Anda di halaman 1dari 12

UJI KONFIRMASI NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Uji skrining hanya menentukan kelompok narkotika atau kelompok


psikotropika. Bila ingin diketahui secara pasti senyawanya maka
dilakukan uji konfirmasi.
Uji skrining tidak selalu dilanjut ke uji konfirmasi. Uji skrining
dilanjutkan ke uji konfirmasi tergantung kebutuhan.
Uji konfirmasi dapat hanya sampai kualitatif namun dapat pula
dilanjutkan sampai kuantitatif.
Uji konfirmasi akan hanya sampai kualitatif saja atau sampai ke
kuantitatif tergantung kebutuhan.
Uji konfirmasi narkotika dan psikotropika dilakukan dengan metode
kromatografi. Khususnya kromatografi lapis tipis (KLT/ TLC) atau dapat
pula dengan Kromatografi gas (KG/GC) atau dengan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT/HPLC).
KROMATOGRAFI LAPIS TPIS (KLT)
• Kromatografi merupakan suatu
teknik laboratorium untuk
memisahkan dan menganalisa
berbagai senyawa kimia.
• Alat untuk melakukan KLT
diperlukan :
chamber (bejana+tutupnya)
lempeng KLT (Al/kaca dilapisi
silika gel = fase diam)
pelarut organik, anorganik
(fase gerak)
penampak noda (uv, reagen)
Bahan/ Reagen KLT
• Eluen = fase gerak • Cari video/ visualisasi lain yg
pelarut organik yang umum menggambarkan pengerjaan KLT
digunakan : CHCl3, , Aseton,
eter, etanol
Pelarut non organik : air, NH4OH
*Baku standar
*penampak noda: bahan kimia, UV
PROSEDUR KERJA ANALISA SECARA KLT
• Proses ekstraksi sampel sampai
diperoleh serbuk kering.
• Serbuk kering dilarutkan dalam
pelarut yang cocok.
• Proses penotolan dan penjenuhan
chamber oleh fase gerak.
• Proses eluasi : lempeng dimasukan ke
dalam chamber.
• Lempeng diangkat dan dikeringkan di
udara terbuka.
• Lempeng disemprot oleh penampak
noda atau noda dapat dilihat
menggunakan lampu UV
Cara menghitung faktor retensi (Rf)
UJI KONFIRMASI GOLONGAN BENZODIAZEPIN
Terhadap sampel dilakukan ekstraksi sampai memperoleh serbuk kering
lalu dilarutkan dalam etanol 95%.
Hasil ekstraksi sampel ditotolkan ke lempeng dengan menggunakan
kapiler.
Penotolan dilakukan beberapa kali ditempat yang sama sehingga terbentuk
noda yang kecil namun tajam. Setap setelah menotolkan dikeringkan
menggunakan hair dryer. Posisi penotolan sampel ditempatkan paling kiri.
Sebagai baku standar digunakan diazepam, flunitrazepam, nitrazepam dan
bromazepam. Masing masing dilarutkan dalam etanol 95% dengan
konsentrasi 1mg/ml.
Jarak 1,5 cm dari noda sampel di lempeng dilakukan penotolan baku
diazepam lalu jarak 1,5 cm dari baku diazepam ditotolkan baku
flunitrazepam dst dilakukan penotolan baku standar nitrazepam dan
bromazepam.
FASE DIAM, FASE GERAK DAN PENAMPAK NODA

Fase diam/lempeng : silika gel GF 254 3. Larutan Dragendorff (jingga)


Fase gerak : dapat dipilih (i) 2 gram bismuth subnitrate dilarut
1. kloroform-metanol (90:10) kan dalam 25 ml Hac dan 100 ml
2. Kloroform-aseton (80:20) air.
3. Sikloheksan-toluen-dietilamin (ii) 40 gram KI dilarutkan dalam 100 ml
(75:15:10)
Penampak noda/ penampak bercak air
4. Uv 254 nm (ungu) 10 ml larutan (i) dan 10 ml larutan (ii)
5. Semprot oleh H2SO4 2N lalu panas dicampur dengan 20 ml Hac glasial
kan lempeng pada suhu 80oC 5’ lalu dan 100 ml air.
diamati pada 366 nm
(berflourosensi biru)
UJI KONFIRMASI NARKOTIKA GOLONGAN AMPHETAMIN
• Fase diam : silika gel GF 254 • Penampak noda : pilih salah satu
• Fase gerak : pilih salah satu 1. Sinar UV 254 nm : noda ungu
1. metanol-amonial (100: 1,5) 2. Penampak noda ninhydrin
0,5 gram ninhydrin+10 ml HCL lalu
2. etil asetat-metanol-amoniak
encerkan dengan aseton sampai
(85: 10: 5)
100 ml.
Jarak rambat 15 cm
Cara :
• Baku pembanding - angkat lempeng, diamkan sampai
amfetamin (5 mg/ml) kering.
metamfetamin (5 mg/ ml) - semprot dengan penampak noda
MDMA/Ekstasi (5 mg/ml) - panaskan lempeng pada suhu
120oC selama 15 menit.
warna noda : ungu
• Penampak noda Fast Black K • Cari visualisasi warna warna
- angkat lempeng, diamkan sampai noda diatas lempeng yang sudah
kering. disemprot penampak noda
- semprot dengan larutan Fast Black K
- semprot dengan larutan NaOH 1N
- semprot dengan larutan Fast Black K
Noda ungu (amfetamin dan metamf)
Noda jingga (MDMA)
Catatan : larutan Fast Black K
konsentrasi 1%.
UJI KONFIRMASI GOLONGAN BARBITURAT

• Fase diam : silika gel GF 254 • Penampak noda : pilih salah satu
• Fase gerak : pilih salah satu 1. Sinar UV 254 nm
1. Sistem A (etil asetat, metanol, ammonia plat dikeringkan, amati di bawah sinar uv
25%) (85:10:5) 2. Merkuri klorida-Difenilkarbazon
2. Sistem B (kloroform, aseton)(85:10:5) Larutan A : 0,1 gram difenilkarbazon dalam
*Sampel
50 ml etanol
hasil ekstraksi dilarutkan dalm metanol
Larutan B : 1 gram HgCl2 dalam 50ml
(5mg/ml)
etanol
Jarak rambat 15 cm
campurkan larutan A dan larutan B
• Baku pembanding dilarutkan dalam metanol
barbiturat memberikan bitnik-bitnik biru
alobarbital (5 mg/ml)
barbital (5 mg/ ml) violet dengan latar belakang merah muda
butalbital (5 mg/ml)
fenobarbital (5 mg/ml)
Baku Standar Sistem A (Rf) Sistem B (Rf)

Allobarbital 31 50

Amobarbital 40 52

Barbital 33 4
Butalbital 44 54
Butobarbital 39 50

Fenobarbital 44 55

Anda mungkin juga menyukai