FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
OLEH :
BAB 1 PENDAHULUAN
Rumus struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning.
Warna menjadi gelap karena pengaruh cahaya.
Dalam keadaan kering, stabil di udara. Dalam
larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu
lebih kurang 190o.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter
dan dalam benzen.
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan kental seperti sirup, tidak berwarna;
tidak berbau. Bobot jenis lebih kurang 1,71.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Asam Klorida / HCl (Ditjen POM, 2014: 156)
Nama resmi : HYDROCHLORIDE ACID
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Bobot molekul : 36,46 g/mol
Rumus struktur : H – Cl
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian
volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih
kurang 1,18.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat
5. Kalium Fosfat Monobasa / KH2PO4 (Ditjen POM, 1979: 687)
Nama resmi : KALIUM FOSFAT MONOBASA
Nama lain : Kalium bifosfat, Kalium dihidrogen fosfat
FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI
15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur; putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Murni pereaksi
6. Metilen Blue / C16H18ClN3S (Ditjen POM, 2020: 1151)
Nama resmi : METHYLTHIONINE CHLORIDE
Nama lain : Biru metilen
Rumus molekul : C16H18ClN3S
Bobot molekul : 319,86 g/mol
Rumus struktrur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan
seperti perunggu, tidak berbau atau praktis
tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air
dan dalam etanol berwarna biru tua.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak
sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Simpan pada suhu
25º, masih diperbolehkan antara 15º dan 30º.
7. Natrium Fosfat Dibasa / Na2HPO4 (Ditjen POM, 1979: 227)
Nama resmi : NATRIUM FOSFAT DIBASA
Nama lain : Dinatrium fosfat, Dinatrium hidrogen fosfat
Rumus struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin.
Dalam udara kering merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air; sukar larut dalam
etanol (95 %) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Murni pereaksi
2.3. Prosedur Kerja (Tim Dosen Analisis Farmasi, 2021: 22-23)
1. Identifikasi
a. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat, tambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes
biru metilen LP, hangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua
berubah menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu retensi puncak utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
c. Uji PH
Dipipet 3 ml Larutan uji, kemudian diukur pH nya dengan
menggunakan pH meter/ kertas pH.
2. Penetapan Kadar Dengan HPLC
a. Pembuatan Fase Gerak
Larutkan 15,6 g natrium fosfat dibasa P dan 12,2 g kalium
fosfat monobasa P dalam 2000 ml air, atur pH hingga
2,5+0,05 dengan penambahan asam fosfat P.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Dimana :
C = Kadar Asam Askorbat baku dalam mg per ml Larutan
baku
D = Faktor pengenceran
ru = Respons puncak Larutan uji
rs = Respon puncak Larutan baku
PENILAIAN HASIL
Sampel = Injeksi Asam Askorbat
a. Kekuatan = 1000 mg / 5 mL
Sediaan
b. Alat yang = HPLC, tabung reaksi, mikropipet, pipet
digunakan tetes, labu ukur, oven, sonikator, pH
meter
c. Bahan yang = Sediaan injeksi vitamin C
digunakan (1000mg/5mL), Asam klorida, Metilen
Blue, Natrium fosfat, Kalium fosfat,
aquades, larutan baku asam askorbat,
kertas pH
IDENTIFIKASI
a. Larutan+HCl = Warna biru tua apabila dilakukan
0,1+MB pemanasan pada 40°C akan terjadi
perubahan warna menjadi biru muda
atau hilang
b. Waktu Retensi = 2.560 minutes
larutan
b. D= factor = 400
pengenceran
c. ru= respons = 202665
puncak larutan
uji
d. rs= respons = 202332
puncak larutan
baku
4.2 Perhitungan:
( )
= 200 × 400 ( )
= 80000 (1,00164581)
= 80.131,6648 mg/ml
4.3 Pembahasan
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa
disebut dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) adalah suatu
metode sensitif dan akurat yang dapat digunakan baik untuk
keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif dengan
menggunakan teknik kromatografi. Prinsip kerja HPLC yaitu
pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya.
Instrumentasi HPLC terdiri dari reservoir, pompa, injektor, kolom,
detektor, dan komputer. Dimana reservoir sebagai wadah dari fase
gerak yang dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter,
pompa sebagai pemberi tekanan untuk aliran fase gerak, injektor
sebagai tempat penyuntikan sampel, kolom berisi fase diam sebagai
tempat berlangsungnya proses pemisahan analit, detektor sebagai
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan analisis sediaan steril injeksi vitamin C
(asam askorbat) menggunakan metode HPLC, diperoleh hasil yaitu
respon puncak larutan uji sebesar 202665 dan respon puncak larutan
baku sebesar 202332. Dari hasil diperoleh jumlah asam askorbat yaitu
80.131,6648 mg/ml, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh tidak memenuhi syarat berdasarkan Farmakope Indoensia
yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih 110,0% dari jumlah tertera
pada etiket.
5.2 Saran
Sebaiknya durasi pada video simulasi percobaan tidak terlalu
lama agar praktikan tidak bosan. Penjelasan materi oleh asisten
sudah sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Skema Kerja
1. Preparasi
a. Pembuatan Fase Gerak
Ditimbang 15,6 g natrium fosfat dibasa P, kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditimbang pula 12,2 g kalium fosfat monobasa P, dan
dimasukkan kedalam gelas kimia
Dilarutkan dalam 2000 ml air, homogenkan
Ditambahkan asam fosfat P, homogenkan
Diatur pH hingga 2,5+0,05.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Ditimbang 5 mg asam askorbat, dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 ml
Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 500 ppm
Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya
hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam
Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.
4. Identifikasi
a. Uji Warna
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat
Ditambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes
biru metilen LP
Dihangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu Retensi Puncak Utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
c. Uji pH
Dipipet 3 ml Larutan uji
kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH
meter/kertas pH.
LEMBAR KERJA
ANALISIS KADAR VITAMIN C(ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI
STAMBUK : 15020190017
KLS/KLP : C9C10/1
PENILAIAN HASIL
Sampel = Injeksi Asam Askorbat
d. Kekuatan Sediaan = 1000 mg / 5 mL
e. Alat Yang digunakan = HPLC, tabung reaksi, mikropipet,
pipet tetes, labu ukur, oven,
sonikator, pH meter
f. Bahan yang digunakan = Sediaan injeksi vitamin C
(1000mg/5mL), Asam klorida,
Metilen Blue, Natrium fosfat,
Kalium fosfat, aquades, larutan
baku asam askorbat, kertas pH
IDENTIFIKASI
c. Larutan+HCl 0,1+MB = Warna biru tua apabila
dilakukan pemanasan pada
40°C akan terjadi perubahan
warna menjadi biru muda atau
hilang
d. Waktu Retensi = 2.560 minutes
Perhitungan:
( )
= 200 × 400 ( )
= 80000 (1,00164581)
= 80.131,6648 mg/ml