Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

No Pecobaan :8

Judul Percobaan : Kromatografi Kolom

Nama : Muthia Syfaira

NIM : M0616034

Tanggal Praktikum : Selasa, 31 Oktober 2017

Kelompok : 3 (Tiga)

Asisten Pembimbing : Wahyu Eko P

LABORATIRUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURRAKARTA

2017/2018
Laporan Praktikum Kimia Organik

Percobaan IV

Kromatografi Kolom

I. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yakni:
i) Dapat mengetahui teknik pembuatan dan penggunaan kromatografi kolom
ii) Dapat melakukan pemisahan

II. Tinjauan Pustaka


Kromatografi merupakan suatu metode untuk memisahkan senyawa
organik dengan anorganik. Metode kromatografi memisahkan dua atau lebih
senyawa atau ion yang didasarkan dari perbedaan migrasi dan distribusi
senyawa ion-ion tersebut ke dalam dua fasa yang berbeda. Pada semua
metode kromatografi terdapat fasa diam dan fasa gerak[ CITATION Kho03 \l
1033 ].
Kromatografi memisahkan campuran menjadi komponennya dengan
bantuan perbedaan sifat fisik masing-masing komponen. Alat yang digunakan
terdiri atas kolom yang didalamnya diisikan dasa stasioner diam yang dapat
berupa padatan/cairam. Campuran ditambahkan ke kolom dari ujung satu dan
campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban/ pembawa yang cocok
(fasa gerak). Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun masing-masing
komponen dalam kolom yang ditentukan oleh kekuatan adsorpsi atau
koefisien partisi antara fasa gerak dan fasa diam [ CITATION Tak09 \l 1033 ].
Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom
sebagai alat yang digunakan untuk memisahkan komponem dalam campuran
senyawa. Pemisahan kromatpgrafi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi
komponen-komponen campuran dengan afinitas yang berbeda terhadap
permukaan sebuah fase diam[ CITATION Fes09 \l 1033 ].
Fasa gerak yang digunakan pada kromatografi yang memakai silika
gel sebagai fasa diam adalah suatu pelarut organik atau campuran beberapa
pelarut organik. Saat fasa gerak melalui permukaan silika gel, fasa gerak akan
membawa analit organik melalui partikel-partikel pada fasa diam. Kuatnya
ikatan analit dengan permukaan silika gel ditentukan oleh kepolaran pelarut.
Jika pelarut yang digunakan sangat polar pelarut akan berinteraksi kuat
dengan permukaan silika gel, sehingga analit hanya akan sedikit terikat pada
permukaan silika gel dan akan cepat melewati fasa diam dan keluar dari
kolom tanpa pemisahan. Begitu juga gugus polar pelarut akan berinteraksi
kuat dengan gugus kuat analit, sehingga analit tidan berinteraksi dengan silika
gel dan cepat melewati fasa diam[ CITATION Day01 \l 1033 ].
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) terdapat fasa gerak yang akan
merayap/bergerak sepanjang fasa diam dan terbentuk kromatogram. KLT
disebut juga kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana, sensitif dan
cepat dalam pemisahan. Kecepatan pemisahan yang tinggi dan mudah juga
dimiliki KLT[ CITATION Kho03 \l 1033 ].
Piper betel L (sirih) digunakan secara luas sebagai penyegar mulut
setelah makan dan tumbuhan ini banyak tumbuh di India, Srilangka, Malaysia,
Thailand dan negara Asia Tenggara lainnya. Berdasarkan Tanaman ini
potensial untuk dibudidayakan karena dapat digunakan sebagai antiseptik dan
obat luka[CITATION Rao15 \l 1033 ]. Piper Betle L adalah sepesies penting
dari family Piperaceae yang selalu berwarna hijau sepanjang tahun dengan
bentuk daun hati mengkilap yang merupakan penghasil senyawa fenolic
dengan aktivitas antiproliferatif, antimutagenic antibacterial dan antioksidan.
Studi fitokimia menunjukan bahwa daun sirih mengandung banyak varietas
senyawa metabolit sekunder dimana konsentrasinya tergantung pada varietas
tanaman itu sendiri. Peneletian dan studi mengemukakan bahwa daun sirih
mengandung senyawa utama seperti Chavibetol, Chavibetol Asetat, ,
Caryophyllene, Allylpyrocatechol Diacetate, Campene, Chavibetol methyl
ether, Eugenol, a-Pinene, f-Pinene, u-Limonene, Saprobe, 1-8-cineol dan
Allylpyrocatechol monoacetate. Kompoenen-komponen ini merupakan
stimulant dalam dunia farmasi seperti antiplatelet, antiinflamasi yang berkerja
sebagai imunodulatori, obat gastritis dan antidiabetes, gastroprotective and
antidiabetic activit[ CITATION Rek14 \l 1033 ]. Sirih hijau memiliki berbagai
macam khasiat karena kandungan kimia yang dimilikinya sangat banyak.
Dalam mengidentifikasi kandungan kimia yang ada pada sirih dapat dilakukan
berbagai macam jenis ekstraksi diantaranya ekstraksi sokhletasi, maserasi, dll
dan juga dapat menggunakan berbagai pelarut seperti aquades, alkohol, dan
lain lain[CITATION Pra \l 1033 ].
Salah satu zat paling penting yang terdapat dalam sirih adalah zat
antioksidan yang belakangan ini sangat ikenal sebagai zat antikanker. Anti
oksidan merupakan senyawa kimi yang dapat mencegah terjadinya oksidasi
lemak atau vitamin pada bahan pangan, khusunya autooksidasi dan
penbentukansenyawa menimubulkan ketengikan. Antioksidan berfungsi
merintangi pembentukan radikal bebas yang dapat mengawali dan
mempercepay oksidasi. Deklorofilasi merupakan suatu cara atau langkah
untuk memisahkan senyawa klorofil salah atunya dengan menggunakan
krmatografi kolom.[ CITATION Cha11 \l 1033 ].
Fraksinasi ekstrak etanol daun sirih dapat dilakukan dengan cara elusi
pada kromatografi kolom. Fase diam (adsorben) yang digunakan adalah silica
gel yang telah dibentuk menkadi bubur dengan penambahan kloroform yang
kemudian ditempatkan pada corong gelas dengan diameter 2.5 cm dan 30 cm.
Fase gerak (eluen) yang ditambahkan dibiarkan semala. Kemudian baru
ditambahkan ekstrak etanol , eluen diperoleh dari hasil penelitian
kromatpgrafi lapis tipis yang menghasilkan spot terbanyak yaitu campuran
kloroform, etanol dan asam asetat dengan perbandingan 4:1:1[ CITATION
Sul12 \l 1033 ]
III. Metodologi Percobaan
i) Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah satu set alat refluks dan
destilasi yang terdiri dari 1 buah labu alas bulat ... mL, labu leher dua
1buah .. mL, kondensor 1 buah, thermometer 1 buah, selang 2 buah,
statif 2buah, klem 1 buah, baik air satu buah, kompor listrik 1 buah,
pompa air1 buah. Kolom kromatografi 1 buah, champer TLC 1 buah, gelas beaker
. mL .. 2 buah, gelas ukur .mL buah, pipet tetes 1 buah, flakon
buah.
ii) Bahan

