Anda di halaman 1dari 26

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani salah satu komoditas yang dimiliki Indonesia adalah
tembakau banyaknya tembakau yang dihasilkan sebagian besar digunakan untuk
produksi rokok yang limbahnya berupa puntung rokok dapat mencemari
lingkungan produksi rokok di Indonesia secara nasional hingga akhir 2011
mencapai 300 milyar batang proyeksi itu didasarkan pada perhitungan produksi
rokok hingga Agustus 2011 yang telah mencapai 199,77 milyar batang.
Rokok adalah silinder dari kertas yang memiliki ukuran panjang sekitar 70
mm C 120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang dicacah. Rokok kretek memiliki kandungan
nikotin yang berbeda-beda tergantung merek dagangnya, seperti kandungan
nikotin.
Ada dua jenis produk rokok di Indonesia yaitu rokok putih dan rokok
kretek.Rokok putih sudah dikenal di seluruh dunia, namun rokok kretek
merupakan produksi yang unik dari Indonesia.Berdasarkan bahan dan ramuan,
rokok digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu rokok kretek, yakni rokok yang
memiliki ciri khas adanya campuran cengkeh pada tembakau rajangan yang
menghasilkan bunyi kretekkretek ketika dihisap. Berdasarkan cara pembuatannya
rokok kretek dapat dibedakan menjadi sigaret kretek tangan (SKT) yaitu rokok
kretek yang dibuat menggunakan tangan (Susanto, 2001), dan sigaret kretek mesin
(SKM) yang berawal ketika pabrik rokok Bentoel menggunakan mesin karena
kekurangan tenaga pelinting (Susanto, 2001), rokok putih adalah rokok dengan
atau tanpa filter menggunakan tembakau virginia iris atau tembakau lainya tanpa
menggunakan cengkeh, digulung dengan kertas sigaret dan boleh menggunakan
bahan tambahan kecuali yang tidak diijinkan berdasarkan ketentuan Pemerintah
RI dan cerutu, adalah produk dari tembakau tertentu berbentuk seperti rokok
dengan bagian pembalut luarnya berupa lembaran daun tembakau dan bagaian
isisnya campuran serpihan tembakau tanpa penambahan bahan lainnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1 Untuk mengetahui berbagai jenis rokok
2 Untuk menentukan kadar nikotin pada berbagai jenis rokok
3 Untuk mengukur kecepatan membara
4 Untuk mengukur ketahanan abu berbagai jenis rokok

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah slinder dari kertas berukuran panjang antra 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah (Triswanto, 2007).Rokok adalah hasil
olahan tembakau berbungkus termasuk cerutu atau bahan lainnya yang dihasilkan
dari tanaman Nicotin Tobacum, Nicotiana Rusticalainya atau sintesisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau bahan tambahan (Tendra, 2003).
Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana
Tabacum L.Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu,
temabakauuntuk pipa serta pemakaian oral.Di Indonesia temabakau ditambah
cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek.Selain kretek,
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok
pipa, dan tembakau tanpa asapa atau tembakau kunyah (Triswanto, 2007).
Bahan tambahan lain rokok seperti menthol dan cengkih banyak
digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda pada setiap rokok. Rasa dan
aroma yang harum, wangi dan menyegarkan merupakan pilihan utama dalam
penghasilan rokok dengan jenis tembakau yang bermutu tinggi(Tirtosastro, S. dan
Murdiyati, A.S., 2010).
Tembakau yang ditanam dan dikeringkan turut mengandungi bahan kimia
yang berupa residu dari pertumbuhan tanaman tembakau tersebut seperti pestisida,
fumigan dan insektisida (Mulyaningsih, T.R., 2009).
2.2 Jenis-Jenis Rokok
2.2.1 Cerutu
Cerutu adalah adalah gulungan utuh daun tembakau yang dikeringkan dan
difermentasikan, yang mirip dengan rokok salah satu ujungnya dibakar dan
asapnya dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya. Cerutu terdiri dari 3 jenis
tembakau, variasi ukuran yang akan menentukan ukuran citarasa dan karakteristik
sebuah cerutu. Sebuah cerutu akan terlihat dari balutan daun terluar atau
pembungkus yang berasal dari bagian perkebunanyang luas dan penentuan atas
pembungkus cerutu dapat menjelaskan karakter dan rasa termasuk dengan
warnanya yang sering dipergunakan untuk menggambarkan cerutu secara
keseluruhan. ( Michel, 2011).
2.2.2 Sigaret Kretek Tangan

