Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI


“ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI”

OLEH :

NAMA : FELISA ANANDA SARI


STAMBUK : 15020190017
KELAS : C9C10
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : GINA FEBY SYALVI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam organik merupakan senyawa organik dengan gugus
karboksil. Asam organik diklasifikasikan berdasarkan tipe rantai
karbon, yaitu alifatik, alisiklik, aromatik, atau heterosiklik. Juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan kejenuhan, subsitusi, dan nomor gugus
fungsi.
Asam organik banyak digunakan dalam industri, baik itu dalam
industri makanan, industri kimia, maupun industri farmasi. Asam
organik banyak digunakan sebagai bahan pengasaman, bahan aditif
antimikroba, juga dapat digunakan sebagai bahan pengawet.
Sejumlah kecil asam organik terdapat dalam tanaman sebagai
senyawa antara dalam metabolisme. Salah satu contoh asam organik
adalah asam askorbat. Asam askorbat adalah salah satu asam
organik yang biasa disebut dengan vitamin C, berbentuk bubuk kristal
kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki sifat-sifat
antioksidan.
Analisis asam-asam organik dapat dilakukan dengan metode
kromatografi. Kromatografi adalah salah satu metode analisis yang
menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, untuk
memisahkan serangkaian senyawa kimia. Kelebihan analisis dengan
kromatografi dibanding dengan titrasi adalah jumlah sampel yang
dibutuhkan lebih sedikit dan dapat menganalisis berbagai jenis asam
organik.
HPLC adalah salah satu metode analisis yang banyak digunakan
untuk analisis asam organik. Teknik HPLC dibedakan atas fase
normal yakni menggunakan pelarut nonpolar sebagai fase gerak, fase
terbalik yang menggunakan pelarut polar sebagai fase gerak, dan
penukar ion yaitu menggunakan gradien konsentrasi ion dalam fase
geraknya.
FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI
15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

1.2 Maksud Percobaan


Adapun maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk
menjelaskan tentang analisis kadar Asam askorbat (Vit. C) pada
sediaan steril HPLC/KCKT (Kromatografi Cai Kinerja Tinggi).
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang analisis kadar Asam askorbat
(Vit. C) pada sediaan steril HPLC/KCKT (Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi).

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum


Asam askorbat atau asam L-askorbat adalah nama trivial dari
vitamin C. Senyawa ini memiliki nama kimia 2-oxo-L-threo-hexono-
1,4-lactone2,3-enediol. Asam askorbat, merupakan senyawa turunan
glukosa yang telah dikenal luas sebagai senyawa nutrasetikal dan
banyak digunakan sebagai komponen suplemen makanan. Asam
askorbat memiliki sifat nutrasetikal karena bersifat sebagai anti
oksidan. Asam askorbat terdistribusi secara luas pada buah-buahan
seperti jeruk, lemon, anggur, semangka, pepaya, stroberi, blewah,
mangga, nanas, raspberry, dan ceri; dan sayuran segar, seperti
sayuran berdaun hijau, tomat, brokoli, paprika hijau dan merah,
kembang kol dan kol (Putra, 2020).
Manfaat kesehatan yang paling dikenal dari asam askorbat adalah
pencegahan atau menghilangkan penyakit flu. Beberapa studi klinis
dengan berbagai dosis asam askorbat menunjukkan bahwa asam
askorbat tidak memiliki efek profilaksis yang signifikan, namun mampu
mengurangi keparahan dan lamanya gejala demam selama periode
infeksi (Putra, 2020).
Kimia analisis bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitan
dengan identifikasi zat-zat kimia; mengenali unsur atau senyawa apa
yang ada dalam suatu sampel. Adapaun analisis kuantitatif berkaitan
dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung
dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang seringkali
dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian
kecil atau sebagian besar sampel yang dianalisis. Teknik laboratorium
yang digunakan menghasilkan pengelompokan metode-metode
kuantitatif menjadi subdivisi titrimetrik (volumetrik), gravimetrik, dan
instrumental (Day & Underwood, 2002).
FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI
15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Pada dasarnya, analisis kimia dapat dilakukan dengan analisis


