Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian
di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika
bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut
mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan
bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya
untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat
itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Dewasa ini rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat. Industri rokok
melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup
modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh. Sebagian besar
orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan berlebih.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang
sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dan masih banyak lagi. Asap
rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara
dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok
semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi
polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya
yang macet.
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat
menjumpai anggota masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar merokok di tempat-
tempat umum. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah dilakukan menujukkan
bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para
perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila dihirup oleh orang-orang yang berada
di sekitarnya (perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para

1
perokok pasif memiliki resiko kesehatan yang lebih tinggi daripada para perokok itu
sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru mengancam
para perokok, baik perokok aktif maupun pasif.
Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi
rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya. Sebagian besar
penyakit yang akan diderita oleh orang yang merokok adalah penyakit yang umumnya
tidak dapat disembuhkan.
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sangat
penting untuk diketahui oleh masyarakat luas. Hal inilah yang menjadi dasar penyusun
untuk memberikan Asuhan Komunitas pada Keluarga Tn. D dengan Bahaya Rokok di
Desa Tanjung Menang, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin Tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah apa saja bahaya yang terkandung dalam rokok.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran nyata dalam memberikan Asuhan Komunitas pada
Tn. D dengan Bahaya Rokok di Desa Tanjung Menang, Kecamatan Banyuasin III,
Kabupaten Banyuasin Tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
Dengan dilakukannya praktek Asuhan Kebidanan Komunitas, diharapkan
mahasiswa mampu dalam:
1. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. D dengan Bahaya Rokok.
2. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada keluarga Tn. D dengan Bahaya Rokok.
3. Menentukan diagnosa potensial pada keluarga Tn. D dengan Bahaya Rokok.
4. Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada keluarga Tn. D dengan Bahaya
Rokok.
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada Tn. D dengan Bahaya Rokok.
6. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada Tn. D dengan Bahaya
Rokok.
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada Tn. D dengan Bahaya
Rokok.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok
2.1.1 Definisi
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman
Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan (Heryani, 2014).
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak
beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung
(walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Di Indonesia pemasaran rokok adalah pemasaran produk yang paling heboh.
Gencar menyelusup ke segenap wilayah kehidupan masyarakat disemua strata. Tua,
muda, miskin dan kaya bisa menikmati rokok. Hal yang biasa, produsen rokok
menjadi sponsor acara musik, sehingga masyarakat, kawula muda khususnya bisa
menikmati pertunjukkan musik artis idolanya dengan cuma-cuma. Sponsor acara
olahraga. Meskipun di dunia olahraga, merokok adalah hal yang tabu. Menjadi
donatursponsor untuk pengelolaan, keindahan taman suatu kota, kegiatan seminar
dan lain sebagainya.

2.1.2 Bahan Baku Rokok


Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut:
1. Tembakau
Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk
dalam spesies Nicotiana tabacum (Santika, 2011).
2. Cengkeh
Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar. Bunga cengkeh
dipetik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan di bawah sinar
matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan mesin sebelum
ditambahkan ke dalam campuran tembakau untuk membuat rokok kretek
(Anonim, 2013).

3
2.1.3 Kandungan Rokok
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah sebagai berikut:
1. Nikotin
Menurut Jeanne Mandagi, (1996) nikotin dalam jumlah kecil mempunyai
pengaruh menenangkan, tetapi kadangkadang bisa meradang. Ditambahkan
pula oleh Sue Armstrong (1991) bahwa nikotin merupakan bahan kimia yang
tidak berwarna dan merupakan salah satu racun paling keras. Meghisap satu
batang rokok berarti telah menghisap 23 mg nikotin. Jika asapnya tidak dihisap,
nikotin yang terhisap hanya 11,5 mg saja. Bagi orangorang yang bukan
perokok atau yang tidak biasa merokok, dengan menghisap 12 mg nikotin saja
sudah menyebabkan mereka pusing, sakit kepala, mual dan muntah. Mereka
berkeringat dan terasa sakit di daerah lambung.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard. Bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen,
juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan
kerja miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga dapat
meningkatkan adrenalin yang membuat jantung berdebar lebih cepat dan bekerja
lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung meningkat
sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat (Tawbariah et al., 2014).
Oleh karena itu, semakin banyak rokok dihisap, semakin hebat jantung dipacu.
Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit
(penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
2. Tar
Lebih dari 2000 zat kimia baik berupa gas, maupun partikel padat terkandung
dalam asap rokok. Diantara zatzat tersebut ada yang mempunyai efek
karsinogen. Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa
sesudah dihilangkan nikotin dan tetesantetesan cairannya. Sebatang rokok
menghasilkan 10 30 mg tar. Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar
yang lebih banyak. Tar merupakan kumpulan berbagai zat kimia yang berasal
dari daun tembakau sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau dalam
proses pertanian dan industri sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya. Oleh

