Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL ILMIAH

BAHASA INDONESIA

JUDUL :
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN TUBUH
DISUSUN OLEH :

Nama : Natashia Astuti

NIM : 24040121130073

Jurusan : Fisika

Kelas :A

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAAN

1.1 Latar Belakang

Kebiasaan merokok yang telah menjadi budaya dari berbagai negara di


belahan dunia. Dengan mayoritas perokok di belahan dunia, 47% adalah
populasi pria, sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai usia.
Alasan mereka merokok beraneka ragam, dari yang faktor gengsi dan agar
disebut jagoan, hingga dari kalangan tua dengan alasan stres dan ketagihan
adalah faktor penyebab mereka merokok. Serta pengetahuan yang mereka
pahami tentang dampak dari merokok, sejauhmana seseorang mampu
mengetahui dan memahami tentang rokok. Pengetahuan yang baik tentang
merokok terhadap kesehatan akan berbeda perilaku meroroknya dibandingkan
mereka yang berpengetahuan kurang. Bahkan mungkin mereka telah paham
tentang dampak dari merokok namun mereka abaikan hanya untuk kesenangan
semata tanpa memikirkan dampak bagi kesehatan tubuh.

Data dari WHO pada tahun 201 menunjukkan bahwa di dunia setiap
tahun terjadi kematian dini akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) pada data
kelompok usia 30-69 tahun sebanyak 15 juta. Sebanyak 7,2 juta kematian
tersebut diakibatkan konsumsi produk tembakau dan 70 persen kematian
tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia.

Kajian Badan Litbangkes tahuan 2015 menunjukkan Indonesia


menyumbang lebih dari 230.000 jiwa yang meninggal akibat konsumsi produk
tembakau setiap tahunnya. Globocan tahun 2018 menyatakan, dari total
kematian akibat kanker di Indonesia, kanker pparu-paru menepati urutan
pertama penyebab kematian yaitu sebesar 12,6%. Berdasarkan data Rumah Sakit
Umum Pusat Persahabatan 87% kasus kanker paru berhubungan dengan
merokok.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rokok?


2. Apa zat yang terkandung dalam rokok dan dampak dari merokok?
3. Mengapa remaja merokok jika dilihat dari prespektif fisiologi dan
psikologi?
4. Manakah yang lebih berbahaya antara rokok tembakau atau rokok
elektrik?
5. Bagaimana cara untuk berhenti merokok?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui alasan perokok.


2. Untuk mengetahui dampak merokok.
3. Untuk mengetahui apa itu rokok.
4. Untuk mengetahui cara berhenti merokok.
5. Untuk mengetahui lebih berbahaya mana antara vape dengan rokok
tembakau.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Rokok

Rokok atay sigaret adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara
70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau kering yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang
lainnya. Pada awalnya manusia di dunia yang merokok adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada
abad 16 rokok mulai masuk ke Bangsa Eropa namun berbeda tujuan dengan
Bangsa Indian. Jika di bangsa Indian merokok untuk ritual di Eropa merokok
hanya untuk kesengan semata. Kemudian abad ke 17 para pedagang Spanyol
masuk Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Rokok diberdakan menjadi beberapa jenis dengan berbagai dasar


perbedaannya. Pembedaan ini seperti bahan pembungkus, bahan baku, proses
pembuatan dan penggunaan filter pada rokok. Jenis rokok juga dilihat dari kadar
nikotin dan tarnya. Jika dilihat dari bahan pembungkusnya dibedakan menjadi
klobot, kawung, sigaret, cerutu, dan rokok daun nipah. Dilihat berdasarkan
bahan baku atau isi rokok dibedakan menjadi rokok putih, kretek, dan klembak,
berdasarkan porses pembuatannya dibedakan menjadi sigaret kretek tangan dan
sigaret kretek mesin. Sedangkan jika berdasarkan fillter dibedakan menjadi
rokok filter dan rokok non filter.

2.2 Kandungan dalam Rokok

Situs Food and Drug Administration menyebutkan bahwa terdapat lebih


dari 70 bahan kimia pada rokok yang dapat mengakibatkan kanker.
2.2.1 Nikotin

Nikotin adalah suatu zat yang dapat membuat kecanduan dan


mempengaruhi sistem syaraf, mempercepat detak jantung (melebihi
detak normal), sehingga menambah resiko terjana penyakit jantung.
Sama halnya denga kafein, nikotin bersifat stimulan ringan dan adiktif
sehingga dapat menimbulkan efek ketergantungan. Karena sifatnya
adiktif, menyebabkan para perokok sulit untuk berhenti merokok. Meski
bersifat adiktif, nikotin bukan penyebab utama penyakit akibat kebiasaan
merokok. Sebuah penelitian dilakukan oleh UK Royal College of
Physicians, institusi medis di Inggris, membuktikan bahwa resiko
penyakit dari merokok bukan disebabkan dari nikotin. Melainkan
kandungan yang lebih berbahaya dari asap rokok akibat dari
pembakaran.

