BAB I PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini untuk memisahkan pigmen berbagai macam sampel daun menggunakan
kromatografi kolom.
Latar Belakang
Teknik kromatografi adalah mencampur sampel dari berbagai macam komponen kemudian
diletakkan dalam sebuah posisi yang dinamis di sebuah sistem. Dibagi menjadi dua fase yaitu
bergerak dan diam.
Sedangkan kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk
memisahkan komponen dalam sebuah campuran. Secara singkat kromatografi berarti menulis
dengan warna yang didasarkan pada perbedaan distribusi.
Praktikum ini akan dilaksanakan dengan cara mengambil sampel daun jambu biji dan menguji
masing-masing fraksi menggunakan alat KLT. Setelah itu akan diadakan pengamatan tentang jenis
apa saja yang terdapat dalam setiap fraksi.
A. Hasil Percobaan
No Prosedur Kerja Hasil
1 Kolom disiapkan dengan menimbang silica Bentuk lumpurannya berwarna putih.
sebanyak 20 gram, meletakkannya ke dalam
oven ke piala hingga mengaduknya
menggunakan pelarut.
Memisahkan pigmen dengan mengambil Fraksi 1 warnanya kuning
ekstrak sampel padat kemudian dilarutkan kecoklatan, fraksi 2 warnanya kuning
dengan n-heksana : aseton (7 : 3), muda.
memasukkannya ke dalam kolom, dielusi
menggunakan n-heksana, eluat ditampung
ke dalam botol.
2 Menguji KLT menggunakan sampel daun Menghasilkan 5 bercak noda pada
jambu biji yang sudah diambil ekstraknya KLT.
Botol vial 1 (n-heksana) Menghasilkan dua bercak noda.
3 Botol 2 (n-heksana) : aseton (7:3) Terdapat 3 bercak noda.
4 Botol vial 3 aseton Terdapat 4 bercak noda.
5 Botol vial 3 aseton : methanol (6 : 1,5) Terdapat 6 bercak noda.
B. Pembahasan
Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan melalui fase gerak cair dan padat diam.
Pemisahan ini mempunyai mekanisme yang hampir sama dengan KLT yaitu didasarkan pada
perbedaan kekuatan interaksi yang dilakukan intermolekul antara komponen yang
dipisahkan, baik itu fase diam atau gerak.
Pada praktikum ini pertama kali yang dilakukan adalah mencuci kolom menggunakan air lalu
dibilas dengan metanol. Tujuannya agar kotoran yang masih menempel tidak tercampur
ketika melakukan reaksi. Selain itu juga menghilangkan air yang masih tersisa.
Selanjutnya adalah melakukan penyumbatan kolom menggunakan kapas dan memasukkan 3
gram silica gel dan n-heksan terlebih dahulu. Apabila ekstrak silika sudah tertera rapi, tidak
mengandung gelembung dan tidak retak baru bisa dielusi menggunakan n-heksan tanpa
fraksi.
Masing-masing fraksi mengandung satu komponen yang identitasnya ditentukan oleh
kromatografi lapis sangat tipis. Peralatan praktikum ini dinilai cukup sederhana dengan kolom
yang sudah dilengkapi oleh kran agar aliran pelarut dan penyumbat menahan fase diam.
Ketika sudah masuk ke dalam pelaksanaan pemisahaan maka yang dilakukan adalah
campuran diletakkan ke bagian atas fase diam. Fase gerak dialirkan secara pelan dan
dibiarkan mengalir melalui kolom tersebut.
Setiap komponen memiliki koefisien distribusi yang berbeda, begitupun dengan kecepatan
migrasinya. Sehingga menyebabkan terjadinya pemisahan komponen dalam campuran.
Pelarut yang sudah menetes atau eluen keluar dari kolom ditampung fraksinya.
Komponen yang keluar pertama kali ini adalah komponen kurang polar. Hal ini disebabkan
silika memiliki ikatan yang lebih erat dengan senyawa polar sehingga lama di dalam kolom.
Sedangkan pelarut yang memiliki polar berlebih maka ia membawa senyawa melintas lebih
cepat. Kurangnya interaksi senyawa dengan polar mengakibatkan perbedaan waktu ini
terjadi.
Pada praktikum ii menjelaskan tentang pemisahan pigmen dalam sampel dan jambu biji
dengan cara mengelusinya menggunakan cairan n-heksana, aseton : n-heksana dan aseton :
metanol yang jumlah perbandingannya sudah dijelaskan di atas.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
- Jambu biji terdapat 5 bercak yang bernilai Rf, diantaranya adalah Rf1 0,948, Rf2 0,775,
Rf3 0,603, Rf4 0,448 dan terakhir Rf5 0,43.
- Pelarut n-heksana terdapat dua bercak noda dengan nilai Rf antara lain Rf1 0,883 dan Rf2
0,7.
- Pelarut n-heksana : aseton (7:3) memiliki tiga bercak noda yang bernilai Rf, antara lain
yaitu Rf1 0, 883, Rf2 0, 633, Rf3 0, 55.
- Pelarut aseton terdapat 4 bercak noda yaitu Rf1 0,833, Rf2 0,6, Rf3 0,55, Rf4 0, 433.
- Pelarut aseton : metanol (6 : 1,5) yang bernilai Rf antara lain yaitu Rf1 0,833, Rf2 0,6, Rf3
0,55, Rf 0, 433, Rf5 0, 383, Rf6 0, 233.
Bab V PENUTUP
Kesimpulan