PENDAHULUAN
(menimbulkan
kecanduan),
dan
jika
dikonsumsi
dapat
penyakit jantung,
tahun
peningkatan
ke
atas
jumlah
termasuk
perokok
golongan
terutama
perokok.
Kecenderungan
kelompok
anak/remaja
cengkeh
pada
tembakau
rajangan
yang
adalah
rokok
dengan
atau
tanpa
filter
menahun,
kehamilan
dan
penyakit
janin,
paru-paru,
serta
kanker.
ketidak
Merokok
suburan,
juga
gangguan
mempertinggi
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum penetapan kadar nikotin dalam rokok
adalah untuk mengetahui kadar nikotin dalam sampel rokok.
1.3 Metode
Metode yang di gunakan dalam praktikum penetapan kadar nikotin
dalam rokok adalah menggunakan metode asidimetri.
1.4 Prinsip
Prinsip penetapannya adalah reaksi penetralan asam basa, nikotin
yang merupakan senyawa alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi
dengan HCl akan mengikat satu H+ akan melepaskan ion Cl-. Reksi ini
terjadi pada kisaran pH 6,0-6,2 sehingga dipakai indicator Merthyl Red
(MR). titik akhir titirasi diketahui dengan terbentuknya warna yang
konstan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
monoksida.
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-
paru. Nikotin adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain dan Heroin. Bentuk
nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan
pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan dan dikunyah (tembakau
tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa
berbahayanya merokok bagi kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih
banyak orangyang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin
adalah sangat kuat. Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan
perhatian, belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Menghisap
rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan
depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral
tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral. Tetapi pemaparan jangka panjang disertai
dengan penurunan aliran darah serebral, berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem
saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau
adalah nikotin.
Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat
mematikan, karena paralisis (kegagalan) pernafasan. Ketergantungan Nikotin berkembang
cepat karena aktivasi sistem dopaminergik area segmental ventral oleh nikotin (sistem yang
sama dipengaruhi oleh Kokain dan Amphetamin). Perkembangan ketergantungan
dipercepat oleh faktor sosial yang kuat yang mendorong merokok dalam beberapa
lingkungan dan oleh karena efek kuat dari iklan rokok. Orang kemungkinan merokok jika
orangtuanya atau saudara kandungnya merokok dan yang berperan sebagai model peran
atau tokoh identifikasi merokok. Ada penelitian terakhir juga menyatakan suatu diatesis
genetik ke arah ketergantungan nikotin. Karbon monoksida adalah zat yang mengikat
hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko jika
dibandingkan dengan yang tidak mengisap asap rokok yaitu:
a
b
c
d
jantung, serta tekanan darah tinggi. Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak
akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok
cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.
Asap rokok mengandung sekitar 4000 senyawa, antara lain nikotin, ter dan 3,4benozopiren, karbon monok-sida, karbon dioksida, nitrogen oksida, amonia, sulfur.
Nikotin, suatu alkaloid yang sudah lama dikenal, dalam asap rokok lama kelamaan akan
tera-kumulasi pada dinding pembuluh darah perokok menyempitkan pembuluh darah.
Nikotin dalam asap rokok yang masuk ke paru-paru dengan cepat diabsorpsi dari paru-paru
ke dalam darah dan efisiensinya hampir sama dengan apabila diberikan secara intravena.
Senyawa ini mencapai otak dalam waktu 8 detik setelah inhalasi.
Bahan utama rokok adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum) kering yang
merupakan sumber utama nikotin. Di Indonesia, di samping rokok putih, banyak beredar
rokok kretek berfilter maupun tanpa filter Penelitian ini bertujuan menentukan kadar
nikotin dalam asap rokok beberapa rokok putih, kretek berfilter dan tanpa filter yang
disimulasi menggunakan alat simulasi perokok aktif dan filter rokok yang diambil dari sisa
rokok yang dibakar dengan alat simulasi perokok aktif dan filter rokok dari suka-relawan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok adalah
penyebab berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang bukan perokok.
Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang dewasa yang sehat dapat
menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen.
Lingkungan asap rokok dapat memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit
asma, menyebabkan bronkitis, dan pneumonia. Asap rokok juga menyebabkan iritasi mata
dan saluran hidung bagi orang yang berada di sekitarnya. Pengaruh lingkungan asap
tembakau dan kebiasaan ibu hamil merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada
anaknya bahkan sebelum anak dilahirkan. Bayi yang lahir dari wanita yang merokok
selama hamil dan bayi yang hidup di lingkungan asap rokok mempunyai resiko kematian
yang sama.
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara
lengkap dan sejumlah contoh tertentu yang akan dianalisis. Prosedur
analitis
yang
melibatkan
titrasi
dengan
larutan
larutan
yang
kadar
senyawa-senyawa
yang
bersifat
asam
dengan
2.3 Reaksi
Reaksi standarisasi HCL dengan Na2B4O7
1.
Na2B4O7 + 2 HCl
H2B4O7 + 2 NaCl
2. Reaksi penetapan kadar nikotin
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, beker glass, erlenmeyer,
tabung reaksi pipet tetes, gelas ukur, corong pisah, labu iod, batang pengaduk timbangan
kasar dan peralatan gelas lain yang mendukung.
4.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel rokok filter dan kretek, ,
larutan NaOH 20 dalam alkohol, eter, petrolium eter, H 2SO4 pekat, HCl pekat, indikator
metal merah, aquades dan Na2B4O7 0,01 N, etanol.
5.1 Prosedur
Standarisasi HCl dengan Na2B4O7
1.
Na2B4O7
1.
HASIL
sampai homogen
2. Penetapan 5.
Kadar
Nikotin selama 1 jam di lemari es, hingga bagian eter
Didiamkan
Sampel
HASIL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No
1.
Perlakuan
Pengamatan
Dimasukkan 10 ml Na2B4O7 kedalam labu Larutan
2.
erlenmeyer 250 ml
berwarna jernih
Ditambahkan indikator methil orange 1% Larutan
MO
tetes
berwarna
larutan
3.
Dititrasi
Na2B4O7
dengan
HCl
sampai
1%
oranye,
campuran
oranye
terjadi Larutan HCl berwarna
larutan
campuran
berwarna
merah. V1 = 8,15 ml
V2 = 8,10 ml
4.1 Data hasil Pengamatan
4.1.1 Standarisasi
Perlakuan
Pengamatan
Dimasukkan 1 gram bahan dalam Sampel rokok
filter
Surya
Diaduk
sampai
warna
rata
batang
pengaduk.
pengaduk
dilap
dengan
coklat.
NaOH
warna jernih.
dengan Larutan
campuran,
20
sampel
lab. iod
Ditambah 20 ml eter tutup rapat Eter berwarna jernih
digojog
4.
dengan
rata
sampai
homogen
Diamkan selama 1 jam didalam Larutan bagian atas berwarna
lemari
es
hingga
bagian
atas jernih
5.
alat Larutan
berwarna
jernih
6.
sampai
tersisa Larutan
yang
ditambah
MR
7.
0,01
konstan
Baku Primer
Na2B4O7
Volume (ml)
70,0 ml
Baku Sekunder
HCl
Volume (ml)
8,150
8,100
Rata-rata =
8,130
4.2.2 Penetapan Kadar
No.
1.
Sampel
Rokok
Volume (ml)
Filter 10 ml
Baku Sekunder
HCl
Volume (ml)
22,5
Surya
4.2 Data Hasil Praktikum
No.
1.
2.
Sampel
Kadar %
Rokok Klobot
1,78
Rokok
Filter 4,4897
Etiket
2,2 mg / 0,22%
Surya
4.3 Perhitungan
4.3.1 Standarisasi HCl dengan Na2B4O7 0,01 N
V.N (HCl) = V.N (Na2B4O7)
8,13 x N = 10 x 0.01
N
= 0,0123 N
4.3 Penetapan kadar
Kadar nikotin =
( ml x N ) HCl x 1,6233
0,01
x 100
mg bahan
22,5 x 0,01233 x 1,6233
0,01
x 100
1000
= 4,4897%
4.4 Pembahasan
Praktikum penetapan kadar nikotin dalam rokok menggunakan
metode
sidimetri.