kualitatif yang bertujuan untuk mencari jenis ion, molekul, atau radikal
yang terdapat dalam sampel; analisis kuantitatif yang bertujuan untuk
menentukan kadar ion atau molekul dalam suatu sampel; dan analisis
instrumentasi, yakni analisis kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan peralatan elektronik (Sumardjo, 2008).
High Performance Liquid Chromatography atau HPLC atau biasa
juga disebut dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)
dikembangkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.
Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa bologis; analisis
ketidakmurniaan; analisis senyawa-senyawa tidak menguap (non-
volatil); penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion;
isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa yang
strukturnya hampir sama; pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah
sekelumit, dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri
(Gandjar & Rohman, 2015).
Pada HPLC sistem kromatografi yang digunakan adalah cair-
padat, fase bergerak (mobile phase) berupa cairan yaitu pelarut dan
fase diam (stationer phase) berupa padatan yaitu adsorban yang
terdapat dalam kolom analitik (Stahl, 1987).
Prinsip kerja HPLC adalah pemisahan komponen analit
berdasarkan kepolarannya, setiap campuran yang keluar akan
terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam bentuk kromatogram.
Dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen, sedangkan luas
peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran
(Hendayana, 2006).
Kolom adalah bagian yang sangat penting pada HPLC, karena
keberhasilan dalam analisa baik kualitatif dan kuantitatif serta isolasi
bahan kimia alam sangat bergantung pada pemakaian jenis kolom

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

yang tepat. Di dalam kolom inilah sebetulnya terjadi proses


pemisahan. Komponen-komponen dalam cuplikan (sampel) ditahan
secara selektif oleh fasa diam (stationer phase/adsorban), kemudian
terlarut oleh pelarut (fasa bergerak) yang terus menerus mengalir dan
membawanya me-lewati kolom menuju ke detektor. Berbagai jenis
kolom dapat digunakan sesuai dengan keperluan-nya ataupun jenis
senyawa kimia yang akan dipisahkan. Jenis kolom ini dibedakan
berdasar pada merk dan tipe adsorbannya (Murningsih & Chairul,
2000).
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut
yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya
elusi dan resolusi. Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas
keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen-
komponen sampel. Untuk fase normal (fase diam lebih polar daripada
fase gerak), kemampuan elusi meningkat dengan meningkatnya
polaritas pelarut. Sementara untuk fase terbalik (fase diam kurang
polar daripada fase gerak), kemampuan elusi menurun dengan
meningkatnya polaritas pelarut (Gandjar & Rohman, 2015).
Pertimbangan dalam memilih solven fase gerak meliputi
kompatibilitas antar solven, kelarutan sampel dalam eluen, polaritas,
transmisi cahaya, viskositas, stabilitas dan pH. Solven yang digunakan
sebagai fase gerak harus dapat bercampur serta tidak menimbulkan
presipitasi saat dicampur. Sampel harus dapat terlarut dalam fase
gerak karena apabila tidak, maka dapat terjadi presipitasi di dalam
kolom. Transmisi cahaya penting diperhatikan apabila digunakan
deteksi UV yang akan menentukan UV cutoff masing-masing solven.
Solven yang memiliki nilai UV cutoff lebih tinggi dibandingkan panjang
gelombang sampel yang dianalisis tidak dapat digunakan. Solven
yang terlalu kental dapat menyebabkan bentuk puncak yang melebar
(Kazakevich & LoBrutto, 2007).

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

2.2. Uraian Bahan


1. Aquadest / H2O (Ditjen POM, 2020: 69)
Nama resmi : PURIFIED WATER
Nama lain : Air murni
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul : 18,02 g/mol
Rumus struktur : H – O – H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau
Penyimpanan : Jika dikemas, gunakan kemasan wadah non
reaktif yang dirancang untuk mencegah
masuknya mikroba.
Kegunaan : Pelarut
2. Asam Askorbat / C6H8O6 (Ditjen POM, 2020: 175)
Nama resmi : ASCORBIC ACID
Nama lain : Vitamin C
Rumus molekul : C6H8O6
Bobot molekul : 176,12 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning.
Warna menjadi gelap karena pengaruh cahaya.
Dalam keadaan kering, stabil di udara. Dalam
larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu
lebih kurang 190o.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter
dan dalam benzen.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus


cahaya.
3. Asam Fosfat / H3PO4 (Ditjen POM, 2020: 182)
Nama resmi : PHOSPHATE ACID
Nama lain : Asam fosfat
Rumus molekul : H3PO4
Bobot molekul : 98,00 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : Cairan kental seperti sirup, tidak berwarna;
tidak berbau. Bobot jenis lebih kurang 1,71.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Asam Klorida / HCl (Ditjen POM, 2014: 156)
Nama resmi : HYDROCHLORIDE ACID
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Bobot molekul : 36,46 g/mol
Rumus struktur : H – Cl
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap; bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian
volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih
kurang 1,18.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup rapat
5. Kalium Fosfat Monobasa / KH2PO4 (Ditjen POM, 1979: 687)
Nama resmi : KALIUM FOSFAT MONOBASA
Nama lain : Kalium bifosfat, Kalium dihidrogen fosfat
FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI
15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Rumus molekul : KH2PO4


Bobot molekul : 136,09 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur; putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Murni pereaksi
6. Metilen Blue / C16H18ClN3S (Ditjen POM, 2020: 1151)
Nama resmi : METHYLTHIONINE CHLORIDE
Nama lain : Biru metilen
Rumus molekul : C16H18ClN3S
Bobot molekul : 319,86 g/mol

Rumus struktrur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur hijau tua, berkilauan
seperti perunggu, tidak berbau atau praktis
tidak berbau. Stabil di udara; larutan dalam air
dan dalam etanol berwarna biru tua.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam kloroform; agak
sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Simpan pada suhu
25º, masih diperbolehkan antara 15º dan 30º.
7. Natrium Fosfat Dibasa / Na2HPO4 (Ditjen POM, 1979: 227)
Nama resmi : NATRIUM FOSFAT DIBASA
Nama lain : Dinatrium fosfat, Dinatrium hidrogen fosfat

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Rumus molekul : Na2HPO4


Bobot molekul : 142 g/mol

Rumus struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin.
Dalam udara kering merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air; sukar larut dalam
etanol (95 %) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Murni pereaksi
2.3. Prosedur Kerja (Tim Dosen Analisis Farmasi, 2021: 22-23)
1. Identifikasi
a. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat, tambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes
biru metilen LP, hangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua
berubah menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu retensi puncak utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
c. Uji PH
Dipipet 3 ml Larutan uji, kemudian diukur pH nya dengan
menggunakan pH meter/ kertas pH.
2. Penetapan Kadar Dengan HPLC
a. Pembuatan Fase Gerak
Larutkan 15,6 g natrium fosfat dibasa P dan 12,2 g kalium
fosfat monobasa P dalam 2000 ml air, atur pH hingga
2,5+0,05 dengan penambahan asam fosfat P.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Ditimbang 5 mg asam askorbat dan dimasukkan ke dalam


labu ukur 10 ml, kemudian dicukupkan volumenya dengan
menggunakan fase gerak sehingga diperoleh larutan stok
dengan konsentrasi 500 ppm (Catatan: simpan dalam lemari
pendingin dan terlindung cahaya hingga saat digunakan.
Larutan stabil selama 24 jam. Suntikkan dalam waktu 3 jam
setelah diambil dari lemari pendingin)
c. Pembuatan Larutan Uji (injeksi asam askorbat) 0,5 ppm
Sediaan injeksi vitamin C pada label mengandung asam
askorbat 1000 mg/5 ml. Dipipet sebanyak 25μg, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan dicukupkan
volumenya dengan menggunakan fase gerak sehingga
diperoleh konsentrasi 500 ppm (Catatan: simpan dalam lemari
pendingin dan terlindung cahaya hingga saat digunakan.
Larutan stabil selama 24 jam. Suntikkan dalam waktu 3 jam
setelah diambil dari lemari pendingin)
d. Prosedur kerja pengukuran dengan KCKT (HPLC)
Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih
kurang 4 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam
kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama. Hitung jumlah dalam mg asam askorbat dengan
rumus:

Dimana :
C = Kadar Asam Askorbat baku dalam mg per ml Larutan
baku
D = Faktor pengenceran
ru = Respons puncak Larutan uji
rs = Respon puncak Larutan baku

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

BAB 3 METODE KERJA

3.1. Bahan dan Alat


3.1.1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
Aquades, Asam fosfat P, Asam klorida 0,1 N, Kalium fosfat
monobasa P, Metilen blue LP, Natrium fosfat dibasa P,
kertas pH, larutan baku Asam askorbat, dan sediaan injeksi
Vitamin C (1000 mg/5 ml).
3.1.2. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu
HPLC, labu ukur, mikropipet, oven, pipet tetes, pH meter,
sonikator, dan tabung reaksi.
3.2. Cara Kerja
1. Preparasi
a. Pembuatan Fase Gerak
Ditimbang 15,6 g natrium fosfat dibasa P, kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Ditimbang pula 12,2 g
kalium fosfat monobasa P, dan dimasukkan ke dalam gelas
kimia. Dilarutkan dalam 2000 ml air, homogenkan.
Ditambahkan asam fosfat P, homogenkan. Diatur pH hingga
2,5+0,05.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Ditimbang 5 mg asam askorbat, dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 ml. Dicukupkan volumenya dengan fase gerak
sehingga diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 500 ppm.
Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya
hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam.
Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

c. Pembuatan Larutan Uji (Injeksi Asam Askorbat) 0,5 ppm


Dipipet 0,125 L sediaan injeksi asam askorbat (1000
mg/5 ml), kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml.
Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga diperoleh
konsentrasi awal larutan uji 2,5 ppm. Dari larutan 2,5 ppm
dipipet sebanyak 2000 L, dimasukkan ke dalam labu ukur 10
ml yang kedua. Dicukupkan volumenya dengan fase gerak
sehingga diperoleh konsentrasi akhir larutan uji 0,5 ppm.
Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya
hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam.
Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.
2. Penetapan Kadar Dengan HPLC
Disuntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih
kurang 4 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg asam askorbat.
3. Identifikasi
a. Uji Warna
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat, ditambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4
tetes biru metilen LP, dihangatkan hingga suhu 40oC. Warna
biru tua berubah menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu
3 menit.
b. Waktu Retensi Puncak Utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
c. Uji pH
Dipipet 3 ml Larutan uji, kemudian diukur pH nya dengan
menggunakan pH meter/kertas pH.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

PENILAIAN HASIL
Sampel = Injeksi Asam Askorbat
a. Kekuatan = 1000 mg / 5 mL
Sediaan
b. Alat yang = HPLC, tabung reaksi, mikropipet, pipet
digunakan tetes, labu ukur, oven, sonikator, pH
meter
c. Bahan yang = Sediaan injeksi vitamin C
digunakan (1000mg/5mL), Asam klorida, Metilen
Blue, Natrium fosfat, Kalium fosfat,
aquades, larutan baku asam askorbat,
kertas pH

IDENTIFIKASI
a. Larutan+HCl = Warna biru tua apabila dilakukan
0,1+MB pemanasan pada 40°C akan terjadi
perubahan warna menjadi biru muda
atau hilang
b. Waktu Retensi = 2.560 minutes

Jumlah Asam = 1000 mg / 5 ml


Askorbat(mg)per ml
zat uji
a. C= Kadar asam = 200 mg/ml
askorbat baku
dalam mg per ml

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

larutan
b. D= factor = 400
pengenceran
c. ru= respons = 202665
puncak larutan
uji
d. rs= respons = 202332
puncak larutan
baku

4.2 Perhitungan:

( )

= 200 × 400 ( )

= 80000 (1,00164581)
= 80.131,6648 mg/ml
4.3 Pembahasan
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) atau biasa
disebut dengan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) adalah suatu
metode sensitif dan akurat yang dapat digunakan baik untuk
keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif dengan
menggunakan teknik kromatografi. Prinsip kerja HPLC yaitu
pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya.
Instrumentasi HPLC terdiri dari reservoir, pompa, injektor, kolom,
detektor, dan komputer. Dimana reservoir sebagai wadah dari fase
gerak yang dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter,
pompa sebagai pemberi tekanan untuk aliran fase gerak, injektor
sebagai tempat penyuntikan sampel, kolom berisi fase diam sebagai
tempat berlangsungnya proses pemisahan analit, detektor sebagai

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

pendeteksi analit, dan komputer sebagai alat untuk menampilkan hasil


yang dibaca oleh detektor dalam bentuk kromatogram.
Dilihat dari jenis fase diam dan fase geraknya, kolom pada HPLC
dibedakan menjadi kolom fase normal dan kolom fase terbalik. Kolom
fase normal adalah kolom yang fase diamnya bersifat polar,
sedangkan fase geraknya bersifat non polar, sehingga analit yang
akan dipisahkan adalah analit yang bersifat non polar. Adapun kolom
fase terbalik adalah kolom yang fase diamnya bersifat non polar,
sedangkan fase geraknya bersifat polar, sehingga analit yang akan
dipisahkan adalah analit yang bersifat polar.
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan
dengan fase normal adalah campuran hidrokarbon dengan pelarut
yang terklorinasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol.
Adapaun fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan
dengan fase terbalik adalah campuran buffer dengan metanol atau
campuran air dengan asetonitril.
HPLC merupakan salah satu metode analisis yang banyak
digunakan untuk analisis asam organik. Salah satu asam organik yang
paling dikenal yaitu asam askorbat (vitamin C), yang biasa dijumpai
dalam bentuk sediaan injeksi.
Pada percobaan ini dilakukan analisis kadar sediaan steril injeksi
vitamin C dengan menggunakan metode HPLC. Dimana dilakukan
terlebih dahulu pembuatan fase gerak dengan cara melarutkan
natrium fosfat dibasa dan kalium fosfat monobasa menggunakan air
lalu diatur pH nya hingga 2,5 dengan penambahan asam fosfat.
Setelah itu dibuat larutan baku vitamin C konsentrasi 500 ppm.
Selanjutnya dibuat larutan uji konsentrasi 0,5 ppm dari sediaan injeksi
vitamin C yang mengandung asam askorbat 1000 mg/5 ml. Dimana
larutan baku dan larutan uji ini harus disimpan dalam lemari pendingin
dan terlindung dari cahaya ketika digunakan karena vitamin C atau

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

asam askorbat ini dilihat dari stabilitasnya yang rentan teroksidasi.


Namun larutan ini hanya dapat stabil selama 24 jam dan boleh
disuntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari pendingin.
Disuntikkan secara terpisah yaitu larutan baku dan larutan uji ke
dalam injektor lalu akan terekam oleh detektor dalam bentuk
kromatogram. Setelah itu diukur respon puncak dari kedua larutan.
Maka diperoleh hasil yaitu respon puncak larutan uji sebesar 202665
dan respon puncak larutan baku sebesar 202332. Dari hasil tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam rumus untuk menghitung jumlah
asam askorbat. Dan diperoleh hasil perhitungan yaitu 80.131,6648
dimana hasil yang didapat tidak memenuhi syarat pada Farmakope
Indonesia kadar dimana asam askorbat C6H8O6, tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah tertera pada etiket.

Adapun factor kesalahan yang mungkin terjadi pada saat


melakukan percobaan yaitu, kurangnya ketelitian pada saat
penimbangan, rusaknya sampel maupun bahan oleh kontaminasi
yang ada, kurang teliti pada saat membaca volume titrasi dan alat
yang digunakan tidak steril.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan analisis sediaan steril injeksi vitamin C
(asam askorbat) menggunakan metode HPLC, diperoleh hasil yaitu
respon puncak larutan uji sebesar 202665 dan respon puncak larutan
baku sebesar 202332. Dari hasil diperoleh jumlah asam askorbat yaitu
80.131,6648 mg/ml, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang
diperoleh tidak memenuhi syarat berdasarkan Farmakope Indoensia
yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih 110,0% dari jumlah tertera
pada etiket.
5.2 Saran
Sebaiknya durasi pada video simulasi percobaan tidak terlalu
lama agar praktikan tidak bosan. Penjelasan materi oleh asisten
sudah sangat baik.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.

Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta : Departemen


Kesehatan RI

Ditjen POM, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.
Day & Underwood, 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.

Gandjar & Rohman, 2015. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Hendayana, 2006. Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan


Elektroforesis Modern. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Kazakevich & Lobrutto, 2007. HPLC For Pharmaceutical Scientist. New


Jersey: John. Wiley dan Sons, Inc.

Murningsih & Chairul, 2000. Mengenal HPLC: Peranannya Dalam Analisa


Dan Proses Isolasi Bahan Kimia Alam. Bogor: LIPI.

Putra, 2020. Substansi Nutrasetikal Sumber dan Manfaat Kesehatan.


Yogyakarta: Deepublish.

Stahl, 1987. Thin Layer Chromatography, A Laboratory Handbook 2nd.


Berlin: Springer-Verlag.

Sumardjo, 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa


Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta:
EGC.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Tim Dosen Analisis Farmasi, 2020. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi.


Makassar: Farmasi UMI.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

LAMPIRAN

Skema Kerja
1. Preparasi
a. Pembuatan Fase Gerak
Ditimbang 15,6 g natrium fosfat dibasa P, kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia

Ditimbang pula 12,2 g kalium fosfat monobasa P, dan
dimasukkan kedalam gelas kimia

Dilarutkan dalam 2000 ml air, homogenkan

Ditambahkan asam fosfat P, homogenkan

Diatur pH hingga 2,5+0,05.
b. Pembuatan Larutan Baku Vitamin C (Asam Askorbat)
Ditimbang 5 mg asam askorbat, dimasukkan ke dalam
labu ukur 10 ml

Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh larutan stok dengan konsentrasi 500 ppm

Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya
hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam

Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

c. Pembuatan Larutan Uji (Injeksi Asam Askorbat) 0,5 ppm


Dipipet 0,125 mikroliter sediaan injeksi asam askorbat (1000
mg/5 ml), kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml

Dicukupkan volumenya dengan fase gerak sehingga
diperoleh konsentrasi awal larutan uji 2,5 ppm

Dari larutan 2,5 ppm dipipet sebanyak 2000 mikroliter,
dimasukkan kedalam labu ukur 10 ml yang kedua

Dicukupkan volumenya denganfase gerak sehingga
diperoleh konsentrasi akhir larutan uji 0,5 ppm

Disimpan dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya
hingga saat digunakan. Larutan stabil selama 24 jam

Suntikkan dalam waktu 3 jam setelah diambil dari lemari
pendingin.
3. Penetapan Kadar Dengan HPLC
Disuntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang
4 μl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf

Direkam kromatogram dan ukur respons puncak utama

Dihitung jumlah dalam mg asam askorbat.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

4. Identifikasi
a. Uji Warna
Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam
askorbat

Ditambahkan 4 ml asam klorida 0,1N kemudian 4 tetes
biru metilen LP

Dihangatkan hingga suhu 40oC. Warna biru tua berubah
menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu Retensi Puncak Utama
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh
pada Penetapan kadar.
c. Uji pH
Dipipet 3 ml Larutan uji

kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH
meter/kertas pH.

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

LEMBAR KERJA
ANALISIS KADAR VITAMIN C(ASAM ASKORBAT) PADA SEDIAAN
STERIL INJEKSI

NAMA : FELISA ANANDA SARI

STAMBUK : 15020190017

KLS/KLP : C9C10/1

ASISTEN : GINA FEBY SYALVI

PENILAIAN HASIL
Sampel = Injeksi Asam Askorbat
d. Kekuatan Sediaan = 1000 mg / 5 mL
e. Alat Yang digunakan = HPLC, tabung reaksi, mikropipet,
pipet tetes, labu ukur, oven,
sonikator, pH meter
f. Bahan yang digunakan = Sediaan injeksi vitamin C
(1000mg/5mL), Asam klorida,
Metilen Blue, Natrium fosfat,
Kalium fosfat, aquades, larutan
baku asam askorbat, kertas pH

IDENTIFIKASI
c. Larutan+HCl 0,1+MB = Warna biru tua apabila
dilakukan pemanasan pada
40°C akan terjadi perubahan
warna menjadi biru muda atau
hilang
d. Waktu Retensi = 2.560 minutes

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017
ANALISIS KADAR VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
PADA SEDIAAN STERIL INJEKSI

Jumlah Asam Askorbat(mg)per ml = 1000 mg/5ml


zat uji
e. C= Kadar asam askorbat baku = 200 mg/ml
dalam mg per ml larutan
f. D= factor pengenceran = 400
g. ru= respons puncak larutan uji = 202665
h. rs= respons puncak larutan baku = 202332

Perhitungan:

( )

= 200 × 400 ( )

= 80000 (1,00164581)
= 80.131,6648 mg/ml

FELISA ANANDA SARI GINA FEBY SYALVI


15020190017

Anda mungkin juga menyukai