Anda di halaman 1dari 9

KADAR KOKAIN DALAM RAMBUT

PENDAHULUAN

Penggunaan rambut sebagai media untuk analisa dalam pengunaan obat-


obatan lebih banyak digunakan akhir akhir ini karena metode pengambilannya
lebih mudah dan tidak invasif seperti pada analisa dengan darah maupun dengan
urin, dan juga rambut sukar mengalami pembusukan tidak seperiti cairan dan
jaringan tubuh lainnya. Analisa rambut juga memberikan gambaran yang lebih
luas tentang penggunaan obat-obatan dibandingkan dengan test dengan
menggunakan media urin.1,2,3
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar, yang
berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya
dikunyah kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Saat
ini kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan
mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga membantu.
Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan morfin dan
heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.1,7
Penggunaan rambut sebagai media untuk medeteksi penggunaan kokain
telah dilakukan dari tahun 1981 dimaana dalam penelitian tersebut sampel dari
rambut yang dicurigai pengguna obat-obatan diambil dan dianalisis dengan
menggunakan radioimunassay untuk mengetahui adanya metabolite dari kokain
yaitu benzoylegonine (BZE) an ecgonine methyl ester (EME) untuk mengetahui
sejarah penggunaan kokainnya.3

TINJAUAN PUSTAKA

2.I Stuktur rambut3,6


Rambut adalah jaringan yang secara biologi dan phisiologi masih belum
dapat dimengerti secara sepenuhnya. Rambut berasal dari folikel rambut di kulit
dimana pusat pertumbuhannya dibentuk oleh sel matrik. Sel matrik berkembang
menjadi berbagai lapisan pada rambut seperti kutikula , kortek dan medula

Gambar : CZ=kutikula R = kortek M = Medula

a. Kutikula
Lapisan yang kuat dari sel keratin tampak seperti lapisan kulit ikan dengan
ketebalan 4 mikorometer

b Kortek
Lapisan utama dari rambut dimana terdapat sel melanin yang bertanggung
jawab dalam warna rambut. Ras sangat mempengaruhi perbedaan ketebalan

2
dari rambut diamana ras caucasians tebalnya 40-75 mikometer. Afro americans
55-75 mikrometer spanish 65-80 mikrometer dan asians 65-95 mikrometer
c. Medula
Merupakan bagian inti dari rambut dimana kaya protein dan lemak

Di dalam akar rambut sel mengalami proliferasi sedangkan di bagian


rambutnya tidak terjadi metabolisme. Komponen yang terpenting dari rambut
adalah fibrous protein (keratin), melanin dan lemak. Folikel rambut terletak 3-4
mm di bawah permukaan kulit dan dikelilingi oleh banyak pembuluh darah
kapiler. Di sekitar folikel rambut juga terdapat tiga jenis kelenjar yaitu kelenjar
apocrine, sebaceous dan kelenjar keringat. Kelenjar apocrine dan kelenjar
sebaceus membasahi bagaian rambut di daerah folikel sedangkan kelenjar
keringat membasahi bagaian rambut yang ada di atas kulit.
Rambut tumbuh dalam suatu siklus dimana terdapat tiga siklus yaitu
anagen diamana terjadi fase pertumbuhan, catagen dimana terjadi fase transisi
dan telogen diaman terjadi fase istirahat. Panjang rambut seseorang tergantung
dari berapa lama siklus ini terjadi dan seberapat cepat pertumbuhannya . untuk
fase anagen kir-kira mengalami fase selama 4- 8 tahun, fase catagen selama
beberapa minggu dan fase telogen 4 -6 bulan. Pertumbuhan rambut di kepala
secara umum terjadi 0,6 sampai 1,4 cm setiap bulannya. Terdapat perbedaan yang
signifikan antara anagen/telogen rambut dan kecepatan pertumbuhan rambut pada
bagian tubuh manusia ini tergantung dari ras, jenis kelamin, umur dan faktor
kesehatan seseorang. Pada bagian rambut kepala orang dewasa kira-kira 85% nya
adalah dalam fase pertumbuhan (anagen) sedangkan sisanya 15% mengalami fase
istirahat (telogen). Karena banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
rambut sehingga terjadi perbedaan struktur rambut secara horizontal pada jarak
tertentu dari kulit.

2.2 Masuknya obat ke rambut2,4


Masuknya obat-obatan ke dalam rambut masih belum dimengerti secara
pasti salah satu teori dimana obat-obatan ataupun bahan kimia lainnya masuk ke

3
dalam rambut terdifusi secara pasif melalui pembuluh darah kapiler ke dalam sel-
sel yang mengalami pertumbuhan di daerah folikel rambut. Ada juga teori yang
mangatakan kalau obat-obatan dan bahan kimia tersebut terdifusi ke dalam rambut
melalui kelenjar keringat.
Tiga faktor yang mempengaruhi obat-obatan masuk ke dalam rambut
adalah jumlah melanin di dalam rambut, kadar lemak di dalam rambut dan PH
dari struktur obat tersebut.
PH dari melanocyt adalah 3-5 afinitas melanin terhadap obat-obatan telah
di demonstrasikan secara eksprimen baik terhadap hewan maupun manusia atau in
vitro. Didapatkan bahwa konsentrasi obat terhadap rambut yang memiliki kadar
melanin yang tinggi memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
rambut pirang maupun dengan rambut coklat setelah mengkonsumsi dosis yang
sama.
Faktor yang kedua yang terpenting adalah polaritas dari obat maupun
metabolitnya. Semakin polar obat ataupun metabolit dari obat tersebut seperti
benzoylecgonine, morphin ataupun amphetamine lebih sedikit masuk ke dalam
rambut dibandingkan dengan yang liphophilic seperti kokain atau 6-
monoacetylmorphine atau methaphetamin.
Keasaman dari isi obat merupakan faktor yang ketiga dalam mentukan
masuknya obat ke dalam rambut. Matrik rambut memiliki tingkat keasaman yang
lebih tinggi (PH lebih rendah) dibandingkan dengan kadar PH dalam darah (PH
7,4) sehingga obat –obat yang bersifat basa lebih mudah masuk dibandingkan obat
yang bersifat netral maupun yang bersifat basa.

2.3 Metode analisa rambut 2


Beberapa metode analisa untuk mendeteksi dan menghitung kadar kokain
dan metabolitnya di dalam tubuh, tapi tidak ada satu pun yang diterima sebagai

4
standar. Umumnya, setiap prosedur memiliki langkah yang sama yaitu :
pengumpulan spesimen, pencucian sampel, ekstraksi dari sampel, immunoassay
screening dan konfirmasi atau penghitungan menggunakan berbagai macam
metode. Perbedaan mendasar dari beberapa metode tersebut adalah dalam
persiapan sampel yaitu dalam pencucian dan ekstraksi sampel rambut. Dalam
penelitian ini digunakan metode “soft” digestion dari sampel rambut untuk
menghindari konversi kokain ke BZE

a. Prosedur pengambilan sampel rambut


Tempat dan teknik untuk pengambilan sampel rambut sangat penting
karena perbedaan trace elemen dan konsentrasi obat berbeda pada beberapa
tempat di rambut. Morphine konsentrasi tertingginya terdapat di rambut pubis,
kemudian rambut ketiak dan rambut di kepala. Konsentrasi methadone tertinggi
didapatkan di rambut ketiak, menurun di rambut pubis diikuti rambut kepala.
Sampel rambut yang digunakan untuk analisa penggunaan kokain diambil
dari rambut kepala. Vertex posterior dari kepala merupakan yang tersering
digunakan sebagai sampel karena hampir sebagian besar rambut pada daerah ini
(85%) dalam masa pertumbuhan sehingga banyak obat-obatan yang ada di sana.
Jumlah sampel yang bagus adalah sekitar 100 mg rambut, diambil dengan cara
menggambil beberapa bagian rambut dan menariknya dengan lembut untuk
melepaskan bagian yang ada dalam keadaan istirahat. Analisa secara segmental
biasanya digunakan mencari hubungan antara waktu konsumsi dan lokasi obat di
rambut, dimana akar rambut disejajarkan kemudian dipotong menjadi beberapa
segmen sepanjang 1 cm dimana nantinya mewakili pertumbuhan rambut selama
sebulan

b. Prosedur pencucian
Proses pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi dari
sampel rambut baik itu lemak, minyak, kosmetiks dan obat-obatan yang melekat

5
pada rambut. Teknik yang digunakan dimana sampel rambut (5-10mg) dicampur
dengan 1 mL methanol di diamkan selama 15 menit dalam suhu 37 oC yang
kemudian dicuci dengan phosphate buffer (PH 6) pada suhu 37oC sudah mampu
untuk menghilangkan kontaminasi obat-obatan.

c. Penghancuran dan ekstrasi obat


Berbagai macam teknik dapat digunakan untuk penghancuran dan
ekstraksi obat yang ada di rambut,salah satu metode yang digunakan adalah soft
digestion teknik dimana kira-kira 10 mg rambut ditempatkan di dalam tabung
centrifuge (lebar 10mm x kedalaman 100mm) dicampur dengan 2,6mL buffer (1
ml 1M tris HCl buffer, 20 mL 10 persen dodecyl sulfate dan 79mL air yang
terion) dan dicampur dengan 0,4 mL 0 4 M dithiothreitol dalam 10 mM sodium
acetate buffer yang kemudian diputar dan diinkubasi selama 2 jam pada suhu 40
°C. Kemudian 55 µL proteinase K solution (10 mg/mL atau 136 units/mL)
ditambahkan; kemudian sampel diputar lagi dan diinkubasi selama semalam pada
suhu 40 °C, phase ekstraksi ini mampu untuk mengisolasi kokain, BZE, dan EME
dari sampel rambut.

d. Metode Skrining
Radioimmunoassay (RIA) adalah metode yang paling populer yang paling
sering digunakan dalam analisa rambut karena sensitivitas dan kemudahan dalam
mendapatkannya perlengkapannya, karena kadar obat dalam rambut berjumlah
dalam konsentrasi ng/mg atau pg/mg maka RIA yang digunakan adalah
radiolabeled atau chemiluminescence yang mampu mendeteksi sampai jumlah
yang terendah.
RIA sangat sering digunakan dalam mendeteksi dan menghitung kadar
kokain di dalam rambut, tetapi beberapa peneliti juga menggunakan kadar BZE
untuk mendeteksi kadar kokain di rambut, sehingga ada RIA yang sensitive
terhadap kokain dan ada yang sensitive terhadap BZE.

6
e. Metode Konfirmasi dan penghitungan
Gas chromatoraphy /mass spectrometry (GC/MS) biasanya digunakan
untuk untuk konfirmasi dan kuantitating kadar kokain dan metabolitenya di
rambut. Metodenya berebda –beda tergantung dari reagen yang digunakan untuk
mendeteksi BZE dan EME dan juga tipe mass spectometer yang digunakan
apakah itu mass selective detector, ion trap, tandem mass spectrometer. Prosedure
ion trap dengan ionizasi kima mampu untuk menghitung kadar yang rendah
sekalipun dari kokain dan metabolitnya di dalam rambut

2.4 Manfaat analisa rambut2,3,6


Analisa rambut ini sangat bermanfaat karena data yang didapat dari
analisis rambut ini tentang penggunaan obat memiliki rentang waktu yang panjang
sehingga sangat membantu dalam menentukan kapan pertama kali tereksposure
terhadap obat-obatan, selama itu juga membantu dalam monitor kepatuhan
terhadap terapi obat-obatan, kasus pemerkosaan yang melibatkan penyalahgunaan
obat-obatan dan lain-lain

2.5 Kelemahan analisa rambut2,3,6


Selain manfaat tersebut di atas, analisa dengan menggunakan rambut juga
memiliki beberapa kekurangan di antara kemungkinan untuk terjadi false positive,
analisa rambut juga belum dapat menentukan berapakah dosis yang dikonsumsi
oleh seseorang.

KESIMPULAN
Penggunaan rambut sebagai media untuk analisa dalam pengunaan obat-
obatan karena metode pengambilannya lebih mudah dan tidak invasif dan juga
rambut sukar mengalami pembusukan tidak seperti cairan dan jaringan tubuh
lainnya.
Masuknya obat-obatan ke dalam rambut masih belum dimengerti secara
pasti salah satu teori dimana obat-obatan ataupun bahan kimia lainnya masuk ke

7
dalam rambut terdifusi secara pasif melalui pembuluh darah kapiler ke dalam sel-
sel yang mengalami pertumbuhan di daerah folikel rambut. Ada juga teori yang
mangatakan kalau obat-obatan dan bahan kimia tersebut terdifusi ke dalam rambut
melalui kelenjar keringat.
Tiga faktor yang mempengaruhi obat-obatan masuk ke dalam rambut
adalah jumlah melanin di dalam rambut, kadar lemak di dalam rambut dan PH
dari struktur obat tersebut.
Beberapa metode analisa untuk mendeteksi dan menghitung kadar kokain
dan metabolitnya di dalam tubuh, umumnya, setiap prosedur memiliki langkah
yang sama yaitu : pengumpulan spesimen, pencucian sampel, ekstraksi dari
sampel, immunoassay screening dan konfirmasi atau penghitungan menggunakan
berbagai macam metode. Perbedaan mendasar dari beberapa metode tersebut
adalah dalam persiapan sampel yaitu dalam pencucian dan ekstraksi sampel
rambut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto, A (1997). Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi kedua, Bagian


kedokteran forensik Fakultas Kedokteran Univerasitas Indonesia.
2. Gary L. Henderson, Martha R. Harkey, and Reese T. Jones (1995)
”Analysis of hair for cocaine” p. 91-120. NIH Publication No. 95-3727
3. Marie BalíkováHair(2005) “analysis for drugs of abuse. Plausibility of
interpretation” Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc Czech
Repub. 2005, 149(2):199–207
4. Mark L. Miller, Brian Donnelly, and Roger M. Martz (2000) “The
Forensic Application of Testing Hair for Drugs of Abuse”
5. Tom Mieczkowski and Richard Newel (2001) “Patterns of Concordance
Between Hair Assays and Urinalysis for Cocaine: Longitudinal Analysis
of Probationers in Pinellas County,Florida”
6. Hans Sachs (2000) “Introduction to Hair Analysis” Hans Sachs

8
7. Karl B. Scheidweiler, Edward J. Cone, Eric T. Moolchan, and Marilyn A.
Huestis (2005) “Dose-Related Distribution of Codeine, Cocaine, and
Metabolites into Human Hair following Controlled Oral Codeine and
Subcutaneous Cocaine Administration” The Journal Of Pharmacology
And Experimental Therapeutics vol. 313, no. 2

Anda mungkin juga menyukai