Anda di halaman 1dari 6

PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM)

DALAM SEDIAAN TABLET MONOKOMPONEN DENGAN


METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

Rizka Andriani
Universitas Bani Saleh
rizkaandriani180996@gmail.com

Abstrak

Klorfeniramin maleat (CTM) adalah bubuk berwarna putih, tidak berbau, berbentuk kristal dan

berasa pahit yang mudah larut dalam air, larut dalam alkohol dan kloroform, serta sedikit larut dalam eter

dan benzena. CTM efektif digunakan untuk mengobati flu biasa, konjungtivitis dan gejala alergi akut

seperti rinitis dan urtikaria. Spektrofotometri berhasil dilakukan untuk mengukur kandungan obat dalam

bentuk murni dan juga bentuk sediaan. Penelitian dilakukan menggunakan merek sanmol yang dideteksi

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 250nm. Metode yang dikembangkan divalidasi

dengan parameter linieritas. Hasil yang didapatkan linier dengan regresi r2 sebesar 0,9491 pada

persamaan y = 0,0886x + 0,0344.

Kata Kunci: Klorfeniramin maleat (CTM) ; Spektrofotometri UV-Vis ; Linearitas

A. PENDAHULUAN urtikaria. Hal ini juga meringankan

Klorfeniramin maleat (CTM) adalah gejala bersin, rhinorrhea dan gatal pada

bubuk berwarna putih, tidak berbau, mata, hidung, tenggorokan dan

berbentuk kristal dan berasa pahit yang beberapa kondisi lain termasuk pruritus,

mudah larut dalam air, larut dalam dermatitis atopik, dermatitis kontak

alkohol dan kloroform, serta sedikit gigitan serangga dan poison ivy. Efek

larut dalam eter dan benzena. Ini adalah samping obat yang paling banyak

antagonis reseptor H-1 generasi pertama diamati adalah depresi SSP dengan

yang kuat yang termasuk dalam kelas sedikit efek kantuk hingga tidur

alkil amina. nyenyak, kelesuan, pusing, dan

CTM efektif digunakan untuk inkoordinasi (Stimulasi paradoks

mengobati flu biasa, konjungtivitis dan kadang- kadang dapat terjadi, terutama

gejala alergi akut seperti rinitis dan pada dosis yang lebih tinggi).
Beberapa teknik analisis telah erlenmeyer, labu ukur, lampu UV 254

dilaporkan untuk memperkirakan CPM nm, mikropipet, pipet tetes, plastic

termasuk spektrofotometri serapan wrap, spatel logam, timbangan analitik.

turunan kedua, HPLC, polarografi dan Bahan yang digunakan pada penelitian

penentuan kolorimetri. Penelitian ini yaitu tablet klorfeniramin maleat,

literatur yang komprehensif ini HCL pekat, N-heksan / eter, NaOH,

mengungkapkan kurangnya metode aquadest dan etanol.

analisis spektrofotometri sederhana Pengenceran dan Pembuatan Larutan

untuk mendeteksi CTM dalam formulasi Induk

tablet matriks pelepasan terkontrol dan Timbang dengan teliti 20 mg

massal. Semua metode ini memakan klorfeniramin maleat, larutkan dalam

waktu dan didasarkan pada prosedur 100 mL larutan Encerkan 80 mL larutan

sistem pelarut yang rumit, sehingga baku dengan larutan HCl (1 bagian HCl

kurang ekonomis. Peluang pemecahan pekat dalam 100 bagian aquadest)

masalah juga meningkat seiring dengan hingga 100 mL.

kompleksitas dan juga mengarah pada Pengukuran Lambda Maksimum

kebutuhan tenaga teknis yang efisien. (λmaks)

Upaya prosedur analisis yang Siapkan larutan klorfeniramin maleat 6

sederhana, akurat, dan tepat melalui ppm hasil pengenceran larutan induk

spektrofotometri ini berhasil dilakukan dengan larutan HCl pekat (1 dalam 100

untuk mengukur kandungan obat dalam aquadest). Lakukan setting pada

bentuk murni dan juga bentuk sediaan. instrumen spektrofotometer. Klik mode

scan pada alat. Setting instrument start

B. METODE PENELITIAN 400 untuk UV dan 800 untuk visible,

Alat dan Bahan serta end start 200 untuk UV dan 400

Alat yang digunakan pada penelitian ini untuk visible. Klik measure, masukkan

yaitu alat spektrofotometer UV-Vis, blanko ke dalam spektro. Klik continue,

aluminium foil, batang pengaduk, setelah itu blanko dikeluarkan dan

corong kaca, corong pisah, gelas beaker, masukkan larutan klorfeniramin maleat

gelas ukur, kertas saring, labu 6 ppm yang telah disiapkan.


Pembuatan Kurva Baku Standar pisahkan setiap lapisan asam ke

Buat lima serial larutan pengenceran dalam corong pisah 2 dan buang

dari larutan induk: konsentrasi 2 ppm, 4 lapisan heksan. Ekstrak asam pada

ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm dengan corong pisah 2 ditambahkan 10 mL

larutan HCl pekat (1 dalam 100 NaOH 1 M dan 50 mL heksan, kocok

aquadest) dalam labu ukur 10 mL. Klik hati-hati, pindahkan lapisan asam ke

mode quant - setting standard curve. dalam corong pisah 3 yang berisi 50

Pada menu instrument masukkan lamda mL heksan. Kocok corong pisah

maksimum yang dihasilkan pada ketiga hati-hati, buang lapisan asam.

langkah sebelumnya. Pada menu Cuci larutan heksan pada corong

standard masukkan parameter serial pisah 2 dan 3 berturut-turut dengan

kadar dalam unit ppm atau mg/L. 20 mL aquadest, buang lapisan air

Penetapan Kadar CTM pada Sampel keduanya. Ekstraksi larutan heksan

1. Preparasi Sampel CTM yang terdapat pada corong pisah 2

Timbang dan gerus 20 tablet obat dan 3 masing-masing dengan 20 mL,

yang mengandung CTM. Timbang 20 mL, dan 5 mL larutan HCl pekat (1

kembali serbuk dengan teliti hingga dalam 100 aquadest). Lakukan

setara dengan 4 mg klorfeniramin ekstraksi pada corong pisah ketiga

maleat. Siapkan 3 corong pisah yang terlebih dahulu, setelah itu corong

bersih dan kering. Masukkan serbuk pisah kedua. Tampung seluruh

yang telah ditimbang ke dalam ekstrak asam dalam labu ukur 50 mL,

corong pisah 1 yang berisi 20 mL lalu encerkan dengan larutan HCl

larutan HCl pekat (1 dalam 100 pekat (1 dalam 100 aquadest) sampai

aquadest). Kocok kuat selama 5 tanda batas.

menit. Tambahkan 20 mL heksan, 2. Pengukuran Sampel

kocok hati-hati, pisahkan lapisan Encerkan 4 mL larutan sampel

asam ke dalam corong pisah 2. Kocok yang telah dipreparasi dengan

lapisan heksan yang tersisa dua kali, larutan HCl pekat (1 dalam 100

tiap kali dengan 10 mL larutan HCl aquadest) hingga 10 mL. Ukur

pekat (1 dalam 100 aquadest), serapan larutan uji pada panjang


gelombang maksimum. Hitung

jumlah mg CTM dalam sediaan. 10 ppm

Lakukan triplo. V1 x M 1 = V2 x M 2

V1 x 200 = 10 x 10

C. HASIL PENGAMATAN V1 = 0,5 ml

Perhitungan Pengenceran 3. Perhitungan Larutan Sampel

1. Pengenceran Larutan Induk 100 Y = ax + b

ppm 0,080 = 0886x + 0,0344

Ppm = mg / L x = 0,080 / 0,886 + 0,0344

= 20mg / 0,1 L x = 0,090 + 0,0344

= 200 ppm x = 0,1244 mg/L

2. Pengenceran Larutan Standar 4. Pengenceran dan % Rendemen

dengan Konsentrasi 2 : 4 : 6 : 8 : 10 Fp = 10 / 4

ppm Fp = 2,5 X

2 ppm % rendemen = x / g x 100%

V1 x N1 = V2 x N2 = 0,1244/4 x 100%

V1 x 200 = 10 x 2 = 3,11 %

V1 = 0,1 ml

4 ppm Pengukuran Lambda Maksimum

V1 x N1 = V2 x N2 (λmaks)

V1 x 200 = 10 x 4

V1 = 0,2 ml

6 ppm

V1 x N1 = V2 x N2

V1 x 200 = 10 x 6

V1 = 0,3 ml
Gambar 1. Kurva Lamda Maksimum
8 ppm

V1 x M 1 = V2 x M 2
Konsentrasi Absorbansi
V1 x 200 = 10 x 8 (mg/ml) (abs)
V1 = 0,4 ml 2 0,181
4 0,384 dengan Panjang gelombang maksimum
6 0,587
pada pembuatan kurva baku.
8 0,838
10 0,84 Persamaan garis regresi linier CTM
Tabel 1. Absorbansi Seri Konsentrasi
terbaik berdasarkan besarnya nilai r2
Larutan Baku CTM
sebesar 0,9491 pada persamaan y =

0,0886x + 0,0344.

E. SIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu


Gambar 2. Kurva Baku CTM
verifikasi metode analisis berupa
D. PEMBAHASAN
linieritas memenuhi persyaratan yang
Penelitian ini pengujian CTM
ditetapkan. Sampel paracetamol
saja dilakukan dalam sistem pelarut
setelah dianalisis dengan
yang berbeda dengan lingkungan pH
spektrofotometri UV-Vis
yang bervariasi. Pelarut tersebut
mendapatkan persamaan regresi
adalah HCl 0,1N, N-heksan/eter dan
linier y = 0,077x + 0,482 dengan r2
NaOH. Pemilihan pelarut dilakukan
sebesar 0,991.
berdasarkan serapan maksimum

(Hukum Beer Lambert). Di antara

semua larutan HCl 0,1N menunjukkan

serapan yang lebih tinggi sedangkan


DAFTAR PUSTAKA
maksimum diamati pada panjang

gelombang 250 nm. Metode yang Nugraha F et al, Penetapan Kadar


dikembangkan ditemukan linier pada Paracetamol dalam Jamu di Kota
Pontianak Menggunakan Instrumen
konsentrasi obat ini 2ppm, 4ppm, Spektrofotometri UV-Vis.
6ppm, 8ppm dan 10 ppm. Universitas Tanjungpura.
Pontianak: Indonesian Journal of
Uji linearitas didasarkan pada Pharmaceutical Education (e-
hubungan linier antara konsentrasi Journal) 2023; 3 (1): 77 – 87, 2023.
Muldianah D. et al, Metode Analisis
Paracetamol (Acetaminophen)
dalam Darah, Plasma, dan Serum
Manusia. Universitas
Singaperbangsa Karawang: Jurnal
Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat, Volume 2 No. 1 Juni
2022 (1-12).

Destiani Y.C. et al, Validasi Metode


Analisis dan Pengujian Force
Degradation Study pada Merek
Dagang yang Mengandung
Paracetamol. Universitas Ma
Chung: Jurnal Ilmiah Ibnu Sina,
7(1), 2022.

Anda mungkin juga menyukai