Kerja nikotin saat masuk ke dalam tubuh dapat merangsang otak


untuk melepaskan hormon dopamin yang membuat perasaan menjadi
lebih senang dan tenang untuk sementara waktu. Sumber nikotin paling
tinggi ditemukan dalam tembakau. Nikotin juga ditemukan di dalam
tanaman lain seperti kentang, terung dan juga tomat. Namun jika nikotin
yang ada di dalam tembakau dikonsumsi oleh anak dibawah usia 18
tahun dapat mengakibatkan gangguan perkembangan otak. Dan pada ibu
hamil dapat mengakibatkan menghambat pertumbuhan janin dan
meningkatkan resiko terjadinya kelahiran prematur.

2.2.2 Tar

Tar adalah zat kimia dan partikel padat yang hanya dihasilkan
saat rokok dibakar, berbeda dengan nikotin yang merupakan kandungan
alami dari tembakau. Tar merupakan zat yang memiliki sifat
karsinogenitk atau dapat memicu pertumbuhan sel-sel kanker di dalam
tubuh. Tar bisa menumpuk di gigi dan menyebabkan gigi menjadi
berwarna kuning. Warna paru-paru perokok dengan orang yang tidak
merokok berbeda,akibat tar dan asap rokok yang masuk ke dalam paru-
paru dan mengendap sehingga paru-paru berwarna hitam.

Ketika rokok dibakar menghasilkan asap rokok yang


mengandung tar dan terhirup. Maka tar akan mengendap di dalam paru-
paru. Dalam jangka waktu yang lama, endapan tar dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit di paru-paru seperti emfisema, bronkitis,
PPOK dan kanker paru. Tar tidak hanya berbahaya bagi kesehatan paru-
paru namun juga berbahaya bagi kesehatan tubuh lain. Tar juga dapat
masuk ke dalam aliran darah, sehingga dapat menyebabkan penyakit
gusi, gangguan kesuburan atau kemandulan, diabetes, kanker mulut, dan
penyakit jantung.

2.2.3 Karbon monoksida

Di dalam rokok terdapat salah satu gas beracun yaitu karbon


monoksida. Senyawa ini dihasilkan dari pembakaran rokok yang tidak
sempurna. Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak memiliki
rasa dan bau. Jika terhirup terlalu banyak, sel-sel darah merah akan lebih
banyak mengikat karbon monoksida dibandingkan dengan oksigen.
Lama kelamaan berakibat terhadap fungsi otot dan jantung akan
menurun. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, lemas pusing,namun
dalam skala besar dapat mengakibatkan koma bahkan kematian.

2.2.4 Kadmium

Kadmium merupakan salah sat gas beracun yang terdapat di


dalam asap rokok dengan presentase 40-60 persen. Jika terhitup masuk
ke dalam paru-paru dengan kadar yang tinggi dapat mengakibatkan
gangguan sensorik, muntah, diare, kejang, kram otot, gagal ginjal, dan
meningkatkan resiko kanker.

2.2.5 Arsenik

Arsenik adalah bahan yang umumnya banyak ditemukan dalam


racun tikus dan pertisida. Ketika tembakau ditanam pada tanam yang
mengandung arsenik, maka tembakau akan menyerap arsenik. Sehingga
tembakau akan mengandung arsenik di dalamnya. Sebagai bahan utama
pembuatan rokok tembakau yang mengandung arsenik dapat
menimbulkan bahaya. Paparan terhadap arsenik tingkat tinggi dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker
saluran kemih, kanker ginjal, dan kanker hati.

2.3 Faktor Penyebab Remaja Merokok

Ada beberapa faktpr yang mendorong remaja untuk merokok. Dikatakan


Klinke dan Meeker (dalam Aritonang, 1997) bahwa motif remaja merokok
adalah dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan
berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, dan relaksasi.

Selain itu seperti yang diungkapkan oleh Leventhal dan Clearly


(Cahyani, 1995) terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi
perokok yaitu:

1. Tahap Preparatory, yaitu seseorang mendapatkan gambaran yang


menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar,
melihat, atau hasil bacaan. Hal-hal ini memimbulkan minat atau
niatan untuk merokok.
2. Tahap Initiation yaitu tahap perintisan merokok yang mana tahap
apakah seseorang akan meneruskan ataukah tidak niatnya
tersebut terhadap perilaku merokok.
3. Tahap becoming a smoker , yaitu apabila seseorang telah
mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang per hari maka
mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
4. Tahap maintenace of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi
salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self-regulation).
Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang
menyenangkan.

