Anda di halaman 1dari 9

SISTEM MONITORING PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG

YANG DIAPLIKASIKAN PADA PERTANIAN AQUAPONIK

PROPOSAL

OLEH :

SRI HARTATI
NIM. 0705201001

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini tepat pada waktunya. Shalawat berangkaikan salam tak lupa
dihadiahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang syafaatnya
diharapkan diakhirat kelak. Laporan proposal skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Prodi Fisika,
Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan doa,
dukungan, semangat, dan bimbingan dari berbagai pihak. Dengan demikian,
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara Medan.
2. Zulham, SHI, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sumatera Medan.
3. Nazaruddin Nasution, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Fisika, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
4. Suendri, M.Kom., selaku Sekretaris Program Studi Fisika, Fakultas Sains
Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
5. Lailatul Husna Br. Lubis, M.Sc., selaku pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
proposal.
6. Mulkan Iskandar Nasution, M.Si., selaku pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
proposal.
7. Dr. Abdul Halim Daulay, S.T., M.Si., selaku Dosen Penasihat Akademik
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
penyusunan proposal.

8. Kedua orang tua, Ibunda Tercinta Suriatun yang telah menjadi Madrasah Al-
ula dan Ayahanda Sugino yang telah memberikan doa, dukungan, dan kasih
sayang.

9. Kepada kakak tersayang Tia Pratiwi, Amd.Keb., dan abang tersayang Dwi
Winata yang telah memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap kepada Allah SWT yang membalas segala
kemurahan hati semua pihak yang telah membantu, dan semoga proposal
penelitian ini dapat membawa manfaat bagi penulis dan para pembaca.