Daun Sirih ., Kloroforom 50 mL, n- heksana 20 mL, meOH mL, silica


gel secukupnya, plat KLT 2 buah, alumunium foil secukupnya, diklorometan
mL.

iii) Gambar Alat

(kromatografi lapis tipis) (kromatografi kolom)

IV. Cara Kerja

Dimaserasi 1 hari
G daun sirih mL Kloroform

campuran

Disaring dengan Vakum


Ditambah
Kloroform : MeOH
Larutan Diaduk
Disaring
Akan dengan KLT
ditunjukkan
Dinalisis dengan penyaring
denganvakuum
eluen
3 spot komponen
Residu
Campuran
Padatan
95:5 utama mL n-heksana
Didestilasi Pada T = 60 62 0C
Dilarutkan sesedikit mungkin
G ekstrak kasar Kloroform : MeOH

Diteteskan perlahan pada 95:5

Bagian batas awal KLT

Dilakukan elusi hingga

Komponen pertama habis

Dianalisis KLT

Gabungan fraksi kering


Didapat uji spektrum

Hasil

.g daun sirih dalam 50mL diklorometana direflus selama 1 jam . Campuran


kemudian segera disaring dengan saringan vakum hingga diperoleh larutan
kuning. Larutan lalu dipekatkan melalui destilasi pada penangas 50 .
Residu yang diperoleh kemudian dicampurkan dengan 20 mL n- heksana dan
diaduk secara merata. Campuran kemudian dicampuskan dengan 20 mL n-
heksana dan diaduk. Senyawa yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan
Kromatografi lapis tipis (TLC) menggunakan eluen CH2Cl2: MeOH dengan
perbandingan 97:3 dengan 3 komponen utama.

Kromatografi mernggunakan kromatografi kolom dibuat menggunakan 15g


silica gel dan eluen Ch2Cl2 : MeOH dengan perbandingan 99:1 dengan tinggi
kolom berkisar antara 15-20 cm. . G ekstrak kering diteteskan sedikit demi
sedikit dengan menggunakan pelarut CH2Cl2 : MeOH dengan perbandingan
99:1 dan kemudaian diteteskan secara perlahan pada bagian atas kolom
(jangan sampai merusak permukaan kolom). Dilakukan elusi sampai
komponen pertama habis. Monitoring dilakukan dengan kromatografi lapis
tips, Gabungan fraksi yang mengandung komponen pertama dikeringkan
kemudian diuji spectrum UV dan IR dari senyawa murni yang berhasil
diisolasi.

Daftar Pustaka
Chakarboty, D. & Barkha, S., 2011. ANTIMICROBIAL, ANTIOXIDATIVE AND ANTIHEMOLYTIC
ACTIVITY OF PIPER BETEL LEAF. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences, 2(1), pp. 192-199.

Day, R. A. & U., 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

F. & F., 2009. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Khopkar, 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press..

Kumari, O. S. & Nirmala, B. R., 2015. PHYTO CHEMICAL ANALYSIS OF PIPER BETEL LEAF
EXTRACT. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Volume 4.

Pratiwi, N. & Muderawan, I. W., 2016. ANALISIS KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK DAUN SIRIH
HIJAU (PIPER BETLE) DENGAN GC-MS. Prosiding Seminar Nasional MIPA.

Rekha, V. P. B. et al., 2014. A Review on Piper betle L.: Nature Promising Medicinal Reservoir..
American Journal of Ethnomedicine, 1(5).

Suliantari, Jenni, B. L. S. & Suhartono, M. T., 2012. Aktivitas Anti Bakteri Fraksi-Fraksi Ekstrak
Sirih Hijau Terhadap Patogen Pangan. Jurnal Tekonologi dan Industri Pangan, 23(2),
pp. 217-220.

Yoshito, T., 2009. Introducing to Chemistry. Tokyo: Iwanami.

Anda mungkin juga menyukai