Selain faktor perkembangan remaja dan kepuasan psikologis, masih


banyak faktor dari luar individu memperngaruhi proses pembentukan perilaku
merokok. Pada dasarnya perilaku merokok adalah perilaku yang dipelajari. Hal
itu berarti ada pihak-pihak yang berpengaruh besar dalam proses sosialisasi.
Pihak-pihak tersebut meliputi:

1. Faktor orangtua dan keluarga


Salah satu temuan tentang remaja merokok adalah bahwa anak-
anak muda yang berasal dari keluarga yang tidak bahagia, dimana
orang tuanya tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan
memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk
menjadi perokok dibandingkan anak-anak muda yang berasal dari
lingkungan keluarga yang bahagia. Remaja yang dari keluarga
yang tidak bahagia akan mencari pengalihan atau kesenangan,
salah satunya dengan merokok. Selain itu, jika orang tuanya
merokok, akan lebih rentan untuk terpengaruh dan
mencontohnya.
Hal tersebut dikata olah Baer & Corado (dalam Atkinson,
Pengantar Psikologo, 1999).
2. Teman
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja yang merokok,
kemungkinan besar teman-temannya juga seorang perokok, dan
sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 8% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat perokok begitu pula
dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991). Karena selain
lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan berpengaruh besar
dalam kehidupan. Banyak remaja yang terpengaruh terhadap
teman sepermainannya, untuk ikut-ikut atau mencontoh temannya
agar tidak dijauhi, menjadi bahan cemohan, atau agar terlihat
keren dimata teman-temannya.
3. Diri sendiri
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu.
Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit raga maupun
jiwa, mengusir kebosanan. Sehingga mereka mencari hal-hal
yang mungkin dapat memberikan kesenangan, ketenangan
walaupun sesaat. Selain alasan tersebut, konformitas sosial
menjadi pemicu. Orang yang memilki skor tertinggi pada
teskonformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna
dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor rendah
(Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok
Tanpa disadari iklan-iklan rokok dapat memicu seseorang
menjadi perokok. Dari iklan-iklan tersebut memberikan
gambaran bahwa perokok adalah lambang dari keglamoran,
cowok sekali, hal tersebut memicu remaja untuk ikut berperilaku
seperti itu.

2.4 Rokok Elektrik


Semakin perkembangnya teknologi terdapat trend rokok elektrik. Rokok
elektrik atau disebut juga vape semakin hari semakin banyak perokok yang
menggunakan rokok elektrik ini. Beberapa orang menyebutkan bahwa rokok
elektrik lebih bergaya dan lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Vape tidak
memiliki kandungan tembakau seperti rokok tradisional. Namun, hal itu tidak
dapat menjadi tolak ukur bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok
tradisional.

Vape mengandung bahan yang hampir sama dengan rokok tembakau


pada umumnya. Kandungan vape antara lain nikotin yang dapat menyebabkan
kecanduan, propilen glikon sebenarnya zat ini tidak berbahaya untuk dikonsumsi
namun uap dari zat tersebut dapat membuat mata iritasi dan berbahaya jika
dikonsumsi oleh pengidap asma, karena dapat membuat penyakit asma semakin
sering kambuh. Kemuadian ada perisa, vape memiliki berbagai rasa yang akan
membuat harum asap rokok yang dihembuskan. Namun, dibalik rasanya
terkandung satu zat yang berbahaya, yaitu disetil. Jika zat diasetil dihirup, maka
bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Jadi vape belum
tentu lebih aman dari rokok tembakau pada umumnya.

2.5 Cara Berhenti Merokok

Bagi seorang perokok, terutama perokok berat untuk berhenti merokok


bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, beberapa kandungan dalam rokok dapat
menimbulkan efek kecanduan. Namun, ada beberapa cara berhenti merokok
yang dapat dilakukan agara terlepas dari kebiasaan buruk ini, di antaranya:

a. Mencoba terapi pengganti nikotin(nocotine-replacement theraphy).

Pertama-tama harus berkonsultasi terlebih dahulu ke doktor sebelum


terapi ini. Terapi pengganti nikotin umumnya bertujuan untuk mengatasi rasa
frustasi dan meredakan gejala putus obat yang sering dirasakan saat seorang
perokok berusaha berhenti merokok. Media terapi pengganti rokok beragam,
mulai dari permen karet, tablet hisap, inhaler, dan semprotan hidung.

b. Menjalani terapi perilaku.


c. Mencoba hipnoterapi
d. Mengonsumsi makanan sehat
e. Berolah raga secara rutin
f. Menghindari pemicu kebiasaan merokok.
g. Mengelola stres
h. Membuat daftar alasan untuk berhenti merokok.
i. Selalu katakan tidak pada rokok

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Kualitatif


Metode kualitatif adalah mencari data yang dibutuhkan. Hasil dari
metode ini adalah data yang bersifat narasi dan bukan angka.
B. Metode Penelitian Deskriptif
Metode penelitian deskriptif dilakukan dengan membuat gambaran
keadaan suatu objek atau subjek dengan rinci. Deskripsi difokuskan pada
masalah yang akan dibahas. Kemampuan mendeskripsikan sesuatu sangat
berperan penting untuk membuat data semakin akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson. Introduction of Psychology. Harcourt Brace


Jovanovich, Inc, 1983. Penerjemah: Dra. Nurdjannah Taufiq. Pengantar Psikologi (Jilid
1). Jakarta Erlangga, 1999.

Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson. Introduction of Psychology. Harcourt Brace


Jovanovich, Inc, 1983. Penerjemah: Dra. Nurdjannah Taufiq. Pengantar Psikologi (Jilid
2). Jakarta Erlangga, 1999.

https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/apa-itu-vape/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rokok

https://www.alodokter.com/9-kandungan-rokok-yang-berefek-mengerikan-untuk-tubuh

Anda mungkin juga menyukai