Berdasarkan proses pembuatannya rokok terdiri dari sigaret kretek tangan


(SKT) yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting
dengan menggunakan tangan atau alat bantu sederhana,

2.2.3 Sigaret Kretek Mesin


(SKM) merupakan rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat
rokok.Keluaran yang dihasilkanmesin pembuat rokok berupa rokok batangan.Saat
ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran sekitar enam ribu
sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat rokok, biasanya,
dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan
bukan lagi berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres,
satu presberisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu
menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter
ujung SKT. Pada SKM, lingkar pangkal rokokdan lingkar ujung rokok sama besar.
2.2.4 Sigaret Filter
Berdasarkan filter, rokok dibedakan menjadi Rokok Filter yaitu rokok
yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus. Sedangkan Rokok Non Filter adalah
rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus. Filter rokok yang
terbuat dari asetat selulosa berfungsi untuk menahan tar dan partikel rokok yang
berasal dari rokok yang dihisap, namun dalam 15 jumlah sangat sedikit. Filter
juga berfungsi untuk mendinginkan rokok sehingga menjadi mudah dihisap
(Mustikaningrum, 2010).

2.2.5 Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF)


Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF) merupakan rokok yang dalam
proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh: Gudang Garam
International, Djarum Super dan lain-lain.
2.2.6 Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM)
Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM) rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis ini jarang
menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild,
L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.
2.3 Nikotin
Nikotin adalah zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam
Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lain yang sintesisnya bersifat
adiktif. Nikotin menguap saat rokok dinyalakan dan setiap batang rokok
mengandung 1 mg nikotin yang diabsorpsi melalui epitel paru.Komponen ini
paling banyak dijumpai didalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap
rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau
plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan
dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat
aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat.Nikotin juga memiliki
karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan
menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan
selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat
kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan
adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah
yang berhasil berhenti (Pdpersi, 2006).

2.4 Penetapan Kadar Nikotin Metode Titrasi


Titrasi termasuk salah satu cara analisis kuantitatif volumetrik. Pada titrasi
ini larutan standar yang digunakan adalah asam.Asam yang biasa digunakan
adalah asam klorida (HCl), asam cuka, asam borat, atau asam osalat. Titrasi
adalah suatu larutan ditambahkan dari buret itu dinamakan titik akhir titrasi,
dalam titrasi adisimetri penentuan titik akhir dari sutau titrasi yang berlangsung
dapat digunakan penunjuk akhir titrasi (indikator)sedikit demi sedikit sampai
jumlah zat-zat yang direaksikan tepat ekivalen satu sama lain. Pada saat titrant
yang ditambahkan tampak telah ekivalen, maka penambahan titrant harus
dihentikan.
Nikotina yang merupakan alkaloid diekstraksi dari tembakau kering.Mula-
mula basa NaOH ditambahkan ke tembakau kering.Penambahan basa ini
bertujuan menggaramkan asam yang tergabung dengan nikotina yang terdapat
dalam tembakau karena nikotina umumnya tergabung dengan asam yang terdapat
dalam tumbuhan.Penambahan basa dilanjutkan dengan penambahan petroleum
eter.Penambahan petroleum eter ini bertujuan mengekstrak nikotina dari tembakau
kering yang sudah diadakan sebelumnya.Petroleum eter berfungsi melarutkan
nikotina yang telah terbebas dari asam karena nikotina dapat larut dalam pelarut
seperti petroleum eter.

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

1 Alat dan Bahan


1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada pratikum ini adalah sebagai berikut:
1 Alat Tulis
2 Kamera
3 Timbangan
4 Alat Gelas
5 Labu titrasi
6 Penggaris
7 Korek api
8 Pipet
2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1 Cerutu
2 Sigaret kretek tangan
3 Sigaret kretek mesin
4 Sigaret filter
5 Sigaret kretek mesin full flavor
6 Sigaret kretek light mild
7 NaOH 33 %
8 HCL
9 Metil merah
10 Aquades
11 Petroleum
12 Alumunium foil

2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan


1 Menentukan Jenis Rokok

Rokok

Pengambilan gambar

Klasifikasi sesuai jenis rokok


Pada penentuan jenis rokokbahan yang digunakan adalah rokok jenis
Cerutu, Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Filter, SKMFF, dan
SKMLM. Pertama siapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Kemudian
dilakuan pengambilan gambar pada masing-masing jenis rokok.Hal ini bertujuan
untuk mempermudah dalam mendeskripsikan setiap jenis rokok yang digunakan.
Setelah itu dilakukan pengklasifikasian sesuai jenis-jenis rokok yang diamati.