Medan, 1 Desember 2023


Penulis,

SRI HARTATI
NIM. 0705201001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Umumnya kangkung dan lele ditanam secara terpisah. Kangkung sebagian besar
ditanam dengan teknik budidaya lahan pertanian. Kangkung merupakan sayuran yang
paling banyak dikonsumsi oleh penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan, dengan
rata-rata setiap orang mengonsumsi 9,43 gram per hari. (Badan Pusat Statistik, 2019)
Faktor penting yang mempengaruhi produksi kangkung adalah luas lahan, bibit,
pupuk urea, pupuk fonska, pestisida, dan tenaga kerja. (Rarasati dan Prihtanti, 2020)
Lahan pertanian di Indonesia terus menyusut karena adanya konversi menjadi lahan
industri dan pemukiman. (Adiyaksa et al, 2020) Dalam menanam kangkung secara
organik, perlakuan dengan pupuk kompos sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman kangkung. Dosis kompos yang optimal untuk diaplikasikan pada lahan
tanaman kangkung adalah 1,5 kg per meter persegi. (Raksun, et al. 2020) Selain itu,
ketersediaan air juga berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
Kekurangan air pada budidaya kangkung dapat menurunkan produksi hingga 64,3%.
(Wibowo dan Sitawati, 2017)
Sistem akuaponik merupakan sistem yang saling menguntungkan bagi tanaman
dan ikan. Nutrisi tanaman dapat diperoleh dari kotoran dan partikel makanan ikan yang
mengendap di dasar kolam, sehingga menghasilkan air dengan kualitas yang memenuhi
standar budidaya perikanan. (Dauhan et al, 2014; Farida et el, 2017) Kestabilan oksigen
terlarut dalam air dicapai melalui sistem sirkulasi air berupa pancuran yang menyebabkan
terjadinya benturan dengan air kolam.
Produktivitas tanaman yang ditanam dengan sistem akuaponik lebih baik
dibandingkan tanaman konvensional karena tersedianya air yang cukup dan tambahan
unsur hara dari kotoran ikan dan sisa makanan. (Wicaksana et al, 2015) Kangkung darat
(Ipomoea reptans Poir) dan pakcoy (Brassica rapu Linnaeus) merupakan makanan nabati
yang dikonsumsi manusia. Umumnya budidaya tanaman kangkung dan pakcoy
dilakukan secara hidroponik langsung di lapangan, meskipun ada juga yang
menggunakan sistem aquaponik. Sistem aquaponik merupakan teknologi yang
memadukan budidaya ikan dan hidroponik, dimana limbah sisa budidaya ikan berupa
pakan dan feses dimanfaatkan tanaman sebagai pupuk. (Zidri, 2019) Kurangnya
pemahaman masyarakat mengenai sistem budidaya akuaponik mempunyai implikasi
ekonomi dan polusi yang merugikan.
Sistem budidaya akuaponik ini memberikan dampak positif terhadap lingkungan,
antara lain ramah lingkungan, konservasi air dan lahan, serta keseimbangan ekologi ikan,
bakteri, dan tumbuhan. Selain itu, sistem akuaponik menghasilkan dua produk berbeda:
tanaman dan ikan, yang juga meningkatkan keuntungan.
Menurut Rahmadhani, 2020 hasil penelitian kualitas sayuran kasepack
(kangkung, cerda, bok choy) menggunakan sistem akuaponik DWC (DeepWater
Culture) menunjukkan bahwa diperoleh pertumbuhan tanaman kangkung yang optimal,
sedangkan pertumbuhan selada dan pakcoy menghasilkan pertumbuhan yang kurang
optimal. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan perawatan tanaman kangkung dan
pakcoy dengan sistem akuaponik sederhana (Budikdamber) karena dapat mengurangi
limbah organik dan anorganik pada budidaya ikan lele serta mengurangi pencemaran
lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana implementasi sistem monitoring mempengaruhi laju pertumbuhan
tanaman kangkung dalam sistem aquaponik?
2. Apakah parameter yang dimonitor, seperti suhu, pH, dan ketersediaan nutrisi, efektif
dalam memberikan informasi yang akurat terkait kondisi pertumbuhan tanaman
kangkung?
3. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kondisi air (termasuk suhu, pH, dan
nutrisi) dengan pertumbuhan tanaman kangkung dalam sistem aquaponik?
4. Bagaimana penggunaan sistem monitoring memengaruhi keseimbangan ekosistem
antara ikan, tanaman, dan mikroorganisme dalam konteks pertanian aquaponik?
5. Bagaimana hasil pertumbuhan dan kualitas tanaman kangkung dalam sistem
aquaponik dengan sistem monitoring dibandingkan dengan pertanian konvensional?
6. Apa saja faktor-faktor penghambat yang mungkin muncul dalam implementasi sistem
monitoring pertumbuhan tanaman kangkung di dalam pertanian aquaponik?
7. Sejauh mana sistem monitoring pertumbuhan tanaman kangkung dapat diintegrasikan
dan berkelanjutan dalam konteks pertanian aquaponik?
8. Sejauh mana data yang dihasilkan oleh sistem monitoring memiliki relevansi dan
manfaat bagi pemilik usaha pertanian aquaponik dalam pengambilan keputusan?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini akan difokuskan pada implementasi sistem monitoring pertumbuhan
tanaman kangkung dalam pertanian aquaponik di lokasi atau wilayah tertentu.
2. Batasan waktu penelitian dibatasi pada periode tertentu, sesuai dengan kebutuhan data
dan analisis yang direncanakan.
3. Penelitian ini akan membatasi jenis tanaman hanya pada kangkung sebagai objek
penelitian utama, dengan pertimbangan karakteristik pertumbuhan tanaman tersebut.
4. Fokus penelitian pada jenis sistem aquaponik tertentu (misalnya, sistem media
terapung atau sistem rakit apung) termasuk jenis ikan yang digunakan dan konfigurasi
sistem untuk memastikan konsistensi dan relevansi hasil penelitian.
5. Penelitian ini akan membatasi parameter yang dimonitor, seperti tinggi tanaman, suhu,
pH, dan ketersediaan nutrisi dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang
berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung.
6. Fokus penelitian ini pada skala kecil atau rumah tangga untuk membatasi cakupan dan
memudahkan pengumpulan data.
7. Keterbatasan dalam aspek keuangan dan biaya implementasi sistem monitoring
dengan penekanan pada dampak ekonomis yang mungkin timbul.
8. Keterbatasan dalam analisa dampak lingkungan secara menyeluruh, dengan fokus
pada parameter tertentu yang relavan dengan pertumbuhan tanaman kangkung dalam
sistem aquaponik.
9. Keterbatasan dalam mengontrol atau meminimalkan variabilitas dari faktor-faktor
luar yang dapat mempengaruhi hasil penelitian seperti cuaca eksternal atau perubahan
musim.