4
karena itu, kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan
dengan dengan resiko timbulnya kanker karena tar mempunyai efek karsinogen.
3. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau sama sekali.
Gas ini bisa kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil. Karbon monoksida
menggantikan 15% oksigen yang seharusnya dibawa oleh sel-sel darah merah.
Karbon dioksida juga dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan
meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah, menyebabkan
pembuluh darah tersumbat.
Karbon monoksida yang terkandung dalam rokok dapat mengikat dirinya
pada HB darah akibatnya oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh
tubuh ( padahal yang diperlukan tubuh adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik
otak maupun organ tubuh yang lain tidak dapat berfungsi. Seperti halnya mesin
yang perlu udara untuk membakar bensin agar mesin tersebut bergerak, maka
tubuh kita perlu oksigen untuk membakar makanan yang disimpan dalam
jaringan tubuh untuk memberikan energi. Selanjutnya, efek dari karbon
monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan menyempit dan
mengeras sehingga akhirnya dapat mengakibatkan peyumbatan.
Satu batang rokok yang dibakar mengandung 3 6 % karbon monoksida dan
dalam darah kadarnya mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya
adalah 1%. Perokok dengan kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat
serangan 3 kali lipat dibanding dengan bukan perokok. Gabungan karbon
monoksida dengan nikotin akan mempermudah para perokok menderita penyakit
penyempitan dan penutupan pembuluh darah dengan akibatakibatnya.
Seandainya saja para perokok mengetahui hal ini, tentunya mereka tidak akan
memberikan kesempatan pada sebuah penyakit untuk dapat memasuki tubuhnya.

2.1.4 Pembagian Rokok


Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:
a. Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok putih mengandung 14 - 15
mg tar dan 5 mg nikotin (Alamsyah, 2009).

5
b. Rokok Kretek
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok
kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan 44-45 mg nikotin (Alamsyah, 2009).
c. Rokok Klembak
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2. Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu:
a. Rokok Filter : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
b. Rokok Non Filter : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.1.5 Jenis Rokok


Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi delapan, yaitu:
1. Rokok
Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan.
2. Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung bahan adiktif sehingga
dinilai lebih aman dibanding rokok modern.
3. Rokok Gulungan atau Lintingan
Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri ini sebagian besar
disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.
4. Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara. Bidis dihisap lebih
intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi peningkatan pemasukan
nikotin yang dapat menyebabkan efek kardiovaskuler.
5. Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh menimbulkan aroma
yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam dari pada rokok biasa.
6. Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis lainnya, seringkali
cerutu hanya mengandung tembakau saja.

6
7. Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap rokok biasa,
sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk mendapatkan kadar nikotin
yang tinggi dalam tubuh.
8.Pipa Air
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi bahwa cara ini
sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering digunakan adalah hookah,
bhang, narghile, shisha.
7. Filter Rokok
Filter rokok yang terbuat dari asetat selulosa berfungsi untuk menahan tar
dan partikel rokok yang berasal dari rokok yang dihisap, namun dalam
jumlah sangat sedikit. Filter juga berfungsi untuk mendinginkan rokok
sehingga menjadi mudah dihisap (Mustikaningrum, 2010).

B. Perokok
1. Definisi Perokok
Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif bila
orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila
orang tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas
merokok sendiri (KBBI, 2012).
Definisi lain dari perokok adalah mereka yang merokok setiap hari untuk
jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya masih merokok saat
survei dilakukan (Octafrida, 2011).
2. Klasifikasi Perokok
Bustan (2007), membagi perokok dibagi atas tiga kategori, yaitu ringan (1-
10 batang perhari), sedang (11-20 batang perhari) dan berat (lebih dari 20
batang perhari). Klasifikasi perokok juga dapat ditentukan oleh Indeks
Brinkman (IB) dengan rumus: jumlah rata-rata konsumsi rokok perhari
(batang) x lama merokok (tahun), dengan hasil ringan (0-199), sedang (200-
599) dan berat (>600).
3. Tipe Kondisi Perokok
Menurut Syafiie (2009) ada empat perilaku merokok, yaitu:
1. Kondisi perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif
Terdapat tiga sub tipe perokok yang menjadikan rokok sebagai penambah
kenikmatan yang sudah didapat, seperti merokok setelah makan atau
minum kopi, merokok untuk sekedar menyenangkan perasaan, dan suatu
kenikmatan seorang perokok saat memegang rokoknya.
2. Kondisi merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif
Perokok merokok saat marah, cemas dan gelisah. Rokok dianggap
sebagai penyelamat.
3. Kondisi merokok yang adiktif
Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan
setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
4. Kondisi merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok bukan karena untuk mengendalikan
perasaan, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Ia