2 Penentuan kadar Nikotin


Pertama yang harus dilakukan yaitu pengecilan ukuran pada masing-
masing rokok dan kemudian ditimbang sebanyak 1 gram. Setelah itu, tambahkan
1 ml NaOH 33% yaitu sebagai katalisator ke dalam alkohol 96% lalu
homogenisasi. Kemudian tambahkan 20 ml petroleum eter yaitu untuk
mengekstrak nikotin yang ada dalam tembakau. Setelah itu ditutup dengan
alumunium foil dan didiamkan selama 1 jam untuk memaksimalkan proses
ekstraksi. Kemudian dilakukan proses filtrasi untuk memisahkan ampas dengan
ekstrak. Cairan jernih yang dihasilkan dilakukan pemanasan sampai 1 ml untuk
menguapkan petroleum eter dengan suhu 29-30oC. Kemudian ditambahkan 1 ml
aquades dan ditambahkan 2-3 tetes indikator metil merah untuk mengetahui
proses titrasi telah dicapai dengan berubahnya warna menjadi kemerah-merahan.
Selanjutnya dititrasi dengan 0,1 N HCl dan terakhir dilakukan perhitungan kadar
nikotin.

Rokok
3.2.3 Kecepatan Membara

Pengukuran Panjang

Pembakaran

Pendiaman sampai rokok mati

Pengukuran Panjang rokok akhir

Penghitungan kecepatan membara


Pada acara uji kecepatan membara jenis rokok yang digunakan yaitu
Cerutu, Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Filter, SKMFF dan
SKMLF. Pertama siapkan berbagai jenis rokok yang aka di uji, kemudian diukur
panjang rokok terlebih dahulu untuk mengetahui panjang rokok sesungguhnya.
Kemudian ujung rokok dibakar dan didiamkan sampai mati dengan sendirinya,
hal ini untuk mengetahui berapa lama rokok itu bisa bertahan. Lalu dilakukan
pengukuran pada panjang akhir rokok. Setelah itu hitung kecepatan membara pada
setiap jenis rokok.

3.2.4 Keteguhan Abu

Rokok

Pengukuran Panjang

Pembakaran

Hisap selama 1 menit

Pengukuran panjang
akhir

Penghitungan
keteguhan abu (m/s)
Pertama siapkan berbagai macam jenis rokok, kemudianlakukan
pengukuran panjang rokok, hal ini untuk mengetahui panjang awal rokok sebelum
dihisap. Setelah itu lakukan pembakaran pada ujung rokok dan penghisapan
selama satu menit untuk mengetahui keteguhan abu dari beberapa jenis rokok.
Lalu lakukan pengukuran panjang akhir pada rokok yang telah dihisap. Langkah
terakhir yaitu dilakukan perhitungan keteguhan abu.

BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

1 Hasil Pengamatan
1 Menentukan Jenis Rokok
Tabel 1.Data Pengamatan Jenis Rokok

No Jenis Rokok Merk Rokok dan Ciri-ciri


.
1 Cerutu Bali Stupa
Ciri-ciri:
Pembungkus berupa daun tembakau
Tekstur padat
Isi cerutu yaitu rajangan daun tembakau
2 Sigaret Kretek Dji Sam Soe
Tangan Ciri-ciri:
Isinya padat & dibungkus kertas
Ujungnya tidak terdapat filter
Bentuk tidak rapi dan tidak rata
3 Sigaret Kretek Surya Gudang Garam, Toppas, Class Mild
Mesin Ciri-ciri:
Isinya tidak padat
Bentuk seragam dan rapi
Dibungkus degan kertas
4 Sigaret Filter Surya Gudang Garam, Toppas, Class Mild, Gudang
Garam Internasional
Ciri-ciri:
Dibungkus dengan kertas
Ujungnya terdapat filter
5 SKMFF Gudang Garam Internasional
Ciri-ciri:
Memiliki aroma khas dari saus yan
ditambahkan
Memiliki filter
Dibungkus dengan kertas
Isinya tidak padat
6 SKMLM Class Mild
Ciri-ciri:
Dibungkus dengan kertas
Isinya tidak padat
Terdapat filter
Kandungan tar dan nikotin rendah

4.1.2 Penentuan Kadar Nikotin


Tabel 2.Data Pengamatan Penentuan Kadar Nikotin

No Jenis Rokok Merk Rokok V HCL 0,1 N


.
1 Cerutu Stupa 0,2 ml
2 Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe 0,1 ml
3 Sigaret Kretek Mesin Toppas 0,3 ml
4 Sigaret Filter Surya 0,3 ml
5 SKMFF Gudang Garam 0,2 ml
Internasional
6 SKMLM Class Mild 0,3 ml

2 Kecepatan Membara Berbagai Jenis Rokok


Tabel 3.Data Pengamatan Kecepatan Membara Berbagai Jenis Rokok

No Jenis Rokok Merk Rokok Jarak Bakar Waktu Bakar


.
1 Cerutu Stupa a=10,5 cm 330 detik
b=9,5 cm
2 Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe a=8 cm 1994 detik
b=0,9 cm
3 Sigaret Kretek Mesin Toppas a=8,9 cm 1349 detik
b=2,1 cm
4 Sigaret Filter Surya a=9,2 cm 1428 detik
b=2,5 cm
5 SKMFF Gudang Garam a=8 cm 1422 detik
b=1,5 cm
Internasional
6 SKMLM Class Mild a=9 cm 1042detik
b=2 cm

3 Ketahanan Abu Berbagai Jenis Rokok


Tabel 4.Data Pengamatan Ketahanan Abu Berbagai Jenis Rokok

Waktu
No Panjang
Jenis Rokok Merk Rokok Bakar
. Abu (m)
(detik)
1 Cerutu Stupa 0,012 60
2 Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe 0,01 60
3 Sigaret Kretek Mesin Toppas 0,014 60
4 Sigaret Filter Surya 0,017 60
5 SKMFF Gudang Garam 0,01 60
Internasional
6 SKMLM Class Mild 0,015 60
2 Hasil Perhitungan
1 Menentukan Jenis Rokok
Tidak dilakukan perhitungan.

2 Penentuan Kadar Nikotin


Tabel 5.Data Perhitungan Kadar Nikotin

No
Jenis Rokok Merk Rokok % Nikotin
.
1 Cerutu Stupa 0.03
2 Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe 0.01
3 Sigaret Kretek Mesin Toppas 0.04
4 Sigaret Filter Surya 0.04
5 SKMFF Gudang Garam
Internasional 0.03
6 SKMLM Class Mild 0.04

3 Kecepatan Membara Berbagai Jenis Rokok


Tabel 6.Data Perhitungan Kecepatan Membara Berbagai Jenis Rokok

Kecepatan
No
Jenis Rokok Merk Rokok Membara
.
(detik/cm)
1 Cerutu Stupa 0.003
2 Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe 0.004
3 Sigaret Kretek Mesin Toppas 0.005
4 Sigaret Filter Surya 0.005
5 SKMFF Gudang Garam
Internasional 0.005
6 SKMLM Class Mild 0.007

4 Ketahanan Abu Berbagai Jenis Rokok


Tabel 6.Data Perhitungan Ketahanan Abu Berbagai Jenis Rokok

No Keteguhan
Jenis Rokok Merk Rokok
. Abu (m/s)
1 Cerutu Stupa 0,0002
2 Sigaret Kretek Tangan Dji Sam Soe 0,000167
3 Sigaret Kretek Mesin Toppas 0,00023
4 Sigaret Filter Surya 0, 00028
5 SKMFF Gudang Garam 0,000167
Internasional
6 SKMLM Class Mild 0,00025
BAB 5 PEMBAHASAN

1 Penentuan Jenis Rokok


Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas
bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok
dan penggunaan filter pada rokok. Pada pengamatan menentukan jenis rokok
dapat diketahui bahwa jenis rokok beraneka macam yaitu cerutu, sigaret kretek
tangan, sigaret kretek mesin, surya filter, SKMFF dan SKMLM
Untuk rokok dengan merk Dji Sam Soe termasuk jenis rokok Sigaret Kretek
Tangan (SKM) dikarenakan memliki ciri-ciri isinya padat, dibugkus kertas, bentuk
tidak rapi dan tidak rata. Rokok yang termasuk Sigaret Kretek Mesin yaitu surya
gudang garam, toppas dan class mild dikarenakan memiliki ciri-ciri isinya tidak
padat, bentuk seragam dan rapi. Selanjutnya rokok dengan merk gudang garam
internasional merupakan jenis rokok Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKMFF)
yang memiliki ciri-ciri aroma yang khas dari saus yang ditambahkan. Rokok
tersebut juga memiliki filter, dibungkus dengan kertas dan isinya relatif tidak
padat. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKMLM), rokok ini memiliki ciri-ciri
dibungkus dengan kertas, isinya relatif tidak terlalu padat, terdapat filter dan
kandungan tar dan nikotinnya yang rendah.
5.2Penentuan Kadar Nikotin Pada Berbagai Jenis Rokok
Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi
bersifat racun.Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi
otak atau susunan saraf pusat.Nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan
psikoaktif. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk
mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar
nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya.
Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah
perokok yang ingin berhenti merokok dan jumlah yang berhasil berhenti (Pdpersi,
2006).
Pada praktikum acara penentuan kadar nikotin dengan 6 jenis rokok
berbeda yang di uji kadar nikotinnya. Rokok yang digunakan antara lain Cerutu,
Sigaret Kretek Tangan, Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Filter, SKMFF, SKMLF.
Pengujian kadar nikotin ini menggunakan metode titrasi acidimetri. Titrasi adalah
suatu larutan ditambahkan dari buret itu dinamakan titik akhir titrasi, dalam titrasi
adisimetri penentuan titik akhir dari sutau titrasi yang berlangsung dapat
digunakan penunjuk akhir titrasi (indikator)sedikit demi sedikit sampai jumlah
zat-zat yang direaksikan tepat ekivalen satu sama lain. Pada saat titrant yang
ditambahkan tampak telah ekivalen, maka penambahan titrant harus dihentikan.
Indikator adalah zat yang memberikan perubahan warna yang mencolok
dalam medium asam dan basa (Chang, 2005). Indikator asam-basa berupa asam
atau basa organik lemah. Struktur molekul indikator asam-basa mengandung
gugus pembawa sifat asam atau basa dan struktur konjugasinya yang dapat
menimbulkan perubahan warna.Perubahan warna pada indikator asam-basa
disebabkan oleh berubahnya struktur konjugasi bentuk tak terion menjadi struktur
konjugasi yang lain dari bentuk ionnya. Ionisasi indikator asam-basa dipengaruhi
oleh tingkat keasamaan larutan.
Titran yang digunakan adalah HCL 0,1N. Titrat yang sebelumnya telah
ditambahkan metil merah kemudian di titrasi dan akan berubah warna menjadi
merah muda. Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi penetralan asam basa,
nikotin (C10H14N2) yang merupakan alkaloid yang bersifat basa lemah bereaksi
dengan HCl akan mengikat satu atom H+ dan melepaskan ion Cl. Reaksi ini
terjadi pada kisaran pH 6,0 - 6,2 sehingga dipakai indikator methyl merah, titik
akhir titrasi diketahui dengan terbentuknya warna merah yang konstan.
Setelah dilakukan praktikum penentuan kadar nikotin pada beberapa jenis
rokok didapatkan hasil bahwa rokok yang memiliki kadar nikotin paling tinggi
yaitu pada jenis rokok Sigaret Kretek Mesin menggunakan rokok merek Toppas,
