Anda di halaman 1dari 24

Uji Penetapan Mutu Ekstrak Daun

Mint Secara Spesifik

Nama Kelompok : Meysiska Trisnaningtyas (1041611101)


Nola Ajeng Pitaloka (1041611113)
Nofia Nur Cahyani (1041611115)
Tujuan Penelitian
Mahasiswa dapat melakukan uji
parameter mutu ekstrak daun mint
secara spesifik
Pendahuluan

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan


mengekstrak zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan.

Standarisasi merupakan persyaratan dasar untuk menjaga


mutu yang tetap dari produk tanaman obat. Setiap proses produksi
tanaman obat harus mengurus standarisasi yang berhubungan
dengan :
a. Tanaman obat
b. Pelarut ekstrak
c. Pengendalian mutu preparasi tanaman obat
Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Papermint
Morfologi dan Klasifikasi Daun Mint
Tanaman mint berasal dari benua Eropa. Tanaman ini bisa
tumbuh di mana saja seperti di benua Eropa, Asia, Afrika, Australia
dan Amerika Utara. Tanaman mint adalah tanaman aromatic dikenal
sebagai salah satu tanaman herbal tertua di dunia (TIM FMIPA, 2012)
Klasifikasi daun mint adalah sebagai berikut (USDA, 2009):

Filum: Spermatophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub kelas: Asteridae
Ordo: Lamiales
Famili: Lamiaceae
Genus: Mentha
Spesies: Mentha piperita
Manfaat Tanaman Mint

Tanaman Mint menghasilkan minyak papermint


yang digunakan sebagai bahan campuran dan beberapa
produk farmasi seperti pasta gigi, obat kumur, balsem,
shampo, kosmetik, karminatif diaforesik.
Kandungan Tanaman Mint

Dari semua spesies yang ada papermint paling banyak


mengandung manitol 90% selain itu juga mengandung
flavonoid, phenolict acids, triterpen, vit C, vit A, mineral,
kalsium, pottasium (Sastrohamidjojo, 2002)
Parameter Spesifik

Parameter spesifik meliputi :


1. Deskripsi tata tanaman
2. Organoleptik menggunakan panca indra untuk
pengenalan awal yang sederhana
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
4. Kadar total kandungan golongan kimia, dengan
menetapkan menggunakan spektrofotometri,
volumetri, gravimetri dan lainnya.
Cara Kerja
a. KLT (Kromatografi Lapis Tipis)
Eluen toluen : etil asetat (93 : 7) untuk identifikasi menthol dan eluen
n-butanol : asam asetat glasial : aquadest (5 : 1 : 4) untuk identifikasi
flavonoid dimasukkan dalam chamber yang berbeda

Sampel ditotolkan pada plat silika gel GF 254nm.

Plat dielusi didalam chamber

Lihat hasil KLT pada sinar UV dan beri penampak bercak anisaldehid
(menthol) kemudian dipanaskan diatas hotplate dan AlCl3 (flavonoid).

Hitung Nilai Rf nya


b. Penetapan Kadar Fenolik
1. Pembuatan Larutan Standar Asam Galat
50mg asam galat kedalam 50mL etanol 96%
-konsentrasi 1000ppm

Dipipet 1mL ad 10mL etanol 96%


-konsentrasi 100ppm

Dipipet 2, 3, 4, 5, 6 mL ad etanol 96% 10mL


-konsentrasi 2, 3, 4, 5, 6 ppm
Ditambah 0,5mL reagen Folin-Ciocalteu

Ditambah 4,0mL Na2C03 7%

Ditambahkan aquadest ad 10mL, inkubasi : 30 menit

Diukur absorbannya dengan λ 747nm dengan blanko air suling


dan reagen Folin-Ciocalteu
2. Pengukuran Kadar Fenolik Total
50mg ekstrak dalam 50mL etanol 96%

Dipipet 5mL ad 100mL etanol 96% (2replikasi)

Ditambahkan 0,5mL reagen Folin-Ciocalteu. Diamkan 4-8 menit

Ditambahkan 4,0 Na2CO3 7%


- Homogenkan
Ditambahkan aquadest ad 10mL, diamkan 30menit pada suhu
ruang.

Diukur serapan λ maks 747nm


Hasil

1. KLT Menthol Eluen Toluen : Etil Asetat (93 : 7)

𝟏
Rf = 𝟖 = 0,125 ~ 0,13

hRf = 0,13 × 𝟏𝟎𝟎 = 𝟏𝟑

Dibawah sinar Setalah


Dibawah sinar UV
UV Setelah dipanaskan
dilakukan diatas hotplate
penyemprotan
penampak
bercak
2. KLT Flavonoid Eluen N-butanol : Asam Asetat Glasial : Aquadest (5 : 1 : 4)

7,5
Rf = = 0,93
8

hRf = 0,93 × 100 = 93

Dibawah sinar UV Setelah dilakukan


penyemprotan
penampak bercak
Baku Induk
Kertas + zat = 0,3160 gram
Kertas + sisa = 0,2646 gram
zat = 0,0514 gram

1028
1000ppm = 51,4mg/0,05L = = 102,8ppm
10
Deret Baku
ppm Deret Baku Koreksi Kadar

20 V1 . C1 = V2 . C2 V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 102,8ppm = 10mL . 20mL 2mL . 102,8ppm = 10mL . C2
V1 = 1,9 mL ~ 2,0mL C2 = 20,56ppm
30 V1 . C1 = V2 . C2 V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 102,8ppm = 10mL . 30mL 3mL . 102,8ppm = 10mL . C2
V1 = 2,9 mL ~ 3,0mL C2 = 30,84ppm
40 V1 . C1 = V2 . C2 V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 102,8ppm = 10mL . 40mL 4mL . 102,8ppm = 10mL . C2
V1 = 3,9 mL ~ 4,0mL C2 = 41,12ppm
50 V1 . C1 = V2 . C2 V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 102,8ppm = 10mL . 50mL 5mL . 102,8ppm = 10mL . C2
V1 = 4,9 mL ~ 5,0mL C2 = 51,4ppm
60 V1 . C1 = V2 . C2 V1 . C1 = V2 . C2
V1 . 102,8ppm = 10mL . 60mL 5mL . 102,8ppm = 10mL . C2
V1 = 5,8 mL ~ 6,0mL C2 = 51,4ppm
Absorbansi Baku
No Kadar Absorbansi
1. 20,56 ppm 0,218
2. 30,84 ppm 0,288
3. 41,12 ppm 0,423
4. 51,4 ppm 0,465
5. 61,68 ppm 0,514

A = 0,074
B = 0,007481
r = 0,9788

y = bx + a
= 0,007481 x + 0,074
Sampel Ekstrak Daun Mint

a. Sampel 1
kaca arloji + zat = 29,5457 gram
kaca arloji + sisa = 29,4955 gram
zat = 0,0502 gram
b. Sampel 2
kaca arloji + zat = 29, 4702 gram
kaca arloji + sisa = 29, 4190 gram
zat = 0,0512 gram

Data Absorbansi sampel daun mint


Sampel Absorbansi
Sampel 1 0,566
Sampel 2 0,808
Perhitungan
a. Sampel 1
y = bx + a
0,566 = 0,007481x + 0,074
x = 65,7666ppm

𝑝𝑝𝑚 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 × 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙


Fenol = 1000

65,7666 × 20 × 50,2
= 1000
= 66,03 mg EAG / gram ekstrak

b. Sampel 2
y = bx + a
0,808 = 0,007481x + 0,074
x = 98,1152ppm

𝑝𝑝𝑚 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 × 𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙


Fenol = 1000

98,1152 × 20 × 51,2
= 1000
= 100,47 mg EAG / gram ekstrak
Pembahasan
Pada praktikum kali imi dilakukan penetapan kadar fenolik
ekstrak daun mint. Metode yang digunkan adalah spektrofotometri
UV-Vis. Prinsip dari spektro UV-Vis mengacu pada hukum Lambert-
Beer. Apabila cahaya monokromatik melaui suatu media (Larutan),
maka sebagian cahya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan
dan sebagian lagi dipancarkan.

fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan


dan mempunyai ciri yang sama, yaitu memiliki cincin aromatik yag
mengandung satuatau dua gugus hidroksil. Flavonoid merupakan
golongan fenol terbesar, selain itu juga terdapat beberapa jenis fenol
lainnya seperti fenol monosiklik sedehana, fenilpropanoid dan
kuinon fenolik. Gugus aromatik yang dimiliki oleh senyawa fenol
dapat menyerap kuat pada spektro sinar UV.
Pengujian total fenol ini menggunakan Follin-Ciocalteu
dan sebagai perbandingan menggunakan asam galat. Prinsip kerja
metode Follin-Ciocalteu ini adalah reaksi antara senyawa fenol
dengan reagen Follin-Ciocalteu. Reaksi ini melibatkan oksidasi
gugus fenolik (ROH) dengan campuran asam fosfotungstat dan
asm molibdat dalam reagen, menjadi bentuk quinoid (R=O).
Reduksi reagen Follin-Ciocalteu ini menghasilkan warna biru
sesuai dengan kadar fenol total yang bereaksi. Selanjutnya
dihitung intensitasnya pada panjang gelombang 747nm. Dari
panjang gelombang tersebut diperoleh serapan regresi linier
y=0,007481x + 0,074, dengan nilai kolerasi 0,09788. Asam galat
digunakan sebagai standar pengukuran dikarenakan asam galat
merupakan senyawa polifenol yang terdapat dihampir semua
tanaman.
Penetapan kadar fenolik dari ekstrak daun mint didapat
kadar pada sampel 1 66,03mg EAG/ gram ekstrak dan pada
sampel 2 diperoleh kadar fenolik sebesar 100,47mg
EAG/gram ekstrak.

kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis


kualitatis dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan
memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan
perbedaan kepolarannya. Prinsip kerjanya adalah berdasarkan
adsorpsi dan partisi, dimana sampel akan berpisah bedasarkan
perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang
digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari
bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis
sampel yang ingin dipisahkan. Semakin dekat kepolaran
antara sampel dengan eluen maka sampe akan semakin
terbawa oleh fse gerak tersebut.
Pada percobaan kali ini fase diam yang digunakan
adalah silika GF 254 dan fase gerak yang digunakan ada 2
untuk iden menthol dan flavonoid. Fase gerak 1 toluen : etil
asetat (93 : 7) dan n-butanol : asam asetat glasial : air (5 : 1 :
4). Fase gerak tersebut dimasukkan kedalam chamber tunggu
sampai jenuh, setelah itu sampel ditotolkan pada plat silikanya
kemudian plat dielusi kedalam chamber, setelah selesai dielusi
plat dikeringkan lalu dilihat pada sinar UV setelah itu plat
disemprot dengan penampak bercak anisaldehid (menthol)
kemudian dipanaskan diatas hotplate dan plat iden flavonoid
disemprot dengan AlCl3 dan diperoleh nilai Rf 0,13 dan hRf
13 untuk plat satu, untuk plat kedua didapat Rf 0,93 dan hRf
93. Sehingga dapat disimpulkan Bahwa daun mint termasuk
golongan Terpenoid dan flavonoid.
Kesimpulan
1. Hasil KLT daun mint plat 1 Rf 0,13 dan hRf 13, plat 2 Rf
0,93 dan hRf 93
2. Diperoleh kadar fenol total pada sampel 1 66,03 mg
EAG/gram ekstrak dan sampel 2 100,47mg EAG/gram
ekstrak
3. Dengan panjang gelombang 747nm
4. Operating Time yang didapat 30menit
5. Penetapan kadar fenolik dengan spektrovetometri UV-Vis

Anda mungkin juga menyukai