7
menghidupkan api rokoknya bila rokok yang sebelumnya telah benarbenar
habis.
3. Faktor Penyebab Perilaku Merokok
Faktor yang menyebabkan seseorang merokok diantaranya sebagai berikut:
1. Gemerlap mengenai perokok
Sebagai hasil dari kampanye besar-besaran dari rokok di media iklan dan
media cetak, maka semakin banyak pria, wanita, tua dan muda yang
menjadi perokok.
2. Kemudahan mendapatkan rokok, harganya yang relatif murah, dan
distribusinya yang merata.
3. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok bagi kesehatan.
4. Adanya anggapan bahwa merokok dapat mengatasi kesepian, kesedihan,
kemarahan dan frustasi.
5. Faktor sosio-kultural seperti pengaruh orang tua, teman dan
kelompoknya.
4. Alasan Merokok
Menurut Sadikin et al,. (2008) alasan seseorang merokok ialah sebagai
berikut:
1. Khawatir tidak diterima di lingkungannya jika tidak merokok.
2. Ingin tahu, alasan ini banyak dikemukakan oleh kalangan muda,
terutama perokok wanita.
3. Untuk kesenangan, alasan ini lebih banyak diutarakan oleh perokok pria.
4. Mengatasi ketegangan, merupakan alasan yang paling sering
dikemukakan, baik pria maupun wanita.
5. Pergaulan, karena ingin menyenangkan teman atau membuat suasana
menyenangkan, misalnya dalam pertemuan bisnis.
6. Tradisi, alasan ini hanya berlaku untuk etnis tertentu.

8. Dampak Rokok Bagi Kesehatan


Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011)
merokok membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok
menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan,seperti :
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok
mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in second
(FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko menderita PPOK
(Saleh, 2011).
2. Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan dengan
penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi. Risiko
terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding
pada bukan perokok (Andina, 2012).
3. Pegaruh Rokok Terhadap Mata
Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang terjadi di
bagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak diketahui,
banyak logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok
dapat merusak protein lensa (Muhibah, 2011).
4. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi
Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria maupun
wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan

8
mengalami penuruan berat badan, lahir prematur, bahkan kematian janin
(Anggraini, 2013).

2.1.4 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan


Merokok sudah merupakan hal yang biasa kita jumpai . Kebiasaan ini sudah
begitu luas dilakukan baik dalam lingkungan berpendidikan tinggi maupun
berpendidikan rendah. Merokok sudah menjadi masalah yang kompleks yang
menyangkut aspek psikologis dan gejala sosial. Merokok memang mengganggu
kesehatan. Kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti
akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kebiasaan merokok tidak hanya merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang
disekitarnya. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya. Tidak hanya bagi kesehatan, merokok juga menimbulkan akibat buruk
di bidang ekonomi. Di negara industri maju, kini terdapat kecenderungan untuk
berhenti merokok, sedangkan di negara berkembang, khususnya Indonesia justru
cenderung timbul peningkatan kebiasaan merokok.
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan
partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen
sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun
komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
Rokok dan asapnya mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan. Tidak hanya bagi
perokok itu sendiri, tetapi juga bagi perokok pasif yang hanya ikut menghirup asapnya saja.
Dilihat dari bahan bahan yang berbahaya dalam rokok, nikotin dapat menaikkan tekanan
darah dan mempercepat denyut jantung hingga pekerjaan jantung menjadi lebih berat, karbon
monoksida dapat menyingkirkan oksigen yang dibutuhkan tubuh dengan mengikat dirinya
pada HB darah, dan tar memicu timbulnya kanker. Asap yang dihembuskan para perokok
dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke).
Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap
samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan
dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40
jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana
bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon
monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada
asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahanbahan
ini dapat
bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung 3 kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan
pernapasan. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena
rokok bersifat candu. (Yudshistira. Penyuluhan Bahaya Rokok. 2008. http//:

9
yudhistirapanjaitan.blogspot.com (19 Desember 2009 )). Dari pendapat ini kita
tahu bahwa asap rokok mengandung komponenkomponen
dan zatzat
yang
berbahaya bagi tubuh. Banyaknya komponen tersebut tergantung pada tipe
tembakau, temperatur pembakaran, panjang rokok, porositas kertas pembungkus,
bumbu rokok serta ada tidaknya filter. Partikel dalam asap rokok dapat
menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik). Nikotin, karbon monoksida, dan
bahanbahan
lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam
pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah.
Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang kurangnya 25
jenis penyakit, diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker
usus dan rahim, kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas,
kanker payudara, kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik, strok,
osteoporosis, jantung, kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat,
keguguran bayi, bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah,
penyakit mulut, dan kerusakan mata. Diantaranya akan dijelaskan
sebagai berikut:
a. Penyakit Kanker Paru
Terdapat hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dengan
kanker paru sebab penyebab utama dari penyakit ini adalah rokok.
Bahkan Chaerunnisa. Bahaya rokok bagi kesehatan paru. 2008.
http//:lifestyle.okezone.com yang secara tegas menyatakan bahwa
rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paruparu.
Oleh
karena itu, kebiasaan merokok harus dihentikan. Mengingat tidak
adanya obat yang manjur untuk menyembuhkan kanker paru, tetapi
obat obatan dan oksigen yang diperlukan hanya untuk meringankan
gejalanya saja
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi
saluran napas dan jaringan paruparu.
Pada saluran napas besar, sel
mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak
(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga
penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.
Pada jaringan paruparu,
terjadi peningkatan jumlah sel radang
dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada
perokok akan timbul perubahan pada fungsi paruparu
dengan segala
macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya
penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok
merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema
paruparu,
bronkitis kronis, dan asma.
Terdapat pula hubungan erat antara kebiasaan merokok,
terutama rokok, dengan timbulnya kanker paru. Partikel asap rokok,
seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan
karsinogen. Tar juga berhubungan dengan risiko terjadinya kanker.

