Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Merokok

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun

2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan menyatakan bahwa

rokok ialah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

bentuk lainnya yang dihasilkan dari nicotiana tabacum, nicotiana

rustica, dan spesies lainnya atau sintesis yang mengandung nikotin dan

tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Sedangkan menurut Wikipedia

Indonesia rokok adalah gulungan tembakauberbalut kertas atau bahan

tipis lainnya dengan ukuran 70 hingga 120 mm, diameter sekitar 10

milimeter bergantung jenis dan tipe rokoknya.

Merokok merupakan kegiatan membakar pada salah satu ujungnya

dan dibiarkan membara hingga asapnya dapat hiruplewat ujung yang

lain. Rokok biasanya dijual dalam bentuk kemasan kertas atau kotak

sehingga dapat dengan mudah dimasukan kesaku atau kantok baju dan

sejak beberapa tahun terakhir bungkusan rokok ini telah disertai

dengan informasi kesehatan yang memperngaruhi perokok akan

bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat merokok (Jaya, 2009).

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan

kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan

dampak buruk bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang

11

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
disekitarnya (Subanada, 2004). Sedangkan menurut Bustan (2007),

merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim ditemuidalam

kehidupan sehari hari sehingga dimana mana mudah ditemukan orang

merokok khususnya lelaki dan lainnya wanita, anak kecil samapi orang

tua.

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap

isinya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Saleh,

2011).

B. Definisi rokok

Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan

dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesia lainnya

atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa

bahana tambahan (Heryani, 2014).

Rokok adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar jari

kelingking) yang dibungkus daun nipah atau kertas (KBBI, 2016).

Menurut PP. RI. No.109, 2012) rokok adalah produk tembakau yang

penggunaannya dengan cara dibakar dan dihisap asapnyayang

dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan

spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan

tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

C. Kandungan Rokok

Rokok merupakan zat adiktif, yaitu zat yang dapat menyebabkan

seseorang menjadi ketergantungan dan membahayakan kesehatan

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
dengan ditandai adanya perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena

fisiologis, berkeinginan kuat untuk mengkonsumsi zat tersebut

meningkatnya toleransi, dan dapat menyebabkan gejala putus obat (PP.

RI. No. 109, 2012). Rokok mengandung banyak bahan kimia yang

baerbahaya bagi perokok aktif maupun pasif. Terdapat lebih dari 7000

bahan kimia yang terkandung didalamnya. Sedikitnya, 250 senyawa

telah diketahui membahayakan bagi tubuh seperti hidrogen sianida,

karbon monoksida dan amonia. Bahan 69 dari bahan berbahaya

tersebut dapat menyebabkan kanker, seperti asetaldehid, amin

aromatik, arsenik, benzena, dan masih bayak lagi. Rokok mengandung

beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan dan

bersifat karsinogenetik. Beberapa contoh zar berbahaya yang

terkandung didalam rokok, yaitu :

a. Nikotin

Nikotin merupakan senyawa pyrrolidine yang terdapat dalam

nicotina tabacum, nicotina rustica dan spesies lainnya yang dapat

menyebabakan seseorang ketergantungan pada rokok (PP. RI. No.

109, 2012). Nikotin mulai berkembang saat dosis pertama, oleh

karena itu perokok akan terus menambah dosis nikotin untuk

mempertahankan efek tentang dan rileks (Sudiono, 2008). Nikotin

dikenal salah satu racun yang paling kuat. Nikotin membuat

seseorang ketagihan tembakau. Tidak adanya tembakau dapat

mengakibatkan gelaja-gejala perasaan yang tidak menyenangkan.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Gejala-gejala ini dapat terjadi pada seseorsng yang mencoba untuk

berhenti merokok. Nikotin merangsang pelepasan hormon

adrenalin kedalam darah. Hormon adrenalin menyebabkan

peningkatan detak jantung dan peningkatan tekanan darah. Dalam

jangka waktu lama, tekanandarah yang tinggi dapat menyebabkan

masalah yang berkaitan dengan sistem peredaran darah. Masalah

tersebut misalnya penyakit jantung.

b. Karbon Monoksida

Karbon monoksida adalah gas tidak berbau, tidak berwarna, tidak

berasa dan tidak mengiritasi, namun sangat berbahaya (beracun).

Gas ini merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari

kendaraan bermotor, alat pemanas, peralatan yang mengandung

bahann api berasaskan karbon dan nyla api. Gas CO akan sangat

berbahaya jika terhirup, karena hal gas CO akan menggantikan

posisi oksigen untuk berikatan dengan hemoglobin dalam darah

(Infopom, 2015).

c. Tar

Tar merupakan salah satu bahan kimia yang terdapat didalam

rokok. Dalam bentuk kondesat tar merupakan zat yang lengket

berwarna coklat yang dapat menyebabkan gigi kuning pada

perokok (ASH Fact Sheeet, 2014). Tar terkumpul diparu-paru

karena asap rokok akan mendingin setelah diisap an masuk

kedalam paru-paru. Tar akan bercampur dengan bahan-bahan

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
kimia bercampur yang lain. Beberapa diantaranya merupakan

karsinogenik (suatu substansi penyebab kanker).

D. Jenis Rokok

Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi tujuh,

yaitu:

1. Rokok

Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan

2. Rokok Organik

Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan

adiktif sehingga dinilai lebih amaan dibanding rokok medern.

3. Rokok gulungan atau lintingan

Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri ini

sebagian besar disebabkan oleh budaya dan faktor finensial.

4. Bidis

Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis

dihisa lebih intensif dibandingkan rkok biasa, sehingga terjadi

peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek

kardiovaskuler.

5. Kertek

Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh

menimbulkan aroma yang enak, sehingga kertek dihisap lebih

dalam dari pada rokok biasa.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
6. Cerutu

Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya,

seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.

7. Pipa

Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok

biasa, sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk

mendapatkan kadar nikotin yang tinggi dalam tubuh.

E. Perokok

Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut

perokok aktif bila peran tersebut yang merokok secara aktif, dan

disebut perokok pasif bila orang tersebut hanya menerima asap rokok

saja, bukan melakukan merokok sendiri (KBBI, 2012).

Definisi lain dari perokok adalah mereka yang merokok setiap

hari untuk jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya masih

merokok saat survei dilakukan (Octafrida, 2011).

Perokok aktif (active smoker) adalah orang yang merokok dan

langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi

kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Sedangkan perokok

pasif adalah asap rokokyang dihirup seseorang yang tidak merokok

(pasive smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan

lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok

pasif dari pada perokok aktif. Asap rokok segaret kemungkinan besar

berbahaya terhadap mereka yang bukam perokok, terutama ditempat

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan

terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung

karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan

nikotin (Wardoyo, 1996).

1. Klasifikasi Perokok

Bustan (2007), membagi perokok atas tiga kategori, yaitu : ringan

(1-10 batang perhari), sedang (11-20 batang perhari) dan berat

(lebih dari 20 batang perhari). Klasifikasi perokok juga dapat

ditentukan oleh indeks Brinkman (IB) dengan rumus : jumlah rata-

rata konsumsi rokok perhari (batang) x lama merokok (tahun),

dengan hasil ringan (0-199), sedang (200-599) dan berat (lebih dari

600).

2. Tipe kondisi perokok

Menurut syafile (2010) ada empat perilaku merokok, yaitu :

1. Kondisi perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif

Terdapat tiga sub tipe perokok yang menjadikan rokok sebagai

penambah kenikmatan yang sudah didapat, seperti merokok

setelah makan atau minum kopi, merokok untuk sekedar

menyenangkan perasaan, dan suatu kenikmatan seorang

perokok saat memegang rokok.

2. Kondisi merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif

Perokok merokok saat marah, cemas dan gelisah. Rokok

dianggap sebagai penyelamat.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
3. Kondisi merokok yang adiktif

Mereka yang sudak adiksi, akan menambah dosisrokok yang

digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya

berkurang.

4. Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan

Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk

mengendalikan perasaan, tetapi karena benar-benarsudah

menjaddi kebiasaannya rutin. Ia menghidupkan api rokoknya

bila rokok sebelumnya telah benar-benar habis.

F. Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang

merupakan respon orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu

faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat

diamati secara langsung.

Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor

stimulus yang diterima, baik stimulus internal mauoun stimulus

eksternal. Sepertinya halnya perilaku lain, perilaku merokok pun

muncul karena adanya faktor internal (faktorbiologis dan faktor

psikologis, seperti perilaku merokokdilaukan unntuk menguraangi

stres) dan faktor eksternal (faktor lingkunga sosial, seperti terpengaruh

oleh teman sebaya), (Sari dkk, 2005).

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
1. Tahap-Tahap Perilaku Merokok

Laventhal dan Clearly (Komalasari & Helmi, 2010)

mengungkapka empat tahap dalam perilaku merokok, yaitu :

a. Tahap Preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran menyenangkan mengenai

merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil

bacaan. Sehingga menimbulkan niat untuk merokok.

b. Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok, yaitu tahap apakan seseorang

akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

c. Tahap Becoming A Smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak

empat batang perhari makan mempunyai kecenderungan

menjadi perokok.

d. Tahap Maintaining Of Smoker

Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian

dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok

dilakukan untuk memperoleh efek yang menyenangkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulakn bahwa tahapan perilaku

merokok adalah seseorang menjadi perokok dengan cara

mendengar, melihar, dari hasil bacaan. Jika dilakukan terus

menerus akan terasa meyenangkan.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Aspek-Aspek Perilku Merokok

Aspek-spek perilaku merokok menurut Aritonang (dalam

Nasution. 2007), yaitu :

1. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari

Fungsi merokokditunjukkan dengan perasaan yang dialami si

perokok, seperti perasaan yang positif maupun perasaan yang

negatif.

2. Intensitas merokok

Smet (1994) mengklasifikasikan perokok berdasarkan

banyaknya rokok yang dihisap, yaitu :

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok

dalam sehari.

b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam

sehari.

c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam

sehari.

3. Tempat merokok tipe perokok berdasarkan tempat ada dua

(Mu’tadin, 2002 dalam Poltekes Depkes Jakarta I, 2012), yaitu:

a. Merokok ditempat-tempata umum atau ruang publik

1. Kelompok homogen (sama-sama perokok)

Mereka menikmati kebiasaan merokok secara

bergerombol. Umumnya mereka masih menghargai

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
orang lain, karena itu mereka menempatkan diri diarea

merokok (smoking area).

2. Kelompok yang heterogen

Kelompok ini biasanya merokok diantara orang lain yang

tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan

lan-lain. Mereka yang berani merokok ditempat tersebut

tergolong sebagai ornag yang tidak berperasaan, tidak

mempunyai tata krama, bertindak kurang terpuji dan

kurang sopan, dan secara tidak langsung mereka tega

menyebarkan racun kepada orang lain yang tidak bersalah.

b. Merokok ditempat-tempat yang bersifat pribadi

1. Kantaor atau di kamar tidur pribadi.

Mereka yang memilih tempa-tempat sepertiini yang

sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu

yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa

gelisah yang mencekam.

2. Toilet

Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang

suka berfantasi (Mu’tadin, 2002).

3. Waktu merokok

Perilaku merokok dipengaruhi oleh keadaan yang

dialaminya pada saat itu, misalnya ketika sedang

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
berkumpul dengan teman, cuaca yang dingin, setelah

dimarahi orang tua dll.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa aspek-aspek dari perilaku merokok yaitu fungsi

merokok dalam kehidupan sehari-hari, intensitas merokok,

tempat merokok dan waktu merokok.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Menurut Juniarti (1991) dalam Mu’tadin (2002) dalam Poltekes

Depkes Jakarta I (2012), faktor yang mempengaruhi kebiasaan

merokok adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh orang tua

Salah satuan temuan tentang remaja perokok adalah bahwa

anak-anak muda yang berasal dari rumah tanggayang tidak

bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-

anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras, lebih

mudah untuk menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda

yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer

dan Corado dalam Atkinson, 1999 : 294). Yang paling kuat

pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figura

contoh, yaitu perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin

sekali untuk mencontohnya.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak

remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan

teman-temannya adalah perokok dan demikian sebaliknya. Dari

fakta tersebutada dua kemungkinan yang terjadi. pertama,

remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan

teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh remaja tersebut,

hingga akhirnya mereka semua menjadi perokok (Al Buchari,

1991 dalam Poltekes Depkes Jakarta I, 2012).

c. Faktor kepribadian

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan

membebaskan diri dari kebosanan.

d. Pengaruh iklan

Melihat iklan dimedia massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau

glamour, membuar remaja sering sekali terpicu untuk

mengikuti perilaku seperti yang ada didalam iklan tersebut

(Juniarti, 1991 dalam Poltekes Depkes Jakarta I, 2012)

e. Jenis kelamin

Perokok laki-laki jumlahnya lebih banyak dariada perokok

perempuan, hal ini menunjukkn bahwa dimasyarakat orang

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
laki-laki yang tidak merokok dianggap kurang jantan atau

kurang berani ambil resiko.

f. Stres

Merokok mempunyai pengaruh menenangkan, membius dan

banyak menggunaannya sebagai cara menghadapi stres

(Alexander, 2002).keadaan stres tidak secaa langsung

menimbulkan seseorang untuk merokok, akan tetapi stres

memicu untuk memperoleh atau menggunakan sesuatu yang

dapat mnenangkan misalnya menghilangkan stres dengan

merokok.

Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah dapat

menunjukkan kejantanan dan kebanggaan diri. Krisis

psikososial untuk mendapatkan kesenangan, kenyamanan,

meraa lepas dari kegelisahan dan juga untuk mendapatkan rasa

percaya diri.

g. Kemudahan memperoleh rokok

Faktor kemungkinan perilaku merokok adalah tersedianya

rokok dujual disekitar rumah, selain itu penjualan eceran atau

batangan meningkatkan akses anak dan remaja terhadap rokok.

Penjualan rokok batangan meruakan hal yang biasa, walaupun

harga perbungkus sudah rendah. Hal ini mempermudah akses

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
terutama bagi penjualan rokok batangan yang merupakan 30%

dari total penjualan perusahaan rokok.

4. Dampak Rokok

Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Tandra (2003)

dalam Poltekes Depkes Jakarta I, (2012) adalah dapat

menimbulkan berbagai penyakit. Banyak penyakit telah terbukti

menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan,

diantaranya adalah nikotin yang besifat adiktif dan tar yang bersifat

karsinogenik. Rokok memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin,

yang setelah dibakar 25% akan masuk kedalam darah.

Dengan merokok mengurangi jumlah sel-sel berfliaa

(rambut getar), menambah sel lendir sehingga menghambat

oksigen ke paru-parusampai resiko delapan kali lebih besar terkena

kanker dibandingkan mereka yang hidup sehat tanpa rokok

(Zulkifli, 2010).

Beberapa penyakit yang timbul oleh kebiasaan menghisap

rokok yang mungkin saja tidsk terjadi dalam waktu singkat namun

memberikan perokok potensi yang lebih besar. Beberapa

diantaranya yaitu :

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Impotensi

Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran

darah ke penis bekurang sehingga tidak terjadi ereksi.

b. Osteoporosis

Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurasi daya

angkutoksigen darah perokok sebesar 15 persen,

mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih mudah patah

dan membutuhkan waktu 80 persen lebih lama untuk

penyembuhan.

c. Kehamilan

Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin

lambat dan dapat meningkatkan resiko Berat Badan Lahir

Rebdah (BBLR). Resiko keguguran pada wanita perokok 2-3

kali lebih sering karena karbon monoksida dalam asap rokok

dapat menurunkan kadar oksigen.

d. Jantung koroner

Akibat penggumpalan (trombosit) dan pengapuran dinding

pembuluh darah (aterosklerosis), merokok jelas akan merusak

dinding pembuluh darah perifer. Penyakit Pembuluh Darah

Perifer (PPDP) yang melibatkan pembulih darah arteri dan

vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada

dewasa muda perokok berat, biasanya akan berakhir dengan

amputasi (Poltekes Depkes Jakarta I, 2012).

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
e. Sistem pernafasan

Kerugian jangka pendek sistem pernafasan akibat rokok adalah

kemampuan rokok untuk membunuh selrambut getar (silia)

disaluran pernafasan. Ini adalah awal dari bronkhitis, iritasi,

batuk. Sedangkan untuk jangka panjang berupa kanker paru,

emphycema atau hilangnya elastisitas paru-paru dan bronkhitis

kronis.

G. Berhenti Merokok (Smoking Cessation)

Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang perokok untuk

meninggalkan kebiasaan merokok yang pada dasarnya merupakan

perpaduan dari terapi perilaku dan obat untuk menghentikan kebiasaan

merokok tersebut (Syafie. 2010).