Metode
asidimetri
berprinsip
sebagai
reaksi
Tahap kedua yaitu penetapan kadar nikotin dalam rokok. Pertmatama disiapkan alat-alat dan reagen yang dibutuhkan. Alat-alat ini harus
bersih dan kering karena untuk tidak mempengaruhi hasil akhir. Petama
diitambah satu gram bahan atau sampel rokor kemudian dimasukkan
abu iod. Ditambahkan larutan NaOH 20% sbanyak satu ml. penambahan
NaOH 20% untuk meikat nikotin, karena nikotin tidak dapat ditritasi
langsung dengan baku sekunder HCl. Kemudian diaduk dengan rata
sampai rokok terbasahi semua oleh NaOH menggunakan batang
pengaduk. Batanng pengaduk dilap menggunakan kapas, dan kapas
tersubut sekaligus dimasukan kedalan iod. Setelah semua tercampur
rata, ditambahkan eter 20ml lalu ditutup rapat. Eter yang ditambahkan
merupakan petroleum eter, fungsi penambahan ini untuk meralutkan
nikotin yang ada dalam rokok. Kemudian dikocok dengan rata sampai
homogeny
sambil
menekan
tutupnya
kuat-kuat.
Pengocokan
ini
rokok
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktekum penetapan kadar nikotin dalam rokok
dengan sempel rokok non filter (kretek) didapatkan hasil kadar terbesar
1,78%.
5.2 Saran
1. Perhatikan jumlah sempel yang dibutuhkan dan cara penanganan
2.
3.
4.
5.
sampel.
Perhatikan jumlah reagen yang dibutuhkan.
Alat-alat yang digunakan harus bersih dan tertata rapi
Harus enggunakan APD ( alat pelindung diri)
Praktekum harus memahani dan mengerti prsedur yang akan
6.
7.
8.
9.
dilakukan
Praktekum harus sesuai dengan prsedur yang dilakukan.
Jaga kebersihan pada waktu praktekum.
Berhati-hati dalam praktekum.
Setelah melakuna praktekum harus meminun susu segar agar
menetralkan tubuh dan badan tetap sehat.
DAFTAR PUSAKA
Anonymous, 2008. Penetapan kadar nikotin pada rokok. {online}
https://www.acedemia.edu/5667664/penetapan-kadar-nikotin-padarokok.com
diakses pada tanggal 21 Mei 2015
Alanuir. Ri.1992. Penetapan kadar nikotin dalam berbagai merek yang
beredar di Sumatra Barat. Padang : IKIP Padang.
Dirjen, POM.1979. Farmakope Indonedia III . Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Dirjen, POM.1995. Farmakope Indonedia IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan RI.
Ganjhar, Ibnu Gholib.2007. Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
LAMPIRAN
1. NaOH 20 % 10 ml
g=
Ditambahkan
aquadest
20
10
100
sampai larut
Dimasukkan
kedalam
= 2 gram
ditambahkan
Cara pembuatan :
dingin
batas
Kocok
gram.
Dimasukan
kedalam
5
bebas
ml
CO2
diaduk
sampai
larut.
Ditambahkan aquadest bebas
aquadest
sampai
tanda
sampai
homogeny.
3. HCl 0,01 N 1000 ml
VxN=VxN
V x 12 = 1000 x 0,01
V = 0,833 ml
Cara pembuatan :
Dipepet
HCl
pekat
sebanyak
homogeny
yang
Val 1000
381,37 250
0,01
=0,4767 gram.
2
1000
Cara pembuatan
Ditimbang
sudah
aquades.
Ditambahkan
terisi
aquades
500ml
sampai
batas,
aduk
homogeny.
Dimasukkan
ml,
tanda
sampai
dalam
tambahkan
0,83
kedalam
aquades