10
Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker
paru pada perokok mencapai 1030
kali lebih sering.
b. Penyakit Jantung Koroner
Banyak orang mengira bahwa kanker paru merupakan bahaya
terbesar akibat merokok. Sesungguhnya, penyakit jantung koronerlah
yang jauh lebih berbahaya. Menurut Hans Tjandra. Merokok dan
Kesehatan. 2003. http//:www.compas.co.id (19 Desember 2009 ))
banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok
dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per
tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6
juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah
penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI
tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat
penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen
(peringkat pertama). Dengan demikian, merokok menjadi faktor utama
penyebab penyakit jantung koroner tersebut. Bukan hanya
menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk
bagi pembuluh darah otak dan perifer sebagaimana akibat yang
dihasilkan karbon monoksida.
Efek rokok terhadap jantung dapat dijelaskan melalui efek
kimia. Ada dua zat yang dianggap mempunyai efek yang besar yaitu
CO ( Karbon Monoksida ) dan nikotin. Efek berkepanjangan dari
karbon monoksida adalah bahwa jaringan pembuluh darah akan
terganggu, menyempit dan mengeras sehingga dapat mengakibatkan
penyumbatan.
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati
mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 24
kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini
meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap.
Faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktorfaktor
lain, seperti
hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap
tercetusnya PJK. Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit
jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama
sesudah rokok dihentikan.
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran
(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak
pembuluh darah perifer. Pembuluh darah yang melibatkan pembuluh
darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan
pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan
amputasi.
c. Penyakit Stroke
Penyakit stroke merupakan penyumbatan pembuluh darah
otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan
merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada
perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam penelitian
yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan
kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS
pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul ratarata

11
dalam 8 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok
timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada
perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga
berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan
melawan AIDS.
d. Penyakit Mulut
Merokok terutama dapat menimbulkan penyakit
kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paruparu,
oesophagus,
laryng, dan rongga mulut. Kanker di dalam rongga mulut biasanya
dimulai dengan adanya iritasi dari produkproduk
rokok yang
dibakar dan dhiisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak
sakit. ( Gklinis. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan
Mulut . 2004. http://info.gizi.net (20 Desember 2009)). Memang
terdapat keterkaitan yang erat antara merokok dengan kesehatan
mulut karena aktivitas merokok dimulai di mulut.
Merokok juga dapat menimbulkan kelainankelainan
rongga mulut misalnya pada lidah, gusi, mukosa mulut, gigi dan
langitlangit
yang berupa stomatitis nikotina dan infeksi jamur.
PENGARUH MEROKOK TERHADAP LIDAH.
Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada
papilafiliformis (tonjolan/juntai pada lidah bagian atas) sehingga
menjadi lebih panjang (hipertropi). Di sini hasil pembakaran rokok
yang berwarna hitam kecoklatan mudah dideposit, sehingga
perokok sukar merasakan rasa pahit, asin, dan manis, karena
rusaknya ujung sensoris dari alat perasa (tastebuds).
PENGARUH MEROKOK TERHADAP GUSI. Jumlah
karang gigi pada perokok cenderung lebih banyak daripada yang
bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat
menimbulkan berbagai keluhan seperti gingivitis atau gusi
berdarah. Disamping itu hasil pembakaran rokok dapat
menyebabkan gangguan sirkulasi peredaran darah ke gusi sehingga
mudah terjangkit penyakit.
PENEBALAN MUKOSA ( SELAPUT LENDIR )
AKIBAT MEROKOK. Merokok merupakan salah satu faktor
penyebab Leukoplakia yaitu suatu bercak putih atau plak pada
mukosa mulut yang tidak dapat dihapus. Hal ini bisa dijumpai pada
usia 3070
tahun yang mayoritas penderitanya pria terutama yang
perokok.
Iritasi yang terus menerus dari hasil pembakaran tembakau
menyebabkan penebalan pada jaringan mukosa mulut. Sebelum
gejala klinis terlihat, iritasi dari asap tembakau ini menyerang selsel
epitel mukosa sehingga aktivitasnya meningkat. Gejala ini baru
terlihat bila aktivitas seluler bertambah dan epitel menjadi tebal,
terutama tampak pada mukosa bukal (mukosa yang menghadap
pipi) dan pada dasar mulut. Perubahan mukosa mulut terlihat
sebagai bercak putih. Bercak putih tersebut mungkin disebabkan
karena epitel yang tebal jenuh dengan saliva (air ludah). Para ahli

