KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatNya penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem NFT (Nutrient Film Techniue) dan Sistem
DFT (Deep Flow Technique) dengan lancar.
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun masih penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah in. Atas perhatian dari
semua pihak yang membantu penulisan makalah ini penyusun ucapkan terimakasih. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan seperlunya.
I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbedaan antara sistem NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow
Technique).
2. Mengetahui sistem terbaik dari kedua sistem tersebut.
1.4 Manfaat
1. Diketahui perbedaan antara sistem NFT (Nutrient Film Technique) dan DFT (Deep Flow
Technique).
2. Diketahui sistem terbaik dari kedua sistem tersebut.
II. PEMBAHASAN
Hidroponik adalah cara budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, akan tetapi
menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sistem bercocok tanam secara
hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit. Budidaya hidroponik biasanya
dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan
tanaman secara optimal dan benar – benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan,
hama penyakit, iklim dan lain–lain. Keunggulan dari budidaya dengan menggunakan sistem
hidroponik antara lain kepadatan tanaman per satuan luas dapat dapat dilipat gandakan
sehingga menghemat penggunaan lahan, mutu produk seperti bentuk, ukuran, rasa, warna,
kebersihan dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di
dalam rumah kaca, tidak tergantung musim atau waktu tanam dan panen, sehingga dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan pasar (Roidah, 2014).
Sistem hidroponik terdiri dari dua sistem, yaitu sistem tanpa sirkulasi nutrisi dan sistem
dengan sirkulasi nutrisi. Sistem tanpa sirkulasi nutrisi, ada beberapa metode atau teknik yang
sering digunakan, seperti sistem Root Dipping Technique, Floating Technique, Capillary
Action Technique. Pada sistem hidroponik dengan sirkulasi nutrisi, teknik atau metode yang
digunakan seperti metode substrat, Deep Flow Technique, Nutrient Film Technique dan
Aeroponik (Faryuni et al, 2018).
Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sistem NFT dan sistem DFT pada
hidroponik.
Teknologi hidroponik dengan model DFT lebih irit dalam pemakaian listrik. Pada saat malam
hari misalnya, listrik dapat dimatikan dan tanaman tidak akan kering maupun layu karena
lapisan nutrisi cukup dalam. Sedangkan pada sistem NFT memiliki kelebihan seperti
mudahnya mengontrol sirkulasi air, nutrisi dan oksigen pada tanaman. Namun sayangnya
teknologi NFT boros akan listrik. Pompa harus dalam keadaan terus menyala agar seluruh
nutrisi yang dibutuhkan tanaman terkontrol (Fauzi et al, 2016).
Kedua sistem yang dijelaskan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pada tanaman yang di panen hasil yang didapatkan pada sistem NFT lebih baik dibandingkan
dengan sistem DFT. Hal ini dibuktikan melalui tabel berikut:
Tabel 1. Hasil uji BNT tanaman Pak Coy pada perlakuan sistem tanam dan jenis nutrisi
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun (helai)
Lebar Daun (cm)
Berat Basah (g)
Berat Kering (g)
S1
S2
15,87 b
21,05 a
11,95 b
14,33 a
8,87 a
7,82 b
42,06 b
97,15 a
3,05 b
5,71 a
bnt (0,05)
1,60
1,52
0,67
14,41
1,00
N1
N2
N3
24,47 a
9,81 c
21,09 b
16,68 a
8,25 c
14,50 b
8,81 b
4,77 c
11,45 a
111,60 a
13,41 c
77,80 b
7,48 a
0,99 c
4,68 b
bnt (0,05)
1,96
1,86
0,82
17,65
1,23
Ket: S1 (DFT) S2 (NFT), N1 (AB mix), N2 ( majemuk lengkap), N2 (NPK) (Sesanti et al,
2016)
Pada penelitian Sesanti et al. (2016) didapatkan hasil tanaman Pak Coy menggunakan sistem
NFT dengan tambahan perlakuan berbagai nutrisi lebih baik dibandingkan sistem DFT
dengan tambahan perlakuan berbagai nutrisi yang sama dalam segi tinggi tanaman, jumlah
helai daun, lebar daun, berat basah, dan berat kering.
Dengan demikin, sistem hidroponik NFT lebih baik dibandingkan sistem hidroponik DFT
untuk budidaya tanaman Pak Coy dengan berbagai perlakuan tambahan.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi hidroponik dengan model DFT lebih irit dalam pemakaian listrik. Pada saat malam
hari misalnya, listrik dapat dimatikan dan tanaman tidak akan kering maupun layu karena
lapisan nutrisi cukup dalam. Sedangkan pada sistem NFT memiliki kelebihan seperti
mudahnya mengontrol sirkulasi air, nutrisi dan oksigen pada tanaman. Namun sayangnya
teknologi NFT boros akan listrik. Pompa harus dalam keadaan terus menyala agar seluruh
nutrisi yang dibutuhkan tanaman terkontrol.
Sistem NFT dengan tambahan perlakuan berbagai nutrisi lebih baik dibandingkan sistem
DFT dengan tambahan perlakuan berbagai nutrisi yang sama dalam segi tinggi tanaman,
jumlah helai daun, lebar daun, berat basah, dan berat kering.
DAFTAR PUSTAKA
Faryuni, Irfana Diah., dan Sumpuro, Joko. 2018. The Application Of The Hydroponic
Farming Method As An Appropriate Technology In kelurahan Tambelan Sampit. 02(02): 26-
33.
Fauzi, Ahmad Rifqi., Ichniarsiyah, Nur Annisa., dan Agustin, Heny. 2016. Pertanian
Perkotaan: Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik. 10(01): 49-62.
Hendra, Heru Agus. dan Andoko, Agus. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala Paktani
Hydrofram. PT. AgroMedia Pustaka: Jakarta.
Purbajanti, Endang Dwi. dan Slamet, Widyati. 2017. Hydroponic Bertanam Tanpa Tanah. EF
Digimedia: Semarang.
Roidah, Syamsu Ida. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.
01(02): 43-50.
Sesanti, Novi, dan Sismanto. 2016. Pertumbuhan Dan Hasil Pakchoi (Brasicca Rapa L.) Pada
Dua Sistem Hidroponik Dan Empat Jenis Nutrisi. 04(01): 1- 9.
Suryanto, Agus., Irawan, Budi., dan Setianingsih, Casi. 2017. Pengembangan Sistem
Otomatisasi Pengendalian Nutrisi Pada Hidroponik Berbasis Android. 04(02): 2213-2219.
Tallei, Tarina E. dan Rumengian, Inneke. 2017. Hidroponik Untuk Pemula. LPPM UNSRAT:
Manado.
Wibowo, Sapto., dan Asriyanti, Arum. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya
Pakcoy (Brassica rapachinensis). 13(3): 159-167.