(Amalia 2014) Berhenti merokok merupakan perubahan perilaku

yang radikal. Intensi merupakan prediktor utama terjadinya perilaku.

Intensi berhenti merokok merupakan penentu keberhasilan berhenti

merokok pada mahasiswa. Untuk dapat mengetahui dan memprediksi

bagaimana kecenderungan individu untuk melakukan suatu hal, maka

salah satunya dengan melihat intensinya. Salah satu dengan

menggunakan konsep teori Healt Belief Modelyang dapat menjelaskan

dan kerap digunakan untuk memprediksi intensi untuk menampilkan

suatu perilaku tertentu(Kumalasari 2013)

Semakin banyak jumlah nikotin yang menumpuk dalam tubuh

maka perokok semakin sulit untuk meninggalkan rokoknya. Hal

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
tersebut disebabkan oleh nikotin yang mampu menimbulkan perasaan

menyenangkan yang membuat perokok ketagihan ingin merokok lebih

banyak dan akan menambah jumlah batang rokok yang dihisap per

harinya. Bisa dikatakan bahwa perokok yang awalnya baru coba-coba

nantinya akan menjadi perokok berat yang semakin sulit untuk

meninggalkan rokok. Pada penelitian ini, walaupun batang rokok yang

dihisap sudah sangat banyak, namun ada faktor lain yang

mempengaruhi keberhasilan berhenti merokok ini (Ferketich, 2008;

Mc Clure, 2008; Rise, J., 2008). Susanna (2003) menyimpulkan

bahwa perokok akan semakin mudah untuk berhenti merokok ketika

kesehatannya terganggu akibat semakin banyaknya jumlah rokok yang

dihisap. Hal tersebut terjadi karena pada dasarnya toksisitas suatu zat

ditentukan oleh besarnya paparan (dosis). Nikotin yang masuk ke

dalam tubuh perhari dapat dihitung. Meskipun dosis yang dihisap

perharinya masih di bawah dosis toksik, namun bila ini dilakukan

secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi maka semakin tinggi

risiko terkena berbagai macam penyakit, sehingga perokok akan

berusaha lebih keras untuk dapat berhenti menghisap rokok dengan

mengurangi jumlah rokok yang mereka isap atau langsung berhenti

merokok secara total. Kepedulian terhadap status kesehatan seseorang

merupakan faktor protektif terhadap inisiasi merokok. Oleh karena itu

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
orang cenderung akan berhenti atau tidak memulai merokok bila

mengerti akibat buruknya terhadap kesehatan.

Jumlah batang rokok yang dihisap perharinya oleh perokok

berbeda satu dengan lainnya. Meskipun mereka sama-sama

berkeinginan untuk berhenti merokok namun belum tentu semuanya

berhasil. Oleh karena itu tidak ada perbedaan yang bermakna pada

perokok ringan maupun berat terhadap keberhasilan berhenti

merokok. Hal ini mungkin disebabkan karena kadar nikotin yang

diisap berbeda-beda berdasarkan merk rokok. Perbedaan ini

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain jenis dan ramuan

tembakau yang digunakan, jumlah tembakau dalam setiap batang

rokok, senyawa tambahan yang digunakan untuk meningkatkan aroma

dan rasa, serta ada tidaknya filter dalam tiap batang (Susanna, 2003).

Oleh karena itu meskipun jumlah rokok yang dihisap perharinya sama

namun dosis nikotin yang dihisap perharinya dapat berbeda-beda

antarindividu dan pada akhirnya menimbulkan efek nikotin yang

berbeda pula.

Faktor- faktor yang mempengaruhi dala upaya berhenti merokok :

a. Faktor internal : niat dari dalam diri sendiri, komitmen, kemauan

yang kuat untuk berperilaku hidup sehat, kesadaran diri dengan

mengenali buhaya-bahaya (dampak) merokok itu sendiri.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
b. Faktor eksternal : motivasi dari keluarga, teman dan lingkungan

sekitar (dukungan sosial), rasa bersalah akan membawa pengaruh

negative bagi orang-orang yang tiak merokok, keadaan ekonomi.

H. Health Belief Model (HBM)

Health belief model (HBM) pertama kali diperkenalkan

pada tahu 1950-an oleh kelompok psikolog yang bekerja di US Public

Health Service. Mereka fokus dengan bagaimana meningkatkan

penggunaan pelayanan preventif yang digalangkan oleh pemerintah,

seperti vaksinasi influenza. Mengasumsikan bahwa seriap orang

beresiko untuk terkena penyakit. Maka terdoronglah untuk mengambil

langkah-langkah sehat dalam rangka untuk mengurasi resiko sakit

(pervectived threat) dan berharap serangkaian tindakan yang akan

dilakukan menguntungkan dalam mengurasi resiko sakit atau

keparahan penyakit selama keuntungan yang diperoleh melebihi

hambatan yang ditemui ketika melakukan prilaku sehat. HBM

diformulasikan untuk mempresdiksi kemungkinana individu akan

melibatkan diri dalam perilaku sehat atau tidak. HBM telah banyak di

aplikasikan pada penelitian-penelitian tentang berbagai macam

perilaku kesehatan (Rosentock, 1966 dalam Purijayanti, 2012).

Health Belief Model merupakan suatu konsep yang

mengungkapkan alasan dari individu untuk mau atau tidak melakukan

perilaku sehta (Janz & Becker, 1984). Health Belief Model juga dapat

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
diartikan sebagaai sebuah konstruk teoretis mengenai kepercayaan

individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2009).

Health belief model adalah suatu medel yang digunakan

untuk menggambarkan kepercayaan individu terhadap perikalu hidup

sehat, sehingga individu akan melakukan perilaku sehat, perilaku

sehat tersebut dapat berupa perilaku penvegahan maupun penggunaan

fasilitas kesehatan. Health belief model ini sering digunakan untuk

memprediksi perilaku kesehatan preventif dan juga respon perilaku

untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis. Namun

akhir-akhir ini teori health belief model digunakan sebagai prediksi

berbagai perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

Menurut Netjad et. A. (2005) dalam Pratama (2010), HBM

dugunakan untuk memprediksi tindakan seseorang, memilih tindakan

kesehatan untuk mengurangi atau mencegah penyakit atau kematian

dini. Berdasarkan HBM ada 2 tipe kepercayaan yang mempengaruhi

seseorang untuk melaukan tindakan pencegahan :

a. Kepercayaan untuk berhubungan dengan kesiapan untuk

melakukan tindakan.

b. Kepercayaan yang berhubungan dengan modifikasi faktor-

faktor yang mendukung atau mempengaruhi tindakan.

HBM merupakan model kepercayaan kesehatan yang

merupakan hasil penjabaran dari model sosiopsikologi. HBM

dikenal sebagai model pengharapan suatu nilai, yang intinya

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
menacu pada asumsi bahwa orang akan melibatkan diri dalam

perilaku sehat bila mereka menilai hasil (menjadi sehat) terkait

perilakunya dan mereka pikir bahwa perilaku tersebut sepertinya

dapat memberikan hasil (Edberg, 2009).

HBM mengandung konsep utama yaitu memprediksi

mengapa seseorang melakukan tindakan tertentu untuk mejaga,

melindungi dan mengendalikan kondisi sakit, dengan melihat

beberapa sudut pandang antara lain :

a. Perceived Susceptibility (Kerentanan), yaitu seseorang

merasakan keyakinan atau percaya akan kemungkinan sakit

yang terjadi pada dirinya.

b. Perceived Severity/seriousility (Keseriusan), yaitu seseorang

memprediksikan tingkat keparahan apabila menderita penyakit

tersebut.

c. Perceived Barrier (Hambatan), yaitu hambatan yang ada

dalam seseorang dalam berperilaku sehat.

d. Benefit (Keuntungan), yaitu seseorang menimbang keuntungan

yang diperoleh antara biaya yang dikeluarkan dengan tingkat

sakitnya.

e. Self Eficcacy yaitu kemampuan seseorang untuk mendapatkan

hasil tertentu.

f. Cues To Action yaitu isyarat pada suatu tindakan atau kesiapan

seseorang dalam bertindak.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Helth belief model didasarkan atas 3 faktor esensial :

1. Kesiapan individu untuk mrubah perilaku dalam rangka

menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko

kesehatan.

2. Adanya dorongan dalam ligkungan individu atau yang

membuatnya merubah perilaku.

3. Perilaku itu sendiri.

Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan

individu, serta pengalaman berhubungan dengan saranan dan

petugaskesehatan.

Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi

ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap

penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa

perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.

Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah

perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik

individu, penilaian individu terhadap perubahan yang

ditawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang

merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman

mencoba merubah perilaku yang serupa.

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
I. Definisi Perilaku

Perilaku adalah sesuatu yang dilakukan oleh individu satu dengan

individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata (Sarwono, 1993).

Skiner (1983)dalam (Notoatmodjo, 2010, hal: 43) seorang ahli

psikologis merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian

perilaku manusia terjadi melalui proses adanya stimulus kepada suatu

organisme yang kemudian akan di respon, sehingga teori skinner ini

disebut teori “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons).

1. Batasan perilaku

Berdasarkan teori “S-O-R” dari skiner (1983) dalam

(Notoadmodjo, 2010, hal: 43) maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Perilaku Tertutup (Convert Behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus

tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar)

secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk

perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap

stimulus yang bersangkutan.

b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus

tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati

oleh orang lain dari luar (observable behavior).

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
2. Perilaku Dalam Kesehatan

Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner, maka

perilakukesehatan adalah respons seseorang terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti

lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.

Dengan kata lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau

kegiatan seseorang baik yang dapat diamati mauoun yang tidak

diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan.

3. Domain Perilaku

Meskipun perilaku dibedakan antara perilaku tertutup (Covert ),

maupun perilaku terbuka (Oveert) seperti yang diuraikan oleh

Skiber, tetapi sebenarnya perilaku adalah totalitas yang terjadi

pada orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, bahwa perilaku

adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang

yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan

eksternal. Perilaku seseorang sangatlah kompleks dan mempunyai

bentangan yang sangat luas (Notoatmodjo, 2010, hal ; 49-50).

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan

membedakan adanya 3 area atau domain dalam perilaku, yakni

kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor

(psychomotor).

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian

domain pleh Benyamin Bloom dan untuk kepentingan pendidikan

praktis maka dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah (domain)

perilaku, yaitu :

a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil pengindraasn manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek malalui indra yang dimilikinya.

Proses pengindraan sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang

terhadap objek sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan

yang dimilikinya.

b. Sikap (Attitude)

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap

stimulus atau objek tertentu,yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,

setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Jadi

dikatakan bahwa sikap itu suatu sindrom atau kumpulan

gejala dalam merspons stimulus atau objek. Sehingga sikap

itu elibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan

yng lain.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrance

Green (1980) dalam (Notoadmodjo, 2010, hal: 59-60) adalah :

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
a. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing Factors), yaitu

faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi

terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap,

kepercyaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pemungkin (Enabling Factors), adalah faktor-

faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku

atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin

adalah sarana dan prasaarana atau fasilitas untuk terjadinya

perilaku kesehatan, misalnya puskesmas, posyandu, rumah

sakit, tempat bembuangan air, termpat pembuangan sampah,

tempat olahraga dan makanan bergizi.

c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (Reinforcing Factors),

adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat

terjadinya perilaku. Misalnya sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat (Tarupay, 2015)

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
J. Kerangka Teori

Gambar 2.1

Teori Perilaku model

HBM (Healt
Belief Model)

Teman sebaya

Keluarga

Lingkungan

Media masa

Pengetahuan Perilaku merokok

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
K. Kerangka Konsep

Kerangka konsep menurut Sugiyono (2014) menyatakan bahwa

kerangka konsep akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-

variabel penelitian yaitu antara variabel independen dan variabel

dependen. Secara ringkas kerangka konsep yang menjelaskan faktor-

faktor yang memperngaruhi kinerja auditor dengan motivasi auditor

sebagai variabel moderating terhadap topik tang dipilih sesuai dengan

identifikasi masalahnya.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Pemberian intervensi Perubahan perilaku


bantuan berhenti sebelum intervensi
merokok berbasis teori
HBM

Perubahan perilaku
sesudah intervensi

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
L. Hipotesis Penelitian

Ha : ada pengaruh perbedaan perilaku sebelun dan sesudah pemberian

intervensi bantuan berhenti merokok bebasis teori HBM

Ho : tidak ada pengaruh perilaku perilaku sebelun dan sesudah

pemberian intervensi bantuan berhenti merokok bebasis teori HBM

Perubahan Perilaku Sebelum..., Siti Rozabiatun Khasanah,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai