Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmasi Rumah Sakit
yang di ampu oleh :
apt. Tjatur Wicaksono,S.Farm,MM.
Disusun oleh:
i
1. Aldo Marcello 1041611013 6. Ignes Violita A 1041611075
2. Aprilia Handayani 1041511018 7. Meysiska T 1041611101
3. Dea Ayu Ramadani 1041611039 8. Nadia P 1041611159
4. Desy kumala sari 1041611040 9. Natasya D 1041611161
5. Dewi Soraya 1041511044 10. Yonathan Abadi 1041611154
i
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak apt. Tjatur Wicaksono,S.Farm,MM. selaku dosen mata kuliah farmasi
rumah sakit. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang farmasi rumah sakit “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Rumah
Sakit Terhadap Minat Pasien” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk
kesempurnaan makalah ini.
i
Semarang, April 2020
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
ISI......................................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1. Simpulan..........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2.2.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan kualitas pelayanan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kepuasan pasien ?
3. Adakah metode untuk mengukur kepuasan pasien ?
4. Adakah indikator untuk mengukur kepuasan ?
5. Adakah pengaruh antara kualitas pelayanan dan fasilitas rumah sakit
terhadap kepuasan pasien ?
2
BAB II
ISI
3
(contoh : petugas parkir yang melayani pengunjung ketika memarkirkan
kendaraan meraka ), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta
penampilan pegawainya.
2. Keandalan (reliability), kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanannya sesuai dengan yang dijanjikan serta akurat dan terpercaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepaan waktu, pelayanan,
yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan,sikap yang simpatik, dan
dengan akurasi yang tinggi.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanna yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,dengan
menyampaikan informasi yang jelas.
4. Jaminan dan kepastian (assurance),yaitu pengetahuan, kesopanan, dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi komunikasi, kreadibilitas,
keamanan,kompetensi, dan sopan santun.
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individu
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami
keinginan konsumen.
Konsumen akan menggunakan kelima dimensi kualitas pelayanan untuk
membentuk penilaiannya terhadap kualitas jasa yang merupakan dasar untuk
membandingkan harapan dan persepsinya terhadap jasa. Berkaitan dengan kelima
dimensi kualitas jasa tersebut, perusahaan baru bisa menemukan dengan baik bila
tidak hal tersebut akan menimbulkan kesenjangan antara apa yang diberikan
perusahaan dengan apa yang diharapkan pelanggan yang dapat berdampak kepada
perilaku konsumen dalam melakukan jasa.
Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer) dimensi
kualitas layanan kesehatan menurut Azwar (1996: 40) sebagai berikut: ”Kualitas
pelayanan kesehatan lebih terkait pada ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan
pasien, kelancaran berkomunikasi antara petugas dengan pasien, keprihatinan
serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan atau kesembuhan
penyakit yang sedang diderita oleh pasien”.
4
Kualitas pelayanan rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan
ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek rumah sakit
sebagai suatu sistem. Kualitas asuhan kesehatan adalah derajat dipenuhinya
standar profesi yang baik dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil akhir
seperti yang diharapkan yang menyangkut asuhan, diagnosa, tindakan, dan
pemecahan masalah teknis. Pemahaman konsep tentang kualitas pelayanan terikat
dengan faktor kepuasan pasien walaupun puasnya pasien itu tidak selalu sama
dengan pelayanan berkualitas (Sumarwanto, 1994:54).
Variabel input dalam proses mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan
adalah :
a. Faktor manusia: pemberi jasa layanan langsung (administrator dan profesional
tidak langsung (pemilik ).
b. Faktor sarana: bangunan dan peralatan rumah sakit.
c. Faktor manajemen: prosedur pelayanan yang dipergunakan rumah sakit.
Dengan demikian kualitas pelayanan kesehatan yang baik pada dasarnya
apabila pelayanan tersebut tersedia dan terjangkau, tepat kebutuhan, tepat tujuan,
tepat sumber dayanya, tepat standart profesi, wajar dan aman, memuaskan bagi
pasien yang dilayani.
5
Untuk itu rumah sakit perlu selalu menjaga hubungan dengan penderita-penderita
yang telah menggunakan jasa pelayanan rumah sakit.
Kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan merupakan perbandingan
antara layanan yang diterima dengan layanan yang diharapkan. Bila hasilnya
mendekati satu maka masyarakat akan puas, begitu juga sebaliknya bila harganya
jauh lebih kecil dari satu maka masyarakat semakin tidak puas. Idealnya adalah
melebihi satu yang berarti bahwa jasa layanan yang diberikan melebihi harapan,
atau ada harapan yang tidak diduga (antisipasi) yang dipuaskan. Bila hal ini
tercapai maka masyarakat akan sangat puas terhadap layanan yang diterima
Secara teoritis, definisi di atas dapatlah diartikan, bahwa semakin tinggi selisih
antara kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai keinginan pasien
dengan pelayanan yang telah diterimanya, maka akan terjadi rasa ketidakpuasan
pasien. Asumsi teoritis di atas selaras pendapat Gibson (2007:112), yang dapat
disimpulkan bahwa kepuasan seseorang (pekerja, pasien atau pelanggan) berarti
terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan yang diperoleh dari pengalaman
melakukan sesuatu, pekerjaan, dan memperoleh perlakuan tertentu atau
memperoleh sesuatu sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Istilah kepuasan dipakai untuk menganalisis atau mengevaluasi hasil,
membandingkan kebutuhan yang diinginkan yang ditetapkan individu dengan
kebutuhan yang telah diperolehnya. Berdasarkan uraian di atas dapatlah
disimpulkan bahwa berbagai kegiatan dan prasarana kegiatan pelayanan kesehatan
yang mencerminkan kualitas rumah sakit merupakan determinan utama dari
kepuasan pasien. Pasien akan memberikan penilaian (reaksi afeksi) terhadap
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan yang diterimanya maupun terhadap sarana
dan prasarana kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan. Penilaian terhadap kondisi rumah sakit (kualitas baik atau buruk)
merupakan gambaran kualitas rumah sakit seutuhnya berdasarkan pengalaman
subjektif individu pasien.
Beberapa karakteristik individu yang diduga menjadi determinan dan
indikator kualitas pelayanan kesehatan dan mempengaruhi tingkat kepuasan
pasien, adalah (Utama, 2005:5) berikut ini:
6
a. Umur, masa hidup pasien, yang dinyatakan dalam satuan tahun sesuai
peryataan pasien.
b. Jenis kelamin, yang dapat digunakan untuk membedakan pasien laki-laki atau
perempuan.
c. Lama perawatan, sesuatu periode waktu yang dihitung sejak pasien terdaftar
resmi sebagai pasien rawat inap.
d. Sumber biaya, adalah sumber pembiayaan pasien untuk biaya pelayanan
kesehatan rumah sakit, seperti uang sendiri, asuransi, bantuan sosial, atau
kombinasi diantaranya, dan gratis.
e. Diagnosa penyakit, adalah kegiatan yang dilakukan oleh tugas kesehatan
untuk menentukan jenis, penyebab, dan cara penyembuhan dari penyakit yang
diderita pasien.
f. Pekerjaan adalah status pekerjaan pasien.
g. Pendapatan, adalah jumlah gaji atau penghasilan dalam untuk uang dan
barang (dikonversikan ke nilai uang) rata-rata setiap bulan dari pasien.
h. Pendidikan, adalah status resmi tingkat pendidikan akhir pasien.
i. Suku bangsa, adalah identitas sosial budaya berdasarkan pengakuan pasien,
sehingga dapat dikelompokkan pada kelompok suku bangsa tertentu, seperti
Batak, Jawa, atau Melayu.
j. Tempat tinggal, adalah alamat rumah pasien, termasuk jarak antara rumah
dengan rumah sakit.
k. Kelas perawatan, adalah tipe ruangan tempat perawatan yang menunjukkan
padatingkatan pelayanan kesehatan seta pasilitas yang diperoleh dan dapat
dini kmati pasien di rumah sakit.
l. Status perkawinan, adalah identitas pasien sehingga dapat dikategorikan
sebagai sudah kawin, belum kawin, janda, atau duda.
m. Agama, adalah identitas pasien ynag dapat digunakan sebagai dasar
pengelompokan sebagai pemeluk Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu
atau Budha.
n. Preferensi, adalah serangkaian alasan atau sebab mengapa pasien memilih,
menetapkan atau mengutamakan untuk dirawat di rumah sakit tertentu.
7
2.2.1. Indikator Tolok Ukur Kepuasan Pasien
Selanjutnya, menurut Utama (2005:5 ) indikator pelayanan kesehatan yang
dapat menjadi prioritas menentukan kepuasan pasien, diantaranya adalah seperti
berikut:
a. Kinerja tenaga dokter, adalah prilaku atau penampilan dokter rumah sakit
dalam proses pelayanan kesehatan pada pasien, yang meliputi ukuran:
layanan medis, layanan nonmedis, tingkat kunjungan, sikap, dan
penyampaian informasi.
c. Kondisi fisik, adalah keadaan sarana rumah sakit dalam bentuk fisik seperti
kamar rawat inap, jendela, pengaturan suhu, tempat tidur, kasur dan sprei.
d. Makanan dan menu, adalah kualitas jenis atau bahan yang dimakan atau
dikonsumsi pasien setiap harinya, seperti nasi, sayuran, ikan, daging, buah-
buahan, dan minuman. Menu makanan adalah pola pengaturan jenis makanan
yang dikonsumsi oleh pasien.
8
Indikator pelayanan kesehatan yang dipilih pasien sebagai prioritas ukuran
kualitas pelayanan kesehatan, cenderung akan menjadi sumber utama
terbentuknya tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian
pasien berdasarkan perasaanya, terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang telah menjadi bagian dari pengalaman atau yang dirasakan
pasien rumah sakit; atau dapat dinyatakan sebagai cara pasien rumah sakit
mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat kualitas pelayanan di rumah sakit,
sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa kepuasan (Utama, 2005: 6).
Penilaian kualitas dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena
birokrasi publik seringkali memiliki kewenangan monopolis sehingga para
pengguna jasa tidak memiliki alternatif sumber pelayanan.
9
konsumen, sedangkan di pihak lain penilaian juga dapat dilakukan pada dimensi
provider atau secara lebih dekat lagi adalah terletak pada kemampuan kualitas
pelayanan yang disajikan petugas pelayanan dari tingkat manajerial hingga ke
tingkat front line service.
Survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung
dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan
menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasaan melalui
metode ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sebagai berikut :
10
Melakukan pengukuran secara langsung melalui pertanyaan tentang tingkat
kepuasaan pelanggan.
b. Derived dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan
pelanggan tehadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan,
c. problem analysis
d. Importance-performanca analysis.
Responden agar menilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja perusahaan dalam
masing-masing elemen/atribut tersebut.
Menurut Tjiptono (2006) desain dan tata letak fasilitas jasa erat kaitannya
dengan pembentukan persepsi pelanggan. Sejumlah tipe jasa, persepsi yang
terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap
kualitas jasa tersebut dimata pelanggan.
11
Setiap perusahaan khususnya di bidang kesehatan atau rumah sakit memiliki
standar fisik yang meliputi :
1. Area Parkir
Adanya tempat parker di lingkungan rumah sakit membuat tamu / pasien nyaman.
2. Lobby
Tempat menunggu bagi para tamu / pasien dalam menerima layanan dari
resepsionis ataupun petugas rumah sakit.
3. Kamar
Sarana utama bagi pasien rawat inap, di dalam kamar biasanya terdapat tempat
tidur, lemari, kamar mandi, kipas angin atau AC, dan sebagainya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan
Fasilitas Terhadap Kepuasan pasien pada Rumah Sakit, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
13