedikit demi sedikit sambil dicek sampai nilai
EC mendekati 800 µS/cm.

Pada variabel PPM,PPM adalah singkatan dari Part Per Milllion,satuan ini
menunjukkan kandungan suatu senyawa dalam larutan.Ketika dihubungkan dengan
hidroponik,maka ukuran tersebut melambangkan takaran nutrisi dalam satuan liter air
bersih.Untuk nilai PPM tanaman selada( Lactuca sativa L.) adalah 560 Mg/L sampai
840 Mg/L.Dari table pengamatan 1.0 didapati bahwa banyak nilai PPM hasil
pengamatan yang tidak sesuai atau diluar batas nilai PPM tanaman selada dan hanya
sedikit yang sudah sesuai dengan batas niali PPM tersebut.Tentu saja ini sangat
berpengaruh terhadap tanaman,karena apabila tanaman terlalu tinggi nilai PPM-nya
maka mengakibatkan daun tanaman terbakar ,pertumbuhan melambat dan kemudian
layu dan mati.Dan apabila nilai PPM terlalu rendah maka nutrisi tanaman akan kurang
sehingga pertumbuhan akan terhambat.Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan
pengendalian nilai PPM agar tanaman dapat tumbuh dengan normal,dengan cara
apabila nilai PPM terlalu rendah maka perlu ditambahkan nutrient AB mix sedikit
demi sedikit sambil diukur hingga mencapai standar nilai PPM tanaman selada(
Lactuca sativa L.).Dan apabila hasil pengukuran nilai PPM terlalu tinggi maka perlu
ditambahkan air netral sedikit demi sedikit sambal diukur hingga sesuai dengan
standar nilai PPM tanaman selada( Lactuca sativa L.).

Untuk hasil pengamatan kondisi tanaman sendiri hasilnya adalah daun tanaman
berwarna kekuning kuningan dan pertumbuhan terhambat.Selain dari faktor Ph,EC
dan PPM yang tidak sesuai dengan batas nilai standartnya hal ini juga disebabkan
beberapa lainnya,salah satunya adalah temperature suhu terlalu
tinggi.Menurut(Susilawati, 2019) Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tingkat
oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) menurun, bahkan hingga tidak tersedia
bagi tanaman. Suhu yang terlalu tinggi pada larutan nutrisi hidroponik dapat
menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu, suhu yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan terjadinya bolting atau pertumbuhan tanaman yang lebih cepat pada
tanaman tertentu. Dalam keadaan suhu tinggi, reaksi kimia berjalan lebih cepat
sehingga proses fisiologi tanaman akan terganggu. Selain mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, suhu yang terlalu tinggi juga menyebabkan rasa sayuran
menjadi pahit, misalnya pada tanaman selada.
DAFTAR PUSTAKA

Ardian. (2007). Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Pada Berbagai Tipe
Emitter dan Formulasi Nutrisi Hidroponik. Dinamika Pertanian, 22(3),
195–200.
Dyka, T. A. (2018). Pengendalian pH dan EC Pada Larutan Nutrisi Hidroponik Tomat
Ceri. Tugas Akhir. Jurusan Sistem Komputer, Instititut Bisnis dan
Informatika Stikom Surabaya.
Indrawati, R., Indradewa, D., & Utami, S. N. H. (2012). Pengaruh Komposisi Media
Dan Kadar Nutrisi Hidroponik Terhadap Hasil Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill.). Vegetalika, 1(3).
Rosliani, R dan N. Sumarni. 2005.Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem Hidroponik.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Sari, E. Kitty, Y. Dwiranti, and Astari, “Sistem Hidroponik Nutrient Film Technique
(NFT) Dan Wick Pada Penanaman Bayam Merah,” Surya Octag.
Interdiscip. J. Technol., vol. 1, no. 2, pp. 2460–8777, 2016.
Susila, A. D., & Koerniawati, Y. (2004). Pengaruh Volume dan Jenis Media Tanam
pada Pertumbuhan dan Hsil Tanaman Selada (Loctuca sativa) dalam
Teknologi Hidroponik Sistem Terapung. Jurnal Agronomi Indonesia
(Indonesian Journal of Agronomy),
Susila, A. D. (2017). Teknologi Hidroponik Sistem Terapung. Retrieved from
http://anasdsusila.staff.ipb.ac.id/files/2018/01/Pengembangan
HeadLettuce-THST.pdf
Sutiyoso, Y. (2004). Hidroponik ala Yos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susilawati. 2019. Dasar-Dasar Bertanam Secara Hidroponik. Palembang : UNSRI
Press

Anda mungkin juga menyukai