12
mengatakan bahwa leukoplakia merupakan lesi praganas
di dalam
mulut. Perubahan leukoplakia menjadi ganas 36%.
Kebiasaan merokok sangat mempengaruhi kesehatan mulut
terutama perubahan mukosa (selaput lendir) ini. Kebanyakan,
kanker di dalam mulut dimulai dengan perubahan mukosa.
Perubahan ini tidak menimbulkan rasa sakit (lesi praganas)
sehingga tidak diperhatikan sampai keadaan menjadi lanjut. Oleh
karena itu jika terdapat bercak putih, sedini mungkin datang ke
dokter gigi. Biasakan memeriksa gigi setiap 6 bulan sekali,
meskipun tidak mengalami keluhan dan yang paling penting adalah
kemauan yang keras untuk menghilangkan kebiasaan merokok,
jika perlu konsultasi dengan dokter.
NODA ATAU STAIN KARENA TEMBAKAU. Gigi
dapat berubah warna karena tembakau. Pada mulanya noda ini
dianggap disebabkan oleh nikotin, tetapi sebetulnya adalah hasil
pembakaran tembakau yang berupa tar. Nikotin sendiri tidak
berwarna dan mudah larut. Warna coklat terjadi pada perokok
biasa, sedang warna hitam terjadi pada perokok yang menggunakan
pipa. Nodanoda
tersebut mudah dibersihkan karena hanya terdapat
di dataran luar gigi. Tetapi pada orang yang merokok selama
hidupnya, noda tersebut dapat masuk ke lapisan email gigi bagian
dalam dan sukar untuk dihilangkan.
e. Dampak Bagi Perokok Pasif
Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok
dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya. Namun mereka
biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap bahwa
merokok adalah urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok
bukan urusan pribadi. Asap rokok tidak hanya berpengaruh kepada
perokok aktif, tetapi juga mengotori udara sekitar.
Orang orang yang bukan perokok, tetapi ikut menghirup
udara yang tercemar asap rokok dinamakan perokok pasif ('passive
smoking'). Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan dan rokok
yang mengepul ke udara luar ditambah dengn asap yang
dihembuskan oleh perokok mengandung zat kimia yang lebih
tinggi daripada yang dihisap oleh perokok sendiri yang labil.
Mereka yang peka sebagai perokok pasif terutama adalah bayi dan
anak anak.
Risiko yang akan diterima perokok pasif antara lain dapat
mengalami kanker paru dan penyakit jantung, masalah prnapasan
termasuk radang paru dan bronchitis, sakit atau pedih mata, bersin,
batuk batuk, dan sakit kepala.
Di samping itu, perokok pasif juga mempunyai risiko yang
lebih tinggi untuk mengidap berbagai penyakit, 30 % penyakit
jantung dan 25% kanker. Bagi ibu hamil yang merokok akan
mengalami pengaruh buruk antara lain akan mengalami keguguran,
pendarahan, bayi lahir prematur, bayi meninggal / meninggal
setelah lahir, bayi lahir dengan berat badan rendah ( lebih rendah
dari normal ) dan bayi sering sakit.
Penyakitpenyakit

13
yang timbul akibat merokok selain mempengaruhi
kesehatan, juga akan mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga
terampil atau tenaga eksekutif. Dengan kematian mendadak atau kelumpuhan
yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan
produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga
beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Dari sudut ekonomi
kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah
biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan,
bahkan negara.
2.4 Upaya Penanggulangan Bahaya Rokok
Kebiasan merokok memang sulit untuk dihentikan. Sudah seharusnya
upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari
segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di
kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan
bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat
pada umumnya. Tokohtokoh
panutan masyarakat, termasuk para pejabat,
pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah
sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Profesi kesehatan, terutama
para dokter, berperan sangat penting dalam penyuluhan dan menjadi contoh bagi
masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter harus segera dihentikan. Perlu pula
pembatasan kesempatan merokok di tempattempat
umum, sekolah, kendaraan
umum, tempat kerja, pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok, memasang
peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok. Iklim tidak merokok
harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang
menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
Adanya upaya prevensi dan motivasi untuk menghentikan perilaku
merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan
menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk
merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan
merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh
dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program
tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini
dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusidiskusi
tentang
berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk
kampanye ini adalah sekolahsekolah,
televisi atau radio. Pesanpesan
yang
disampaikan meliputi:
a. Meskipun orangtua Anda merokok, Anda tidak perlu harus meniru,
karena Anda mempunyai akal yang dapat dipakai untuk membuat
keputusan sendiri.
b. Iklaniklan
merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya
Anda mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
c. Anda tidak harus ikut merokok hanya karena temanteman
Anda