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah:
1. Untuk memperkaya khazanah keilmuan di bidang fisika khususnya di bidang
instrumentasi.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan lahan sempit untuk
dapat membudidayakan sayur mayur menggunakan sistem aquaponik yang dapat
diintergrasikan dengan budidaya ikan skala rumah tangga.
3. Untuk menganalisis dan menilai pertumbuhan tanaman kangkung dalam sistem
aquaponik dengan menggunakan sistem monitoring. Ini melibatkan pemantauan
tinggi, berat, dan struktur tanaman untuk mengevaluasi kesehatan dan
produktivitasnya.
4. Untuk menilai efektivitas dan efisiensi sistem monitoring yang diimplementasikan
dalam memantau parameter seperti suhu, ketersediaan nutrisi, pH, dan faktor-faktor
lain yang memengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung.
5. Untuk mengevaluasi seberapa efektif sistem monitoring pertumbuhan tanaman dalam
memberikan informasi yang relevan dan akurat terkait kondisi tanaman kangkung. Ini
melibatkan analisis terhadap kehandalan alat dan metode yang digunakan dalam
sistem monitoring.
6. Untuk mengidentifikasi dampak penerapan sistem monitoring terhadap kinerja
keseluruhan sistem aquaponik. Ini termasuk mengevaluasi interaksi antara tanaman,
ikan, dan mikroorganisme dalam sistem tersebut.
7. Untuk menilai kualitas tanaman kangkung yang dihasilkan dalam konteks aquaponik,
seperti kandungan nutrisi, kebersihan, dan kemungkinan adanya kontaminan.
8. Untuk menganalisis dampak penerapan sistem monitoring terhadap produktivitas
keseluruhan sistem aquaponik. Ini dapat mencakup pertimbangan terhadap efisiensi
penggunaan sumber daya, kesehatan tanaman, dan produksi ikan dalam sistem.
9. Untuk membandingkan hasil penelitian dengan metode pertanian konvensional untuk
menilai keunggulan atau kelemahan sistem aquaponik dengan sistem monitoring
dalam hal pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung.
10. Berdasarkan temuan penelitian, menyusun rekomendasi untuk pengembangan lebih
lanjut atau peningkatan pada sistem monitoring dan aplikasinya dalam pertanian
aquaponik. Rekomendasi ini dapat menjadi landasan untuk perbaikan praktik
pertanian yang berkelanjutan.
11. Untuk memberikan rekomendasi yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan sistem aquaponik dengan memanfaatkan
data yang diperoleh dari sistem monitoring.
Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan yang berharga bagi praktisi pertanian, peneliti, dan pihak-pihak
yang terlibat dalam pengembangan teknologi aquaponik untuk meningkatkan efisiensi
dan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana sistem monitoring dapat
membantu mengoptimalkan pertumbuhan tanaman kangkung dalam lingkungan
aquaponik. Informasi ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil panen dan
produktivitas pertanian.
2. Dengan memahami kondisi tanaman secara real-time melalui sistem monitoring,
petani dapat mengelola penggunaan sumber daya seperti air, nutrisi, dan energi secara
lebih efisien. Ini dapat membantu mengurangi limbah dan meningkatkan
keberlanjutan pertanian.
3. Data yang dikumpulkan melalui sistem monitoring dapat membantu pemilik usaha
pertanian untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas tanaman kangkung,
termasuk kandungan nutrisinya.
4. Pemantauan secara terus-menerus dapat membantu dalam mendeteksi penyimpangan
atau masalah dalam sistem aquaponik secara dini, sehingga dapat diatasi sebelum
berdampak negatif pada tanaman atau ikan.
5. Dengan adanya sistem monitoring otomatis, petani dapat menghemat waktu dan
tenaga yang sebelumnya digunakan untuk pemantauan manual. Hal ini
memungkinkan fokus lebih besar pada aspek-aspek manajemen lainnya.
6. Dengan pemantauan yang terus-menerus, risiko kegagalan pertumbuhan tanaman atau
masalah dalam sistem aquaponik dapat diminimalkan. Ini dapat membantu petani
mengelola risiko dan meningkatkan keberlanjutan usaha pertaniannya.
7. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman ilmiah tentang
interaksi antara tanaman, ikan, dan mikroorganisme dalam sistem aquaponik,
memberikan dasar untuk pengembangan teknologi yang lebih canggih di masa depan.
8. Hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk inovasi dan pengembangan teknologi baru
dalam bidang pertanian aquaponik dan sistem monitoring pertumbuhan tanaman.
9. Dengan memahami lebih baik kebutuhan tanaman dan keseimbangan ekosistem
dalam pertanian aquaponik, penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif
terhadap praktik pertanian yang lebih berkelanjutan secara lingkungan.
Dengan demikian, penelitian tentang sistem monitoring pertumbuhan tanaman
kangkung dalam pertanian aquaponik tidak hanya memberikan manfaat praktis bagi
petani, tetapi juga menghasilkan pengetahuan baru yang dapat meningkatkan sektor
pertanian secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai