Anda di halaman 1dari 24

KROMATOGRAFI

KOLOM
Monix sholikhatin anisa
Laksmitha dewi
Rahma arga delia
Ayu nindy pramitha
Devi retno anggraini
Nikita olivia
Refanny dyah septatiwi
Jurnal 1

Purification of Cinnamaldehyde from Cinnamon


Species by Column Chromatography
(2012)
Kromatografi kolom adalah teknik yang digunakan untuk
memurnikan senyawa individu dari senyawa campuran.
Keuntungan utama dari kromatografi kolom adalah:
1. Biaya yang relatif rendah
2. Disposability dari fase diam digunakan dalam proses
3. Silika gel dan alumina biasanya digunakan sebagai fase
diam untuk kromatografi kolom.
Dalam jurnal ini menganalisis senyawa cinnamaldehyde
dari tanaman cannamon menggunakan kromatografi
kolom.
Fase gerak : n-heksan : etanol (1:1)
Fase diam : silica gel ukuran 74 mikron
Prosedur kerja
Tuangkan pasir sebanyak 1 cm pada kolom lalu tambahkan bubuk silica gel sampai panjang mencapai 10 cm
dari leher kolom

Jalankan metanol dalam kolom sampai semua terbasahi

Tekan kolom dengan lembut sebelum memasukkan sampel pada kolom

Tambahkan sedikit silica gel kedalam sampel. Tuangkan sampel dan tambahkan
pasir diatas sampel.

Untuk setiap 5 menit, ambil 1 ml sampel dari masing-masing tabung reaksi dan
tambahkan 0,5 ml FD reagen, 1ml Na2CO3. tambahkan air suling ad 10 ml.
Setelah 30 menit baca absorbansi pada 700nm
Jurnal 2

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA


GOLONGAN TRITERPENOID
DARI BIJI PEPAYA (Carica papaya L.)
Prosedur Kerja
Biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan ke dalam etanol panas
kemudian dikeringkan dan dihaluskan

Sebanyak 500 g serbuk kering biji pepaya diekstraksi dengan cara


maserasi menggunakan pelarut n-heksana

Ekstrak yang didapat diuapkan dengan rotary vacuum evaporator sehingga


diperoleh ekstrak kental n-heksana

Ekstrak kental tersebut diuji fitokimia dengan pereaksi Liebermann-Burchard untuk


menentukan ada tidaknya triterpenoid

Ekstrak kental positif triterpenoid dipisahkan dengan kromatografi


kolom

Hasil pemisahan kromatografi kolom


(silika gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol
(2:3:3:2)) yang sama digabungkan dan dikelompokkan menjadi kelompok fraksi
Masing-masing kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid

Fraksi yang positif mengandung triterpenoid dengan noda tunggal dilanjutkan


dengan uji kemurnian secara KLT dengan beberapa campuran eluen

Bila tetap menghasilkan satu noda maka fraksi tersebut


dapat dikatakan sebagai isolat relatif murni secara KLT

Isolat relatif murni ini kemudian


dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra violettampak dan Inframerah
Fase diam : silika gel GF254, silika gel 60
Fase gerak : n-heksana : eter : etilasetat : etanol
(2:3:3:2)
Uji kemurnian dengan analisis KLT menggunakan
beberapa fase gerak menghasilkan isolat relatif murni
dengan satu noda pada berbagai polaritas eluen yang
digunakan
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa isolat
triterpenoid (F3) dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki
potensi menghambat pertumbuhan bakteri dengan
diameter daerah hambat sebesar 10 mm untuk bakteri E.
coli dan 7 mm untuk bakteri S. aureus
Jurnal 3

PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF


ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI N-
HEKSANA DAUN LIBO (FICUS VARIEGATA BLUME
Metode yang digunakan
Metode KVC cara basah, karena melarutkan sampel dalam pelarut
yang akan digunakan sebagai fasa gerak (n-heksan) dalam KCV.
larutan dimasukkan dalam kolom kromatografi yang telah terisi fase
diam.
Lalu dilanjutkan menggunakan metode kromatografi kolom
konvensional
KCV (Kromatografi Kolom Cair Vakum) / VLC
memisahkan golongan senyawa metabolit sekunder secara kasar
dengan menggunakan silika gel sebagai absorben dan berbagai
perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat : metanol (elusi gradient)
dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan penarikan
eluen(Helfman,1983)
KK (Kromatografi Kolom Konvensional
digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang
banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi.
KK merupakan pemisahan lanjutan dari KCV

KCV (kromatografi kolom cair KK (kromatografi Kolom


vakum) Konvensional)

Konsumsi fase gerak KCV hanya Pemisahan lanjutan yang lebih


80% lebih kecil dibanding kolom spesifik
konvensional
Fase diam : silika gel GF 60
Fase gerak : n-heksan : etil asetat (8:2)
Penampak noda : DPPH (2,2 Diphenyl-1-picrylhedrazyl)
dengan penyemprotan
Prosedur kerja
Sampel diekstraksi dengan methanol selama 3 hari pada suhu kamar

Ektrak kasar methanol difraksinasi dengan n-heksana

Ekstrak fraksi n-heksana dipisahkan menggunakan metode


kromatografi kolom cair vakum(KCV) dengan silica gel

Setelah fraksi diperoleh, dilanjut pemisahan dengan


metode kolom konvensional(KK)
Hasil pemisahan dilakukan pengujian aktivitas
antioksidan dan antibakteri

antioksidan menggunakan metode penyemprotan


DPPH(80 ppm)

Antibakteri menggunakan metode KLT


bioautografi

Fraksi yg memiliki aktivitas baik dilakukan pengujian


metabolit sekunder
JURNAL 4

ADVANCEMENTS IN COLUMN
CHROMATOGRAPHY: A
REVIEW
Kromatografi kolom : kromatografi kolom dalam kimia
adalah Metode yang digunakan untuk memurnikan kimia
individu senyawa dari campuran senyawa.
Kromatografi teknik kolom lebih produktif dalam aspek
kualitatif dan kuantitatif ilmuwan berpikir untuk
meningkatkan penerapannya di berbagai bidang.
Berdasarkan jenis bahan stasioner digunakan untuk
pemisahan, ada dua jenis :
1. fase normal: fase Stationary (Polar)
fase gerak (Non-polar)
Senyawa non polar elutes pertama.
2. fase terbalik: Fase Stasioner (Non-polar)
fase gerak (Polar)
senyawa polar elutes pertama
. Fase diam : gel silika
. Fase gerak : cairan murni atau campuran solusi
(misalnya: Buffer dll) atau mungkin menjadi gas (murni
atau campuran homogen).
PROSEDUR KERJA
Hanya menggunakan minimum
jumlah pelarut saat menambahkan sampel ke
kolom
Setelah packing selesai, yang
sampel dapat dimuat langsung ke atas
kolom
jumlah minimum dari kutub
pelarut, 5-10 tetes, digunakan untuk melarutkan
campuran
Larutan tersebut kemudian dengan hati-hati
ditambahkan ke bagian atas
kolom menggunakan pipet tanpa mengganggu
permukaan atas datar kolom

Setelah sampel dimuat, lapisan kecil putih


pasir ditambahkan ke bagian atas kolom
Setelah campuran ditambahkan
dan lapisan pelindung pasir di tempat,
terus menambahkan pelarut eluen sementara
mengumpulkan pecahan kecil di bagian bawah
kolom.

Menggunakan pipet untuk menambahkan sedikit


pertama
pelarut di atas kemasan, sampel, dan pasir
akan meminimalkan gangguan dari kolom dan
menipiskan sampel.

Mengumpulkan pecahan kecil (1-3


ml) penting untuk keberhasilan kolom pemisahan

Fraksi yang terlalu kecil dapat selalu


akan dikumpulkan bersama-sama. Namun, jika
dikumpulkan
fraksi yang terlalu besar, mungkin akan mendapatkan
lebih dari satu
Senyawa dalam fraksi tertentu
Figure 1: Schematic diagram of Column
Chromatography

Anda mungkin juga menyukai