jenis rokok Sigaret Kretek Filter dengan merk Surya kemudian jenis rokok
SKMLM dengan merk Class Mild dengan kadar nikotin yaitu dengan nilai kadar
3
nikotin 4,32x 10 %. Sedangkan rokok yang memiliki kadar nikotin paling
rendah yaitu pada jenis rokok Sigaret Kretek Tangan menggunakan merek rokok
3
Dji Sam Soe (234) dengan nilai kadar nikotin 1,44x 10 %.
Menurut Sutedja (1971), Semakin tinggi kualitas rokok atau cerutu maka
semakin tinggi pula kandungan nikotinnya. Kuat fisiologi menerapkan istilah
kriteria salah satu penilaian dari tembakau sehubungan dengan kandungan
penyusun yang akan mempengaruhi fisiologi pemakai. Semakin tinggi kadar
nikotinnya maka rasa yang dihasilkan akan semakain khas dan enak.
3 Kecepatan Membara Pada Berbagai Jenis Rokok
Kecepatan membara pada berbagai jenis rokok dapat dipengaruhi oleh
bebrapa faktor salah satunya adalah kepadatan dari isi rokok yaitu
tembakau.Semakin padat isian rokok maka semakin lama pula daya membara dari
rokok itu sendiri begitupun sebaliknya. Uji kecepatan membara sangat penting
dilakukan pada rokok untuk menentukan kualitas rokok. Kecepatan membara
adalah pembakaran yang relatif lambat dan berakhir dengan rata ke segala arah
(Sutedja, 1971).
Berdasarkan data hasil perhitungan kecepatan membara rokok, diperoleh
data yaitu rokok cerutu memiliki kecepatan membara 0,0003 detik/cm, Sigaret
Kretek Tangan memiliki kecepatan membara 0,0004 detik/cm, Sigaret Kretek
Mesin memiliki kecepatan membara 0,0005 detik/cm, Sigaret Filter memiliki
kecepatan membara 0,0005 detik/cm, SKMFF memiliki kecepatan membara
0,0005 detik/cm dan SKMLM memiliki kecepatan membara 0,0007 detik/cm.
SKMFF merupakan rokok yang isiannya berupa daun tembakau yang telah
dirajang. Sehingga dapat menyebabkan kecepatan membara rokok jenis ini sangat
tinggi. Sedangkan untuk rokok dengan kecepatan daya bara paling rendah yaitu
pada rokok jenis Sigaret filter, karena rokok jenis sigaret filter isi didalamnya
terdapat daun tembakau, cengkeh serta saus.
5.4 Penentuan Ketahanan Abu
Tembakau yang bermutu tinggi adalah aromanya harum, rasa isapnya
berasa ringan dan menyegarkan serta tidak memiliki ciri-ciri negatif misalnya rasa
pahit, pedas, dan menggigit. Zat-zat yang berpengaruh terhadap mutu tembakau
dan asap antara lain Persenyawaan nitrogen (nikotin, protein), Senyawa
karbohidrat (pati, pektin, selulose, gula), Resin dan minyak atsiri, Asam organic,
dan Zat warna: klorofil (hijau), santofil (kuning), karotin (merah).
Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan ketahanan abu berbagai jenis
rokok, diketahui bahwa rokok cerutu memiliki ketahanan abu 0,0002 m/s, SKT
memiliki ketahanan abu 0,000167 m/s, SKM memiliki ketahanan abu 0,00023
m/s, SF memiliki ketahanan abu 0,00028 m/s, SKMFF memiliki ketahanan abu
0,000167 m/s dan SKMLM memiliki ketahanan abu 0,00025 m/s. Ketahanan abu
merupakan salah satu penentu kualitas rokok, ketahanan abu yang tinggi
menunjukkan kekompakkan rokok dan tingkat kualitas tembakau yang digunakan
sebagai bahan baku rokok. Ketahanan abu ini menunjukkan kualitas dari
tembakau. Karena tembakau yang digunakan pada rokok jenis ini merupakan
tembakau yang memiliki kualitas yang terbaik dari jenis rokok.Hal ini disebabkan
karena rokok sigaret kretek mesin ini dibuat menggunakan mesin dan
menggunakan tembakau yang berkualitas baik.
BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1 Jenis rokok digunakan adalah rokok jenis Cerutu, Sigaret Kretek Tangan,
Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Filter, SKMFF, dan SKMLM.
2 Penetapan kadar nikotin dilakukan menggunakan cara titrasi, nikotin
tertinggi terdapat pada rokok merek Surya,Toppas, dan Class Mild.
3 Untuk mengukur kecepatan membara rokok dapat dilakukan dengan
menghitung lama proses pembakaran per satuan panjang.
4 Untuk mengukur ketahanan abu dapat dilakukan dengan mengukur abu
terpanjang yang dapat bertahan.