14
merokok. Anda bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka
pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh
diri sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain. Bagi mereka yang susah
untuk menghentikan kebiasaan merokok ini, kadang kadang akan mengalami
frustasi, mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi. Adanya jalan tengah untuk
menyikapi hal ini memungkinkan mereka boleh merokok tiga sampai lima batang
sehari, tetapi mereka harus sedapat mungkin mengendalikan faktor faktor risiko
lainnya. Mereka bisa ditolong dengan mengunyah permen bila dorongan untuk
merokok timbul.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia. Maksud
utama dari Hari Bebas Tembakau ini adalah untuk mendorong para perokok
secara sukarela berhenti merokok sebagai langkah awal untuk mengurangi atau
berhenti sama sekali, menghimbau para penjual rokok untuk secara sukarela tidak
menjual rokok selama sehari sebagai suatu tindakan demi kepentingan dan
kebaikan umum, menghimbau media massa terutama di negara negara yang
sedang bekembang untuk tidak memuat atau menyebarluaskan iklan rokok selama
sehari demi kepentingan dan kebaikan umum juga.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS TERHADAP Tn. M DI KELURAHAN


KAYUARA KUNING KECAMATAN BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN

3.1 Data Umum


3.1.1 Identifikasi Keluarga
Kepala Keluarga : Tn. M
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Tidak Pasti
Alamat : Kelurahan Kayuara Kuning, Kec. Banyuasin III, Kab. Lahat

Jumlah Anggota Keluarga


No Nama JK Umur Hub KK Pekerjaan Keadaan Ket
1 Tn. M Lk 36 th KK Petani Sehat -
2 Ny. S Pr 32 th Istri IRT Sehat -
3 An. B Pr 10 th Anak Pelajar Sehat -

16
4 An. R Pr 4 th Anak - Sehat -

Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup
harmonis.

3.1.2 Genogram

Ket : : Laki-laki

: Perempuan

3.1.3 Situasi Lingkungan


a. Rumah
Luas : 18 m x 4 m
Jenis Rumah : Tersendiri
Letak : Jauh dari vector
Dinding : Tembok
Atap : Genteng
Lantai : Keramik
Cahaya : Teramh
Ventilasi : Cukup
Jendela : Ada
Kebersihan : Cukup
Jumlah Ruangan :4

a. Air Minum
Asal : Sumur, PAM
Kualitas : Baik

17
Konsumsi air : Bersih

b. Pembuangan Sampah
Sampah : Dibuang di Tempat Pembuangan Umum

c. Jamban dan Kamar Mandi


Jenis Jamban : Leher Angsa
Jarak dengan sumber air : 10 m
Kebersihan : Cukup
Kamar mandi : Ada

d. Pekarangan dan Selokan


Pengaturan : Teratur
Kebersihan : Bersih
Air Limbah :Teratur
Tanaman Peneduh : Ada
Peralatan Pekarangan : Ada
3.1.4 Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan
Kebiasaan Tidur Ayah Ibu Anak
Lama istirahat siang 1 jam 1 jam -
Istirahat malam 5 jam 5 jam 8 jam
Gangguan Susah tidur Tidak ada Tidak ada
b. Kebiasaan Makan
Makan 3x/hari 3x/hari 3x/hari
Porsi 1 piring 1 piring 1 piring
Jenis Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
c. Pola Eliminasi
BAB 1x/hari 1x/hari 1x/hari
Warna Kuning Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek Lembek
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
BAK 3-4x/hari 3-4x/hari 3-4x/hari

18
Warna Kuning Kuning Kuning
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
d. Personal Higiene
Mandi 2x/hari 2x/hari 2x/hari
Keramas 2x/hari 3x/minggu 1x/hari
Gosok Gigi 2x/hari 2x/hari 2x/hari
e. Pola Kebiasaan Kesehatan
Minum Alkohol Tidak Tidak Tidak
Merokok Tidak Tidak Tidak
Obat-obatan Terlarang Tidak Tidak Tidak

3.1.5 Keadaan Kesehatan Keluarga


a. Imunisasi : Imunisasi kedua anaknya lengkap
b. KB : Ibu menggunakan alat kontrasepsi pil KB
c. Gizi : Pertumbuhan keluarga baik, BB sesuai dengn umur.
d. Penyakit yang diderita : Tidak ada
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Puskesmas dan BPM terdekat
3.2 Data Khusus
3.2.1 Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kel. Kayuara Kuning, Kec. Banyuasin III, Kab. Banyuasin

3.2.2 Keluhan Utama


Ibu mengatakan bahwa ibu mengalami keputihan, terasa gatal, berbau tidak sedap, dan
berwarna kuning kehijauan.

3.2.3 Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan mengalami keputihan sejak seminggu yang lalu dan tidak pernah
mengalami keputihan hingga terasa gatal, dan berbau tidak sedap sebelumnya.

19
3.2.4 Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.

3.2.5 Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan
menahun.

3.2.6 Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Makan : 3x/hari, menu nasi, laku, sayur
Minum : 6-7 gelas/hari, air putih, teh, susu
b. Pola Istirahat
Siang : 2 jam/hari
Malam : 6-7 jam/hari
c. Pola Eliminasi
BAK : 4-5x/hari, warna kuning, jernih, bau khas
BAB : 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
d. Pola Personal Higiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari

3.2.7 Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 120/70 mmHg T : 36,7C
P : 78 x/m RR : 22 x/m
TB : 156 cm BB : 52kg

3.2.8 Analisis Data

20
BAB IV
PEMBAHASAN

21
4.1 Pembahasan Masalah
Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan rendahnya cakupan pemeriksaan IVA
diwilayah kerja tanah garam. Adapula upaya langsung yang dilakukan dengan melakukan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan IVA, untuk deteksi dini
kanker serviks kepada masyarakat. hal ini dimaksud agar program pencegahan dan
pemberantasan penyakit dipiskesmas tanah garam dapat tercapai.
Dari hasil data yang didapat bahwa masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pemeriksaan IVA dari 5114 orang wanita usia subur, dengan target hanya 16% pertahun
maka diharapkan ada 818 orang yang melakukan pemeriksaan IVA Pertahun tapi hasilnya
hanya didapatkan 81 orang saja yang melakukan pemeriksaan IVA hal ini jauh dari
standar. Jika di persenkan 100% maka hasil yang didapat hanya 10 % didapat dari 818
orang dan hanya 81 orang yang melakukan pemeriksaan IVA.
Hal ini mungkin dapat disebabkan dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,
ekonomi keluarga yang masih lemah,dan pemikiran bahwa kalau belum terjadigejala yang
berarti mereka tidak akan datang berobat, dan kurangnya dukungan dari keluarga seperti
suaminya.

4.2 Pembahasan dan Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah

No Variabel masalah
Faktor Penyebab masalah Alternatif Pemecahan masalah
penyebab
1 Manusia Masih rendahnya pengetahuan Wanita Memberikan penyuluhan kepada
Usia Subur (WUS) yang sudah melakukan pengetahuan Wanita Usia Subur
hubungan seksual tentang pemeriksaan (WUS) yang sudah melakukan
IVA hubungan seksual tentang
Tidak adanya kader khusus untuk pemeriksaan IVA
mengajak masyakat untuk dilakukan Menjelaskan kepada Wanita
pemeriksaan IVA Usia Subur (WUS) yang sudah
Kurangnya motivasi Wanita Usia Subur melakukan hubungan seksual
(WUS) yang sudah melakukan hubungan tentang pentingnya pemeriksaan
seksual untuk pemeriksaan IVA IVA

22
Membentuk kader khusus untuk
mengajak masyakat untuk
dilakukan pemeriksaan IVA
2 Metode Kurangnya sosialisasi / penyuluhan pada Mengadakan penyuluhan/
Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah konsultasi tentang pemeriksaan
melakukan hubungan seksual tentang IVA
pemeriksaan IVA Membuat format pelaporan yang
Kurangnya pelaporan dari praktek dokter jelas kepada dokter/bidan praktek
swasta dan bidan swasta yang melakukan swasta yang melakukan
pemeriksaan IVA pemeriksaan IVA
3 Money Dana APBD untuk pembentukan kader/ Menyediakaan APBD khusus
petugas IVA untuk kader/ petugas yang
Kurangnya dana yang tersedia untuk bertugas mengajak dan merekrut
pembuatan beberapa media komunikasi masyarakat untuk ikut dalam
seperti Poster, brosur, dan pamflet. pemeriksaan IVA
Mengatur sedemikian hingga
penggunaan dana pertahun yang
diberikan oleh pusat untuk media
komunikasi yang akan digunakan.
Disamping itu, dapat juga diatasi
dengan cara mencari donatur lain
yang dapat bekerja sama dalam
pemenuhan dana tersebut.
4 Sarana Dana APBD untuk pengadaan sarana dan Menyediakan APBD untuk
prasarana khusus pemeriksaan IVA pengadaan sarana dan prasarana
khusus untuk pemeriksaan IVA
5 Lingkungan Kurangnya dukungan dari Keluarga Meningkatkan peranan dan
(suami) dukungan dari keluarga (suami)

3.7 Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah


1. Man

23
Rendahnya pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah melakukan hubungan
seksual mengenai bahaya kanker serviks dan pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini
kanker serviks serta masih rendahnya pemahaman suami tentang pemeriksaan IVA.
Kegiatan : Penyuluhan kepada Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah
melakukan hubungan seksual mengenai kanker serviks dan
pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks serta
memberikan pemahaman terhadap suami mengenai pemeriksaan
IVA
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) yang
sudah melakukan hubungan seksual serta memberikan
pemahaman terhadap suami mengenai pemeriksaan IVA
Sasaran : Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah melakukan Seksual,
Suami
Lokasi : Puskesmas. Puskesmas Pembantu, Posyandu
Volume Kegiatan : Sekali setahun
Pelaksanaan : Dokter, dan petugas yang mendapatkan pelatihan
pemeriksaan IVA

2. Method
Program khusus dari Puskesmas mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA
sebagai deteksi dini kanker serviks secara berkala
Kegiatan I :
Kegiatan : Jadwal khusus untuk pemeriksaan IVA gratis melalui
program puskesmas keliling secara berkala sebagai deteksi dini
kanker serviks ( Safari IVA )
Tujuan : Meningkatkan angka cangkupan pemeriksaan IVA di
wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
Sasaran : Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah berhubungan
seksual
Lokasi : Puskesmas Keliling
Volume Kegiatan : Sekali setahun
Pelaksana : Dokter, dan petugas yang mendapatkan pelatihan
pemeriksaan IVA

24
Kegiatan II
Kegiatan : Pembentukaan kader-kader khusus untuk pemeriksaan
IVA disetiap wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
Tujuan : - Mengajak dan menghimbau Wanita Usia Subur (WUS)
agar datang pada penyuluhan dan pemeriksaan IVA di puskesmas.
a. Mendata dan mengunjungi Wanita Usia Subur (WUS) yang tidak
datang pada penyuluhan dan pemeriksaan IVA
b.Memberikan pengertian pada suami-suami yang tidak menyetujui
untuk dilakukannnya pemeriksaan IVA pada istrinya.

3.8 Plan of Action


Volume
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksanaan
kegiatan
1. Penyuluha Meningkatkan Wanita Usia Puskesmas, Sekali Dokter dan
n kepada pengetahuan Subur Puskesmas setahun petugas yang
Wanita Wanita Usia (WUS) yang Pembantu, mendapatkan
Usia Subur (WUS) sudah Posyandu pelatihan
Subur yang sudah melakukan pemeriksaan
(WUS) melakukan seksual, IVA
yang hubungan suami
sudah seksual serta
melakuka memberikan
n pemahaman
hubungan terhadap
seksual suami
mengenai
pemeriksaan
IVA
2. Jadwal Meningkatkan Wanita Usia Puskesmas Sekali Dokter dan
khusus angka cakupan Subur Keliling setahun petugas yang
untuk pemeriksaan (WUS) yang mendapatkan

25
pemeriksa IVA sudah pelatihan
an IVA berhubungan pemeriksaan
gratis seksual IVA
melalui
program
puskesma
s kelliling
secara
berkala
3. Pembentu Mengajak dan WUS yang Puskesmas Sekali Petugas yang
kan menghimbau telah keliling setahun bertanggung
kader- WUS agar berhubungan dan jawab
kader datang pada seksual Posyandu terhadap IVA
khusus penyuluhan
untuk dan
pemeriksa pemeriksaan
an IVA IVA

BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai rendahnya kunjungan masyarakat ke puskesmas untuk
pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks diwilayah kerja tanah garam tahun 2015.
Dari hasil data yang didapat bahwa masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pemeriksaan IVA dari 5114 orang wanita usia subur, dengan target hanya 16% pertahun maka
diharapkan ada 818 orang yang melakukan pemeriksaan IVA Pertahun tapi hasilnya hanya
didapatkan 81 orang saja yang melakukan pemeriksaan IVA hal ini jauh dari standar. Jika di
persenkan 100% maka hasil yang didapat hanya 10 % didapat dari 818 orang dan hanya 81
orang yang melakukan pemeriksaan IVA
Dari data yang ada rendahnya kunjungan masyarakat ke Puskesmas Tanah Garam tahun
2015 sekitar 90% tidak pernah memeriksakan diri ke puskesmas, hal ini disebakan karena
pengetahuan masyarakat yang masih kurang terhadap pemeriksaan IVA, dimana masyarakat

26
hanya mengetahui sedikit saja tentang kanker serviks ini, maka untuk itu akan sering
dilakukan penyuluhan ke kelurahan-kelurahan disekitar tanah garam untuk meningkatkan
kunjungan untuk melakukan pemeriksaan IVA.

4.2. Saran
1. Membentuk jadwal khusus untuk pemeriksaan IVA dan membentuk beberapa
orang kader yang akan melakukan monitoring kegiatan setiap bulan.
2. Memaksimalkan kinerja petugas serta membangun koordinasi lintas sector / lintas
program.
3. Memaksimalkan peran bidan desa dalam memberikan penyuluhan tentang
pemeriksaan IVA kepada masyarakat.
4. Memperluas relasi antara bidan desa dengan praktek swasta/ fasilitas kesehatan di
luar puskesmas agar deteksi dini kanker leher rahim yang berada di wilayah
kerjanya tetap terpantau dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan


Lingkungan. 2009. Pencegahan Kanker Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta :
DEPKES RI
2. Hacker. 2001. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Jakarta : EGC
3. Hidayat. 2007. Metode Penelitian. Jakarta : Pustaka Pelajar
4. Mansjoer. 2005. Gangguan Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
5. Muninjaya AAG. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC: 2004
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 tahun 2014.
http://sinforeg.litbang.depkes.go.id.
7. Rasjidi, B. 2009. Deteksi Dini Pencegahan Kanker pada Wanita. Jakarta : Sagung
Seto
8. Romauli, S. 2012. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika
9. Sukaca. 2009. Kanker Leher Rahim. Yogyakarta : Briliant Books
10. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : Sagung
Seto

27

Anda mungkin juga menyukai