Kelas : Manajemen A4 Mata Kuliah : Teori Analisis & Pasar Modal NIM/NPM : 20133200163 Dosen : Latifah Putranti S.E., M.S.c
Keuangan Perilaku
A. Definisi Keuangan Perilaku
Behavorial Finance (Perilaku Keuangan) adalah subbidang perilaku ekonomi bidang studi ini berfokus pada bagaimana pengaruh psikologis dapat memengaruhi keadaan pasar.Pengaruh dan bias psikologis mempengaruhi perilaku keuangan investor dan praktisi keuangan. Sehingga, pengaruh dan bias perilaku invesor/trader dapat menjadi sumber penjelasan dari semua kejadian anomali pasar dan khususnya anomali yang terjadi di pasar saham, seperti naik atau turunnya harga saham dalam sehari. B. Bias-Bias Kognitif 1. Heuristik Heuristik merupakan sebuah aturan yang sederhana serta efisien yang umum digunakan oleh manusia untuk dapat membentuk penilaian pada suatu hal dan bisa digunakan pula untuk membuat suatu keputusan. Dalam bukunya yang terbit pada tahun 1990, Dudung Abdurahman berpendapat bahwa heuristik merupakan teknik riset yang digunakan dalam historiografi melalui keterampilan untuk menemukan, mengenali serta merinci terkait topik-topik tertentu dengan menggunakan catatan kecil. 2. Overcofidence Overconfidence adalah perasaan percaya pada dirinya sendiri secara berlebihan. Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan oleh Griffin & Varey (1996), menyatakan bahwa overconfidence terbagi menjadi dua tipe yaitu seseorang yang bersikap overconfidence karena terlalu percaya akan pengetahuan yang dimilikinya dan dikarenakan terlalu percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri. 3. Mental Accounting Akuntansi mental mengacu kepada kecenderungan orang untuk memisahkan uang mereka ke dalam rekening yang terpisah (berbeda) berdasarkan kriteria subjektif, seperti sumber uang dan niat untuk setiap akun. Menurut teori, individu menetapkan fungsi yang berbeda untuk masing-masing kelompok aset, yang sering memiliki efek yang tidak rasional dan merugikan pada keputusan mereka. Meskipun banyak orang yang menggunakan akuntansi mental, mereka mungkin tidak menyadari betapa tidak logis pemikiran ini. Misalnya, orang sering memiliki ‘celengan’ atau dana yang disisihkan untuk liburan atau membeli rumah, namun mereka masih membawa kartu kredit. 4. Framing Framing adalah Ungkapan, atau bagaimana investasi "dibingkai", dapat menyebabkan kita, sebagai investor, mengubah kesimpulan kita tentang apakah investasi itu baik atau buruk. Yang menarik adalah ketika investor tidak yakin dengan semua fakta, atau dalam situasi di mana ada banyak faktor yang tidak dapat diketahui, sebenarnya ada kemungkinan tinggi untuk pengambilan keputusan refleksif. Dengan demikian, kemungkinan dipengaruhi oleh bias framing juga meningkat. 5. Disposition Effect Disposition effect merupakan bauran antara rasa takut (fear) dan pengharapan (hope). Trader takut merugi dan berharap harga saham akan berbalik naik lagi, sehingga terus menerus mempertahankan saham yang harganya merosot. Ketika harga benar-benar naik lagi, ia takut kehilangan profit sehingga malah terlalu buru-buru menjual sahamnya. Singkatnya, bias ini membuat trader mengambil keputusan investasi yang mungkin tidak rasional.