Anda di halaman 1dari 13

KERACUNAN MDMA /

EKSTASI

EMY SUSILAWATI
FEBRYANTI CARBAN
PENGERTIAN MDMA / EKSTASI
• MDMA (3,4 methylenedioxymethamphetamine)
adalah sintetik,obat psikoaktif dengan struktur kimia
mirip dengan metamfitamin stimulan dan mescaline
halusinogen
• Ekstasi adalah obat ilegal yang bertindak baik
sebagai stimulan dan psychedelic,menghasilkan
efek energi,serta distorsi dalam waktu dan persepsi
dan meningkatkan kesenangan.
Mekanisme MDMA
• Neuroleptik bekerja secara primer dengan blokade
dopamin pada reseptor pasca sinaptik
• MDMA juga bekerja sebgai antikolinergik dgn
menghambat reseptor muscarinik
• Meknisme kerja lain yang menonjol yakni blokade
re-uptake norepinefrin,blokade reseptor serotonin
dan histamin dari tempat penyimpanan pada
presinap yang terletak pada akhiran saraf
Gejala klinis dan Efek
Gejala Efek
• Kebingungan • Gagal ginjal
• Depresi • Kerusakan pada bagian otak
• Masalah tidur • Hilang ingatan
• Kecemasam yg berlebih • Runtuhnya kardiovaskular
• demam,nyeri dada,muntah,dan • kematian
kejang.
Cara pemeriksaan metode
kromatografi
• Prinsip Sampel diekstraksi dengan metanol, elusi
menggunakan eluen tertentu, sehingga terbentuk noda
dengan Rf tertentu. Noda discanning dengan
spektrodensitometer, sehingga terbentuk spektrum
serapan sinar ultraviolet sebelum akhirnya noda pada
pelat disemprot menggunakan penyemprot tertentu. Rf
spektrum serapan sinar ultraviolet dan warna noda hasil
penyemprotan dari sampel dibandingkan terhadap baku
pembanding
• Sampel yang digunakan adalah sampel urin
Alat

Plat klt
chamber
Pipet kapiler

Lampu UV 254 nm spektrofotodensitometer


Reagen
a) Pelarut organik : metanol,etil asetat,amoniak
b) Penampak noda ninhidrin
c) Penampak noda Fast Black K
- Larutan Fast Black K
1 g garam Fast Black K larutkan dalam 100 mL
- Larutan Natrium hidroksida 1 N
4 g NaOH larutkan dalam 100 mL air
d) Larutan sampel
satu dosis sampel(50 mg cuplikan) larutkan dalam 10 mL
metanol,bila perlu saring (A)
e) Larutan Baku / pembanding
buat masing-masing larutan baku pembanding dalam metanol:
• Amfetamin 5 mg/mL (B1)
• Metamfitamin 5mg/Ml (B2)
• 3,4-metilendioksimetamfetamin (MDMA) 5mg/mL (B3)
Cara kerja
• Larutan A , B1, B2 dan B3 masing-masing ditotolkan pada
pelat secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis tipis
dengan kondisi sebagai berikut :
Fase diam : Silika gel Fase gerak : 1. Metanol - amoniak
GF 254 (100 :1,5) 2. Etil asetat - metanol -
amoniak (85 :10 : 5)

Volume penotolan :
Larutan A dan B masing-
masing 20 µL.

Jarak rambat : 15 cm
next
• Penampak noda:
1. Sinar ultraviolet λ 254 nm, noda berwarna ungu
2. Penampak noda ninhidrin
- Angkat lempeng, diamkan sampai kering
-semprot dengan larutan penampak noda
- Panaskan lempeng pada suhu 1200 C selama 15 menit Noda
berwarna ungu
3. Penampak noda Fast Black K
-Angkat lempeng, diamkan sampai kering
- Semprot dengan larutan Fast Black K
next
- Semprot dengan larutan Natrium hidroksida 1 N
- Semprot dengan larutan Fast Black K Noda berwarna
ungu (amfetamin, metamfetamin) Noda berwarna jingga
(MDMA)
Interpretasi hasil
Cuplikan mengandung MDMA bila :
- Larutan A memberi harga Rf dan warna noda yang sama
dengan harga Rf dan warna noda larutan baku MDMA (B3).
- Profil spektrum serapan ultraviolet noda sampel
bersesuaian dengan spektrum serapan ultraviolet noda
baku MDMA serta panjang gelombang serapan maksimum
noda sampel dan baku berimpit.
Kasus MDMA
Penyidik polri memastikan Ny A 22thn tewas akibat
overdosis narkoba ketika berada di diskotik
stadium,taman sari,jakarta barat.berdasarkan hasil
otopsi,Ny.A positif mengomsumsi MDMA
Setelah mengomsumsi MDMA berlebih,Ny.A
mengalami gejala demam,nyeri dada,muntah,dan
kejang.Ny. A sempat dilarikan ke rumah sakit
namun meninggal saat di perjalanan.

Anda mungkin juga menyukai