6.2 Saran

Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya semua kelompok


praktikan melakukan semua acara yang praktikumkan. Dan sebaiknya sebelum
melaksanakan praktikum harus membaca prosedur kerja terlebih dahulu. Hal ini
harus dilakukan bertujuan agar semua praktikan paham dengan apa yang
dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Mulyaningsih, T.R., 2009. Penentuan Unsur Logam Dan Distribusinya Dalam
Komponen Rokok Dengan Metode K0-Analisis Aktivasi Neutron
Instrumental. Pusat Teknologi Bahan dan Industri Nuklir BATAN.
2009:56 ISSN 1411240X.
Mustikaningrum, S. 2010. Perbedaan Kadar Trigliserida Darah pada Perokokdan
Bukan Perokok. (Skripsi).Semarang : Universitas Sebelas Maret.
Pdpersi. 2006. Ada Apa Dengan Rokok. Jakarta : FKUI.
Susanto, A. 2001. Pengendalian Kualitas fisik Rokok Di Perusahaan Rokok
Djagung Padi Malang Berdasarkan Standar Militer 1057.Skripsi.TIP-
FTP.Unibraw. Malang.
Sutedja. 1971. Mengenal Kualitas Tembakau. Naskah pelengkap no.8 Sidang
Komisi Teknis Perkebunan III. Jember : Budidaya Tembakau.
Tendra, H., 2003. Merokok dan Kesehatan. Jakarta; Kompas.
Tirtosastro S dan Murdiyati AS.Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. Buletin
Tanaman Tembakau, Serat dan Minyak Industri. Jurnal Balai Penelitian
Tanaman Tembakau dan serat. 2010;2(1):33-43.
Triswanto, Sugeng D. (2007). Stop Smoking. Jakarta: Progresif Books
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1 Penentuan Kadar Nikotin


a Cerutu
V C 0,016 N HCL
100
% Nikotin = W

0,2 0,09 0,016 0,1


100
= 1

= 0,03 %

b SKT
V C 0,016 N HCL
100
% Nikotin = W

0,1 0,09 0,016 0,1


100
= 1

= 0,01 %

c SKM
V C 0,016 N HCL
100
% Nikotin = W

0,3 0,09 0,016 0,1


100
= 1

= 0,04 %

d SF
V C 0,016 N HCL
100
% Nikotin = W

0,3 0,09 0,016 0,1


100
= 1

= 0,04 %
e SKMFF
V C 0,016 N HCL
100
% Nikotin = W

0,2 0,09 0,016 0,1


100
= 1

= 0,03 %

f SKMLM
V C 0,016 N HCL
100
% Nikotin = W

0,3 0,09 0,016 0,1


100
= 1

= 0,04 %

2 Kecepatan Membara Berbagai Jenis Rokok


a Cerutu
ab
Kecepatan membara = c
10,59,5
= 330

= 0,003 detik/cm
b SKT
ab
Kecepatan membara = c
80,9
= 1944

= 0,004 detik/cm
c SKM
ab
Kecepatan membara = c
8,92,1
= 1349
= 0,005 detik/cm
d SF
ab
Kecepatan membara = c
9,22,5
= 1428

= 0,005 detik/cm

e SKMFF
ab
Kecepatan membara = c
81,5
= 1422

= 0,005 detik/cm
f SKMLM
ab
Kecepatan membara = c
92
= 1042

= 0,007 detik/cm

3 Ketahanan Abu Berbagai Jenis Rokok


a Cerutu
panjang abu(m)
Keteguhan Abu = waktu bakar ( s)

0,012
= 60

= 0,0002 m/s

b SKT
panjang abu(m)
Keteguhan Abu = waktu bakar ( s)
0,01
= 60

= 0,000167 m/s

c SKM
panjang abu(m)
Keteguhan Abu = waktu bakar ( s)

0,014
= 60

= 0,00023 m/s

d SF
panjang abu(m)
Keteguhan Abu = w aktubakar (s)

0,017
= 60

= 0,00028 m/s

e SKMFF
panjang abu(m)
Keteguhan Abu = waktu bakar ( s)

0,01
= 60

= 0,000167 m/s

f SKMLM
panjang abu(m)
Keteguhan Abu = waktu bakar ( s)
0,015
= 60

= 0,00025 m/s

Michel, 2011. Perancangan Ulang Identitas Visual Cerutu Lokal Ramayana, Desain Komunikasi
Visual, Bina Nusantara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai