Pemeriksaan konfirmasi adalah suatu pemeriksaan lanjutan yang lebih akurat karena hasil yang
dikeluarkan sudah definitif menunjukkan jenis zat narkotika psikotropika yang terkandung di dalam
sampel tersebut. Pemeriksaan dilakukan apabila hasil pemeriksaan pendahuluan (screening test) memberi
hasil positif.
f. Cuci kolom dengan 2ml aquabides dan 1ml bufer asetat 0.1M.
g. Elusi kolom dengan etil asetat (4 x 1 ml) dan tampung cairan dalam
tabung reaksi tutup asah.
h. Uapkan sampai kering cairan etil asetat dengan aliran gas nitrogen
dalam alat turbo vap pada suhu 35º C.
i. Tambahkan 50 µl larutan BSTFA-TMCS (99:1)
j. Inkubasi kering dengan alat thermoline pada suhu 60ºC selama 20 menit.
k. Masukkan hasil ke dalam vial lalu tutup
l. Siap diinjeksikan ke GC-MS
Kondisi alat kromatografi gas spektrofotometri massa
Metode : Scan
Kolom : Kolom kapiler, panjang 17 meter diameter 0,25 mm; film
thickness 0,11 µm
Suhu injektor : 280ºC
Suhu Detektor : 300º C
Suhu Oven : T0 : 140º C, dengan kenaikan 15º C /menit
T1 : 260º C, dengan kenaikan 20º C /menit
T2 : 310º C, hold time 1 menit
Gas Pembawa : Helium
Laju Gas : 1.0 mL/menit, laju konstan
Volume Injeksi : 2 µl
Waktu Retensi : 6-MAM: 9.30 menit
Morfin: 8.98 menit
Kodein: 8.67 menit
ISTD Nalorfin: 9.63 menit
Run Time : 16 menit
Ion base peak dan ion lainnya untuk 6 MAM,Morphine,Codein dan
ISTD setelah dederivatisasi BSTFA-TMCS
Senyawa Ion base peak Ion 2 Ion 3
6-MAM-TMS 399 340 287
Morfin-TMS 429 236 178
Kodein-TMS 371 234 196
Nalorfin-TMS 455 414 -
Penafsiran hasil :
Kadar opiat dalam tubuh seseorang dan dalam urin ditentukan oleh metabolisme
obat, kondisi fisik subyek, asupan cairan dan cara masuknya obat ke dalam tubuh.
Biasanya opiat dapat dideteksi dalam urin sampai 3 hari.Karena jalur metabolik
yang sama, heroin, opium, kodein dan morfin sendiri dapat merupakan sumber
adanya morfin dan M-3-G dalam urin. Sumber lain dapat berasal dari Etil morfin,
folkodin, dan nikomorfin. Sehingga keberadaan morfin dalam urin tidak bisa
mengindikasikan jenis opiate yang dikonsumsi. Dalam hal kodein, telah
disepakati bahwa jika rasio kadar total kodein dibandingkan dengan total morfin
kurang dari 0,5 dan kadar total morfin dalam urin lebih besar dari 200
ng/mL,kodein dapat disingkirkan sebagai sumber morfin yang ada dalam urin.
a) Vortex mixer
b) Heating block
c) Pipet kapiler
d) Kromatografi gas
3) Reagen :
b) Pentafluoro-propanol (PFPOL)
c) Etil asetat
e) Gas Nitrogen
4) Cara kerja :
- Injektor 220 º C
- Detektor 300º C
3) Cara kerja :
Persiapan sampel :
(1) Hidrolisa
Hidrolisa alkali.
Pipet 10 mL urin ke dalam tabung gelas bertutup, untuk
pemeriksaan dengan KG ditambah standar internal. Tambahkan 2
mL kalium hidroksida 10 N, tutup tabung dan inkubasi pada 50º C
selama 20 menit dengan sekali-kali diaduk. Lanjutkan dengan
ekstraksi.
(2) Ekstrasi prinsip
9 karboxy THC dari urin yang telah dihidrolisa diekstraksi dalam
suasana asam. Hasil ekstraksi diuapkan pada suhu 35º-40º C.
Residu siap untuk pemeriksaan dengan KLT dan KG.
(1) Derivatisasi
- Tabung runcing berskala 10 mL
- Vortex mixer
(2) Kromatografi gas
2) Reagen:
4) Cara kerja :
2) Alat :
1. Alat KLT
Plat KLT (20 x 20 cm, 10 x 10 cm, 10 x 5 cm)
Tabung elusi
Pipa kapiler
Botol semprot
2. Oven
3. Lampu UV
3) Reagen :